Share

RENCANA BARU

Ayu perlahan mendekati wanita tua yang berada di dalam penjara bersama dirinya. Dia duduk di sebelahnya.

“Siapa kau?” tanyanya.

Wanita itu tidak langsung menjawabnya. Dia hanya tersenyum memandang Ayu yang sangat berantakan. Wanita itu menyingkirkan rambut Ayu yang menutupi wajahnya. Dia memandang Ayu dengan sangat serius. Jarinya, perlahan mengikuti pola wajah Ayu.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Ayu sekali lagi.

Wanita itu menghela nafasnya. Dia menggeleng sambil tersenyum. “Kau akan bisa menjadi ratu. Aku mengira, kau pasti ke sini karena melakukan pemberontakan kepada mereka.”

“Aku sangat ingin membalas semua orang. Aku membenci Adipati. Dia membawa semua gadis untuk melayaninya. Hanya dia. Lalu, bagaimana dengan masa depan mereka. Apakah mereka harus berada di sini sepanjang hidupnya hanya untuk Adipati? Aku akan merubah semua peraturan itu. Satu-satunya cara, aku harus menjadi ratu,” gerutu Ayu kesal. Dia berbicara sangat cepat, sambil menahan amarahnya.

“Aku Madame Rose. Ibuku berasal dari luar. Ayahku, orang lokal. Tapi, kami lama tinggal di sini.”

“Kenapa kau ada di sini?”

“Hahaha, aku membantah perintah Jenderal Iblis untuk membuang Selir yang menangis saat bermalam dengan Adipati. Dia keluar kamar, berlari menutup wajahnya. Aku sangat terkejut melihat semua kulit lengannya lebam. Aku menyembunyikannya. Tapi, sang Jenderal mengetahuinya, melemparku di sini, menggantikanku dengan Wati.”

Ayu mengeratkan tubuhnya. Dia menahan dingin yang semakin menusuk.

“Aku menatap Adipati, dan memanggil namanya dengan lantang. Jenderal itu marah, hingga aku berada di sini.” Sambil menundukkan kepala, Ayu berkata pelan.

Rose tersenyum, mengangkat wajah Ayu dengan tangannya. “Adipati akan sangat mencintaimu. Dia tidak akan menolak siapapun yang membantahnya jika berwajah cantik sepertimu. Kau, besuk akan menjadi wanita di kamarnya. Saat kau masuk, tolak dia!”

Ayu semakin memandang serius perkataan Rose. Matanya mengernyit. “Ceritakan semua! Apa yang harus aku lakukan? Aku akan mengeluarkanmu segera jika aku berhasil mengambil hatinya, dan menyingkirkan Wati.”

“Itu tidak mudah,” jawab Rose tegas.

Rose berdiri, mengambil sebuah batu kecil. Dia melukis sebuah lingkaran di tanah. Dia membaginya menjadi empat bagian. Satu bagian di beri tulisan Adipati. Bagian kedua Jenderal. Bagian ketiga aula selir. Bagian ke empat Wati. Dan di tengahnya sebuah tulisan besar yang menghubungkan ke empatnya bertuliskan Selir Adipati. Ayu membuka ke dua matanya lebar-lebar. Namun, dia masih saja tidak mengerti dengan apa yang di maksud Rose.

“Kau tahu?” tanya Rose. Ayu menggeleng cepat.

“Selir Adipati, adalah ratu segalanya. Posisi ini yang akan merubah semua kondisi kerajaan saat ini. Jika kau bisa berada di posisi ini, kaulah sang penguasa. Bukan Adipati. Kekuatan wanita mengalahkan segalanya. Tugasmu hanya satu.”

Ayu semakin tidak mengerti dengan apa yang di katakan Rose. Dia menarik nafas, berusaha mendengarkan dengan sangat serius. Rose berdiri menarik Ayu. Dia membuka tangan Ayu yang semula mengerat di tubuhnya.

“Buatlah, Adipati jatuh cinta kepadamu. Jika itu terjadi,” Rose menghapus gambar yang dia lukis di tanah, dan hanya menyisakan nama selir Adipati. “Hanya dirimu yang akan berdiri.”

