Share

4.

"Kau perawan?" tanya Romeo yang di balas anggukan Ruster dengan wajah semakin merah padam.

Pertanyaan Romeo sungguh membuat Ruster malu setengah mati. karena di tanya secara tetiba seperti itu.

Romeo mengangkat satu alisnya ke atas, wanita di depannya ini membuatnya tertarik dan sekaligus penasaran. tepatnya ia bergairah untuk menikmati wanita yang masih bersih, sehingga tidak perlu capek-capek memakai perlindung rudal yang ukurannya menyiksa rudal dirinya yang ukuranya di atas pelindung itu.

"Kenapa kau ingin mencari jodoh disini, apa karena kau ingin punya kekasih atau lebih dari pada itu? seperti.... aku harap kau bisa menebaknya?" tanya  Romeo dengan nada introgasinya di sertai dengan nada cibirannya yang menyelidiki di mulai dari sekarang. seperti yang ia lakukan kepada korban sebelumnya yang rata-rata mengaku ingin mencari suami di klub malam milik Vio. tapi kenyataanya berbeda dengan yang di mulut.

"Aku ingin mencari pendamping hidup bukan kekasih," balas Ruster singkat. tepatnya ke inti pembicaraan.

"Seandainya aku memintamu untuk menjadi istriku, apa kau menerimanya?" tanya Romeo dengan tatapan seriusnya.

Romeo merasa ia perlu permainan baru untuk menghilangkan kebosanan dan sekaligus menikmati para orang bodoh yang menyerahkan diri dengan suka rela karena uang dan apa yang mereka incar dari keluarganya. sekaligus membuat mereka merasakan penderitaan yang berani-beraninya menginjakkan kaki ke dalam keluarga Van Diora.

Deg

Jantung Ruster berdetak dengan kencang. kata-kata yang di ucapkan oleh Romeo sungguh mengaketkannya.

Ruster menatap Romeo dengan tatapan tidak percaya, ia mengejapkan matanya beberapa kali di depan mata Romeo yang masih memandanginya dengan tatapan menunggu jawaban.

"Kau bercanda tuan?" ucap Ruster terkejut.

"Aku sangat serius,” jawan Romeo serak.

"Tapi ini terlalu cepat, kau belum mengenal keluargaku seperti apa dan aku pun begitu. takut tidak sesuai selera tuan," Kata Ruster dengan sikap malunya.

"Kalau itu permasalahannya, maka sekarang juga aku akan menemui keluargamu. Bereskan?" balas Romeo dengan nada serius yang menyakinkan Ruster.

Ruster ternganga, apakah ia sedang bermimpi. seorang pria hampir terlihat sempurna melamarnya dalam hitungan menit setelah perkenalan pertama. tanpa saling berpacaran dulu dan mengenali satu sama lain.

"Lebih cepat lebih baik bukan,” ucap Romeo yang menungkan wine ke dalam gelas, kemudian salah satu gelas di berikan kepada Ruster. sebagai tanda permainan akan di mulai malam ini. sesaat ia yakin, Raven pasti akan melemparkan bom untuknya. atas rencana jahat tanpa sepertujuan Raven.

Ruster menerima gelas tersebut dengan hati penuh ketakutan dan keraguan tentang minuman di tangannya. Takut-takut sudah di masukkan obat perasang atau obat tidur oleh pria tampan di depannya.

Sedangkan Romeo menuangkan minuman selanjutnya ke gelasnya dan meneguknya sampai tandas. Dengan tatapan mata yang mengunci sosok Ruster yang entah kenapa merasa aneh dengan wanita ini. tapi ia tidak mau berpikir terlalu jauh dulu.

***

Setelah dari club, Romeo memutuskan untuk mengantarkan Ruster pulang dengan mengendari mobil brand Mayback hitam yang khusus di buat oleh para pekerja keluarga Van Diora. Karena mobilnya banyak fungsi dan berapa pengaman keselamatan untuk menjaga diri dari serangan peluru dadakan dan sebagainya.

