Aldy tidak dapat tidur dengan nyenyak karena dia merasakan lelah dan wajah yang nyeri, dia hanya berubah-ubah posisi sambil terus mencoba memejamkan mata. Dia menatap Icha yang terlelap di sampingnya. Samar, ia tersenyum. Disibakkannya rambut istrinya dari dahinya, nampak wajah cantik yang terlelap.
Masih belum dapat terlelap, dia tetap memaksakan kedua matanya untuk terpejam.
Akhirnya dia bangun dan menuju dapur ketika dia mendengar ada suara langkah kaki di luar. Ternyata itu mama yang pergi ke dapur untuk mengambilkan papa segelas air putih, hari masih gelap dan belum waktunya untuk bangun tapi Aldy merasa akan baik-baik saja dengan tidak tidur.
“Ma, ada punya stok bahan buat bikin kue?” tanya Aldy.
“Coba kamu cek di dalam lemari yang tengah, mama lupa juga. Kamu mau bikin kue jam segini?” tanya mama heran.
Aldy hanya mengangguk dan tersenyum, dia telah menemukan bahan-bahan untuk membuat kue yang lengkap. Pandangan matan
Sementara Icha dan mama, mereka menyiapkan makan siang di pondok sawah. Mereka memilih pondok yang berbeda dengan biasanya, karena ditempat yang biasa ada Gege yang sibuk dengan tugas akhirnya sehingga pondok oenuh dengan barang-barang miliknya.Sebenarnya Gege bisa merapikannya dan mereka memakai pondok itu, tapi mereka memilih untuk tidak mengganggunya dan memakai pondok yang lain. Mama menyuruh Icha untuk mengantarkan sepiring penuh bakwan kepada Gege untuk teman mengerjakan tugas, Icha juga membawakan segelas air kelapa muda untuknya.Dengan tanpa banyak basa basi Icha hanya menyerahkan bakwan dan air kelapa kepada Gege lalu dia balik, tapi Gege manahannya dengan memanggilnya lumayan keras dan membuatnya menghentikan langkah.“Ka Icha sengaja menghindar dari aku ya?” tanya Gege yang berdiri sekitar dua meter dibelakang Icha.“Enggak, kenapa aku harus menghindaribkamu?” ujar Icha tanpa membalikan badan.“Ya karena k
“kalau menurutku di sekitar sini perlu penginapan atau Villa, Cha. Disini udaranya masih sangat asli dan juga asri, ada banyak oerkebunan sayur dan buah yang akan menjadi wisata edukasi untuk pengunjung. Para petani juga dapat mengembangkan perkebunannya dan dirapikan supaya semakin menarik, nggak masalah nereka meminta tarif kepada oengunjung dengan keadaan yang tetap terjaga sepertinya pengunjung nggak akan nolak. Malah kita bisa bantu ekonomi para petani dan warga sini kan” kata Aldy sambil memetik buah strawberry di kebun milik papa.“aku juga ada kepikiran gitu sih, tapi aku beluk sempat menemui pak kepala desa. Aku mau minta oendapat dari beliau sebagai penanggungjawab desa ini” sahut Icha yang berada agak jauh dari Aldy.“oiya Cha, aku penasaran apa yang kamu bahas sama anak rambut abu-abu pas di sawah” Aldy mendekati Icha.“nggak penting kok, cuma bahas tentang kuliah dia sedikit”“kalian deket
Icha sedang berbelanja di supermarket sendirian ketika dia bertemu dengan Dinda dengan tidak sengaja, dia sebenarnya sangat tidak ingin melihat wajah perempuan itu tapi dia bersikap biasa dengan sedikit menyunggingkan senyum. Dinda meminta waktu Icha sebentar untuk mengobrol dan mereka pergi ke sebuah tempat makan. Icha belum pernah mendengar kisah antara Aldy dan Dinda dari sudut pandang Dinda sebelumnya, jadi dia pikir tidak akan masalah kalau dia mendengarkan cerita Dinda.Dinda menceritakan sejak awal pertemuan dirinya dengan Aldy ketika awal masuk SMA lalu akhirnya menjalin hubungan ketika mulai menjadi mahasiswa dan bertahan sampai ketika mereka bekerja. Dinda adalah kakak kelas Aldy yang berarti dia seumuran dengan Icha. Dinda juga bercerita kalau dirinya dan Aldy bukan pasangan yang harmonis karena mereka sering bertengkar tapi mereka tetap bertahan sampai akhirnya Dinda menyerah karena harus LDR dan belum ada kepastian dari Aldy, dia memilih untuk bersama Riko yang m
