Faisal memandang ke tiga Goblin yang ada di depannya. Memikirkan dengan mantap langkah apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
Makhluk hijau cebol ini memang lemah, namun bisa sangat berbahaya jika dia terperosok pada alur serangan mereka.Beberapa Pendekar yang kurang beruntung berakhir menemui kematian, karena meremehkan mereka sebab sombong atau alasan tidak masuk akal lainnya.Satu Goblin dengan pedang maju sambil mengayunkan pedangnya, untuk menggores tubuh sang pendekar muda. Faisal menghindari serangan Goblin tersebut dengan cekatan.Faisal melempar obor ke arah Goblin yang menyerang, membuat monster itu terhentak dan ragu untuk menyerang. Kesempatan tersebut diambil oleh sang Pendekar muda.Perisai bundar miliknya yang memiliki sisi tajam, menggorok leher sang Goblin yang terkejut hingga mengeluarkan banyak darah.Sang Goblin terpental membentur lantai, tubuh monster itu kejang-kejang sebelum akhirnya mati."Grroorrb!" Seru pemegang tombak.Goblin itu segera merangsek dengan tombak terhunus untuk menusuk tubuh Faisal. Pendekar muda itu pun melaju sambil membungkuk serendah mungkin.sang Goblin menusuk-nusuk Faisal, mencoba membalas kematian temannya. Pendekar muda itu berkali-kali mampu menghindar. Lalu dengan cekatan dia menghindar, kemudian melempar botol berisi minyak tanah yang diberikan oleh ketua desa."Grroorrb!"Goblin itu terkejut, sambil mengusap-usap matanya karena benda itu masuk ke dalamnya. Kesempatan itu diambil Faisal untuk membunuh Goblin tersebut.Namun niatnya diurungkan, sebab sebuah anak panah melesat menuju kepalanya. Perisai bundar yang dibeli menjadi penyelamat.Setelah selamat dari serangan Goblin itu, segera Faisal lemparkan Gada miliknya ke arah Goblin yang memegang panah. Karena tidak menyadari serangan itu, kepala miliknya hancur karena serangan Faisal.
Goblin itu mati dengan cepat karena organ vital miliknya terkena serangan. Faisal terengah-engah setelah pertarungan tersebut.Matanya menatap Goblin terakhir yang memegang pedang. Monster hijau itu kini berlumuran minyak tanah.Monster itu menyerang dengan membabi-buta. Tangan kecil miliknya terayun-ayun untuk menyerang Faisal, Pendekar Muda itu bisa menghindari serangan tersebut.
Satu momen Faisal menggulingkan tubuhnya ke lantai Dungeon menuju obor yang masih belum padam. Si Goblin makin geram karena musuhnya selalu lolos dari serangan."Grroorrb!"Goblin itu bersuara, entah makian atau cemohan pada Faisal. Pendekar muda itu tidak ambil pusing, setelah meraih obor dia memandang dingin Goblin tersebut.Melihat lawannya malah menatap dingin dirinya seakan mengejek, membuat Goblin tersebut naik pitam. Segera dia merangsek ke arah Faisal dengan tangan siap menerkam.Pendekar muda itu hanya mendengus saat melihat tingkah lawannya. Dengan pelan dia berkomentar."Dasar bodoh!"kemudian melempar Obor di tangannya, karena tubuh Goblin itu terlumuri minyak tanah. Api dengan cepat melahap tubuh monster kecil itu.Dia berteriak-teriak dan mencoba memadamkan api yang menjilati setiap inchi bagian tubuh nya. Namun Faisal mempercepat monster itu menuju kematian.Dengan kayu obor yang ada ditangan, Faisal memukul keras kepala Goblin itu sehingga Monster itu langsung diam tidak bergerak. Setelah itu, dia menyalakan obor baru untuk menjelajah Dungeon ini lebih dalam.Setelah menjelajah Dungeon lebih dalam, Pendekar Muda itu menemukan banyak sekali barang-barang jarahan yang di kumpulkan para Goblin.
