"Tembak arah depan!" Perintah Faisal.
"Baik!" Jawab Ratna.
Ratna melesatkan anak panah yang sedari tadi dia tahan. Sasarannya yaitu seekor tikus raksasa, monster tersebut mati saat anak panah itu menancap di kepalanya. Kemudian jatuh seperti karung yang dilempar.
"Kerja bagus!" Puji Faisal.
Modal penerang mereka adalah sebuah lilin yang dilindungi oleh kaca. Kemudian pemuda itu mendekat dan memastikan kematian Giant Rat. Setelah dirasa aman, dia menyuruh Ratna untuk mendekat.
"Kemarilah, sekarang sudah aman!" Ucap Faisal.
"Baik, lalu aku ucapkan terima kasih atas pujiannya." Ucap Ratna sambil mendekat
Faisal tidak menjawab, pemuda itu kembali memeriksa gorong-gorong yang mereka masuki. Tempat mereka berada adalah area pembuangan di bawah kota.
Setelah mendapat izin dari pengawas kota, keduanya langsung berangkat menuju saluran pembuangan untuk melaksanakan Quest. Ratna sebenarnya tidak nyaman dengan tempatnya berada, namun dia tidak bisa mengeluh karena dia juga yang memaksa untuk ikut.
"Sudah berapa banyak para Tikus itu yang kita bunuh?" Tanya Ratna.
"6 ekor! Dilihat dari struktur gorong-gorong ini, kemungkinan masih banyak para tikus berkeliaran di sini." Jawab Faisal.
"Apa kau tidak tertarik untuk melakukan Quest lain?" Tanya Ratna.
Faisal yang sedang melihat peta gorong-gorong ini mengalihkan pandangannya ke arah Ratna. Hal itu sukses membuat semu merah muncul di pipinya.
"Apa kau terserang demam?" Tanya Faisal.
Mata Ratna berkedip beberapa kali saat mendengar pertanyaan itu. Lalu perempatan muncul di dahinya, dengan dengusan kecil perempuan itu menjawab.
"Apa yang kau katakan? Aku tidak sedang sakit!" Jawab Ratna.
"Aku pikir kau demam sebab menanyakan hal tersebut, tujuan diriku memburu mereka karena ada alasan yang mungkin akan kau anggap gila." Ucap Faisal.
Ratna memiringkan kepalanya sebab tidak tahu apa maksud pemuda di depannya ini. Lalu dia pun bertanya lagi.
"Alasan apa tepatnya?"
"Kau pernah dengar tentang Tikus berjalan dengan dua kaki?" Tanya Faisal.
"Eh! Aku dulu pernah mendengarnya dari temanku yang suka membaca sejarah benua. Katanya makhluk tersebut hanya ada di masa lalu, jadi mustahil jika mereka masih ada." Jawab Ratna.
"Begitu ya," balas Faisal.
Suasana berubah canggung setelah pembicaraan tersebut, lalu Faisal mengalihkan topik dengan bertanya pada gadis tersebut.
"Jadi, apa yang menyebabkan dirimu terjebak dalam gua Goblin itu?"
"Aku sebenarnya pengelana yang kehabisan bekal, saat itu suasananya buruk. Jadi aku berniat untuk tinggal semalam di gua tersebut. Tapi siapa sangka kalau makhluk menjijikkan itu menyerangku, untungnya mereka belum sempat melakukan hal-hal aneh padaku." Jawab Ratna sedikit murung.
Karena Faisal yang langsung bergegas menyerang para Goblin. Maka Ratna selamat dari tindakan mereka, yang akan menjadikannya inang para Goblin.
"Lalu dari mana anak-anak Goblin itu?"
Ratna menggeleng saat Faisal bertanya seperti itu. Merasa kalau sudah membuat gadis itu tidak nyaman dengan pertanyaannya, pemuda itu bergerak masuk lebih dalam ke gorong-gorong seraya berkata.
