Share

Make Over

Kirey membelalak saat saldo di rekeningnya bertambah. Sulit dipercaya. Namun, kenyataannya memang begitu. Ada sejumlah uang, nilainya mencapai jutaan rupiah terkirim ke dalam rekeningnya. Hampir setara dengan satu bulan full gajinya.

“Apa aku sedang tidak berimajinasi?” Kirey berusaha menyadarkan dirinya. Dia mencubit pipinya.

Auw! Terasa sakit. Itu artinya Kirey tidak sedang bermimpi. Ini… kenyataan yang harus ia terima. Benar begitu? Aneh tapi nyata. Sukuri saja! Kirey merasa seperti sedang mendapat durian runtuh. Rejeki nomplok namanya.

Besok, Kirey akan mempergunakan uang itu dengan sebaik mungkin. Potong rambut ke salon, membeli riasan wajah, memborong sepatu high heels, tas, dan beberapa pakaian setelan untuk bekerja. Itu sudah sesuai dengan amanat yang diberitahukan Gio kepada Kirey melalui pesan singkatnya.

Kirey membuka notebooknya. Dia mencatat semua kebutuhannya besok. Jangan sampai ada yang terlewat. Biar uangnya nggak mubazir. Tapi… boleh nggak sih Kirey menyisihkan uang itu untuk ia tabung? Mungkin tidak apa-apa. Toh, Presdir Gio tidak akan menanyakannya sampai sedetail itu uangnya dipakai untuk apa.

“Aku akan menyisihkannya beberapa ratus ribu saja. Cadangan sampai gajian bulan depan,” pikir Kirey.

***

Keesokan harinya, Kirey izin masuk terlambat. Dia harus mengubah penampilannya terlebih dahulu sebelum masuk kantor. Itu perintah Presdir Gio. Jadi, tidak apa-apa jika Kirey datang terlambat. Ada kompensasi langsung dari Presdir, pikirnya begitu.

Nyatanya, tidak demikian. Gio mencari-cari Kirey di ruangannya. “Ke mana wanita jelek itu?” tanya Gio pada salah satu staf pegawainya. Kebetulan staf itu satu ruangan dengan Kirey.

“Maaf, Presdir Gio mencari siapa?” tanya Sammy menghampirinya.

“Wanita jelek itu sudah masuk kantor belum? Kenapa hari ini dia datang terlambat?” Gio celingak-celinguk mencari Kirey. Jelas, Kirey tidak ada di ruangannya.

“Kirey izin masuk siang, Presdir Gio,” sahut Sammy mewakilinya.

“Katanya ada urusan penting di luar. Mungkin sebentar lagi dia akan datang. Sudah waktunya jam makan siang.”

Gio mengerutkan kening. Aneh, kenapa pria itu tahu jika Kirey masuk siang? Pikirnya berulang-ulang.

“Memangnya kamu siapanya Kirey? Sampai tahu tentang dia segala?” Gio menatap ke arah Sammy, curiga.

“Kamu ada hubungan apa dengan Kirey?” Pertanyaan Gio kini lebih mengerucut.

Agak berlebihan juga sih. Karena rasa ingin tahunya yang menggebu-gebu itu membuat Sammy jadi salah mengartikan bentuk perhatian Gio kepada Kirey.

“Ah, kami tidak ada hubungan apa-apa, Pak. Kirey hanyalah rekan kerja biasa. Tidak lebih,” jelas Sammy pada Gio.

“Begitu, ya?” Gio mengerti. Sammy dan Kirey hanya berteman. Noted.

Gio memperingatkan semua pegawainya. Tidak boleh ada yang menjalin hubungan dengan sesama rekan kerja di kantor. Itu peraturan baru yang harus dituruti semua pegawai yang bekerja di perusahaan Gio.

Tangan Kirey mengepal. Dia mendengar semua pembicaraan Sammy dan Gio. Pria itu mengatakan bahwa Kirey hanya dianggapnya sebagai rekan kerja, tidak lebih. Pernyataan macam apa itu?

Kirey kesal sekali pada Sammy. Iya. Sudah kesekian kalinya cinta Kirey bertepuk sebelah tangan. Dia tidak pernah dianggap selama ini. Lalu, kenapa setiap kali Sammy meminta bantuan Kirey selalu menyanggupinya? Jelas sekali alasan Kirey. Mana mungkin dia melakukannya gratisan? Selain mengharapkan uang, Kirey juga berharap lebih dari sekadar teman. Tetapi, tanggapan Sammy berbeda.

“Kirey?!” Seorang staf pegawai menyapanya, di depan ruang kerjanya.

“Apa? Itu Kirey?”