Ruster yang duduk di samping Romeo yang  sedang menyetir mobil. Mata Ruster melirik sesekali pada pria itu. dengan pikiran, mungkin Romeo akan mengurungkan niatnya. setelah mengetahui kehidupan dirinya yang boleh di bilang bukanlah dari kalangan orang kaya atau dari keluarga terpandang. Yang bisa sederajat dengan Romeo. Di tambah lagi ia punya beban keluarga yang harus di cukupin yang merupakan beban berat yang membuat para pria kabur.

"Kau tinggal dengan siapa?" tanya Romeo yang memecahkan suasana keheningan di dalam mobil, sekaligus terganggu dengan tatapan Ruster padanya yang sejak tadi memandanginya seakan tidak sabaran melahap tubuhnya sampai habis. Yang membuat bulu roman Romeo berdiri semua. sambil mengutuk Raven di dalam hati yang membuatnya terjerat dengan permainan konyol yang di ucapkannya barusan. Sialnya, wanita di sampingnya juga ikutan terjerat benang laba-laba dari mulutnya yang beracun.

"Ibu dan adikku, kami hanya bertiga!" balas Ruster dengan wajah tersipu malu, saat Romeo menoleh ke arahnya dengan tatapan panas. Saat mobil berhenti di lampu merah.

"Ayahmu, dimana keberadaannya?"

"Ayah sudah meninggal sejak umurku 17 tahun. aku sudah bekerja pada saat itu untuk membantu perekonomian ibu dan adikku yang sering sakit-sakitan,” jelas Ruster dengan keandaan keluarganya tanpa ia tutup-tutupi.

Romeo hanya terdiam, setelahnya tidak ada pembicaraan di antara mereka. Mobil mayback hitam edisi terbatas. perlahan berhenti di sebuah gang sempit, mata Romeo menatap sekeliling suasana kediaman Ruster, terlihat seperti sebuah perkampungan kumuh dengan penduduk miskin dan sedang. Berbaur menjadi satu di perkampungan di depan matanya yang seperti ia lihat di chanel tv dan film action.

"Kau tinggal disini?" tanya Romeo dengan nada suara tidak percayanya. karena ia sangat yakin akan mencium berbagai aroma bau campur aduk. saat ia keluar dari dalam mobil. 

Hidup sebagai pangeran dari keluargan Van Diora, membuat Romeo tidak pernah melihat kearah bawah dan jijik untuk mengetahuinya. tapi kali ini, ia terpaksa melakukannya. karena kebodohannya menebar jaring laba-laba dan telah berhasil menangkap sang kupu-kupu cantik yang akan menjadi santapan makan malam.

"Benar-benar sial," batin Romeo mengutuk dirinya yang mengeluarkan jaring laba-laba.

"Iya, aku bukan orang kaya, kau bisa pulang dan lupakan pembicaraan kita tadi. aku sama sekali tidak mengambil hati dengan apa yang kamu katakan tadi, karena semuanya hanya candaan untukku!" balas Ruster dengan senyuman manisnya yang sekaligus memerintahkan Romeo pergi dari wilayah kemiskinan yang membuat Romeo mengerutkan dahi sedari tadi.

"Kau banyak bicara dan berpikir yang tidak-tidak mengenai diriku, tepatnya kau salah menilaiku!" balas Romeo yang  keluar dari dalam mobil dengan gaya elegan. sambil menahan mual di perutnya. yang pasti akan meledak dalam wakru setengah jam, untuknya ia bisa menahan dan bukan Raven yang datang ke sini. karena kembarannya itu lebih parah darinya soal mencium aroma aneka bau.

Ruster  hampir tidak percaya pria ini mau bertamu kerumah kecilnya dan seperti gubuk perternakkan kuda.

Romeo mengikuti langkah Ruster masuk ke dalam gang sempit  dan berhenti di sebuah rumah sederhana dengan cat yang kusam, atap rumah berkarat, kayu rumah yang hampir roboh, Di sertai lampu penerangan yang remang-remang. Semakin menambah betapa miskinnya keluarga tersebut di mata Romeo.

"Ibu, aku pulang!" saut Ruster dengan mengetuk pintu kayu berwarna putih ke kuningan itu dengan ketukan pelan.

Tidak lama kemudian, pintu terbuka menampakan wanita paruh baya dengan wambut yang hampir memutih semua. mengeluarkan tatapan heran kepada pria muda  yang berdiri di belakang Ruster.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status