Share

8. AWAL YANG MENYEBALKAN

Pagi setelah hari pernikahan, Keyra tengah bersiap menurunkan koper yang berisi pakaiannya. Hari ini ia akan mulai tinggal dirumah suaminya. Dengan Langkah gontai, ia mulai menuruni anak tangga dengan membawa kopernya.

“Pagi, Key.” sapa Sandra yang sedang menyiapkan sarapan.

“Pagi, Mah.” jawab Keyra lesu. Ia mendudukan tubuhnya di kursi ruang makan.

“Ardy mana? Kok gak ikut turun?” tanya Satria.

“Masih siap-siap diatas, Pah.” Jawab Keyra sambil menyomot bakwan yang ada di meja makan, gorengan kesukaannya yang akan sangat ia rindukan nanti.

“Di sini kok.” suara Ardy yang baru hadir menebarkan senyum ke semua orang yang berkumpul di ruang makan.

“Gimana nih malam pertama jadi suami istri?” Devan memasang senyum jahilnya sambil melirik kearah pasangan suami istri itu.

Keyra menelan ludah, melirik Ardy yang tak bersuara.

“Kayanya seru nih.” Devan tersenyum menggoda.

“Apaan sih, Kak.” Keyra menyomot bakwan lalu melemparkannya kearah Devan.

Devan yang tidak menyangka atas serangan Keyra hanya bisa pasrah saat si bakwan tepat mengenai wajahnya.

“Wah, parah lo! Muka gue jadi berminyak nih.” sungut Devan tak terima, ia hendak membalas perlakuan adiknya itu.

“Lagian masih pagi kakak udah nanyain begituan.” ujar Keyra sebal sambil memonyongkan bibirnya.

“Udah, udah… Kalian ini kebiasaan, kalo berantem gak tau tempat. Malu donk sama Ardy.” Satria melerai pertengkaran adik kakak itu.

Ardy tersenyum kecil.

Acara sarapan pun berjalan dengan hening dan tenang tanpa ada yang mengeluarkan suara, hanya dentingan sendok yang saling bersahutan. Di dalam keluarga Keyra, memang telah tertanam peraturan bahwa dilarang berbicara pada saat makan.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Keyra membantu Sandra membereskan piring bekas sarapan mereka. Sedangkan para lelaki sedang berbincang di ruang keluarga.

“Udah siap, Key?” tanya Ardy saat Keyra bergabung di ruang keluarga.

Keyra mengangguk kecil.

“Mah, Pah… Ardy bawa Keyra pulang sekarang ya.” pamit Ardy.

“Dev, gw pamit ya.” ujar Ardy pada Devan.

Mereka mengantar Keyra dan Ardy sampai di depan mobil. Keyra menyalami orangtuanya, memeluk mereka seperti enggan berpisah.

“Baik-baik dirumah kalian ya, Key. Sekarang rumah Ardy udah jadi rumah kamu juga.” kata Sandra sambil mengurai pelukan mereka.

“Key masih boleh nginep disini kan, Mah?” tanyanya khawatir.

“Bolehlah…” Devan menagacak rambut adiknya gemas.

“Kakaaaaaakk… “ Keyra memelototkan matanya, menatap nyalang sang kakak yang telah berbuat tidak sopan. Rambut keyra yang sudah tertata rapih kini berantakan lagi.

Devan cekikikan sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.

“Boleh, Key. Ini tetap rumah kamu, sayang.” ujar Sandra.

“Kapanpun kamu mau, kamu boleh nginep disini. Tapi dengan persetujuan Ardy ya.” Satria mengingatkan.

“Iya, Pah. Key pergi ya.” Keyra menatap orangtuanya bergantian. Rasanya ia memang berat berpisah dengan orangtuanya. Ia juga berat meninggalkan Devan, kakak semata wayangnya. Walaupun mereka senang sekali berantem, tapi mereka saling menyayangi satu sama lain.

Mereka segera menaiki mobil berwarna putih yang terparkir di garasi, mobil milik Ardy. Mobil pun melaju  meninggalkan pekarangan rumah Keyra.