Semuanya tergabung menjadi satu tempat seperti gunung. Meski begitu, monster hijau kecil itu memisahkan kotoran mereka dari makanan dan senjata.Di antara semua barang-barang itu, terdapat seorang wanita yang terikat tanpa sehelai benangpun menempel pada kulitnya.Napasnya memburu dan peluh mengalir dari seluruh tubuhnya. Tanpa di jelaskan, Faisal tahu apa yang terjadi pada wanita tersebut."Kabar yang beredar tentang Goblin menculik wanita untuk bereproduksi ternyata benar. Sekarang aku paham kenapa banyak pendekar tidak ingin memburu mereka." Gumam Faisal.Faisal segera melepaskan ikatan wanita tersebut, lalu menutup tubuhnya dengan kain yang dia temukan di sekitar.Hasrat 'lelaki' miliknya sudah dia kendalikan, berkat pelatihan gila yang dia lakukan. Semua itu demi satu tujuan besarnya di masa depan."Merangkak dari lumpur untuk sampai pada tempat tertinggi, aku harus menjalankan makna dari puisi itu." Gumam Faisal lagi sambil menggendong wanita tersebut.Pendekar muda itu kembali melanjutkan penjelajahan, untuk memastikan bahwa tidak ada satupun Goblin yang dia tinggalkan.
Bagaimanapun, sebuah permasalahan harus diselesaikan sampai akar-akarnya. Agar tidak menimbulkan bibit baru di masa depan.Setelah memeriksa semua Dungeon dengan teliti, Faisal menemukan beberapa sisa monster hijau kecil itu di dalam sebuah gua yang ditutup oleh palang sederhana. Para anak-anak Goblin itu ketakutan, namun ada salah satu diantara mereka memegang sebuah batu untuk melawan.Faisal turunkan wanita di punggungnya dan membasmi mereka tanpa sisa. Setelah menyelesaikan pekerjaan.Faisal lalu keluar dari Dungeon, dengan menggendong kembali tawanan itu di punggungnya.Gadis itu tetap diam saat Faisal menggendongnya. Pendekar muda itu juga tidak berniat memulai percakapan.Saat dia sampai di desa yang memberikan Quest. Orang-orang segera menghampiri Faisal dan mulai bertanya-tanya."Apa kau sudah memusnahkan Goblin di sana?""Apa Gadis ini Tawanan para Goblin?"Itulah beberapa pertanyaan yang diucapkan oleh Penduduk, saat Faisal sampai di sana. Pemuda itu hanya menjawab seadanya saja pada mereka yang bertanya.Ketika dia sampai di rumah kepala desa, orang tua itu menyambut dengan terkejut. Apalagi di punggungnya ada seorang gadis tawanan para Goblin."Pendekar! Kau sudah kembali, apa pembasmiannya selesai?" Tanya Kepala desa."Aku sudah menyelesaikan pembasmiannya. Di sana terdapat 4 Goblin dan ada beberapa anak Goblin juga yang bersembunyi." Jawab Faisal"Ternyata mereka sedang berkembang biak, syukur jika kau bisa membasmi mereka sebelum jumlahnya sulit di tangani. Lalu gadis itu?" Tanya kepala desa sambil menunjuk gadis yang ada di punggung Faisal.
"Masalah gadis ini, akan aku titip-"sebelum Faisal menyelesaikan ucapannya. Gadis itu menggeleng dan mencengkeram bahunya. Melihat itu, kepala desa mengerti."Sepertinya, dia tidak ingin tinggal di sini. Lebih baik kau bawa dia kembali ke Padepokan, serta laporkan kejadian sesungguhnya." Ucap Kepala desa."Kau tidak meminta aku menutupinya?" Tanya Faisal.Kepala desa menggeleng sambil berkata, "aku sudah berbohong padamu, jadi biarkan aku mendapatkan hukuman atas kebohongan itu."Ada hukum yang akan di diberikan. Apabila sang pemberi Quest berbohong, saat memasang Quest pada pihak Padepokan.Faisal menghela napas, saat mendengar ucapan kepala desa. Namun dia tidak peduli dan hanya diam saja, yang dia khawatirkan adalah kondisi mental sang Gadis tawanan, sepertinya ucapan kepala desa memang tepat.
