Share

Chapter 5 - Mrs. Rose Jolie

This Novel is owned by Ailana Misha

Please, don’t copy and remake!

Sementara itu, kembali ke kampus Dania. Tak pernah sama sekali dalam diri Dania untuk membayangkan akan tiba saatnya dimana dia akan merasa ingin menjadi seperti Angela. Semua ini karena perihal bagaimana gadis bernama belakang Brown itu yang masuk dalam tim penelitian milik dosennya. Dia memang tak pernah punya niat untuk menyibukkan diri dengan semua hal yang bisa menguras energi dan otaknya. Dania dulu bahkan tak pernah keberatan jika Angela selalu hilang tiba-tiba tiap bertemu dengan Mr. Albert ataupun dosen lainnya, dan sekarang Dania sungguh keberatan saat Mr. Albert mengajak Angela pergi saat ini.

Jika Mr. Albert tidak dapat mengizinkan Angela tinggal sesaat untuknya, setidaknya Mr. Albert juga mengajaknya ikut serta. Baiklah pada kapasitas apa juga, Mr. Albert mengajaknya ikut, kenal Dania juga hanya sebatas mahasiswa pasif di kelasnya dulu. Kembali kepada nasibnya, gadis berambut semi kecokelatan itu berjalan hilir mudik di depan ruang kelas E03.02 sedari tadi, padahal dia sudah berada di lantai itu lebih dari limah belas menit yang lalu dan masih belum juga berniat masuk kelas. Sesuatu yang tepat untuk menyebut keadaan Dania sekarang adalah Dania sedang kebingungan dan juga panik.

“Dengan alasan apa aku masuk ke dalam?” Dania berseru ngeri seraya memandang jendela ruang kelas yang terbuat dari kaca transparan yang tebal. Di dalam sana, satu sosok tubuh yang Dania sudah hafal siapa dari ujung kepala sampai ujung kaki, Mrs. Rose Amanda Jolie.

Waktu semakin berjalan dan Dania semakin panik dibuatnya. Tidak masuk kelas membuatnya akan kehilangan jatah bolos kelas tersebut di semester ini, sementara dia juga tidak bisa menjamin apakah dia tidak perlu jatah izin lagi di pertemuan berikutnya, melihat dosen pengajarnya adalah Mrs. Rose Jolie terus menerus. Dania jadi semakin pusing membayangkannya. Sebelum kepalanya semakin berdenyut-denyut, Dania putuskan masuk kelas dengan semua konsekuensi tak pasti membuntutinya. siapa yang tahu apa yang ada di kepala ibu dosen satu itu?

“Selamat siang bu, maaf datang terlambat.” Suara Dania sudah terdengar seperti tikus yang sedang dijepit, tepat sewaktu pintu kelas tertutup di belakangnya.

Mrs. Jolie yang awalnya sedang menjelaskan terkait tempat magang yang tepat, terdiam di tempatnya, dan sekarang mulai menatapnya dengan pandangan galak. Dania Adelaine Sanders bisa menjamin, jika dirinya seekor amoeba, dia sekarang pasti akan membelah diri dengan banyaknya agar segera lenyap dari pandangan dosen satu ini.

Tetapi tuhan menciptakannya sebagai manusia!!!!

Jadi ia tidak bisa menghilang, saat ini juga

Arghhhh!!!!

“Sekali lagi maaf atas keterlambatan saya Mrs. Jolie...” Dania berujar kembali, tanpa menunggu izin dari bu dosen bernama Rose Amanda Jolie itu bicara, dia langsung duduk di kursi paling pojok di deretan nomor satu yang kebetulan sedang kosong. Great, dengan situasi seperti ini kursinya malah di deretan nomor satu, dia bisa jadi objek semprot emosi Mrs. Jolie nanti ini.

“Siapa yang menyuruh kamu langsung duduk! Saya belum memberikan izin.” Tuh kan, apa Dania bilang. Beliau ini sering PMS tanpa sebab.

“Maaf bu...” ucap Dania pelan.

Dania untuk kali ini sungguhan tidak ingin memperpanjang alasan. Gadis bernama belakang Sanders itu lekas berdiri. Dia takut jika semakin lama duduk, dia akan semakin kena cerca dan maki.

KRATT

Gadis bernama belakang Sanders itu berdiri kembali dengan gerakan canggung, karena benturan kursinya, kertas catatan milik teman disampingnya bertebaran jatuh karenanya. Gadis beriris hitam itu memberikan tatapan kasihan pada Dania yang tahu pasti hal ini tidak akan mudah untuk terselesaikan dengan cepat.

