Share

5.

Setelah diam cukup lama, wanita paruh baya itu mulai bersuara.

"Sayang, siapa pria ini?" tanya wanita paruh baya itu kepada putrinya yang kebinggungan entah dari mana harus menjelaskannya semua ini kepada ibunya.

Romeo mengulurkan tangannya pada wanita itu.

"Saya kekasih Ruster dan sebentar lagi akan menjadi menantu anda," Romeo memperkenalkan siapa dirinya kepada ibu Ruster yang semakin terkejut.

Ibu Ruster terkejut dengan apa yang di katakan oleh Romeo. kemudian, menyambut tangan Romeo, lalu mempersilahkan Romeo masuk ke dalam ruang tamu.

Ruster berjalan masuk kedalam. di iringi dengan Ibu Ruster menatap putrinya dan pria yang baru pertama kali bertamu kerumahnya. Karena selama ini Ruster tidak pernah mengajak pria untuk menemuinya. 

"Apa karena kena aku desak, maka ia mulai terbuka untuk memperkenalkan pacarnya?" batin ibu Ruster.

"Namamu siapa?" tanya ibu Ruster pada Romeo yang duduk di hadapanya.

"Romeo Van Diora, tujuan saya kemari ingin melamar putri ibu untuk menjadi pendamping hidup saya," jelas Romeo dengan maksud kedatangannya dan langsung ke inti pembicaraan.

Wajah Ruster memerah, melirik pada sang ibu yang terkejut.

"Ruster apa semua ini benar?" tanya Sang ibu yang melihat ke arah Ruster dengan tatapan tidak percaya. 

"Benar bu," jawab Ruster pelan.

Wanita itu menghela nafasnya, hanya tersenyum menghias wajah tuanya yang banyak keriputan dan kelelahan.

"Kalau kau mau menerima Ruster apa adanya dan berjanji untuk membahagiakannya, ibu cuma bisa merestui hubungan kalian berdua.”

"Tentu saja aku akan menerima Ruster apa adanya dan kami akan secepatnya melangsungkan pernikahan,"  balas Romeo yang membuat kedua wanita tergangga kaget bukan mainnya.

“Kamu yakin?” tanya Ruster dengan wajah tidak percayanya.

“Tentu saja, lebih cepat maka lebih baik bukan?” Romeo bertanya balik dengan senyuman beracunnya. jika di tunda-tunda, takutnya makin gawat dan berbahaya.

Ruster mengangguk dengan wajah merah padam. menandakan ia siap menikah, karena lelah di tanya kapan menikah terus sama para tetangga dan para pekerja yang seprofesi dengannya.

Mata ibu Ruster masih melirik ke arah putrinya dengan banyak pertanyaan. tapi tidak ia tanyakan, karena melihat Ruster yang sedang berbahagia dengan hati berbunga-bunga.

Jam menunjukan pukul 9 malam, Romeo merasa harus segera pergi untuk mencari kembarannya yang ia tinggalkan di klub malam tanpa kabar. sekaligus takut Raven kembali membunuh orang dan membuat keributan di dalam klub malam milik Vio.

“Sepertinya, saya permisi untuk pulang. Mengingat waktu sudah sangat larut malam dan rasanya tidak sopan berlama-lama di sini!” ucap Romeo dengan ujung mata yang melirik ke berapa orang di luar rumah Ruster yang kepo yang semakin bertambah banyak. Tepatnya, orang kepo itu berusaha melirik ke dalam rumah untuk melihat apa yang terjadi.

Tipe yang seperti itu, yang membuat Romeo risih dan sungguh tidak ada etika sama sekali. Terhadap tamu dan pemilik rumah.

“Aku antar kamu keluar dari rumah!” tawar Ruster kepada Romeo dan sekaligus ada yang mau di bicarakan dengan Romeo di luar.

Sebenarnya Romeo mau menolak tawaran Ruster, tapi ia tidak enak kepada ibu Ruster yang juga mendukung keputusan Ruster untuk mengantarnya keluar dari dalam rumah.

Keduanya keluar bersama-sama dengan bergandengan tangan dan di tatapi oleh berapa warga sekeliling. dengan bisik-bisikkan yang membuat RUster merandang dan semakin menambah kesan buruk dirinya terhadap Romeo. seolah dirinya, mencari pria kaya untuk lepas dari kemiskinan secara instan.

