Cukup lama Ratna menunggu keputusan Rui dan kawan-kawannya soal tawaran untuk bergabung dengan party Faisal.
"Kak Ratna! Bukannya kami tidak mau, hanya saja-"
"Ratna lama sekali, apa mereka mau bergabung dengan kita?" Tanya Faisal yang datang tiba-tiba.
"Ini sedang aku sampaikan! Kenapa kau kemari?" Tanya Ratna.
"Apa kalian mau bergabung dengan Partyku?" Tanya Faisal.'Aku diabaikan!' Batin Ratna miris.Ketiganya tentu saja kaget dengan kehadiran Faisal yang tiba-tiba dan langsung menawarkan untuk bergabung dengan Partynya."Hn tadi sudah ingin aku sampaikan, kami tidak berniat bergabung dengan kalian. Karena takut menjadi beban!" Jawab Rui"Rui!" Ucap Tamara dan Ari."Seperti yang kau tahu kami masih pemula dan belum berpengalaman jadi-""Itu malah sempurna, dengan ini aku mengundang kalian dalam Partyku. Aku tidak mau mendengar adanya komplain." Ucap Faisal dengan aura menekan."Eeeeehhhhhhh!" Respon ketiganya."Tun"Tentu saja, tapi apa kau akan membantu?" Tanya si penduduk."Aku akan membantu, tapi tolong jelaskan situasinya tidak di sini. Kita akan membahasnya di tempat lain." Ajak Faisal.Faisal dan Penduduk itu pergi dari Padepokan, Ratna dan tiga Pendekar yang hendak diajaknya juga mengintil dari belakang.Melihat ada sekelompok kecil Pendekar yang tergerak menyambut ocehan penduduk itu. Pendekar yang menolak tadi tergelak keras."Hahaha Penduduk itu berhasil menangkap mangsa, sepertinya kelompok kecil itu telah menjadi korban pertamanya." Ucapnya mengejek.Suara tawa menyambut ejekan yang dilontarkan olehnya, diselingi dengan menegak tuak mereka terhanyut membual tentang hal yang telah mereka lakukan.Kembali pada Faisal dan Penduduk serta beberapa Pendekar lain yang sudah berada di persimpangan jalan sempit agar tidak ada orang yang mendengar."Jadi tolong sampaikan apa yang terjadi pada desamu?" Tanya Faisal."Sebelumnya aku berterima kasih karena kau mau menden
"Kita memang akan berangkat, tapi ingat kita harus melaporkan hasil Quest dulu!" Ucap Ratna.Seketika Faisal menggerutu karena apa yang dikatakan oleh Ratna ada benarnya. Rombongan Rui juga sadar kalau mereka harus membagi hasil dan membeli beberapa perlengkapan."Kami akan membagi hasil dan membeli perlengkapan. Jadi kita akan berkumpul dan berangkat sore ini!" Ucap Rui."Benar! Pastikan tidak berangkat tanpa kami!" Ucap Ari."Sampai ketemu nanti sore!" Tambah Tamara.Menanggapi itu Ratna melambai sambil membalas."Iya, kalian hati-hati. Lalu Rui sampaikan salamku pada Rua!" Ucapnya.-Pasti akan kusampaikan!" Ucap Rui sambil mengangguk.Mereka pun menjauh dan tersisa Faisal, si penduduk dan Ratna."Kau sebaiknya memulai hidup baru di kota ini. Sebagai bekal aku hanya bisa memberikan ini, semoga hidupmu bisa lebih baik dari sekarang. Jika seandainya masih ada yang selamat akan kuantar ke sini!" Ucap Faisal sambil menyerahkan beberapa keping koin perak untu
"Ini bagianmu dan ini bagianku! ucap Faisal menyerahkan uang hasil Quest hari ini."Faisal! Kau sungguh-sungguh akan pergi ke desa orang itu?" Tanya Ratna memastikan."Iya, jika kau berubah pikiran aku tidak masalah!" Balas Faisal seraya menaruh uangnya di dalam kantung."Bukan begitu," sanggah Ratna seraya menaruh uangnya juga."Aku cuman kepikiran saja, kenapa kau sampai ngotot ke sana bahkan tanpa bayaran. Kalau kau bisa bersabar sebentar, kemungkinan laporan itu dijadikan Quest dan kita bisa melakukannya sembari mendapatkan imbalan." Jelas Ratna."Itu tidak akan sempat!" Ucap Faisal pelan.Ratna merasa ada perubahan dari wajah Faisal setelah mengatakan itu."Kenapa tidak akan sempat?" Tanya Ratna."Para Tikus itu, pasti akan bergerak lagi setelah persediaan makanan habis lalu mencari desa baru lagi untuk di jarah. Kesempatan yang kita miliki untuk melawan mereka saja 50:50, itu dengan asumsi desa miliknya mempunyai banyak makanan." Jawab Faisal.Ratna yang mendengarnya terkejut, s
"Sesuatu yang berharga milik para Dewa? Memangnya apa yang mereka ambil itu?" Tanya Ari.Sambil menggeleng Tamara menjawab."Tidak tahu, itu adalah sesuatu yang tabu untuk dibahas. Senior tidak pernah menceritakan soal benda itu. Tapi pasti sangat berharga sebab mereka mengutuk para manusia menjadi makhluk berkepala Tikus.""Tapi bisa jadi itu sangat berbahaya bagi para Dewa maka itu mereka sangat murka dan mengutuk manusia yang mencurinya." Sambung Ari."Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kalian bahas, tapi sepertinya ini sangat serius. Pikiranku tidak sampai untuk ikut pembicaraan ini, ngomong-ngomong kemana tujuan kalian selanjutnya. Aku ingin mengunjungi adikku dulu sebelum pergi." Ucap Rui."Aku akan kembali ke penginapan dan membereskan beberapa keperluan." Ucap Tamara."Kalau aku akan pergi ke Pasar memperbaiki perlengkapan," ucap Ari."Baiklah saatnya berpisah, setelah urusan selesai mari berkumpul di alun-alun untuk berangkat bersama kak Ratna dan Kak Faisal." Seru Rui.
