Share

Chapter 3 (Apa yang membuatnya tidak puas?)

“MAMA JANGAN PERGI! Wu wu wu” Tuan muda Gao  berlari tetapi ditahan  oleh Edzar Gao.

“CUKUP! HALBERT GAO, BERHENTILAH MENANGIS! JANGAN MENUNJUKKAN KELEMAHANMU HANYA KARENA WANITA ITU! “ Edzar Gao tidak bisa mengendalikan emosinya.

Halbert  Gao berhenti mengis, karena terkejut dengan teriakan kemarahan ayahnya yang tiba-tiba itu. Edzar Gao tidak bermaksud untuk membentak putranya, dia telah kehilangan control atas emosinya yang saat ini meledak-ledak karena wanita itu. Pria yang hampir berusia 30 tahun itu menghela nafas untuk menanenangkan diri, tetapi gagal baginya untuk  mengendalikan emosinya.

“Pengasuh Ye, kau urus tuan muda!” Edzar Gao memilih pergi, jika tidak dia mungkin akan menyakiti putranya dengan berteriak padanya.

Ye Meyleen adalah wanita cantik yang berhati lembut. Ia tidak tega melihat Tuannya, langsung bergegas untuk memeluknya dan berusaha untuk menghibur tuan mudanya. Ye Meylee mengusap lembut punggung anak laki-laki berusia 7 tahun ini. Tuan mudanya tidak pernah menangis sebelumnya, dia selalu terlihat tenang dan dewasa. Hal ini mungkin, menjadi pukulan berat untuk anak kecil ini, hingga tidak bisa mengendalikan kesedihannya. Ye Meyleen berharap dengan menyalurkan kehangatan dalam pelukannya dapat membuat tuan mudanya merasa tenang,

“Tuan Muda, bagaimana jika saya membuatkan cookies untuk anda atau apa anda lebih suka pudding cokelat?”

“Tidak, aku hanya ingin kembali ke kamarku."

“Baiklah!” Ye Meyleen menggendongnya.

“Aku bisa jalan sendiri.”

“Tidak apa-apa untuk bersikap sebagai anak kecil, tuan muda!”

Ye Meyleen memeluknya dengan erat dan penuh kasih sayang. Halbert Gao memeluk lehernya dan menenggelamkan wajahnya di bahunya. Dia menyukai kehangatan yang diberikan oleh Ye Meyleen, perlahan setetes air mata kembali membasahi pipinya. “ Apa mama akan kembali?”

Ye Meyleen tidak langsung menjawab. Dia tidak tahu apa nyonya besar akan kembali. Apalagi dia teringat masalah yang diceritakan oleh Edzar Gao. “Mungkin, dia akan kembali!”

Dia tidak bisa memberikan jawaban pasti. Pengasuh Ye hanya berharap bahwa nyonya besar akan menyadari bahwa tidak ada kebahagiaan yang lebih besar dibandingkan dengan bersama keluarga. Walaupun dia tahu bahwa nyonya besarnya selalu bersikap dingin pada putra ataupun suaminya, tetapi Ye Meyleen yakin, sebagai seorang wanita, Nyonya Besarnya setidaknya memiliki kasih sayang dan keterikatan pada keluarganya, khususnya pada putranya. Nyonya Besar mungkin belum menyadari perasaannya saat ini.

“Aku akan menunggu mama. Aku akan bekerja keras menjadi anak yang baik sampai mama kembali. “

“Ya, tuan muda!” Ye Meyleen merasa sedih untuk tuan mudanya, dia berharap nyonya besarnya akan segera menyadari perasaan kasih sayang untuk keluarga.

***

PRAK!

Edzar Gao mendobrak meja untuk meredakan amarahnya. Dia tidak peduli dengan bengkak di tangannya,  Hatinya terasa sakit saat mendengar putranya menangis, pria itu menjadi semakin marah karena kepergian wanita itu.  Wanita tidak berperasaan itu, kenapa dia bertekat untuk pergi disaat dia telah mendapatkan segalanya. Bahkan dia dengan mudah mengatakan bahwa tugasnya sebagai Nyonya Gao telah selesai hanya dengan melahirkan seorang pewaris. Bagaimana mungkin dia beranggapan seperti itu, putranya saat ini masih membutuhkannya dan juga dia masih membutuhkannya untuk posisi Nyonya Gao untuk banyak tugas penting.

Selama ini, Edzar Gao telah memberikan segalanya padanya, dia memenuhi kamar ganti dengan gaun-gaun modis dan berkualitas, perhiasan, dan memberikan kartu padanya untuk berbelanja dan hal yang lebih penting, derajat keluarganya semakin meningkat dengan keberhasilan membawa perusahaannya berada di puncak. Posisi wanita itu juga semakin tinggi dalam sosialita kelas atas, bukankah wanita itu menyukai status tertinggi? Apa yang salah? Apa semua itu tidak cukup untuk membuatnya merasa bahagia? Setiap wanita pasti menginginkan hal itu untuk membuat kehidupan mereka bahagia. Bukankah uang dan kekuasaan adalah sumber dari kebahagiaan? Namun, kenapa hal itu tidak cukup untuk menahannya? 