"Aku akan membawa dia ke Padepokan besok! Bisa kau siapkan tempat istirahat untukku malam ini?" Tanya FaisalSegera sang Kepala desa memberikan sebuah kamar untuk Pendekar muda itu supaya bisa beristirahat. Dia juga memberikan baju ganti, untuk dipakai tawanan yang diselamatkan Faisal.Setelah Faisal membersihkan tubuh, dia membereskan alat alat yang dia gunakan sebelumnya. Gadis yang di selamatkan Faisal sedang mengamati apa yang dikerjakan oleh pemuda tersebut.[kruyuk! Kruyuk!]Suara itu terdengar di saat keheningan menyelimuti keduanya. Lalu Faisal segera meraih tas miliknya dan mengeluarkan Paket makanan yang dibeli olehnya dengan stamina Potion."Ayo Makan! Aku tidak memiliki banyak, tapi setidaknya ini bisa mengenyangkan perut laparmu. Lalu stamina Potion itu akan membuat tubuhmu lebih baik." Tawar Faisal.Sang Gadis ragu ragu menyambut tawaran tersebut. Namun karena perutnya memang lapar, jadi dia tetap mengambil makanan yang disuguhkan Faisal.Pelan-pelan Gadis itu menyuapi dirinya sendiri meski wajahnya, masih menampakkan rasa trauma akibat perbuatan para Goblin pada dirinya.Makanan pun habis, gadis itu akhirnya mulai membuka suara."Terima kasih karena telah meny
"Tidak bisa seperti itu, kalau aku tidur di penginapan kau juga harus ada di sana!" Ucap Ratna. "Aku ada urusan, jadi jangan mempersulit diriku. Besok kau juga akan mendaftar sebagai Pendekar." Jawab Faisal seraya beranjak dari hadapan Ratna. Gadis itu menggembungkan pipi ketika Faisal mengacuhkan dirinya. Lalu dia melangkah menuju lantai kedua untuk memesan kamar. Faisal memberikan 3 koin emas padanya sebagai pegangan. Itu setara dengan 300 koin silver. Kurs mata uang adalah sebagai berikut. 1 koin emas setara dengan 100 Silver, lalu 1 koin silver setara dengan 100 Koin Bronze. 'Dia itu kenapa memberikan banyak uang pada orang asing.' batinnya. Setelah memesan kamar, dia turun ke bawah untuk membeli makanan. Karena sadar kalau uangnya berasal dari orang lain, Ratna membeli makanan yang paling sesuai untuk dirinya. Sedangkan Faisal sendiri, sedang berada di tempat pandai besi Rogo. "Oh, k
"Tembak arah depan!" Perintah Faisal. "Baik!" Jawab Ratna. Ratna melesatkan anak panah yang sedari tadi dia tahan. Sasarannya yaitu seekor tikus raksasa, monster tersebut mati saat anak panah itu menancap di kepalanya. Kemudian jatuh seperti karung yang dilempar. "Kerja bagus!" Puji Faisal. Modal penerang mereka adalah sebuah lilin yang dilindungi oleh kaca. Kemudian pemuda itu mendekat dan memastikan kematian Giant Rat. Setelah dirasa aman, dia menyuruh Ratna untuk mendekat. "Kemarilah, sekarang sudah aman!" Ucap Faisal. "Baik, lalu aku ucapkan terima kasih atas pujiannya." Ucap Ratna sambil mendekat Faisal tidak menjawab, pemuda itu kembali memeriksa gorong-gorong yang mereka masuki. Tempat mereka berada adalah area pembuangan di bawah kota. Setelah mendapat izin dari pengawas kota, keduanya langsung
Ratna segera melakukan serangan, setelah mendengar ucapan Faisal itu. Semangat bertarungnya kini telah kembali. Lalu Faisal meliak-liuk diantara kaki Black Tarantula yang mencoba untuk menyerang.Panah Ratna membuat monster itu menatap dirinya. Ketika Black Tarantula mencoba menyerang, Faisal memukul wajahnya untuk membuatnya fokus pada dirinya."Jangan pernah mengalihkan pandangan, lawanmu adalah diriku!" Ucapnya dengan mata tajam.Black Tarantula kembali mengalihkan tatapannya pada pendekar yang telah menyerang. Ratna juga tidak ingin kalah, dia terus memberikan serangan.Saat panahnya mengenai Black Tarantula yang membuat monster itu akan menyerangnya. Di situ Faisal akan beraksi agar fokusnya teralihkan.Faisal mengayunkan pedangnya ke arah monster tersebut, membuat kaki Black Tarantula putus dan mengeluarkan darah.Laba-laba hitam itu berteriak ker
