Share

Chapter 7 - Angela's Idea

This Novel is owned by Ailana Misha

Please, don’t copy and remake!

Menunggu Jeanne punya jam kosong di pagi hari, akhirnya hari ini datang juga. Dania pagi itu memutuskan menculik Jeanne dari kelas Business in Design milik gadis itu. Beruntungnya saat ia sampai di kelasnya, dosen yang mengajar Jeanne sedang izin tidak masuk kelas. Dari kemarin, Dania memiliki rencana untuk melihat tempat magang yang direkomendasikan oleh Angela. Jika Dania cocok, dia akan mengirimkan proposal magang yang tentu harus direviu terlebih dahulu oleh Mrs. Rose Jolie.

Mengingat ibu dosen di fakultasnya satu itu, Dania sudah ingin pusing, mual, dan ingin muntah. Aduh, aduh.... Besar sekali dampak Mrs. Jolie di hidup masa muda seorang Dania Adelaine Sanders. Jadi tidak mengherankan jika sekarang baik Angela dan Jeanne sudah ada di tempat yang sama dengan Dania, untuk menemani gadis itu menginspeksi calon tempat magangnya.

Angela dan Jeanne sebenarnya sudah hafal watak Dania satu ini, gadis bernama belakang Sanders itu mana mau kecemplung sendiri jika dia tahu risikonya sudah segedhe gajah, dimarahi mrs. Jolie, apalagi?

“No, I am not at class. I have no class this morning.”

“Yes, I am with Dania now.”

“Don’t worry. I have had lunch this morning, have you had lunch too?

Dania yang awalnya sibuk dengan google mapnya menolehkan kepalanya saat namanya disebut. Jeanne Wu sedang menjawab pertanyaan seseorang di seberang sambungan telefon. Sepertinya tanpa bertanya siapa yang menelfon Jeanne, Dania tahu Jeanne ditelefon oleh siapa?

Tak lama kemudian, Jeanne lalu mengucapkan ucapan selamat tinggal untuk mengakhiri sambungan telfonnya. Jeanne terkejut saat kedua teman dekatnya sudah menguping dan mendengarkan pembicaraan dirinya tadi.

“Who is that, Jeanne?” tanya Angela dari balik kemudi mobil.

Gadis itu sedang menyetir mobil sedannya. Dari ketiga teman dekat Dania, Angela-lah yang paling kaya dan sangat berkecukupan keluarganya. Gadis yang suka dengan hal-hal berbau drama itu bahkan sudah punya mobil sejak dia masih Senior High School, mobil sebagai kado ulang tahun ke tujuh belas dari orang tua gadis itu.

Dania ingat saat Angela bisa menyetir untuk pertama kali dulu, Kevin dan dirinya langsung menagih Angela untuk diantar keliling kota Melbourne dengan mobil barunya. Mengingat itu, ya ampun, mereka kenapa kolot sekali, kayak orang primitif keluar dari gua! Dan salah satu orang itu malah dirinya, Dania!

Dania menghembuskan nafas saat membandingkan dirinya. Boro-boro mobil sebagai kado ulang tahunnya, motor saja baru dibelikan oleh orang tuanya tahun lalu. Saat ia baru di semester empat, Dania pernah mogok untuk tidak berangkat ke kampus. Alasannya adalah karena ia selalu terlambat berangkat jika naik bis kota jurusan utara Melbourne. Padahal yang ada, dia mogok ke kampus gara-gara Mrs. Jolie yang cantik jelita, ramah orangnya, dan rajin menolong, tetapi sayang itu bohong!

Nathan. Dia mengira aku lagi di kampus sekarang,” ucap Jeanne sambil cengengesan. Nathan adalah pacar Jeanne, mereka berkencan sejak semester lalu.

“Wow manis dan perhatian sekali!” seru Angela.

Gadis itu baru saja menghentikan laju mobil sedannya saat lampu lalu lintas bewarna merah. Angela berbalik dan menatap kedua temannya yang duduk di tempat duduk di belakang. Kalau Dania melihat dari belakang seperti ini, malah Angela yang seperti sedang mengantarkan majikannya, sementara Gadis Brown itu jadi supirnya.

“Apa Nathan enggak marah kamu ngehabisin waktu sama kita, Jean?” tanya Angela to-do-point, di akhir dia melirik Dania lalu tertawa lebar.

“Nyindir aku nih? Ya enggak apa-apa kan Jean, besok kalau kamu mau pergi kemanapun, aku temenin deh.” Dania sudah langsung memeluk lengan Jean, dia merajuk di luar kendali, ada maunya soalnya.

“Ya pasti Jeanne minta antar Nathan lah. Kenapa jadi minta antar kamu, Dan?”

It’s called as social human, dear Angela!”

“Ada maunya sih!” sahut Angela yang sudah berburuk sangka dengan sengaja.

