Share

11. Seksi!

“Aaa!!! Tidak mau!!!” Teriakan nyaring dari mulut Kejora terdengar melengking.

Ini akibat dari Mike yang menggelitiki perut Kejora. Mereka tengah bercanda tawa di pinggir pantai.

Usai pertemuan kedua dan ketiga, Mike setuju ikut berlibur bersama Kejora dan kedua sahabatnya yang lain, Kania dan pacarnya. Mereka tengah berlibur ke Bali.

“Makanya jangan bermain-main denganku, hahaha ....” tawa puas Mike bahkan terdengar menggelegar.

Tadi, Kejora hanya mengerjai Mike untuk memakan makanan yang terbuat dari kaki ayam. Mike yang tak pernah mencoba merasa jijik dan membayangkan bagaimana bisa kaki hewan yang tak berpelindung itu dimakan.

“Masa kau kalah sih? Kamu bilang kamu pernah memakan serangga di Thailand? Tapi makan ceker saja tak berani,” ejek Kania yang meremehkan Mike.

Mike mengangkat tangannya menyerah diserbu dua gadis Indonesia yang menurutnya cantik itu.

“Well, aku akui. Kalian, wanita Indonesia sangat berani. Puas?” ujarnya sambil memasang tampang kalahnya.

Kejora dan Kania masih tertawa mengejek Mike.

Benar-benar kacau. Begitu menurut Mike.

Mike memandangi sekelilingnya, dia bolak-balik memandangi wanita-wanita lain yang menjadi pengunjung pantai dan kembali memandang Kejora dari atas sampai bawah.

Jarinya masih menjepit dagunya sendiri, seolah-olah menganalisis sesuatu yang salah.

Kejora ikut mencoba meneliti apa yang salah darinya saat ini.

Matanya memicing dan tangannya tersilang di dadanya sendiri saat ini. “Kau?! Kau kenapa memandangku begitu Mike?!” todong Kejora merasa risih.

Otaknya sudah berkelana jauh memprediksi apa yang tengah dilihat oleh pria bule satu ini.

Mike masih terdiam, menatap tubuh Kejora intens.

Wajah gadis itu sampai memerah memikirkan hal yang tidak-tidak saat ini.

“Mike!” pekiknya mencoba menghentikan pemikiran pria itu.

“Apa?”

Kejora menjad gelagapan saat mata biru Mike tepat memandang dalam ke arah maniknya. Pusat penglihatannya tersedot pada iris biru itu.

Lagi-lagi dadanya berdegup hebat bukan main. Rasanya seperti sedang dilempar ke atas dan bawah, terayun dan tertarik oleh pusat gravitasi di bawahnya saat ini.

“Kau lihat apa sih Mike?!” pekik Kejora mencoba berlindung di belakang Kania yang tengah berfoto ria.

“Hehe ....” Mike terkekeh geli melihat reaksi polos Kejora.

Dia sudah jatuh hati pada Kejora. Sikap gadis itu mampu membuat insting berburunya muncul dan merasa dominan.

“Aku hanya membandingkan saja, tidak seksi kah tubuhmu itu? Sampai-sampai kau tak mau memakai bikini?”

Blush! Merah sudah pipi Kejora saat ini.

“Bi—bikini?!” Dia semakin tergagap dibuatnya.

Mike mengangguk takzim. “Ya, dan kau juga Kania?” Kini dia beralih memandang Kania yang memakai dress pantai.

Kania berdecih kecil. “Cih! Itu karena pacarku melarangku Mike, jika tidak? Telanjang pun aku bisa,” jawabnya dengan diplomatis.

“Sayang!” Adam, kekasih Kania pun menggeram kesal dengan bercandaan Kania saat ini.

Kania meringis, dia hanya bisa merangkul Adam dengan mesranya.

“Wah, posesif sekali, kau Dam,” timpal Mike sambil tertawa.

Rasanya atensi Mike terlalu kuat menjadi pusat pandangan Kejora. Wanita itu memilih diam, menunduk karena merasa malu. Sedikit banyaknya, dia menjadi merasa minder mendengar pertanyaan Mike saat ini.

“Kenapa?” tanya Mike, menyadari ekspresi wajah Kejora yang berubah.

“Ah, tidak ....”

“Ada yang salah di sini, katakan padaku,” tuntut Mike sambil semakin mendekati Kejora.

Rasa insecure yang semakin melebar membuat Kejora enggan mengungkitnya. Namun, Mike adalah pria yang mampu memaksanya untuk berkata jujur.

