Share

7. GELENYAR ANEH

Tanpa malu, Ardy memakai kaos itu di hadapan Keyra. Saat Ardy hendak membuka handuk yang melilit pinggangnya, Keyra segera kabur kedalam kamar mandi. Ia tak mau matanya yang masih suci ternodai dengan hal-hal yang lebih jauh lagi.

Jantung Keyra berpacu dengan kencang, ia melorot di bawah lantai kamar mandi. Ia membayangkan hal apa yang terjadi kalo tadi ia sampai melihat Ardy memakai celana di depannya.

Keyra jadi malu sendiri. Ia mulai membuka kebaya yang ia kenakan. Setelah mencoba membuka resleting dibagian belakang, ia kesal karena resletingnya malah susah diturunkan. Kalau ia meminta tolong pada suaminya, ia takut suaminya itu akan khilaf lalu melakukan hal yang tidak-tidak. Tapi kalau ia tidak meminta bantuannya, ia tetap kesulitan membuka resletingnya. Ia terus berusaha melepaskan kebaya yang melekat di tubuhnya dengan susah payah, namun resleting tetap tidak mau terbuka.

"Ardy..." panggil Keyra agak kencang, takut orang yang ia panggil tidak mendengar dibalik pintu itu.

"Iya."

"Tolong, resletingnya nyangkut. Aku kesusahan membukanya."

Beberapa detik kemudian, terdengar suara ketukan di pintu kamar mandi. Keyra segera membuka pintu kamar mandi sedikit agar tangan Ardy bisa membantu membukakan resleting kebayanya tanpa harus masuk kedalam.

Keyra tersentak, jantungnya berdebar kencang saat tangan Ardy menyentuh bahunya untuk menurunkan resleting.

Dengan sedikit susah payah, akhirnya resleting itu terbuka. Kini punggung putih Keyra terpampang di depan mata Ardy, ia segera memalingkan wajahnya agar tak semakin bergairah. Ardy berlalu pergi, kembali duduk di tepi ranjang dengan jantung yang berdebar kencang.

'Sial, kenapa aku begitu terkesima melihat punggungnya tadi?' Ardy mengacak rambutnya frustasi. Ditepisnya segala pikiran aneh itu. Jangan sampai ia tertarik dengan gadis yang kini sudah resmi menjadi istrinya.

"Makasih." ujar Keyra lirih. Ia kembali menutup pintu kamar mandi. 

Astaga, itu adalah pertama kali ada laki-laki yang memegang punggungnya secara langsung walaupun sedikit. Saat Ardy menyentuhnya, kenapa ada getar-getar aneh di dalam hatinya???

Untuk mengatasi rasa gugupnya akibat sentuhan tadi, Keyra mencoba menarik napas sebanyak-banyaknya dan menghembuskannya berulang kali. Kemudian ia segera merendam tubuhnya di dalam bathtub yang telah berisi air hangat agar bisa merilekskan sekujur tubuhnya yang terasa pegal seharian ini.

Ketika sedang asyik berendam, tak terasa matanya terpejam untuk beberapa saat. Ketika Keyra membuka kedua matanya, ia sontak kaget saat mendapati Ardy sudah berdiri di depan pintu kamar mandi dan tengah melihat tubuhnya dengan ekspresi yang sulit dimengerti. Ia tidak menyadari bahwa pintu kamar mandi lupa ia kunci dari dalam.

'Bodoh, aku lupa mengunci kamar mandi tadi.' Keyra yang malu segera meringkuk di dalam bathtub nya yang tinggal menyisahkan sedikit sabun untuk menutupi tubuhnya yang polos.

“Ngapain kamu? Mau ngintip ya?” sarkas Keyra.

"Aku kira kamu pingsan. Cepat mandinya, ada yang ingin aku bicarakan!" Ardy berkata dengan suara yang agak berat, serta pandangan mata yang tidak fokus mencoba mengalihkan pandangannya dari tubuh Keyra yang terlihat menggoda.

Ardy segera melangkah keluar dari kamar mandi dengan menutup pintu agak keras sehingga menimbulkan suara debuman yang cukup kencang.