"Ayo kita jelajahi lagi tempat ini, kita tidak akan meninggalkan satu pun para Tikus itu!" Ajak Faisal.
"Iya!" Balas Ratna.
Keduanya terus menjelajah gorong-gorong tersebut dan menemukan beberapa Giant Rat. Para monster itu menemui ajal ketika berpapasan dengan mereka.
Faisal memainkan peran sebagai Tanker sekaligus penyerang depan dengan baik, lalu Ratna juga mampu mengambil keputusan dengan baik meskipun ini merupakan Quest perdananya sebagai Pendekar.
Akhirnya, mereka sampai di tempat akhir pada peta yang diberikan oleh kepala kota. Yang menandakan tugas mereka hampir selesai.
Faisal segera memeriksa tempat yang menjadi akhir saluran gorong-gorong. Setelah memeriksa dengan teliti dan dirasa tidak ada apa-apa dia berbalik.
"Sepertinya semua Giant Rat sudah berhasil kita basmi. Jika di total, kita sudah membunuh 30 Giant Rat dewasa dan 13 Giant Rat yang kecil." Ucap Faisal.
"Kau benar, kalau begitu ayo kita kembali! Tubuhku lengket semua karena berada lama di sini, belum lagi aroma tempat ini begitu menyengat." Balas Ratna sambil menutupi hidungnya.
Pendekar muda itu awalnya menanggapi dengan diam, lalu mengangguk untuk menjawab balasan Ratna.
Apa yang dikatakan Ratna benar, mereka sudah ada di dalam gorong-gorong hampir seharian. Jadi wajar jika mereka merasa sesak dan tubuh mereka lengket.
Kadar oksigen di dalam gorong-gorong sangat tipis, lalu ragam kotoran yang hanyut diantara air membuat aroma tempat ini terasa menusuk hidung.
Namun hal itu tidak berpengaruh pada Faisal, karena dia sudah berlatih untuk situasi seperti ini. Itu karena dia memiliki sebuah alasan yang masih sulit untuk dimengerti oleh Ratna.
'Tapi aku masih penasaran dengan apa yang menjadi tujuan sebenarnya, Faisal?' Batin Ratna.
Saat keduanya hendak menuju permukaan, sebuah suara tidak lazim terdengar. Faisal dan Ratna bersiap untuk menghadapi serangan tiba-tiba.
Benar saja, dari tempat yang tadi diawasi Faisal muncul monster laba-laba raksasa. Ratna yang mengetahui monster itu mendadak kehilangan niat bertarung.
"Ti-tidak mungkin, itu Black Tarantula! Bagaimana mungkin monster itu ada di sini?" Ucap Ratna dengan suara rendah.
Black Tarantula adalah monster yang biasa muncul di dalam Dungeon yang ada di lembah jurang atau lereng bukit. Sebagian penduduk mengenal monster ini, sebab memiliki racun yang mematikan.
Ketika Ratna hampir roboh karena kehilangan niat bertarung, matanya melebar saat orang di depannya berdiri kokoh seperti batu karang yang siap menghadang debur ombak lautan.
"Angkat busurmu lalu arahkan pada monster tersebut, jika melawan ini saja kita sudah kewalahan. Bagaimana mungkin, kita mampu bertahan melawan Naga!" Ucap Faisal dengan penekanan.
