Share

Chapter 9 - Hot Chocolate Milkshake Tragedy

This Novel is owned by Ailana Misha

Please, don’t copy and remake!

Shark Royal Hotel

At 08.00 p.m.

Tak seperti biasanya, jika malam hari seperti ini, pasti akan banyak tamu – tamu atau pegawai hotel yang berlalu - lalang di lobby hotel, keluar masuk dari salah satu hotel ternama di Melbourne, Australia itu. Malam ini yang ada adalah kontrast dari hiruk - pikuk aktivitas para tamu jet set itu.

Selepas mata memandang aula depan hotel, lantai marmer lebih mendominasi. Sudah dua hari ini, manager Shark Royal Hotel menginstruksikan untuk membatasi tamu yang mem-book kamar hotel mereka, selang ada meeting penting yang akan dilakukan oleh pemilik hotel mereka di sana besok siang.

Sebagai gantinya, hal yang tak kalah heboh ada di ruang meeting utama dan ruang interior hotel itu, para pegawai sibuk keluar masuk menyiapkan berbagai persiapan yang belum juga mereka selesaikan dari tadi. Para pegawai hotel berseragam hitam dan putih itu terlihat membawa bermacam-macam perlengkapan untuk mendukung jalannya rapat besok.

“LCD besar di ruang meeting utama sudah kamu cek?” Seorang pegawai laki – laki yang baru keluar dari lift bertanya pada bawahannya yang baru saja datang. Pria itu mengawasi pekerjaan bawahannya.

“Sudah, pak. Buket bunga juga sudah dipastikan akan datang besok pagi,” jawab pegawai yang diajak bicara oleh pegawai yang pertama datang. Mereka sedang membicarakan persiapan yang harus mereka siapkan dengan sangat detail dan terperinci.

“Bagus, besok pukul 10.00 a.m. tepat para dewan komisaris sudah akan tiba disini. Perintahkan yang lain untuk bersiap – siap,” kata orang itu yang tak lain adalah manager hotel tersebut.

“Baik, pak,” jawab anak buahnya, membungkuk memberi hormat dan pergi menuju lobby hotel.

Bukan hal pertama bagi manager hotel dan bawahannya itu sebenarnya untuk mendekorasi hall ruang meeting, jika setiap ada rapat umum pemegang saham, rapat besar itu biasanya akan diadakan di hotel yang merupakan bagian dari Shark Weygandt Group. Hanya saja, kali ini berbeda, karena mereka mendapat konfirmasi pelaksanaan rapat itu hampir kurang dari dua kali dua puluh empat jam. Waktu yang bisa dibilang tidak terlalu lama dan sangat singkat.

Shark Weygandt Group merupakan kelompok perusahaan yang didirikan oleh Christopher Weygandt, seorang warga asing berkebangsaan Inggris di awal tahun 1950-an. Christopher Weygandt mendirikan perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang properti dan teknologi. Membuat sosok pria ini pernah berada di urutan nomor 10 di majalah Forbes Dunia.

Sekarang setelah Christopher Weygandt sudah meninggal dunia, Shark Weygandt Group kemudian dijalankan oleh anak laki – laki dari istrinya yang merupakan perempuan warga negara Australia. Dari mulai itu, saat orang mengenal keluarga pebisnis Weygandt di Australia, yang mereka maksud adalah Keluarga Weygandt beserta penerus ketiganya, William Weygandt dan Aiden William Weygandt. Keluarga yang bisa dibilang bukan keluarga sembarangan, tetapi begitu sangat melimpah ruah kekayaannya.

“Hallo, selamat malam, Mr. Weygandt!” sahut Manager hotel ketika ada panggilan masuk ke telfon seluler pribadinya, tanpa sadar manager hotel itu sudah berdiri tegap saat menerima telefon dari pemilik tempat ia bekerja itu.

“Terkait besok, tuan? Persiapan untuk Rapat Umum Pemegang Saham besok sudah sampai sembilan puluh persen telah siap, tuan.”

***

Kembali di jalanan Degraves Street, Melbourne, dimana seorang gadis kuliahan berjalan murung sambil sesekali mengomel tentang Mrs. Jolie dan semua daftar teman-temannya yang ia kenal. Dania Adelaine Sanders baru saja memergoki ketiga temannya, Jeanne, Angela dan si setan Kevin sedang sibuk beradu mulut menerka kemana Dania pergi sekarang di grup chat Line mereka.

Segelas hot chocolate milkshake yang ada di tangan Dania untungnya tidaklah tumpah mengingat tangan lain gadis itu tengah menggenggam ponselnya. Dania menebak Kevin dan Jeanne pasti sedang bersitegang tanpa ada usaha dari Angela untuk melerai. Perlu digaris bawahi, sekarang adalah jam belajar dari Angela. Kok bisa Angela mengimbangi sikap perfeksionis dalam belajarnya dengan kecanduannya dengan semua yang menyangkut drama? Pikir Dania dalam hati, kalau itu dirinya, sudah pasti otak Dania akan minta dimaintenance sekarang juga!