“Apa yang harus aku lakukan?” Ayu berdiri tegak. Dia menahan dingin yang menusuk kulitnya.

“Rasa dingin itu harus kau tahan. Jika kau bisa menahannya, kau akan bisa menjadi wanita yang sangat kuat."

Rose memutari tubuh Ayu. Dia menegakkan punggung Ayu, dan Mengangkat wajahnya. Membenarkan posisi kaki dan tangan, agar Ayu bisa dengan sempurna berdiri di hadapan semua orang.

"Berdirilah dengan tegak. Tunjukkan wajah cantik dan kemolekan tubuhmu. Buat semua pria melirikmu. Lakukan dengan anggun dan terhormat. Buatlah rumor beredar tentang kecantikan dirimu. Adipati dan Jenderal itu akan mendengarnya, pasti dia akan penasaran denganmu. Buatlah rumor itu sebaik mungkin. Berdandanlah sealami mungkin, namun menggoda."

Ayu sepanjang malam mendengarkan semua perkataan Rose dengan serius. Rose mengajarkan semua yang harus Ayu ketahui. Seluk beluk kerajaan, dan bagaimana cara mendapatkan hati Adipati dingin, kejam itu. Namun, ada satu hal yang sangat mengejutkan Ayu atas perkataan Rose.

“Kau juga harus membuat Jenderal Iblis mencintaimu. Itu yang paling utama.”

“Apa?” Ayu melotot tidak percaya.

“Kenapa aku harus melakukan itu? Kau tahu aku sangat membencinya.”

Penjelasan Ayu yang membuat Rose menarik tubuhnya agar mendekat. Dia menatap sekitar lewat sela-sela kayu pembatas penjara, memastikan tidak ada yang mendengarkan perkataan mereka.

“Dengarkan!” Rose semakin mendekati telinga Ayu. Bibirnya mulai berbicara dengan sangat serius. “Kau tahu jika jenderal itu adalah kepercayaan Adipati. Apapun yang dia katakan, Adipati akan percaya.”

“Lalu, kenapa aku harus membuatnya jatuh cinta kepadaku?” tanyanya sambil berbisik.

“Bayangkan bagaimana jika dua penguasa, akan jatuh cinta dengan satu wanita. Buatlah mereka saling bermusuhan. Buatlah sang Adipati dan Jenderal bermusuhan. Kau tahu apa yang akan terjadi jika mereka akan melakukan itu?”

Rose memandang Ayu yang akhirnya mengerti dengan apa maksud dari perkataannya. Dia tersenyum sambil memandang Rose. Ayu membenarkan kebayanya, dan rambutnya yang sangat berantakan.

“Aku akan membuatnya seperti itu,” ucapnya sambil membayangkan kemenangan yang akan diraih dengan senyuman sinis, hingga gigi putihnya yang sangat rata sedikit terlihat.

“Apakah saat kau melakukan teriakan, Adipati hanya diam memandangmu?” tanya Rose memastikan. Ayu menganggukkan kepalanya masih dengan tersenyum. Rose ikut menganggukkan kepalanya. Dia memejamkan ke dua matanya, sambil menarik nafas panjang.

“Hah ...”

“Akhirnya, yang aku tunggu datang. Kerajaan ini akan berubah karena seorang wanita yang memiliki kekuatan untuk mengalahkan segalanya. Ramalan itu benar.”

“Ramalan?” Ayu kembali menatap Rose. Dia mengikuti Rose menatap jendela yang sangat kecil, tapi bisa membuatnya melihat sedikit keindahan desa.

“Aku saat itu sangat tersiksa melihat kondisi kerajaan dengan sikap semua petinggi itu yang selalu menyiksa rakyat terutama wanita. Aku bertemu dengan seseorang dan dia menceritakan masa depan. Dia mengatakan, kekuatan wanita akan mengalahkan segalanya.”

