Kediaman Alexander Di Pagi Hari
Akibat ulah Yuan, kini Caramel masih terbaring lemah di kasurnya. Yuan membuka jendela kamar, yang tidak ia sengaja justru malah membangunkan Caramel dari tidur lelapnya.“By ... jam berapa ini?” tanya Caramel dengan menutupi matanya karena silau akibat cahaya matahari yang masuk lewat celah jendelanya.
“Eh, maaf Sweety, aku membangunkanmu,” ucap Yuan yang telah memakai kolor dengan mendekati Caramel dan berbaring lagi disebelah Caramel.
“Ini jam berapa, By? Aku kesiangan. Aku belum menyiapkan sarapan untuk kamu,” seru Caramel dengan bergegas untuk bangun.
“Stop! Biar Bi Tyas yang menyiapkan semuanya, Sweety. Kamu cukup melayaniku di kamar ini.”
“Apaan sih, By? Jika aku ingin menjadi istri idaman, maka aku harus jago di dapur juga. Tidak melulu urusan ranjang. Bentar By, aku mau mandi dulu.” Caramel hendak berdiri, tetapi
DapurCaramel masuk ke dalam rumah dan langsung menuju dapur. Ia menemui Bi Tyas yang sedang memasak.“Hai, Bi?” sapa Caramel pada Bi Tyas dengan mendekati lalu duduk bersimpuh di hadapannya.Bi Tyas sedang mengupas kentang dengan duduk berselonjor di lantai.“Eh, Non Caramel. Jangan duduk di bawah, Non. Nanti kotor!” cegah Bi Tyas.“Enggak apa-apa, Bi. Memangnya aku siapa, sih, Bi? Sampai-sampai tidak boleh kotor?” tanya Caramel lagi.“Nona 'kan istri Tuan muda Yuan, tentu saja saya sangat menghormati Nona,” jawab Bi Tyas merasa kikuk.“Aku sama seperti kalian, Bi. Aku juga gadis biasa yang hanya saja beruntung bisa menikah dengan Mas Yuan. Kisah cinta kami cukup rumit, Bi. Yang bisa aku lakukan sekarang, hanya mensyukuri apa yang kini sudah ditetapkan menjadi milikku.” Caramel menjawab dengan tatapan sedih karena mengingat kembali almarhumah ibunya.&
Kejutan ManisWaktu bergulir begitu cepat, seperti keinginan Yuan yang ingin segera sampai di rumah untuk bertemu dengan pujaan hatinya.Yuan mengambil jas yang ia sampirkan di kursinya. Ia berjalan dengan wajah yang berbinar. Aura kebahagiaan terpancar jelas dari wajah tampannya.Saat Yuan hendak keluar dari ruangannya, tiba-tiba saja Dirga masuk dengan membawa beberapa dokumen di tangannya.“Maaf, Tuan. Sepertinya Tuan harus lembur malam ini. Karena banyak sekali pekerjaan yang harus kita selesaikan. Dan besok, pagi sekali, klien kita dari Malaysia akan datang kemari, Tuan. Tidak enak jika kita belum menyiapkan dokumennya,” terang Dirga.“Kenapa kamu baru bilang sekarang?” bentak Yuan. Yuan merasa cukup geram.“Maafkan saya, Tuan. Asisten Tuan Zayn baru mengabari saya setengah jam yang lalu. Ini memang cukup mendadak, Tuan.”Yuan tampak kesal. Sebelumnya ia suda
Beberapa Hari KemudianCaramel tengah membaca sebuah majalah di halaman samping rumah suaminya yang berhadapan langsung dengan kolam renang.Ia sedang menikmati masa santainya setelah Yuan pergi bekerja dan telah menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah tangga. Caramel sendirilah yang membereskan kamarnya sendiri, termasuk mencuci baju Yuan dan bajunya sendiri. Caramel terbiasa mandiri, sehingga sangat sulit untuk tidak diperbolehkan meski Yuan yang melarangnya.“Hai, Kak Caramel … lagi ngapain?” tanya Jennifer yang baru saja datang dan ikut bergabung dengan Caramel.“Hai, Jen ... lagi santai aja. Tumben? Ada apa?” Caramel balik bertanya.“Em ... Jenni boleh minta tolong sama Kak Caramel, enggak?”“Minta tolong? Minta tolong apa?” jawab Caramel masih membaca majalah dan sesekali menatap Jennifer.“Jadi, gini ... minggu depan aku ada acara camping yang di adakan oleh kampus, Kak. Tolong Kakak bilang ke Kak Yuan untuk mengizink