Ada yang percaya dan ada juga yang tidak. Sepertinya itu bukan Kirey. Kenapa ada wanita cantik yang memasuki ruang kerjanya?

“Itu beneran kamu, Kirey?” Pusat perhatian semua rekan kerjanya tertuju pada Kirey. Termasuk Sammy yang membalikkan tubuh dan melihat perubahan Kirey secara drastis.

Gio juga tertegun cukup lama memandangi penampilan baru Kirey. “Lumayan,” ucap Gio.

Beberapa jam sebelumnya, Kirey pergi ke salon langganannya. Dia memotong rambutnya menjadi sebahu. Rambut ikalnya kini menjadi lurus setelah catokan. Wajahnya agak glowing setelah dipoles make up natural. Lebih falwlesslah.

Sepatunya, dia menggunakan heels sekitar lima senti. Lumayan, jadi agak tinggi walau hanya beberapa senti saja. Lalu, dia mengenakan blouse berwarna putih tulang dan rok span selutut. Tasnya? Aish, menyebalkan! Dia masih menggunakan tas lamanya yang sudah usang. Itu karena dia tidak sempat membelinya di mall.

“Kirey, kamu kenapa berpenampilan seperti itu?” Sammy masih terkejut.

“Apa penampilanku terlihat aneh?” Kirey menanyakan pendapatnya pada Sammy.

Sammy mengangguk. “Sangat aneh,” katanya.

Fiuh! Benarkah? Sia-sia rasanya Kirey mengubah semua penampilannya sesuai arahan Gio.

Kirey menitikkan air mata. Sepertinya dia sedang diejek. Begitu pula dengan Gio. Dia terlihat sedang terkekeh. Menertawakan Kirey diam-diam. Percuma! Semua tidak ada gunanya lagi.

Kirey menyeka air matanya. Karena pria yang dia sukai malah mengejeknya. Bukan memberikan pujian seperti yang Kirey harapkan saat ini. Sial!

Ehem!

Gio berjalan mendekati Kirey. Kemudian dia mengatakan sesuatu kepada Kirey. “Ikut ke ruanganku!” perintahnya.

Kirey terpaksa menuruti perintahnya. Dia mengekor di belakang Presdir Gio. Semua mata memandang ke arahnya. Entahlah, tatapan aneh apa itu. Kirey tidak ingin menghiraukannya. Abaikan saja!

Kirey hanya tertunduk saat dia melangkah mengikuti Presdir Gio. Dia tidak berani menengadahkan kepala. Dia tidak ingin semua orang melihat wajah barunya. Pasti kacau sekali penampilannya saat ini, pikirnya pesimis.

BRUK!

Kirey menabrak punggung Gio. Tiba-tiba saja Gio menghentikan langkahnya dan membuat Kirey yang dibelakangnya tak sengaja membentur punggung Gio yang kekar itu.

“Maaf, Pak Presdir,” sesal Kirey.

Gio membalikkan tubuh. “Apa kamu menghabiskan uang yang kukirim kepadamu?” tanya Gio. Dia penasaran sekali.

Kirey meringis. “Ti-tidak! Masih ada sebagian lagi,” Kirey memberitahu.

Mampus! Bego banget Kirey mengatakannya pada Gio. Lagian, kenapa sih Gio menanyakan sesuatu yang tidak penting seperti itu? Memangnya dia mau menagih sisa uangnya? Mustahil.

“Aku mau melihat rinciannya? Setorkan padaku sekarang juga!”

Apa? Kirey membelalak. Ngapain juga Presdir Gio ingin tahu semua pengeluaran Kirey pada saat dia ngemake-over penampilannya? Ironis sekali. Sama sekali tidak masuk akal, pikir Kirey.

“Kenapa kamu diam saja? Aku ingin melihat apa saja yang kamu belanjakan hari ini?” desak Gio.

“Sebentar, Pak. Saya harus mencatatnya kembali. Karena saya tidak mengumpulkan struk belanjanya tadi,” Kirey beralasan semampunya.

Jangan sampai ketahuan! Kalau Presdir Gio menemukan celah kesalahan Kirey yang sengaja menyisihkan uang pemberian darinya, bisa gawat.

“Cepat, Kirey! Kamu sengaja membuatku menunggu lama, hah?” Gio mendesaknya lagi.

Terlihat sekali raut wajah Kirey yang langsung berubah pucat dan cemas. Baru kali ini Kirey berhadapan dengan bosnya yang super pelit. Masa iya, dia harus meminta kembali sisa uangnya? cibir Kirey dalam hati.

“Dasar pelit!” gumam Kirey.

“Apa kamu bilang? Beraninya kamu mengatakan aku pelit?”

***

           

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status