“Dan siapa yang menyuruh kamu untuk kembali berdiri? Sudah datang terlambat membuat gaduh kelas saya lagi!” Dania sudah meringis mendengarnya. Serius dalam pikirannya, Mrs. Jolie adalah orang yang akan dapat nominasi, jika ada nominasi dosen dengan suara terdatar dan juga membuat merinding tentunya.

Gadis itu jadi serba salah, ia memandang Mrs. Jolie kembali dengan raut muka meminta maaf. Teman-teman kelasnya bahkan tidak memberikan Dania suara mendukung sama sekali, mereka benar-benar diam tak berkutik. Setidaknya dalam hal ini, jangan biarkan Dania yang membuat drama sendirian dengan ibu dosen ‘apa-apa salah’ ini. Mata Dania sudah berair rasanya.

“Nama kamu siapa?” Mrs. Jolie menanyainya dengan gayanya yang khas itu.

‘Jadi ceritanya ini enggak kenal? Ok, saya juga bisa Amnesia!’

Bolehkah disini, Dania sudah ge-er, akan sangat ge-er mendapati beliau menyimpan perasaan tak suka ke dia, saking tidak sukanya sampai lupa nama Dania. Lupa beneranpun sebenarnya semakin bersyukur bagi gadis Sanders itu, namun menargetkan dirinya jadi apa-apa salah dan itu juga salahnya juga mohon dilupakan, please.

“Dania Adelaine Sanders, angkatan 2018.” jawab Dania tak nyaman. Firasatnya enggak enak sama sekali.

“Siapa?” Mrs. Rose Jolie minta diulang.

“Dania Adelaine Sanders, Angkatan 2018, Kelas AAA!!” Dania hampir berseru karenanya.

“Oke, nona Sanders yang baru saja terlambat ini, setelah jam pelajaran saya, temui saya di ruangan saya.” Mrs. Jolie masih kekeh memberi Dania tatapan tajam. Kaki Dania sudah mulai kesemutan rasanya. Dia tahu, dirinya harus berusaha sesabar mungkin menghadapi ibu dosen yang terhormat satu ini.

“Kamu bisa duduk!” Dania tak ingin membuang waktu, dan langsung duduk tanpa memikirkan dua kali apa arti duduk itu kembali.

Dania membuang nafas kesal, dan membuka tasnya. Gadis itu kemudian mengeluarkan note book, kotak bolpoinnya dan juga lembar KRS-nya. Dia belum tahu Mrs. Jolie meminta mahasiswa kelasnya untuk menggunakan buku referensi apa dan dia hanya membawa note book saja sebagai gantinya.

Mrs. Jolie sedang menulis kembali di White board dan memunggunginya. Dania meneliti seluruh kelas, kelasnya kali ini bukan termasuk kelas besar. Hanya ada sekitar dua puluhan mahasiswa, berarti benar kali ini kata Angela sebelum dia diculik oleh Mr. Albert tadi. Angela pada saat itu mengatakan bahwa mahasiswa seangkatan mereka dibagi kedalam empat kelas, dengan masing-masing kelas berisi empat kelompok dengan dosen pembimbing yang berbeda di tiap kelompoknya.

Dania berharap dengan memandang jidat-jidat teman-teman kelasnya, dia bisa tahu, siapa saja yang beruntung seperti dirinya (dalam artian negatif), yang mana dosen pembimbingnya adalah Mrs. Rose Amanda Jolie. Tetapi dia tak menemukan petunjuk satupun. Gadis itu mengalihkan tatapannya kembali pada Mrs. Jolie yang sudah selesai menulis.

“Kalian bisa tulis poin-poin penting yang akan kalian perlukan dalam memilih perusahaan yang tepat untuk program internship kalian.” Mrs. Jolie mengetuk ketukkan board marker-nya ke meja dosennya.

“Mengapa saya menulis persyaratan Good Corporate Governance sebagai persyaratannya? Kalian bisa melihat pada materi di slide PPT saya kembali, mengapa hal ini sangat penting.”

Dania dapat melihat Mrs. Jolie sedang mem-previous slide miliknya, dan tampaklah suatu gambar lingkungan kerja di suatu kantor, dibawah gambar itu ada sebuah sub tema bahasan bertuliskan Good Corporate Governance. Sebelum Dania sempat untuk membaca narasi di slide tersebut, Mrs. Jolie sudah menginterupsinya.