Pukul 8 Malam HariYuan baru saja pulang dari lembur, dan Caramel menyambutnya dengan sangat lembut. Ia mencium tangan suami dan membawakan tas kerjanya manuju kamar. Selain itu, Caramel juga menyiapkan air hangat untuk mandi oleh Yuan.“Mandi dulu, By ... aku sudah siapkan air hangatnya,” ucap Caramel.“Terimakasih, Sayang,”jawab Yuan seraya berlalu menuju kamar mandi.Sementara itu, Caramel turun ke lantai bawah untuk menyiapkan makan malam untuk suaminya. Ia menghangati masakannya sebentar agar tidak terlalu dingin. Kemudian ia kembali ia atas untuk memanggil suaminya.Setelah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian dengan baju santai, Yuan menyisir rambutnya yang masih sedikit basah.“By ... makan dulu, yuk? Aku sudah siapkan di ruang makan,” kata Caramel.“Oh iya, Sayang ...” sahut Yuan.Yuan mengikuti langkah kaki istrinya yan
Dalam KamarWaktu menunjukkan pukul 9 pagi. Ini merupakan perdana bagi Caramel bangun sesiang ini. Ia menyusuri pandangannya mencari keberadaan Yuan. Dan dia malah menemukan secarik kertas yang terletak di atas nakas dekat ranjangnya.Caramel menjangkau surat tersebut dan membacanya. Senyum simpul tergambar dari wajah ayunya.“Kamu selalu bisa membuatku bahagia, By! Terimakasih,” gumam Caramel, masih dengan memegang surat di tangannya.Caramel melihat tubuhnya yang sudah memakai baju tidur, ia berpikir pasti Yuan yang sudah mengenakannya. Tidak mungkin 'kan kalau Bi Tyas, pikir Caramel.Ia merangkak dari kasurnya hingga sampai di tepi ranjang. Sejenak ia mengedarkan penglihatannya ke arah meja yang sudah tersedia makanan di sana. Sesuai dengan isi pesan yang Yuan tulis untuk dirinya.Ia berjalan perlahan mendekati makanan itu. Ia melihat menu favoritnya melambai-lambai ke arahnya. Sekil
Acara Arisan Di Sebuah Kafe TernamaKarena satu dan lain hal, Damitri berangkat lebih dulu ke acara arisan. Meninggalkan Caramel untuk diantar oleh Selina sesuai rencananya. Sebelumnya, Selina dan Damitri sudah bersekongkol untuk mengerjai Caramel. Damitri berpura-pura bersikap baik terhadap Caramel hanya untuk melancarkan rencananya yang saat ini ia jalankan.Selina menurunkan Caramel di tepi jalan depan kafe yang sangat mewah. Caramel terlihat seperti pegawai yang tertinggal rombongan sehingga terlantar di jalanan.Sesaat kemudian, Caramel telah sampai di tempat acara bergengsi kalangan elite wanita berduit. Seperti yang dikatakan Damitri sebelumnya, Caramel harus menggunakan setelan kemeja putih dan rok hitam yang panjangnya selutut. Dengan rambut dicepol belakang dan flat shoes yang berwarna hitam pekat.Awalnya sedikit ada perdebatan ringan antara Caramel dan Damitri, karena Caramel merasa menggunakan pakaian seperti saa
Di Sebuah Kamar HotelCaramel terbangun. Ia membuka matanya perlahan-lahan sembari mengingat-ingat kejadian yang baru saja menimpanya. Ia melihat sekeliling ruangan yang terasa asing menurutnya.Hatinya gelisah. Ia mendengar suara gemercik air dari kamar mandi, yang seketika membuat hatinya berdetak semakin kencang.Caramel bangun dengan memegang tengkuknya yang terasa nyeri. Ia meringis kesakitan menahan sakit yang di rasanya.Dengan susah payah, Caramel bangun lalu berjalan terhuyung-huyung untuk membuka handle pintu dan bermaksud keluar dari ruangan itu.Caramel membuka pintu kamar itu dan ternyata terkunci. Ia terus mencobanya tetapi tidak ada hasil. Ia semakin panik saat mendengar ada yang membuka pintu dari kamar mandi.“Mau ke mana kau, Jalang?” tanya pria berkulit kecokelatan, bertubuh tinggi besar, menatapnya tajam. Pria itu bertelanjang dada sehingga terlihat jelas otot perutnya.
Kediaman AlexanderKarmila membuka pintu untuk Yuan dan Dirga, setelah mendengar sebuah mobil yang berhenti di halaman rumah majikannya.Yuan dan Dirga masuk dengan tenang seakan tidak tau apa-apa.“Kak Yuan! Hiks ... hiks ... ” Selina berhambur memeluk Yuan yang tengah berjalan ke ruang keluarga.Dirga melirik ke arah Selina dan Damitri yang totalitas dalam mendalami perannya.“Yuan … duduk, Nak!” ucap Damitri dengan air mata buatan yang ia persiapkan sebelumnya.“Ada apa? Kenapa kalian menangis?” tanya Yuan.Yuan dan Dirga duduk di sebuah sofa menghadap Damitri.“Maafkan Mama, Sayang. Maafkan Mama. Karena kelalaian Mama, Caramel hilang!” jelas Damitri.“Hilang? Kok bisa?” balas Yuan terkejut ikut berpura-pura.Dirga tersenyum tipis melihat akting bosnya yang ternyata lumayan juga.<