'Setelah tadi aku menyentuh punggungnya, kenapa sekarang aku harus melihat tubuhnya yang tidak memakai apa-apa? Astaga...' Ardy mencoba mengenyahkan segala pikiran kotornya. Ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang, mencoba memejamkan matanya namun pemikiran gilanya berkata lain, ia membayangkan bagaimana hangatnya tubuh Keyra jika tadi ia ikut masuk kedalam bathtub itu. Saling meraba, memberikan kecupan ringan di area leher hingga membuat mereka terhanyut lebih dalam.

'Ahhhh, sial! Bagaimana mungkin aku membayangkan sejauh itu.' Ia harus segera keluar dari kamar itu, sebelum ia lepas kendali.

***

Keyra langsung membilas tubuhnya dengan cepat lalu memakai piyama nya dan melangkah keluar kamar mandi dan tak mendapati Ardy di dalam kamarnya.

‘Kemana dia? Tadi menyuruhku segera mandi, sekarang malah menghilang.’ gumam Keyra.

Keyra menaiki ranjangnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Hari ini ia benar-benar lelah.

Cklek

Pintu kamarnya terbuka, Ardy masuk ke dalam kamar itu.

Keyra bangun dari posisinya yang sedang tiduran, “Kamu kan tau kalo tadi aku lagi mandi, ngapain tadi kamu …”

“Siapkan barang-barang kamu, besok kita pindah kerumahku,” potongnya cepat.

“Apa? Aku masih mau disini.” tolak Keyra sambil menyilangkan kedua tangannya diatas dada, “Kalo kamu mau pulang, pulang aja sendiri.”

“Saya tidak suka dibantah. Bukankah tadi papah kamu bilang kalau perintah suami harus dituruti?” Ardy menatap tajam kearahnya.

Keyra bangkit lalu melangkah keluar dari kamarnya ingin segera menemui orangtuanya untuk menanyakan hal itu. Tidak mungkin ‘kan kalau Keyra akan langsung meninggalkan rumahnya bersama orang yang tidak dicintainya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana suasana yang akan terjadi kalau nanti mereka tinggal serumah. Keyra pasti akan merasa kesepian, tidak ada tempat untuk berkeluh kesah lagi.

Keyra menghampiri mamahnya yang sedang berada di ruang keluarga bersama papah dan kakeknya.

“Mah, Ardy mau ajak Key pindah besok. Apa benar?”

“Iya sayang, tadi Ardy sudah meminta ijin sama mamah dan papah kalau dia ingin langsung mengajak kamu pindah kerumahnya.” kata Sandra.

“Tapi Key masih mau disini, Mah. Seminggu aja deh. Emangnya mamah udah gak mau Key tinggal disini ya?” Keyra bergelayut manja pada Sandra.

“Kamu itu sudah jadi tanggung jawab suamimu. Kami tidak berhak melarangnya lagi.” Satria menimpali.

“Iya Key, kamu harus ikut apa kata suamimu. Dosa loh kalau kamu membantah.” kata kakek.

Keyra memberengut. Ia hanya bisa pasrah, tidak ada gunanya lagi berdebat dengan orangtuanya.

Dengan langkah kesal dan menghentak-hentakan kakinya, ia kembali ke kamar untuk menyiapkan barang-barangnya. Dibukanya pintu kamar itu dengan sedikit kasar, ia sebal karena orangtuanya menginginkan ia pindah besok.

Saat memasuki kamar, terlihat Ardy sedang berbaring di sofa yang berada di kamarnya. Matanya sudah terpejam. Keyra tau bahwa Ardy pasti juga lelah.

Jam dinding menunjukkan pukul 9 malam. Masih terlalu dini untuk ia tidur walaupun sebenarnya ia juga lelah.

Keyra melangkah menuju balkon. Ia memandangi langit. Tercipta ketenangan di dalam hatinya saat melihat bintang yang berkelap-kelip. Ia tersenyum simpul melihatnya. Namun tiba-tiba otaknya kembali memikirkan Ardy.

Keyra masuk kembali kedalam kamarnya. Ia menatap wajah pulas Ardy yang terpejam. Ia menelisik setiap jengkal wajahnya. Mata yang tajam, alis yang simetris, bulu mata yang lentik seperti bulu mata perempuan, bibir yang tipis, hidung yang mancung, kulit yang putih dengan bulu-bulu halus, garis rahang yang tegas serta wajah yang begitu tampan.

Walaupun saat ini cinta belum datang, namun sangat mudah bagi Keyra untuk jatuh cinta pada suaminya. Ya, suami kontraknya. Karena pernikahan mereka terjadi diatas surat perjanjian.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status