“Menurut Center for European Policy Studies (CEPS), Good Corporate Governance merupakan Seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak (right), proses serta pengendalian, baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen perusahaan. Jadi, dari ini kita dapat menyimpulkan bahwa Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat proses untuk mengendalikan setiap kegiatan yang dilakukan di dalam perusahaan, serta untuk memberikan pertanggung jawaban kepada Shareholder dan Stakeholders yang berlandaskan pada peraturan perundangan-undangan dan nilai-nilai etika.” Ibu dosen satu itu sedang menjelaskan, semua kelas terdiam mendengarkan.

“Oleh karena itu, saat kalian akan memilih tempat internship untuk media kalian mengaplikasikan ilmu yang telah kalian dapatkan sebelumnya di bangku kuliah, dan dapat mengambil continual improvement atas pembelajaran kalian kedepannya, saran saya adalah pilihlah perusahaan yang telah menerapkan GCG dengan baik dan benar, dan tentunya patuh pada peraturan perundang - undangan.”

Dania mencerna semua perkataan Mrs. Jolie barusan dengan hati-hati, meski Mrs. Jolie sudah menjelaskan maksud dari GCG tersebut, Dania sebenarnya kurang paham mengapa Mrs. Jolie menyangkut pautkan tata kelola perusahaan ke dalam kelas Introduction of Internship ini. Bukankah yang menerapkan GCG tentunya adalah perusahaan-perusahaan berskala menengah ke atas saja, memangnya tempat yang diharapkan Mrs. Jolie untuk tempat magang itu seperti apa sih?

“Saya berharap kalian akan terlalu pintar untuk memilih perusahaan-perusahaan besar untuk tempat internship kalian. Saya memiliki standart perusahaan seperti apa bagi mahasiswa yang menjadi bimbingan saya kemudian. Jadi kalian yang dosen pembimbingnya saya, jangan khawatir saya sudah membuatkan list perusahaan-perusahaan terbaik yang dapat kalian ambil. Saya memang orang yang baik, tidak perlu bilang terima kasih.”

Sungguh bohong dan konyol menurut Dania mendengar ucapan Mrs. Jolie yang gagal melucu tersebut. Nasib sial seperti apa lagi ini, dapat perusahaan kecil saja baginya sulitnya minta ampun, dan ini malah harus melamar magang di perusahaan besar.

“Baik, bisa kalian catat dulu, saya akan tunggu sambil mengabsen kalian.”

Setelah itu kelas diramaikan dengan suara sobekan kertas, gesekan suara bolpoin, dan suara Mrs. Rose Jolie yang memanggil mahasiswanya satu persatu. Dania jadi teringat akan Angela yang tidak hadir siang ini.

“Angela Brown!” suara Mrs. Jolie berseru di ruang kelas.

“Angela, apa Angela Brown hadir?” Karena tidak ada yang menyahut, Mrs. Jolie mengulanginya kembali, gadis bernama Angela brown adalah mahasiswa yang mencolok di kelasnya, dan gadis itu juga bukan termasuk mahasiswa yang gemar memiliki presensi di bawah standar.

Kelas kini jadi berisik, karena teman-teman kelas Dania mulai menyadari akan ketidak hadiran Angela. Dania mengangkat tangannya, dan perhatian Mrs. Jolie kini teralih kepadanya, LA-GI.

“Iya, Nona Sanders? Ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan?”

Angela kamu harus berterima kasih kepadaku setelah ini.’

“Angela tidak dapat hadir Mrs. Jolie, dia sedang diajak Mr. Albert terkait urusan penelitiannya.” Dania menjelaskan. Suaranya ia atur setenang mungkin, menurut analisisnya jika mencantumkan nama Mr. Albert, Angela akan dapat izin dari beliau.

Namun, seperti teori amnesia di kelas tadi, Mrs. Rose Amanda Jolie kemudian merespons hal yang tidak pernah Dania duga tepat sedetik setelah Dania mengucapkan pembelaannya kepada Angela.

“Rose Amanda Jolie tidak dapat hadir untuk mengajar di kelas karena dia juga memiliki penelitian.” Bu dosen satu itu berujar sambil mengisi daftar hadir kelasnya. Mrs. Rose Jolie masih tidak melepaskan matanya dari lembar presensinya.

“Ehh?” sungguh Dania hampir melongo mendengarnya.

“Jadi menurut kamu, apa saya juga bisa tidak hadir mengajar kali ini, karena punya kewajiban penelitian?”

Mrs. Jolie sumpah menyindir Dania dengan telak. Di tempatnya, gadis itu menggeleng dengan muka yang sudah merah padam karena malunya, seisi kelas sudah tertawa menyadari ucapan Mrs. Rose Jolie tadi.

“Ada yang harus kamu izinkan lagi?”

Rasanya Dania sudah ingin teriak, scream in and out karena ulah ibu dosen galak satu ini.

ARGHHHH!!!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status