Cinta?

Kata itu tiba-tiba terlintas dibenaknya. Dia teringat saat dia mencurahkan isi hatinya pada Ye Meyleen. Wanita itu menyarankannya untuk memberikan cinta  dan perhatian yang tulus padanya agar Fallin Ma mendapatkan kebahagiaan, sehingga dia tidak akan pergi.

Cinta? Wanita  tidak berperasaan seperti Fallin Ma tidak akan luluh hanya karena hal itu.

Perhatian?

Dia selalu memberikan hadiah mahal untuknya, perhiasan, mobil, bahkan mengijinkannya untuk mengadakan pesta mewah.

Bukankah dia sudah menunjukkan perhatian padanya?

Apa yang membuatnya tidak puas?

Apa  sebenarnya kebahagiaan yang dia inginkan?

Kenapa dia justru memilih pergi hanya karena impiannya itu?

Seberapa pentingkah itu, dibandingkan kemewahan yang dia dapatkan? Edzar Gao  tidak mengerti dengan apa yang wanita itu pikirkan. Ini membuatnya semakin sakit kepala.

***

“Kau datang! Aku kira bahwa kau akan berubah pikiran karena tidak ingin meninggalkan statusmu sebagai seorang sosialita kelas atas yang penuh dengan kemewahan ! “

“Aku sudah memutuskan untuk pergi, aku tidak akan mengubah keputusanku. Kemewahan  dan status tidak berarti apapun jika hanya membuat hidupku sulit untuk bernafas, aku ingin menikmati hidup seperti yang kau katakan. "

Elisa Fu menyadari tatapan mata Fallin Ma yang menunjukkan semangat tinggi. Dia tersenyum melihat saudaranya lebih hidup, biasanya tatapan matanya hanya terlihat kresepian dan kesedihan. Wanita cantik berambut pirang tiba-tiba menyadari sesuatu. 

"Saudaraku, apa kau sudah yakin akan pergi meninggalkan keluargamu juga? Mungkin saja kau akan dilupakan?" 

Keluarga? 

Keluarga Ma bahkan tidak peduli padanya. Mereka hanya memanfaatkannya disaat mereka ingin meminta bantuan suaminya sedangkan putra dan suaminya? Fallin Ma teringat dengan ancaman suaminya dan rengekan putranya. Mereka hanya mengharapkannya untuk memenuhi perannya. Bayangan seorang wanita dengan kecantikan asia terlintas dibenaknya, wanita lembut yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang pada putra dan suaminya.  Mereka lebih terlihat seperti keluarga dengan wanita itu dibanding dirinya. Hubungannya dangan putra dan suaminya lebih seperti orang asing yang terpaksa tinggal bersama. Posisinya akan segera digantikan oleh wanita itu. 

"Tidak masalah. Aku hanya pelengkap bagi mereka." 

Elisa Fu menyadari tatapan mata Fallin Ma kembali penuh kesedihan. Dia tahu kehidupan keluarga bergengsi dengan aturan ketat selalu kaku. Keadaan rumah tangga Fallin Ma mungkin juga seperti itu. Sebab itukah tatapan mata kesepian sepupunya ini semakin dalam.

"Tidak perlu memikirkan mereka lagi!" Elisa Fu tidak ingin melihat kesedihan dimata sahabatnya itu.

"Fallin Ma, ayo, kita mulai kehidupan barumu! Kita akan berjuang bersama meraih impianmu dan menemukan kebahagiaanmu!" 

"Baiklah!"

"Ayo, kita pergi!" 

"Ya." 

"Fallin, aku sudah menemukan sponsor untukmu." 

"Benarkah?" 

"Siapa dia?" 

"Aku tidak bisa memberi tahumu sekarang. Kau akan melihatnya ketika kita sampai di  ibu kota Negara F" 

Fallin Ma hanya mengangguk, tidak berusaha untuk mendesak saudaranya. 

"Kau pasti akan senang bertemu dengannya nanti!" 

Elisa menunjukan senyuman licik. Fallin Ma tidak memberikan tanggapan apapun. Elisa tidak puas dengan respon saudaranya yang pasif. 

"Saudaraku, apa kau tidak ingin mendesakku untuk mengetahuinya?" 

"Apa aku perlu melakukannya? Bukankah pada akhirnya kita akan bertemu dengannya nanti?!" 

"Saudaraku, responmu begitu membosankan dan kaku. kau harus memiliki perasaan antusias dan keingintahuan yang tinggi." 

"Kau bisa bebas menunjukkan perasaanmu sekarang!" 

"Aku mengerti." 

                                                                   

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status