***

Sepasang pengantin baru itu tiba di apartemen menjelang siang. Keyra menyeret langkahnya malas, memandangi Ardy dengan sebal yang kini berjalan di depannya dengan koper yang ia bawa. Ia masih enggan menerima fakta bahwa dirinya harus keluar dari rumah dan tinggal bersama laki-laki asing secepat itu.

Keyra pikir, urusan menikah ini hanya akan berhenti setelah ia mengatakan 'iya'. Apalagi setelah Ardy mengajukan surat perjanjian itu. Nyatanya, kerelaan orangtuanya melepasnya membuat ia sadar bahwa ia harus sudah siap menerima apapun yang akan terjadi nanti. Ia pikir bahwa walaupun ia sudah berstatus sebagai istri orang, ia masih bisa tinggal di rumah orangtuanya.

Kini ia tidak lagi tinggal di rumah orangtuanya, tidak akan lagi merengek manja pada sang mamah ketika ia membutuhkan sesuatu di rumah itu. Semuanya  harus di lakukan sendiri nanti.

Menyadari seseorang tidak kunjung menginjakan kaki di dalam apartemennya, Ardy mendapati Keyra yang masih berdiri di ambang pintu, memandangi bagian dalam apartement itu dengan tatapan kagum. Apartement yang minimalis namun tetap berkesan elegan dengan warna hitam dan putih yang mendominasi.

“Tutup pintunya,” kata Ardy dingin sambil berlalu pergi.

Keyra terlihat salah tingkah, melangkah masuk lantas menutup pintu apartemen seperti yang suaminya perintahkan. Mengikuti Ardy yang berjalan ke arah dapur. Ia mengambil gelas lalu menuangkan air dari dispenser dan menenggaknya dengan sekali tegukan.

“Kalau mau minum, ambil sendiri.” ujar Ardi sambil berlalu ke ruang tamu dan mendudukan tubuhnya disana.

Keyra menghela napas panjang. Ia harus memantapkan hati untuk menghadapi sikap dingin Ardy.

Setelah mengisi gelas dan meminum air di dalamnya, Keyra menghampiri Ardy lalu duduk di hadapannya. Mereka duduk berhadapan yang hanya di batasi oleh meja.

Ardy sedang fokus dengan acara televisi yang menampilkan acara wawancara seorang top model terkenal.

“Itu kan Luna Anastasya.” Keyra bergumam memandangi wajah wanita itu. “Cantiknya.” Ia terkesima.

Ardy melirik Keyra sekilas lalu mengarahkan pandangannya kembali menatap layar televisi.

Ya, sebuah acara di televisi sedang mewawancarai seorang top model terkenal asal Indonesia yang berhasil go internasional. Kabarnya wanita itu akan kembali tinggal di Indonesia yaitu Jakarta.

Ardy segera mematikan televisinya yang baru saja menyiarkan acara infotainment, lalu melempar asal remote televisi itu ke atas sofa panjang yang saat ini ia duduki. Wajah Ardy lansung terlihat masam.

Keyra yang sedang asik menonton acara tersebut, langsung protes, “Kok di matiin, aku belum selesai nonton.”

“Ini rumah saya, jadi terserah saya mau ngapain.” ucap Ardy ketus. “Kamu bisa tidur di ruang tamu, saya tidur di kamar saya.” tambahnya sambil melangkah menuju kamarnya yang berada tepat di samping ruang tamu yang tadi ia tunjuk.

Keyra masih mencerna kata-kata Ardy tadi. Berarti mereka akan tidur terpisah. Bukankah di surat perjanjian sudah tertulis seperti itu? Kenapa Keyra masih mempermasalahkannya sekarang.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yanti Keke
bgus crtny.... ini ardy kaya kn... masa tinggl d apartemen minimalis... n saking minimalny g ad kmr tamu gitu y
goodnovel comment avatar
Madinah Ripin
bagus jalan ceritanya yah... cuma perlu koin untuk lanjut... bikin ribut... huhuhu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status