Icha genap berusia dua puluh empat di tahun ini. Di usianya yang masih terbilang muda, dia sudah banyak memiliki pengalaman di berbagai bidang, mulai dari penjualan, hingga politik. Icha pernah bergabung sebagai tim marketing pada sebuah perusahaan besar di kotanya, dia juga pernah bergabung dalam tim pemilihan umum kepala daerah dan menjadi leader untuk kepengurusan pemilu itu di daerahnya.Ketika masa kuliah, Icha dikenal sebagai mahasiswi yang rajin, cekatan dan sangat cerdas sehingga sangat tidak heran jika dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan bergabung dalam tim baru. Memang gadis berambut pendek nan manis ini memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik dan seringkali menjadi perwakilan perusahaan atau organisasi ketika ada rapat atau kegiatan lainnya. Tetapi kemampuannya yang banyak itu ternyata membuatnya belum juga menemukan tambatan hati.Sudah lebih dari dua tahun dia menjalani kehidupannya tanpa adanya kekasih. Awalnya Icha tidak terlalu ambil pusing
Tanggal pernikahan mereka telah tiba, semua persiapan acara telah sangat matang. Perasaan gugup dan khawatir merambati hati kedua insan yang belum saling kenal itu. Mereka semakin canggung, hanya saja mencoba untuk bersikap biasa dan bodo amat. Saling melempar senyum dan bersikap ramah kepada semua tamu, itulah hal manis yang mereka berdua lakukan.Cukup memacu adrenalin memang, tetapi mereka lega karena semua acara berjalan dengan lancar serta sangat melelahkan. Ada sedikit drama ketika mantan kekasih Icha mengirimkan sebuah kado yang sangat besar yang mencuri perhatian para tamu. Tetapi Icha tidak mau membuka kado tersebut, dia menyuruh para sepupunya untuk membuka dan membagikan isi dari kado tersebut.Iya, memang sebegitu tidak mau nya Icha berurusan lagi dengan sang mantan. Hal ini membuat Aldy tertawa geli, dia terus menerus menggoda Icha yang ekspresinya sangat tidak nyaman.Kado besar tersebut berisi meja rias indah yang lengkap dengan paket perawatan wa
Paginya, ketika Icha sedang memasak di dapur, tiba-tiba Aldy menghampirinya dengan ekspresi wajah yang seperti orang bingung dan kesal.“Tadi malem aku ketiduran di sofa?” tanya nya kepada Icha dengan nyawanya yang masih belum sepenuhnya terkumpul.“Lah, menurut kamu? Kan kamu bangun nya di sofa, Pak,” sahut Icha yang merasa aneh dengan pertanyaan pria mengantuk itu.“Iya juga sih, yang ngasih selimut tadi malem itu kamu?” tanya Aldy lagi yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Icha.“Lah kok nggak dibangunin, kan aku belum mandi sejak sore,” gerutu Aldy yang kesal.“Lah mana aku tahu, Pak. Kamu datang kapan aja aku enggak tahu. Pas aku keluar kamar kamu sudah tidur, dibangunin enggak ada respon. Yaudeh ku ambilkan selimut daripada kamu dimakan semut, ‘kan,” sahut Icha. “Pantesan bau banget,” sambungnya lagi sambil sedikit tertawa.Aldy menggaruk kepalanya dengan e
“Selamat ya, Dy. Maaf kemarin aku enggak bisa datang karena pas banget dampingi Riko ke luar kota.” Seorang wanita dengan rambut panjang ikal menghampiri Aldy ketika bertemu di loby kantor.Wanita itu Dinda, yang tak lain adalah mantan kekasih Aldy yang telah menikah lima bulan yang lalu, lebih tepatnya satu bulan setelah mereka mengakhiri hubungan sebagai pasangan kekasih.Aldy hanya meng-iyakan dengan ramah dan tanpa ekspresi, dia juga langsung saja pergi menuju ruangannya tanpa basa basi lagi. Memang, Aldy masih belum bisa melupakan Dinda karena hubungan yang mereka jalin selama empat tahun dan harus berakhir karena mereka sempat berhubungan jarak jauh selama satu tahun ketika Aldy dipindah tugaskan ke luar kota untuk mengurus cabang perusahaan tempat dia bekerja.Selama mereka berhubungan jarak jauh, Aldy memang sangat jarang pulang karena padatnya pekerjaan dan juga jarak yang tidak memungkinkan dirinya untuk sering mengunjungi kotanya. Selain m
Aldy sedang duduk di sebuah kursi sambil menyandarkan kepalanya pada dinding. Dia meminum secangkir kopi panas dengan perlahan. Tatapan matanya sangat sayu tetapi kepalanya terus memikirkan banyak hal.Melihat sikap temannya yang tak biasa, Adhan segera menghampirinya untuk memastikan keadaan teman baiknya itu. Benar saja, tubuh pria berponi itu hangat bahkan nampak tidak bertenaga sama sekali.“Wah pengantin baru sepertinya sedang sakit. Kamu pulang saja, Dy. Daripada nanti kamu pingsan disini kan malah repot, mana kami enggak berani merawat suami orang,” cletuk pria berhidung mancung seraya menggoda temannya.Aldy hanya memandanginya tak minat masih terus sambil meminum kopinya.“Tenang saja, kami bisa urus semua ini. Kamu istrahat saja dulu, nanti kami laporkan hasil keputusan dan persiapan lainnya setelah semuanya beres.” Adhan menepuk pelan bahu Aldy.Aldy yang merasakan pusing dan badan agak meriang hanya mengangguk pe