“Aku mengenalmu sudah dua bulan ini, katakan saja aku sok tahu, tapi ... rasanya itu benar. So, tell me!” paksanya sekali lagi.

“Aku ... memang tak memiliki tubuh yang indah seperti mereka.” Kejora memandang sekelilingnya.

Dimana para wanita tampil dengan percaya dirinya memakai bikini. Pakaian yang hanya menutupi area sensitif para wanita saja.

Dia berpikir, memang banyak lemak-lemak tertimbun di perutnya dan pahanya. Dia memang tak seksi! Namun, di satu sisi dia memang malu jika hanya mengenakan potongan pakaian minim itu. Ibunya berhasil mendoktrinnya untuk selalu berpakaian pantas.

Bahkan saat di Belanda, Ibunya malah membelikan pakaian renang terbilang tertutup sampai dia ditertawakan oleh teman-temannya. Namun, Kejora dengan pandangan harga diri yang tinggi mengabaikannya saja.

“Benarkah? Kau bisa memperlihatkannya padaku saja, agar aku bisa menilai tubuhmu itu seksi atau tidak,” goda Mike setengah berbisik.

Kenakalan dalam ucapan Mike semakin membuat Kejora malu.

“Mi—Mike! You are pervert!” sembur Kejora lantas berbalik meninggalkan Mike.

Mike dan segala godaannya yang terdengar vulgar dan tak nakal di telinga Kejora. Namun, gadis itu masih menganggapnya biasa, kenakalan Mike tak pernah terealisasikan melalui tindak tanduk perbuatannya yang sopan.

Mike tertawa geli, dia gemas jika melihat ekspresi wajah Kejora yang amat transparan.

***

Kejora terbangun dari tidurnya. Dia melihat Kania yang begitu pulas di sampingnya.

Dia tersenyum kecil. Sangat lucu saat menyaksikan Kania yang genit kepada Adam. Baru saja mereka tiba di Bali lusa kemarin, namun Kania dengan polosnya meminta sekamar dengan Adam.

Adam terlalu gently, sampai-sampai berani menolak godaan yang diberikan sang pacar. Adam yang menghargai wanita dan memperlakukannya dengan baik memilih untuk mengantarkan Kania ke kamar dan mempersilakan Kejora untuk sekamar dengan wanitanya.

Kejora mengambil handuk kimono dan melilitkannya di tubuhnya. Bali tak sedingin Bandung, dia merasa kegerahan di tengah malam begini.

Kenekatannya berbuah hasil.

Kejora sudah tiga kali bulak-balik berenang di kolam renang yang sepi. Jelas saja, tak ada yang mau berenang di waktu dini hari.

Hanya orang gila yang melakukannya. Dan orang gila itu bernama Kejora.

Kejora memilih untuk menuntaskan acara berenangnya.

Dia berjalan santai menuju handuk yang ada di kursi tanpa tahu kalau seseorang tengah memerhatikannya intens.

“kenapa harus dipakai handuknya?”

Deg!

Jantungnya seakan berhenti berdetak saat itu juga. Tubuhnya mematung saat melihat Mike malah mendekatinya dengan santainya.

Mike tersenyum nakal memandangi Kejora.

“Breath Jora ...,” bisiknya sensual.

“Hah!!!” Kejora sampai lupa caranya bernapas.

“Mike!!! Kau mengejutkanku tahu!!!” teriak Kejora merasa kesal dibuat kaget saat ini.

Dia mengikat handuknya dan mencoba santai. Padahal di dalam dadanya sudah bergemuruh hebat lantaran Mike melihatnya.

Sejak kapan Mike ada di sana?!

Matanya memandang horor pria itu dan rasa malunya sendiri sudah mengumpul hebat.

Mike melihatnya mengenakan bikini?!

“Aaaa!!! Mike! Pervert!!!” teriak Kejora sambil memukuli tubuh Mike. Meskipun pukulan itu tak memiliki tenaga, namun tetap saja mampu membuat Mike kewalahan.

Bug!

Bug!

Bug!

Mike mencoba menangkap tangan mungil Kejora.

“Enough Jora, enough ... why you hit me?” Mike sudah mengunci pergerakan tangan Kejora saat ini.

“Kau ... kau melihatku menggunakan ....” Kejora tak melanjutkan bicaranya kembali.

Mike terkekeh geli, dia paham ke arah mana pembicaraan Kejora saat ini.

Pria itu setengah menundukkan tubuhnya, berbisik pelan. “Ternyata ... tubuhmu, seksi!”

“Mike!!!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status