Share

Chapter 7 (Percayalah Padanya!)

‘Papa, bisakah papa pulang lebih awal dan makan malam bersamaku?’ 

Senyum terukir di bibir tipis Edzar Gao saat melihat pesan yang dikirim oleh Putranya. Jari-jarinya dengan cepat mengetik huruf-huruf merangkai  kalimat persetujuan sebagai balasan. CEO dari perusahaan Gao tahu, mungkin saja putranya saat ini membutuhkannya. Bagaimanapun putranya pasti merasa tertekan karena scandal ibunya ini yang justru meninggalkannya dan bersama pria asing di luar negri. Ia ingin tahu, apa putranya akan menuturkan keluhan padanya. 

Pengacara yang saat ini bersama Edzar Gao merasa heran melihat senyum lembut yang ditunjukkan CEO Gao yang selalu menunjukkan ekspresinya yang tegas. Ia penasaran, pesan apa yang diterima pengusaha tampan ini hingga membuatnya tersenyum seperti itu. Mungkinkah itu pesan dari seorang wanita. 

Edzar Gao menyadari pandangan pengacara itu. Dirinya segera memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. “Kita sudahi saja pembicaraan ini. Aku harap kau mempercepat prosesnya!” 

“Baiklah, CEO Gao, bagaimana dengan pembagian kompensasi?” 

“Dia tidak memintanya, tidak perlu untuk itu. Bagaimanapun dialah yang menuntut terlebih dahulu, untuk apa aku mengorbankan uang untuk memberinya kompensasi!” 

“Kau bisa kembali!” 

“Baiklah, CEO Gao. Saya akan mempercapat prosesnya."

“Baguslah!” 

Setelah pengacara itu pergi. Edzar Gao meminta membatalkan semua jadwal lain. Ia ingin segera pulang dan menemui putranya. Asistennya mengangguk. Asistennya mengantar pimpinannya itu pulang kerumah, sungguh jarang bagi bos nya itu pulang lebih awal. 

***

“Selamat datang, tuan besar” Kepala pelayan segera menyapanya dengan tergesa-gesa

“Dimana tuan muda?” 

“Tuan muda ada sudah menunggu anda di ruang makan.” 

Edzar Gao dengan cepat melangkahkan kaki menuju ke ruang makan. Ketika dia tiba, putranya hanya duduk termenung di ruang makan. Pria berusia 30-an itu memanggil putranya. Pria kecil menoleh dan menyapa ayahnya dengan sopan.

Beberapa pelayan datang dan menyiapkkan makanan. Edzar Gao meminta para pelayan itu untuk pergi setelah menyajikan makanan di meja. Tuan Gao ini tidak ingin putranya merasa tidak nyaman untuk menceritakan isi hati jika masih ada orang disekitar mereka. Mereka hanya ditinggal berdua. 

“Bagaimana sekolahmu?” 

“Tidak ada hal yang special.” .

“Apa kau mengalami kesulitan atau sesuatu di sekolah?” 

“Tidak.” 

Halbert Gao hanya menjawab dengan singkat setiap pertanyaan papanya. Hal ini membuat sang papa merasa canggung dengan kekakuan ini. Ada keheningan sejenak, keduanya sama-sama berkonsentrasi pada makanannya. 

“Papa!” Halbert Gao memecah keheningan

“Tolong, percayalah pada mama!” 

“Apa?” 

“Tentang gossip di intrernet. Mama bukanlah wanita yang seperti itu! Mama tidak akan mengkhianati papa.” 

“Kenapa kau bisa mengatakan hal itu? Sudah jelas bahwa foto itu menunjukkan keintiman mereka.” 

‘…dan fakta bahwa mereka pernah dekat, bukankah ada kemungkinan bahwa mereka menjalin hubungan special ’Edzar Gao hanya menambahkan dalam hati, dia tidak ingin putranya mengetahui hal ini. 

Halbert Gao mengambil ponsel dari sakunya. Dia membuka galerinya. Dia meminta temannya mengirimkan foto itu, karena artikel internet semua telah ditarik, dia yakin ayahnyalah yang telah melakukannya. Halbert Gao telah menganalisis foto mamanya. 

“Aku sudah menganalisisnya,papa!” Halbert Gao menunjukkan layar ponselnya pada papanya. 

“Pertama, postur ini bisa saja hanya bentuk kehormatan, inilah yang diajarkan oleh guru etika ku bahwa di Eropa sapaan seperti ini bisa dianggap formalitas. Papa tahu bukan bahwa mama selalu menjunjung tinggi aturan formal.” 