Sungguh pikiran Dania malam ini sudah kemana-mana. Tak terasa jalanan Degraves Street sudah akan selesai Dania lewati, tidak sampai lima meter lagi Dania akan sampai di pertigaan jalan, yang ia rasa lebih ramai dari jalanan Degraves Street. Gadis itu masih malas untuk pulang, mamanya pasti akan langsung menyuruhnya untuk belajar.

Tiba-tiba ponselnya bergetar, tadi Dania sudah mengubah nada dering ponselnya ke mode getar. Gadis yang masuk jurusan manajemen itu membalik ponselnya, melihat siapa orang yang sebegitu penganggurannya untuk menelfon dirinya saat ini. See! Kevin Parkinson sedang menelfon dirinya, tidak main-main panggilan macam apa yang Kevin gunakan, video call grup. Cecunguk ini pasti lagi ngajak Jeanne untuk taruhan terkait keadaan Dania sekarang.

Aish Kevin!!

I hate you a bit more than Mrs. Jolie!

Ya, kenapa dia jadi membandingkan Kevin dengan Mrs. Jolie? Dania sudah ingin mengacuhkan sambungan video call grup dari teman-temannya, tetapi itu susah sekali. Kevin menelfon untuk kedua kalinya. Si artis anak teknik sipil itu membuat Dania kehabisan kesabaran juga. Akhirnya saat ada di belokan jalan menuju WISE Employment Melboune CBD, Dania memutuskan untuk mengangkat video call satu-satunya teman laki-lakinya sambil melihat lampu jalanan di atasnya yang entah mengapa malam ini tengah padam.

“Vin, Hei, ada apa me-“

BRUUUKKKKKK

SPLAASSH

Tubuh Dania berbenturan dengan sesuatu yang tinggi namun tegap, bukan dinding ataupun tembok jalanan. Gadis itu terhuyung-huyung ke depan, itu malah membuat badannya semakin merangsek maju ke objek di depannya. Aroma woodsy dan earthy langsung merangsek ke indera penciuman Dania. Gadis berambut cokelat itu mengenalinya sabagai aroma musk.

Tunggu....

Kenapa dia bisa mencium bau parfum aroma musk disini? Otak berkecepatan pentium milik Dania sedang memproses, lampu jalanan yang remang-remang itu tidak membantunya sama sekali. Dania baru sadar saat matanya menangkap satu sosok di hadapannya. Satu sosok pria tinggi tegap dengan penampilan yang sangat rapi.

Matilah Dania!! Ia baru saja menabrak seseorang!!

“Oh my god, my suit... That’s very wet!” desis pria di depannya dengan suara yang berat, pria itu menarik jas bagian depannya yang basah karena tumpahan minuman Dania.

“Sir... Uhm- Uhmm, I am sorry, Saya tidak bermaksud untuk-“

Perkataan Dania menggantung saat pria itu melihatnya dengan tatapan mata yang kesal. Pria itu lalu membungkuk untuk mengambil ponselnya yang terjatuh. Dania meringis ngeri, jadi dia juga menjatuhkan ponsel pria itu? Apa ponselnya rusak? Pasti mahal ponselnya jika yang punya saja seperti itu.

Tidak ada kasus kriminalitas di Melbourne, dan tidak ada preman jalanan yang memakai setelan jas begitu rapi seperti orang di depannya. Jadi kesimpulannya pria itu bukan seorang kriminal! Dania memandang pria di depannya itu dengan hati yang was-was.

See... Anda lihat? Baju saya jadi kotor karena minuman anda, nona.”

Sir, I am sorry, sir.... Let me to help you.”

Dania refleks berjalan maju dan berusaha membantu untuk menepuk-nepuk lengan jas pria itu yang basah. Gadis muda itu berniat untuk membersihkannya. Memang dasarnya gadis lola, loading lama, bukannya tambah bersih, gadis itu malah menumpahkan sisa minumannya yang tinggal separuh. Sekarang hampir seluruh lengan pria itu bermotif Chocolate Milshake milik Dania. Bagus sekali Dania, kamu berhasil melukis mural di atas setelan jas mahal.

Stop it!!” erang tuan berjas itu semakin kesal. “You are so stupid girl!”

“Opssss.... Sorry sir?”

Dania membekap mulutnya, menjatuhkan gelas minumannya. Gelas plastik itu tergeletak di tanah. Pria itu menyedekapkan lengannya, alis cokelat tuanya membentuk garis lurus. Jangan ditanyakan lagi, tentu pria itu marah.

Di posisi Dania dan pria itu, yang membawa minuman hanya Dania seorang, dan yang menumpahkan minuman hanya Dania seorang. Haduh mengapa apapun masalahnya, yang salah harus Dania seorang!

“Nona... Lain kali- Lain kali.... Tolong kalau jalan hati-hati. You have eyes, right?” desis pria itu dengan gigi gemelatuk, “Saya bisa saja polisikan anda segera! Now!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status