Ratna segera melakukan serangan, setelah mendengar ucapan Faisal itu. Semangat bertarungnya kini telah kembali. Lalu Faisal meliak-liuk diantara kaki Black Tarantula yang mencoba untuk menyerang.Panah Ratna membuat monster itu menatap dirinya. Ketika Black Tarantula mencoba menyerang, Faisal memukul wajahnya untuk membuatnya fokus pada dirinya."Jangan pernah mengalihkan pandangan, lawanmu adalah diriku!" Ucapnya dengan mata tajam.Black Tarantula kembali mengalihkan tatapannya pada pendekar yang telah menyerang. Ratna juga tidak ingin kalah, dia terus memberikan serangan.Saat panahnya mengenai Black Tarantula yang membuat monster itu akan menyerangnya. Di situ Faisal akan beraksi agar fokusnya teralihkan.Faisal mengayunkan pedangnya ke arah monster tersebut, membuat kaki Black Tarantula putus dan mengeluarkan darah.Laba-laba hitam itu berteriak ker
Ratna sama sekali tidak mengerti apa yang akan dia lakukan hari ini, karena Faisal memutuskan untuk mengambil libur. Jadi dia pergi ke taman kota untuk mengembalikan semangatnya. "Apa yang harus kulakukan ya?" Gumam Ratna. Kota tempat Padepokan ini, berada di wilayah perbatasan dari kerajaan. Maksud dari perbatasan adalah wilayah yang berada di zona kuning dari sebuah kerajaan. Penentuan zona untuk sebuah wilayah, diukur sebanyak apa Quest yang diajukan oleh para penduduk dan seberapa seing monster muncul. Semakin banyak Quest yang diterima sebuah Padepokan, maka semakin tinggi tingkat bahayanya. Zona merah adalah wilayah dimana banyak terdapat monster dan para penduduk kesulitan untuk tinggal di sana. Biasanya yang menghuni adalah para tentara kerajaan untuk mengamati dan mengikis para monster. Zona kuning adalah wilayah netral dimana beberapa penduduk bisa tinggal dan
"Hei kenapa kita mengambil Quest Giant Rat lagi?" Tanya Ratna."Sudah kubilang kalau aku akan mengambil Quest ini terus menerus. Apa kau mengeluh?" Jawab Faisal."Hah terserah, jadi dimana tujuan kita saat ini?" Tanya Ratna dengan semangat."Tempat Questnya sebentar lagi terlihat, itu ada di daerah pertambangan. Sekelompok penambang merasa terganggu karena kemunculan Giant Rat yang katanya mencuri makanan mereka." Jawab Faisal.Ratna memegang dagu setelah mendengar jawaban Faisal."Jadi tempat kita selanjutnya adalah penambangan. Lalu ada apa kau memberikan busur dan anak panah baru ini? Padahal aku masih bisa membelinya!" Ucap Ratna."Itu sebagai cadangan kalau kau kehabisan anak panah. Lagipula aku sudah menerapkan hal khusus pada anak panah itu." Balas Faisal."Hal khusus seperti apa?" Tanya Ratna."Lebih baik kau
Nyala api itu menerangi gelapnya gua Kiskendo yang merupakan tempat bersejarah yang tertulis dalam kakawin terkenal. Sang penyair menggunakan kata-kata yang puitis dan inspiratif untuk menjelaskan apa yang terjadi pada saat itu. Kini tempat ini sudah menjadi ladang pekerja untuk menghasilkan uang demi segenggam nasi. Para warga berbondong-bondong berdatangan supaya bisa bekerja di tempat ini. Kerajaan juga sebagian besar mendapatkan pendapatan dari tempat ini selain dari Guild Perdagangan yang mendominasi pelabuhan dan wilayah darat. Setelah lama monster bos dungeon ini di taklukan, entah bagaimana tiba-tiba muncul monster yang mengganggu pekerja di tempat ini. Laporan yang diterima Faisal dan Ratna saat ini adalah sekelompok monster yang mereka yakini adalah Giant Rat sudah mnyerang dan memutilasi para pekerja. Seseosok bayangan muncul dan Faisal memberi perintah. “Lepaskan serangan!” Ta