“Hal yang kedua, apa papa tidak memperhatikan ekspresi mama baik-baik? Mama  hanya menunjukkan ekspresi tenang dan kaku seperti biasa. Jika mereka ada hubungan, mama tidak akan bersikap kaku dan akan menunjukkan ekspresi lembut dan berseri-seri saat bertemu seseorang yang dicintainya.“ 

“Bagaimana kau tentang hal kedua ini? Halbert, tidak seharusnya kau mencari tahu tentang percintaan pasangan. Kau masih belum cukup umur. “ 

“Aku tidak ingin mempelajarinya, tetapi aku selalu mengamati tingkah papa dan pengasuh Ye yang berbeda dengan sikap papa pada mama. Papa tahu bukan bahwa anak kecil sepertimu dengan mudah merasa penasaran, aku menanyakan hal ini pada guru etikaku.”

“Papa, kau memiliki hubungan khusus dengan pengasuh Ye bukan?” 

“Jangan mengatakan omong kosong! Apa kau mencoba menyudutkan papamu ini untuk membela mamamu yang berkhianat dan meninggalkanmu untuk pria lain. Papamu ini tidak ingin mengatakannya, tetapi apa kau tahu bahwa alasan mamamu itu pergi untuk mendapatkan kebahagiaan dengan pria itu.”

“Dia lebih memilih bersama pria itu dibandingkan keluarganya. Dia lebih memilih mencari kebahagiaan bersama pria asing itu dibandingkan tetap tinggal bersama suami dan anaknya. Kenapa kau masih saja mempercayai dan membela wanita seperti itu?” 

“Tidak, mama pergi mencari kebahagiaan lain itu karena papa tidak pernah memberikan perhatian pada mama. Jika papa tidak bersikap dingin pada mama dan lebih perhatian maka mama tidak akan pergi untuk mencari kebahagiaan lain. “ 

“Halbert, papamu ini sudah cukup perhatian padanya. Aku sudah memberikan semua hal yang dia butuhkan. Aku memberinya banyak hadiah juga, bukankah papamu ini sudah cukup baik?” 

“Papa, apa papa pikir hadiah seperti itu cukup? Papa selalu memberikan benda-benda itu tetapi tidak pernah menemani mama. Setiap kali ulangtahun mama, papa tidak pernah menemaninya dan mama harus menghadapi orang-orang sendirian yang diam-diam meledek mama!” 

“Ketika mama sakit karena kelelahan saat itu, papa bahkan tidak datang menemui mama, padahal ketika papa sakit, mamalah yang  memanggil dokter terbaik dan mengatur setiap makanan yang akan disajikan pada papa. Mama juga selalu menemani papa untuk setiap perayaan. Namun, kenapa papa masih saja mengabaikan mama disaat mama melakukan banyak hal untuk papa?” 

“Papa justru mencurahkan setiap perhatian pada pengasuh Ye yang hanyalah seorang pelayan berstatus rendah.“ 

“CUKUP! Halbert, setiap perhatian yang diberikan wanita itu hanyalah sebagai tugas. Dia tidak tulus memberikan perhatian. Kau telah terbutakan dengan kepura-puraannya dan jangan berbicara buruk tentang pengasuhmu. Papamu ini memberikan perhatian karena dia tulus pada papa dan dia jugalah yang merawatmu dibandingkan wanita yang telah mengabaikanmu!” 

“Mama tidak pernah mengabaikanku. Walaupun mama bersikap dingin, tetapi mama selalu mengurus semua hal tentangku.” 

“Semua itu hanya dia lakukan sebagai tugas, bukan bentuk perhatian. Halbert, dengarkan papamu ini. Jika memang dia memberikan kasih sayang dan perhatian tulus padamu, dia tidak akan pernah meninggalkamu apapun alasannya. Bagi wanita itu kau tidak memiliki arti apapun karena itulah dia dengan mudah meninggalkanmu.“ 

Halbert Gao terdiam, Edzar Gao memandang ekspresi putranya yang merenung dan sedih. Ia tahu menyadari bahwa ucapannya terlalu berlebihan dan mungkin telah menyakiti putranya, Tuan muda Gao menghela nafas, berusaha menenangkan emosinya. 

“Papa masih memiliki pekerjaan yang harus papa selesaikan.“ Edzar Gao meninggalkan putranya yang merenung, dia takut akan membuat putranya semakin tersakiti karena kemarahannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status