Ratna sama sekali tidak mengerti apa yang akan dia lakukan hari ini, karena Faisal memutuskan untuk mengambil libur. Jadi dia pergi ke taman kota untuk mengembalikan semangatnya. "Apa yang harus kulakukan ya?" Gumam Ratna. Kota tempat Padepokan ini, berada di wilayah perbatasan dari kerajaan. Maksud dari perbatasan adalah wilayah yang berada di zona kuning dari sebuah kerajaan. Penentuan zona untuk sebuah wilayah, diukur sebanyak apa Quest yang diajukan oleh para penduduk dan seberapa seing monster muncul. Semakin banyak Quest yang diterima sebuah Padepokan, maka semakin tinggi tingkat bahayanya. Zona merah adalah wilayah dimana banyak terdapat monster dan para penduduk kesulitan untuk tinggal di sana. Biasanya yang menghuni adalah para tentara kerajaan untuk mengamati dan mengikis para monster. Zona kuning adalah wilayah netral dimana beberapa penduduk bisa tinggal dan
"Hei kenapa kita mengambil Quest Giant Rat lagi?" Tanya Ratna."Sudah kubilang kalau aku akan mengambil Quest ini terus menerus. Apa kau mengeluh?" Jawab Faisal."Hah terserah, jadi dimana tujuan kita saat ini?" Tanya Ratna dengan semangat."Tempat Questnya sebentar lagi terlihat, itu ada di daerah pertambangan. Sekelompok penambang merasa terganggu karena kemunculan Giant Rat yang katanya mencuri makanan mereka." Jawab Faisal.Ratna memegang dagu setelah mendengar jawaban Faisal."Jadi tempat kita selanjutnya adalah penambangan. Lalu ada apa kau memberikan busur dan anak panah baru ini? Padahal aku masih bisa membelinya!" Ucap Ratna."Itu sebagai cadangan kalau kau kehabisan anak panah. Lagipula aku sudah menerapkan hal khusus pada anak panah itu." Balas Faisal."Hal khusus seperti apa?" Tanya Ratna."Lebih baik kau
Nyala api itu menerangi gelapnya gua Kiskendo yang merupakan tempat bersejarah yang tertulis dalam kakawin terkenal. Sang penyair menggunakan kata-kata yang puitis dan inspiratif untuk menjelaskan apa yang terjadi pada saat itu. Kini tempat ini sudah menjadi ladang pekerja untuk menghasilkan uang demi segenggam nasi. Para warga berbondong-bondong berdatangan supaya bisa bekerja di tempat ini. Kerajaan juga sebagian besar mendapatkan pendapatan dari tempat ini selain dari Guild Perdagangan yang mendominasi pelabuhan dan wilayah darat. Setelah lama monster bos dungeon ini di taklukan, entah bagaimana tiba-tiba muncul monster yang mengganggu pekerja di tempat ini. Laporan yang diterima Faisal dan Ratna saat ini adalah sekelompok monster yang mereka yakini adalah Giant Rat sudah mnyerang dan memutilasi para pekerja. Seseosok bayangan muncul dan Faisal memberi perintah. “Lepaskan serangan!” Ta
Monster yang tidak diketahui namanya oleh Faisal terus mengejar dengan senjata teracung. Sementara itu tanda-tanda yang buat Faisal di dinding gua sudah nampak.“Dari sinilah kalian akan kukubur!” Ucapnya.Saat ada tanda pertama dia melompat dan berbalik menantang musuh, melihat itu para pengejar semakin geram dan berlari lebih kuat. Tanpa mereka duga kaki mereka tersandung sesuatu, membuat mereka jatuh saling bertindihan.Saat itu terjadi lesatan anak panah meluncur dan menusuk tubuh mereka yang terbaring di lantai Dungeon. Faisal juga ikut memberikan serangan dengan menusuk mereka menggunakan pedang.Teriakan-teriakan mereka menggema di dalam Dungeon. Namun dua petualang itu tidak mengendurkan serangan mereka, sebab jika mereka menghentikannya karena simpati maka situasinya akan berbalik.‘Aku tidak percaya akan benar-benar menjalankan rencana ini,’ batin Ratna seraya terus melepaskan an