Share

3. PERTEMUAN

“Key..”

Seseorang terdengar memanggil namanya. Keyra menengok ke belakang, matanya menangkap sosok yang sangat tidak ingin ia temui untuk saat ini.

Keyra mempercepat langkahnya menyusuri lorong kampus saat tau siapa yang tengah memanggilnya.

“Key… Tunggu, Key!” Randy berusaha mensejajari langkah Keyra yang tergesa-gesa saat melihat dirinya.

“Ada apa, Ran?”

“Aku mau bicara sama kamu sebentar, Key.”

“Mau bicara apa? Tidak ada yang harus dibicarakan lagi.”

“Please… sebentar saja!”

“Tapi aku udah ditunggu sama Mesya di kantin.” Keyra semakin mempercepat langkahnya menuju kantin. Dia sudah menetapkan hati tidak akan luluh oleh pesona Randy lagi. Hatinya sudah ia mantapkan untuk menerima calon suami yang telah kakek pilihkan untuk dirinya.

“Aku janji gak akan lama. Pasti Mesya juga gak keberatan nunggu kamu sebentar di kantin.” ujar Randy memohon sambil menelungkupkan kedua tangannya didada.

Keyra menghembuskan napasnya pelan, “Yaudah, tapi sebentar aja ya.”

Randy mengangguk sambil tersenyum.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju taman yang terletak di belakang kampus. Sebelumnya Keyra sudah mengirimkan pesan singkat kepada Mesya kalau ia akan sedikit terlambat menemui dirinya di kantin.

“Apa yang mau kamu bicarakan?” tanya Keyra saat mereka sudah sampai di taman belakang kampus. Keyra mendudukan dirinya di bangku yang ada di taman itu, disusul oleh Randy.

“Jujur… aku belum terima kalau kamu mutusin aku secara sepihak kaya kemarin, Key.”

Sudah Keyra duga, pasti Randy akan membahas perihal putusnya mereka kemarin.

“Seperti yang kamu dengar kemarin, Ran. Aku tidak punya pilihan lain.” Keyra menatap langit-langit, mencoba untuk menahan air matanya yang akan segera meluncur bebas.

“Tapi kan kamu punya aku. Kenapa kamu tidak berterus terang tentang hubungan kita?” Randy menggenggam tangan Keyra, namun segera ditepisnya.

“Maaf, Ran. Aku gak mau lihat Kakek kecewa. Aku duluan ya, Ran. Kasian Mesya kelamaan nungguin aku.” Keyra bangkit lalu pergi meninggalkan Randy yang masih terpaku di tempatnya. Usahanya untuk membujuk sang mantan kekasih sepertinya akan sia-sia. Ia tidak akan pernah merelakan mantan kekasihnya itu menikah dengan laki-laki lain.

***

Keyra segera bergegas menuju kantin. Ia mengedarkan pandangannya ke dalam kantin tersebut. Kantin yang saat itu ramai pengunjung sedikit menyulitkannya menemukan keberadaan Mesya.

“Key…” Mesya segera melambaikan tangan dan memanggil Keyra hingga membuat ia menengok ke arahnya. Keyra berjalan dengan tergesa-gesa menghampirinya.

“Maaf ya lama.” ujarnya setelah berada di hadapan Mesya.

“Iya gak apa-apa. Tadi ada urusan apa?”

“Tadi aku ketemu Randy dulu. Kita udah putus.” jawab Keyra lesu.

“Putus? Kenapa? Bukannya selama ini kalian baik-baik saja?” tanya Mesya tidak percaya. Ia menangkap gurat kesedihan yang tersirat di wajah sahabatnya itu.

Keyra yang mulanya tidak ingin menceritakan masalah yang menerpa hidupnya pun jadi bingung jika harus menyembunyikan masalahnya kepada Mesya.

Melihat keterdiaman Keyra, membuat Mesya gatal ingin bertanya terus.

“Ayo, Key. Kamu gak bisa nyembunyiin sesuatu dari aku. Kita kan udah sahabatan sejak di bangku SMP. Aku tau kamu betul. Wajah kamu gak akan muram begini kalau masalah yang kamu hadapi gak berat.” Mesya terus saja mendesaknya dengan pertanyaan-pertanyaan itu.

“Ayo cepat bicaralah, sebenarnya ada masalah apa antara kamu dan Randy sampai kalian putus?” Mesya menatap mata Keyra intens dan memasang pendengarannya sebaik mungkin bersiap menunggu jawaban dari Keyra.

Keyra tak bisa menyembunyikan apapun dari sahabatnya itu. Walaupun ia sebenarnya enggan bercerita karena tak mau membebani Mesya dengan masalahnya. Dengan berurai air mata, akhirnya ia menceritakan perihal perjodohan yang dilakukan oleh kakeknya hingga harus berakhirnya hubungan mereka. Keyra yakin bahwa Mesya bisa menjaga rahasia agar tak ada orang lain yang tau masalah yang sedang dihadapinya itu.

Mesya begitu terkesiap mendengar apa yang diceritakan oleh Keyra. Ia merasa kasihan karena masa muda Keyra harus berakhir dalam ikatan pernikahan.

Mesya pun ikut terhanyut akan suasana saat mendengarkan Keyra yang bercerita dengan berhamburan air mata. Mesya langsung menangkup tubuh Keyra dan membenamkan ke dalam pelukannya. “Jangan menangis lagi, Key. Aku tau kamu akan jadi istri yang baik walaupun usia kamu masih muda. Percayalah, semuanya akan baik-baik saja.” tuturnya seraya mengusap punggung Keyra untuk menenangkan sahabatnya itu.

Drrrrtt

Ponsel disaku celana Keyra bergetar, ia segera merogoh ponselnya itu. Ada satu panggilan masuk dari nomer yang tak dikenal. Dengan ragu Keyra segera mengangkat panggilan tersebut.

“Halo…” suara bariton milik seorang laki-laki terdengar menyahut di seberang sana.

“Iya, halo.” jawab Keyra. Dia masih menerka-nerka siapa yang menelponnya.

“Bisakah kita bertemu?” pinta seorang laki-laki yang suaranya masih belum dikenali Keyra.

“Ini siapa?” tanyanya penasaran.

“Ardy.”

Seketika Keyra mengingat nama itu. Ardy, calon suami yang dijodohkan oleh kakeknya.

“Bisa.” jawab Keyra singkat dengan hati berdebar. Ada apa Ardy mengajaknya bertemu?

“Kalo gitu, kita bertemu di kafe XX satu jam lagi.” Ardy langsung memutuskan sambungan telepon nya sepihak, tanpa mendengar jawaban Keyra.

Keyra mendengus kesal. Suara Ardy yang terkesan dingin masih terngiang-ngiang di telinganya.

“Siapa, Key?” tanya Mesya penasaran.

“Ardy.”

“Mau apa dia?”

“Ketemu.”

"Di mana?"

"Kafe XX."

Mendengar jawaban Keyra yang singkat, membuat Mesya kesal. Dia mencubit pipi sahabatnya itu dengan gemas.

“Aww… sakit, Sya!” protes Keyra sambil memegangi pipinya yang sedikit memerah.

“Kamu tuh kalau di tanya jawabnya singkat banget. Bikin aku penasaran.” cebik Mesya sambil memonyongkan bibirnya.

“Aku juga gak tau kenapa Ardy ngajakin ketemu.”

“Mungkin dia ingin berkenalan dengan calon istrinya.” goda Mesya sambil mengedip-ngedipkan matanya yang berhasil membuat pipi Keyra merona.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status