Rose membalikkan tubuhnya menatap Ayu yang diam dengan tatapan dingin di hadapannya. “Kini wanita yang aku tunggu berada di hadapanku.”

Ayu dan Rose masih saling bertatap-tatapan sambil tersenyum. Mereka akhirnya kembali duduk bersama di tanah yang di alasi kain robek dan kotor.

"Besuk aku pastikan, kau akan keluar. Segeralah membuat rumor tentang dirimu. Kau akan mendapatkan giliran menampilkan bakatmu." Rose masih saja membuat Ayu semakin bersemangat melakukan rencana barunya.

"Aku sangat pandai menari."

Ayu berdiri dan melakukan gerakan tarian yang sangat indah di hadapan Rose walaupun tanpa musik yang mengiringi. Rose mengikuti semua gerakan tangan dan kaki Ayu, seolah-olah menghipnotisnya.

Dia menari membuat anginpun ikut menikmatinya. Wajah cantik serta tubuhnya yang sangat sempurna, membuat tarian itu semakin mempesona Rose. Ayu menghentikan tariannya dengan sangat sempurna.

"Kau, aku pastikan akan menjadi ratu sejagat. Tarian dan kecantikanmu luar biasa. Buatlah semua mata memandangmu. Semua pejabat mata keranjang itu, dan pengawal kejam, akan memperebutkan hatimu. Adipati akan segera memasukkanmu ke dalam kamarnya. Dan sang Jenderal Iblis, buatlah dia menginginkanmu, Ayu."

Ayu kembali tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dia segera duduk kembali di sebelah Rose. "Tidurlah di pangkuanku. Kau akan sangat lelah ketika keluar dari penjara ini."

Rose menarik Ayu agar meletakkan kepala di pangkuannya. Dia membelai wajah Ayu hingga ke dua matanya tertutup. Sepanjang malam, Rose terjaga dan terus memandang Ayu yang selama ini di tunggunya menurut ramalan yang dia dapatkan. Dia tidak mau ada sesuatu yang mencelakai Ayu. Rose hanya ingin membuat kerajaan merubah kebijaksanaan peraturan tentang wanita agar memiliki posisi yang sama dengan pria.

Sinar matahari mulai masuk ke dalam ruangan yang sangat kotor itu. Ayu terbangun karena tergelitik sinar yang menerangi wajahnya. Rose masih saja terjaga dan tersenyum menatap Ayu yang masih saja sangat cantik walaupun dalam keadaan kotor.

Tidak berselang lama, suara langkah berat dari sepatu datang, berdiri di depan pintu penjara. Dia membuka gembok dan masuk ke dalam. Rose dan Ayu terkejut melihatnya.

"Ayu Sekar. Kau keluar, dan kembali ke dalam kamarmu!" 

Pengawal gagah dengan tatapan dingin mengucapkan suatu hal yang membuat mereka sangat gembira. Rose tersenyum menatap Ayu dan menganggukkan kepalanya. "Sudah waktunya, kau mulai dari pengawal itu."

"Aku akan segera membebaskanmu," bisik Ayu pelan.

Ayu menarik nafas. Dia berdiri tegak dan mengangkat wajahnya. Melakukan apa yang di perintahkan Rose. Dia melirik pengawal itu dengan sedikit senyuman. Ayu perlahan mendekatinya, dan semakin menatap pengawal yang mulai bergetar dengan kecantikannya.

"Bawalah aku keluar!" Ayu mengatakan dengan memandangnya, hingga membuat pengawal menelan salivanya.

Dia keluar, melambaikan tangannya kepada Rose yang masih berdiri dengan tersenyum puas. Sepanjang lorong, Ayu selalu menatap pengawal itu yang mulai menarik nafas melihat Ayu yang sangat menggoda di hadapannya. Ayu memperlambat langkahnya saat akan sampai di kamarnya. Dia menatap pengawal dengan senyuman khasnya bertambah lesung pipinya.

"Terima kasih," ucapnya sambil sedikit membelai tangan pengawal itu yang diam menatap Ayu dengan tajam.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Edison Panjaitan STh
Mantap Kapan lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status