Jalan berapa langkah, keduanya sampai di depan gang yang menuju ke arah mobil Romeo. Sebelum masuk ke dalam mobilnya Romeo menatap Ruster, kemudian ia memberikan kartu namanya pada Ruster yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. tepatnya, istri untuk sebuah game permainan baru untuk menghilangkan kebosanan.

"Besok aku tunggu kamu di dalam kantor pada jam makan siang. Aku harap kamu berminat untuk datang," kata Romeo dengan wajah berharapnya.

"Iya, aku akan datang!” balas Ruster dengan suara pelan.

"Aku ingin mengenalkan dirimu dengan kakakku. untuk merestui pernikahan kita," ucap Romeo dengan wajah seriusnya. Yang membuat hati Ruster semakin bergetar hebat.

"Kedua orang tuamu dimana?" tanya Ruster spontan.

"Kedua orang tua ku sudah tiada,” kebohongan Romeo, karena ia tidak ingin melibatkan ibunya yang sudah hidup bahagia dengan kedua ayah mereka di masa tua. Di salah satu desa terpencil di perdalaman Inggri. alasan kedua menghindari amukkan ibunya yang sungguh menakutkan.

Dalam hati, Romeo berdoa kata maaf beribu-ribu kali. karena tidak sengaja menyebut ibu dan kedua ayahnya sudah tiada. jika sampai ketahuan Raven, entah gimana lagi nasibnya.

"Maaf."

"Tidak perlu meminta maaf! Kau hanya bertanya tentang hal yang tidak kau ketahui," ucap Romeo yang  masuk kedalam mobilnya. Di tatapi oleh Ruster dengan tatapan rumit.

"Besok aku tunggu kedatanganmu,” lanjut Romeo dengan senyumannya, ketika ia menutup pintu mobil Mayback hitam edisi terbatas tersebut.

Mobil perlahan berjalan menjauh dari hadapan Ruster.

Saat ini, Ruster hanya bisa menatap nanar kepergian Romeo. fikiran dan perasaannya bercampur aduk menjadi satu, antara tidak percaya dan senang. mungkin ini namanya jodoh tidak terduga dan rasa takut juga menyelip masuk ke dalam hatinya semakin mendalam.

"Tuhan terimakasih,” gumam Ruster menatap langit gelap yang di penuhi bintang-bintang yang berbagai ukuran yang menghiasi langit malam. Tanpa menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya. bahwa permainan game terlarang akan di mulai oleh kedua kembar gila dan nasibnya yang di permainkan oleh iblis.

***

Sepanjang perjalanan, Romeo mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan melihat data di gps yang menuju ke klub malam milik Vio.

"Semoga Raven tidak aneh-aneh lagi hari ini," batin Romeo yang gusar memikirkan keberadaan kembarannya.

Sesampai di klub malam, Romeo tidak menemukan kembaranya di manapun. perasaanya mengatakan keberadaan Raven pasti sudah pulang kerumah untuk mengejarkan dokumen perusahan wine yang ia terlantarkan sejak pagi.

"Semoga saja, benaran di rumah."

Romeo berlari tergesah-gesah masuk ke dalam mobilnya yang terpakir di depan klub malam dan mobil Mayback hitam melaju ke arah salah satu perumahan elit yang penuh kemewahan.  tepatya lahan itu hanya milik keluarga Van Diora dan tidak ada seorangpun yang menepatinya. selain rumah besar berdiri dengan kokoh di kelilingi hutan pinus yang lebat. yang memisahkan dengan satu rumah di sebelahnya. yaitu rumah keluarga Vollente yang tidak ada penghuni selain berapa pelayan yang kadang datang untuk membersihakn rumah tersebut dari debu dan kotoran lainnya.

Mobil sport mewah terlihat memasuki sebuah pakiran mobil di kediaman Van Diora. Romeo memakirkan mobilnya di samping mobil Raven dan ia keluar dengan tergesah-gesah. tepatnya sambil berlari kecil menuju pintu utama.

"Selamat pulang tuan," sapa Jimmy pada Romeo.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
T.p
ini anaknya Reihan yg di novel sebelah y...?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status