Share

Bonus 3 Good bye

Alf menemui Karlinda untuk terakhir kalinya, karena wanita itu memberi kabar bahwa dirinya akan dipindahkan ke daerah lain. Alf pun meminta izin pada Inn, agar bisa menemui Shafa, karena tujuan Alf salah satunya ingin bertemu Shafa.

"Boleh... Gak usah minta izin ke aku, kali..." ujar Inn.

"Yah... Takutnya, gak ngomong trus kamu tahu sendiri, malah mikir yang gak-gak," jawab Alf.

"Aku percaya, kok sama kamu... Nunggu dari SMA aja bisa, masa aku harus curiga sama yang beginian," sahut Inn membuat hidung Alf kembang kempis, saking bangganya pada diri sendiri.

Karena sudah mendapat kepercayaan dari sang pujaan hati, Alf pun bergegas ke tempat pertemuannya dengan Inn, tempat mereka bertemu pertama kali di luar urusan kantor, KeEfCe.

Shafa terlihat sedang bermain di area permainan dengan wajah bahagia, khas anak-anak. Alf segera menuju ke meja Karlinda. Wanita itu tampak sedang memotret wajah bahagia putri tunggalnya.

"Sore mbak!" sapa Alf sambil duduk di hadapan Karlinda.

"Hai, Alf!" balas Karlinda.

Karlinda pun menghentikan aktivitasnya. Begitu juga Shafa, yang langsung berlari ke arah Alf.

"PAPA ALF!" teriak Shafa sambil menghamburkan diri dalam pelukan Alf.

Wajah Karlinda tampak sayu mendengarkan panggilan Shafa pada Alf.

"Wah! Shafa senang banget, ya maennya!" ujar Alf sambil menggendong Shafa.

"Iya, papa Alf! Shafa senaaannngg banget!" Mata Shafa tampak berbinar-binar.

Karlinda menghela napasnya panjang.

"Jadi, kapan mbak sama Shafa berangkat?" tanya Alf sambil menatap Karlinda.

"Besok pagi. Soalnya, pesawat ke Sumba besok cuma pagi sama sore. Jadi, yah, ambil pagi aja, karena masih harus ngelapor di kantor," jawab Karlinda.

Alf menganggukkan kepalanya. "Berarti Shafa harus istirahat yang cukup, ya. Kalau gak, bakalan cape."

"Iya, papa Alf! Shafa bakalan tidur yang cukup, makan yang banyak juga! Biar papa Alf senang!" sahut Shafa penuh semangat.

Karlinda hanya mengulum senyum, memperhatikan buah hatinya yang tampak bahagia saat bersama Alf. Entah, apakah dia bisa menemukan orang yang mencintai putrinya seperti Alf, lagi? Ataukah dirinya memang ditakdirkan hanya akan menjadi orang tua tunggal? Apapun itu, Karlinda menyerahkan semuanya ke dalam tangan Sang Pemilik hidup.

"Aku... Turut bahagia sama kamu dan Inn," Karlinda mulai berbicara lagi.

Alf hanya tersenyum sambil menatap wajah wanita yang terlihat sendu itu.

"Aku harap... Kalian bisa sampai ke jenjang pernikahan," imbuh Karlinda. "Jangan lupa ngundang aku dan Shafa, ya... Hehe..."

Alf jadi kikuk mendengar kalimat Karlinda barusan. "Doain aja, mbak! Semoga bisa sampai ke sana. Hehe..."

Karlinda pun memesankan makanan untuk Alf. Meskipun awalnya Alf menolak, tapi kata Karlinda ini untuk terakhir kalinya. Jadi, Alf pun menerima permintaan Karlinda.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00. Alf sudah membopong Shafa yang tampak terlelap. Alf dengan penuh kehati-hatian, meletakkan Shafa di kursi penumpang. Wajah polos Shafa saat tidur sungguh menggemaskan.

"Terima kasih, ya, Alf..." ujar Karlinda. "Untuk semuanya..." Karlinda berdiri berhadapan dengan pria itu.

"Sama, mbak... Terima kasih untuk semua bantuan mbak selama ini," jawab Alf.

Karlinda mengalihkan pandangannya ke arah lain, sambil menarik napas panjang. Sedangkan Alf hanya terdiam menatapnya.

"Kalau gitu... Aku pamit dulu," ujar Karlinda sesaat. "Selamat tinggal, Alf..."

"Iya, mbak. Aku juga... Hati-hati, ya, mbak. Sukses buat mbak di sana," jawab Alf. "Dan, selamat jalan..."

Kali ini Karlinda menatapnya dengan tatapan bahagia yang tulus. "Kamu juga, Alf. Sukses untuk semuanya."

Karlinda pun segera masuk ke dalam mobilnya. Tak berapa lama, mobil itu melaju, meninggalkan Alf yang masih terpaku menatap samar-samar bayangan mobil itu hingga di kejauhan.

"Semoga, mbak bisa menemukan pria yang mencintai mbak dan Shafa tulus..." ujar Alf.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status