Monster yang tidak diketahui namanya oleh Faisal terus mengejar dengan senjata teracung. Sementara itu tanda-tanda yang buat Faisal di dinding gua sudah nampak.“Dari sinilah kalian akan kukubur!” Ucapnya.Saat ada tanda pertama dia melompat dan berbalik menantang musuh, melihat itu para pengejar semakin geram dan berlari lebih kuat. Tanpa mereka duga kaki mereka tersandung sesuatu, membuat mereka jatuh saling bertindihan.Saat itu terjadi lesatan anak panah meluncur dan menusuk tubuh mereka yang terbaring di lantai Dungeon. Faisal juga ikut memberikan serangan dengan menusuk mereka menggunakan pedang.Teriakan-teriakan mereka menggema di dalam Dungeon. Namun dua petualang itu tidak mengendurkan serangan mereka, sebab jika mereka menghentikannya karena simpati maka situasinya akan berbalik.‘Aku tidak percaya akan benar-benar menjalankan rencana ini,’ batin Ratna seraya terus melepaskan an
"Jadi bagaimana? Apa monster Giant Ratnya sudah dibunuh?" Tanya pemimpin tambang.Tanpa ragu Faisal memberikan jawaban."Tentu saja, tapi kami belum sempat membereskan mayatnya!""Itu tidak masalah, asalkan mereka sudah mati maka para penambang akan kusuruh membereskannya." Balas sang pemimpin."Baiklah kalau begitu, kami pamit!" Ucap Faisal."Sebelumnya, tolong terima beberapa kantung ini!" Pinta pemimpin.Dia menyerahkan dua kantung yang terisi penuh, saat kantung itu beralih tangan Faisal bisa merasakan kalau isinya pasti banyak karena terasa berat dan berbunyi gemericik yang kuat."Untuk apa ini?" Tanya Faisal.Sang pemimpin tambang dengan pelan mendekati mereka dan berbisik."Aku sudah tahu kalau mereka bukanlah Giant Rat, namun aku kebingungan untuk mendeskripsikan monster seperti apa mereka
Setelah dua hari perjalanan mereka akhirnya sampai di Padepokan, seperti biasanya tempat ini selalu ramai oleh para Pendekar yang ingin mengambil Quest.Beberapa warga juga tampak memenuhi meja Konter untuk memberikan Quest yang merupakan sumber penghidupan dari para Pendekar."Sepertinya kita datang di waktu yag kurang tepat," ucap Ratna getir saat melihat begitu banyak orang yang mengantri."Kalau begitu, lebih baik kita mengisi perut sambil menunggu kerumunan ini berkurang." Tawar Faisal.Ratna dengan cepat mengangguk karena perutnya memang keroncongan. Saat mereka hendak keluar membeli makan siang.Ratna melihat seorang anak laki-laki yang tidak asing, bocah itu sedang memberikan arahan pada teman separtynya. Saat Ratna memperhatikan lebih teliti, dia mengenali bocah laki-laki tersebut."Bukankah itu Rui?" Ucapnya.
Cukup lama Ratna menunggu keputusan Rui dan kawan-kawannya soal tawaran untuk bergabung dengan party Faisal."Kak Ratna! Bukannya kami tidak mau, hanya saja-""Ratna lama sekali, apa mereka mau bergabung dengan kita?" Tanya Faisal yang datang tiba-tiba."Ini sedang aku sampaikan! Kenapa kau kemari?" Tanya Ratna."Apa kalian mau bergabung dengan Partyku?" Tanya Faisal.'Aku diabaikan!' Batin Ratna miris.Ketiganya tentu saja kaget dengan kehadiran Faisal yang tiba-tiba dan langsung menawarkan untuk bergabung dengan Partynya."Hn tadi sudah ingin aku sampaikan, kami tidak berniat bergabung dengan kalian. Karena takut menjadi beban!" Jawab Rui"Rui!" Ucap Tamara dan Ari."Seperti yang kau tahu kami masih pemula dan belum berpengalaman jadi-""Itu malah sempurna, dengan ini aku mengundang kalian dalam Partyku. Aku tidak mau mendengar adanya komplain." Ucap Faisal dengan aura menekan."Eeeeehhhhhhh!" Respon ketiganya."Tun