Desa yang tadinya nampak indah dan asri kini hanya menjadi sebuah puing-puing. Bercak darah dan beberapa bangkai penduduk bertebaran di berbagai tempat.Apa yang terjadi di desa ini adalah perbuatan dari makhluk jadi-jadian yang berwajah tikus. Legenda yang diketahui oleh orang-orang mereka adalah manusia yang mencoba mencuri dari dewa.Ada pula kabar yang beredar kalau mereka adalah evolusi dari para penghuni gunung yang terlantar. Karena tingkah mereka yang tidak jelas dan cenderung liar.Namun yang kabar yang menyakinkan tentang mereka, para makhluk itu adalah para penyembah seorang Iblis Jahat. Tidak diketahui dengan pasti siapa nama Iblis jahat itu, namun setiap pengikutnya akan berubah menjadi manusia setengah tikus.Ketika mereka berubah maka tubuh mereka akan berubah dan sifat hewan Tikus melekat pada diri mereka. Hal yang selalu mereka rasakan adalah lapar berlebihan dan emosi yang selalu berubah.Manusia Tikus ini juga memilik strata sosial dalam lingkungannya. Mereka yang l
"Jadi mereka ada banyak? Tapi aku sama sekali tidak melihat satupun?" Tanya Ratna."Saat ini memang belum terlihat, tapi aku yakin sekali sebagian kecil dari mereka berpencar untuk membersihkan." Jawab Faisal."Mem-membersihkan?" Tanya Ari."Seperti yang dilakukan oleh yang mati satu ini, memakan sisa mayat agar tidak ada yag di sia-siakan. Biasanya mereka adalah kelompok pengintai yang hanya bergerak di belakang saat terjadi penyerbuan. Kita harus bergerak cepat, kemungkinan besar kelompok ini belum pergi jauh."Jelas dan ajak Faisal.Keempat Pendekar di situ menyimpan sementara pertanyaan yang ada di hati mereka. Karena pemimpin kelompok yaitu Faisal bergerak untuk mencari lebih banyak makhluk berkepala Tikus itu.Saat mereka masuk lebih dalam rumah-rumah penduduk sudah berubah menjadi abu, ada juga yang berantakan dan terdapat bercak darah di dindingnya.Satu atau dua mayat yang sudah setengah membusuk bisa mereka lihat dan lagi-lagi raut ke empat Pendekar selain Faisal berubah send
"Aku tahu kalau kalian sedang berduka karena kehilangan kakak kalian, tapi aaat ini jika kalian menyebutkan kemana kelompok ini pergi maka hal yang menimpa kalian aka berkurang. Karena itu tolong tunjukkan kemana kelompok makhluk ini berada?" Tanya Faisal.Setelah mendengar pertanyaan itu Tia perlahan menghentikan tangisnya. Segera gadis itu menunjuk suatu arah yang di sana terdapat sebuah lembah."Beberapa jam yang lalu serombongan dari mereka pergi ke sana, aku hanya tahu kalau di sana ada sebuah desa kecil. Aku tidak tahu jumlah aslinya, tapi mereka sangat banyak." Jawab Tia."Oi, kalau tidak salah itu adalah desa tempat kita sebelumnya menjalankan Quest." Ucap Tamara."Sial! Desa itu tidak memiliki pagar untuk sekedar melindungi diri! Kita harus menyelamatkan mereka!" Ucap Rui."Tenangkan dirimu, Rui! Jika kita gegabah dalam bertindak maka nyawa kita akan melayang dengan sia-sia." Ucap Ari."Apa yang dikatakan Ari benar, kita tidak boleh bertindak gegabah. Karena ini juga menyangk
Setelah merawat Tia dan Badri, kelompok Pendekar yang dipimpin Faisal sedang berkumpul untuk membahas rencana menyusul rombongan Manusia Tikus yang hendak pergi ke desa selanjutnya."Jadi bagaimana kita memposisikan diri untuk menyerang mereka?" Tanya Ari."Tugas baris depan akan di isi olehku dan Ari, selanjutnya yang di tengah adalah Ratna dan Tamara dan bagian belakang adalah Rui! Apa kalian paham!" Jelas Faisal."Mengerti!" Ucap mereka serempak.Sejenak Ari melirik pada Rui yang menerima posisi dirinya dalam rencana ini.'mengejutkan sekali dia tidak membantah!' Batinnya.Sebelum pergi Faisal menyerahkan beberapa bekal untuk Tia dan Badri seraya memberikan nasehat."Pergilah ke arah kota perbatasan, temuilah kepala desamu dan tunggu kabar selanjutnya. Jika kami berhasil mengalahkan mereka, akan kami kabari!" Ucapnya.Tia dan Badri mengangguk serta membalas."Terima kasih banyak atas bantuannya, semoga Dewata Agung melindungi kalian!" Harap Tia."Kakak-kakak sekalian, terima kasih