Share

Chapter 9 Hope

Tidak ada yang bisa mengukur rasa bahagia di antara mereka saat berjalan berdampingan; menghabiskan waktu berdua.

Ayse membiarkan Can merangkul mesra pinggangnya saat memasuki kawasan Mal dan membiarkan Ayse sibuk dengan mangkuk kecil berisi es krim di tangannya. Mereka berdua pergi cukup jauh dari daerah perusahaan dan memakai mantel serta kacamata. Termasuk Ayse yang memakai syal.

Keduanya berusaha menutupi identitas dari orang yang mengenali.

“Bagaimana rasanya?”

Ayse memasukkan sejenak suapan kelima dalam mulutnya. “Sangat manis,” balasnya menatap pria dengan kacamata hitamnya.

Ia memerhatikan sejenak hidung mancung dan bibir tipis merah muda milik Can. Sangat tampan dan ia selalu bisa menghipnotis perempuan manapun dengan tatapan teduhnya. Sayangnya manik coklat itu tertutup oleh kacamata yang membingkai paras tampannya.

Pria itu mengulum senyumnya dan berkata, “Tapi tidak sema

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status