Share

24. Rekan Terbaik

Sayangnya, itu tidak terjadi. Sia sama sekali tidak memohon lebih seperti yang diharapkan Yoan.

Justru ketakutan merambat naik dengan cepat ke tubuh Sia. Berulang kali Sia tampak tidak menikmati pergerakan mereka. Tatapannya hanya tertuju ke ranjang di mana sekarang Rigel tampak berbalik arah.

Sia refleks melepas diri dari dekapan Yoan. “Maaf, Kak. Tuan mungkin bisa terbangun lebih cepat.” Selesai mengucapkan itu, Sia dengan tergesa melangkah menuju ranjang.

Memang di luar dugaan, Rigel terbangun sesaat tanpa membuka mata untuk mencari Sia dengan meraba-raba sosoknya yang tiba tepat waktu dibalik selimut Rigel.

Menghela napas di antara ketakutannya, Sia menoleh untuk memastikan Rigel masih nyenyak dan tidak membuka mata.

Yoan terpaku di tempat. Meski ada kekecewaan yang tergambar jelas di wajahnya, tapi dia berusaha memahami keadaan.

Sia mengangkat sedikit kepa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status