“Mari jadi makhluk sosial yang saling tolong menolong.”

Dania langsung tertawa alike Troll sewaktu Angela yang berotak liquid itu cemberut dengan jawabannya. Dania pasti mengira ia sudah menskakmat si empu GPA dari barisan atas itu, padahal Angela merasa jawaban Dania tadi tidak ada korelasinya sama sekali dengan pertanyaan yang ia lontarkan barusan.

“Nathan sih enggak pernah keberatan, asal aku masih bisa fokus kuliah dan bertemu dengannya.” Jeanne meneruskan bercerita terkait pacarnya itu.

“Aduhh, manis sekali, Nathan. Aku jadi pingin punya pacar, biar ada yang merhatiin.” Angela berseru kocak. Melihat Jeanne, rasanya jiwa jomblo Angela yang sudah sejak dari jaman SMA ini sudah ingin berteriak.

Dania langsung tertawa mendengar celotehan Angela, ini anak kenapa mendadak mengoceh masalah cowok, pacar, dan minta perhatian segala!? Kepalanya yang pinter itu enggak habis ketimpuk DVD drama hingga benjut kan?

Dia yang tidak terlalu pinter itu merasa baik-baik saja jika dia tidak punya pacar, Dania tidak ingin punya pacar untuk saat ini. Yang lebih menyita perhatian Dania malah program magang kampusnya dengan dosen pembimbingnya justru adalah Mrs. Rose Jolie sendiri.

Apakah ia bisa melewati semester ini dengan nilai yang tidak hancur lebur? Dania bisa-bisa kurus kering duluan memikirkan ini.

“Drama mana lagi yang kamu tonton sih, Angela? Jadi linglung gini kan?” tanya Dania sambil lalu.

“Linglung apanya sih, Dan? Kamu sih kebanyakan ngelihatin boyband, jadi lupa kan kalau masih jomblo juga!”

“Bukan masih jomblo, memang dari orok Dania memilih Jomblo, Angela!”

“Apapun jokesnya, yang salah adalah Dania. Hahaha.”

Ini si Jeanne bukan melerai malah semakin memanas-manasi. Dania tidak terima ya, jika oppa-oppa boybandnya disalah-salahin begini. Bibir gadis berwajah imut itu mencabik kesal. Kedua cewek berbeda jurusan dan fakultas itupun tertawa, Jeanne malah mencubit pipi Dania yang menggembung lucu. Beruntungnya lampu lalu lintas di depan mereka sudah bewarna hijau hingga Angela harus melajukan mobilnya.

Di persimpangan jalan di depan Flinders Street Station, tempat yang menjadi jantung kota Melbourne ini terasa lengang, tidak seramai yang Dania bayangkan bila melewati area ini. Mungkin karena mereka lewat kesana saat jam berangkat kantor telah lewat. Jam berangkat dan pulang kantor adalah jam-jam sibuk para penduduk di negara bagian Victoria, Autralia.

Angela memberhentikan mobilnya di tepi jalan raya. Gadis itu mengatakan jika mereka sudah sampai di kantor tempat Dania bisa melamar magang. Itu adalah wilayah perumahan warga negara asing yang eksklusif. Banyak sekali rumah besar dengan pagar yang tinggi disana. Hanya saja sejak kemarin, si Angela belum mau memberi tahu Dania, dia dapat tempat rekomendasi magang dimana?

“Kita sampai nih,” seru Angela kencang.

Gadis itu sudah keluar dari mobilnya sambil membentangkan tangannya. Angela kentara sekali jika dirinya tengah begitu bangga atas kerja kerasnya. Jeanne menyusul di belakangnya, gadis itu keluar sambil membenarkan lipatan bawah blouse putihnya. Sementara Dania bagaimana? Gadis itu sudah hampir menjatuhkan rahangnya ke tanah melihat bangunan di depannya.

“Ange- Angela...” Dania tergagap seperti ikan mas.

What’s up, Dan?” seru Angela tak mengerti.

This is... This is-“ Pusing, pusing tujuh keliling sudah kepala Dania. Gadis itu merasa bumi seperti sedang gonjang-ganjing.

“Yes?”

“INI ‘KAN KEDUTAAN BESAR NEGARA ORANG ANGELAAAAA” teriak Dania sudah semirip toa di stasiun kereta api.

Jeanne yang tepat di depan Dania langsung menutup telinganya yang berdenging. Anak dari jurusan Design Mode itu langsung berbalik dan menaruh punggung tangannya ke kening Dania. Gadis itu terheran-heran dengan perubahan raut muka Dania. Ini anak habis kesambet apa sampai berteriak sekencang itu?

“Duh pinternya, Danianya kita!” Angela langsung berteriak, “Welcome to Oppa-oppa embassy!! Nanti kalau Cha Eun Woo datang, kabari aku, okay!”

“Jeanne! Please, jauhkan drama dari kehidupan ini anak!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status