Apakah ini akhir ceritaku?
Ku tahu Tuhan sayang semua hambanya.
Tuhan pasti tak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan hambanya.
~~~
Sepasang mata perempuan itu melihat mereka dengan perasaan tidak senang. Oh, lebih tepatnya melihat Hanna tidak senang.
"Awas kamu Hanna, kamu udah ambil Vikky yang seharusnya jadi punya ku, aku gak terima, padahal cantikan aku kemana mana," gumam perempuan tersebut.
"Hei Vhi, kamu ngapain disini?" tegur seseorang laki laki, menepuk pundak perempuan yang bernama Vhias tersebut.
"Eh ka, kaget loh aku, enggak ka, lagi liat pemandangan taman aja," jawab Vhias dengan kecanggungannya.
"Loh kok kakak ada disini? kakak gak kerumah sakit?" sambung Vhias.
"Gak boleh emangnya? Sekarang kakak jadi asisten dosen disini gantiin Bu Mei yang cuti istirahat pasca operasi," jawab lekaki itu, dan Vhias hanya menganggukan kepalanya.
"Kamu udah selesai mata kuliahnya kan? Yuk kita pulang!" sambung lelaki itu.
Vhias hanya bisa meng-iyakan permintaan kakaknya, walaupun dalam benaknya ada sedikit rasa penasaran terhadap Hanna.
~~~
"Kita duduk dimana ya enaknya?" tanya Hanna.
"Terserah kamu aja, aku mah ikutin apa mau kamu aja sayang."
"Yaudah disini aja deh, lagipula cuacanya juga lagi bagus buat duduk diluar," Hanna menggeser kursi dan kemudian duduk, diikuti oleh Vikky yang duduk di seberang Hanna.
"Aku mau bikin kamu bangkrut pokoknya!" sambung Hanna.
"Terserah kamu sayang yang penting jangan ngambek terus," Vikky mencolek pipi Hanna yang chubby.
"Yaudah aku pesen ya, pokoknya aku pesen banyak, bila perlu tempat ini aku pesen tapi kamu yang bayar."
"Iya iya sana pesen, tapi jangan lupa habisin ya."
"Pelayan," panggil Hanna.
Setelah memesan mereka pun makan dan berbincang bincang, merajut kasih yang sudah 3 hari mereka tak jalin sembari membahas materi kuliah milik Hanna.
~~~
Waktu menunjukan pukul 15.30, tak terasa mereka sudah cukup lama duduk di restoran tersebut.
Hanna pun melihat jam yang terpampang berada di dinding restoran.
"Yang, ayo pulang udah sore, nanti aku dicariin."
"Iya iya, dasar bayi besar mamah," ledek Vikky.
"Mau sebesar apapun anak akan tetap menjadi anak kecil dimata orang tuanya, lagian aku anak perempuan satu satunya nanti kalo aku diculik om om gimana? Hayo?!" tanya Hanna sembari merapihkan buku yang ia taruh di atas meja dan memasukannya kedalam tas.
Vikky pun tertawa "Kamu, diculik? Hahahaaa.. Mana mau penculik nyulik kamu, secara makan kamu aja banyak kaya gini, yang ada nanti penculiknya rugi kali."
"Bodo, gak mau tau! Pokoknya aku mau pulang."
"Yah ambek lagi deh, yaudah ayo aku anter pulang, tapi aku bayar ini dulu ya."
Hanna hanya menganggukan kepalanya meng-iyakan perkataan Vikky.
Setelah membayar semua makanan itu, Vikky menggandeng tangan Hanna keluar dari restoran. Belum jauh dari pintu restoran, Hanna yang merasa ada yang janggal pun mulai merogoh sakunya celanan dan saku jaketnya .
"Loh, dimana ya? tadi perasaan di kantong deh," Hanna mulai panik.
"Kamu nyari apa, yang?" tanya Vikky terheran.
"Kayanya handphone aku ketinggalan deh di meja tadi," jawab Hanna yang masih memeriksa kantong celananya.
"Yang, tolong ambilin handphone aku ya di dalam, aku mau ke mini market seberang sana, mau cari cemilan buat ngerjain tugas dirumah nanti," sambung Hanna.
"Oke, nanti aku nyusul kesana"
Hanna dan Frans pun berpisah haluan, dan untuk bisa sampai ke mini market Hanna harus menyebrang jalan.
Setelah sampai di mini market Hanna memilah milih beberapa camilan dan kemudian membawanya ke kasir untuk dibayar.
"Hanna," suara berat khas seorang lelaki memanggilnya dari belakang.
"Bener kan ini Hanna?" Tanya lelaki tersebut.
"Hanna apa kabar?" sambungnya.
"Thomas, Baik Thom, kamu apa kabar? Gimana diluar negeri, enak gak?"
"Ya gitu gitu aja sih, kan aku kesana bukan buat main tapi belajar, Han."
"Iya sih, yaudah aku duluan ya, pacarku nunggu di seberang soalnya."
Hanna pun melenggang pergi keluar mini market setelah membayar semua cemilan tersebut.
"Hanna, disini," teriak Vikky dari sebrang jalan sambil melambai lambaikan tangannya.
Hanna pu merespon panggilan tersebut, ia pun menyebrangi jalan tanpa melihat rambu penyebrangan.
Tanpa Hanna sadari datang mobil melaju kencang.
Dan BRAAAKKKKK...
Tubuh Hanna pun tertabrak oleh mobil, Vikky yang melihatnya langsung berlari ke arah Hanna yang terkapar tepat di tengah jalan.
Vikky mulai panik, ketika melihat darah yang mulai mengucur keluar dari kepalanya Hanna.
"Tolong panggilkan ambulance!" tukas Vikky.
Tak berselang lama ambulance pun datang.
"Hanna, Hanna kamu harus bertahan sayang!" ucap Vikky yang mulai menggendong Hanna.
TBC
Hanna ku yang malang.Kami disini untuk mu.Apapun yang terjadi kami akan mendukung mu.Kami akan memberi mu semangat penuh.Kami akan menyangi mu apapun yang terjadi.Hanna anakku.~~~Di Rumah Sakit."Hanna, kamu harus bertahan, kamu kuat," ucap Vikky memegangi tangan Hanna, yang saat itu terkapar di atas bed rumah sakit yang sembari di dorong kedalam ruang ICU.Sesampainya di depan ruang ICU, Vikky mencoba ingin masuk ke dalam untuk menemani Hanna, tetapi dilarang oleh Perawat rumah sakit."Tuan mohon tunggu diluar!" perintah Perawat tersebut."Tapi saya mau menemani pacar saya di dalam," jawab Vikky yang pada saat itu baju yang ia kenakan dan tangannya sudah berlumuran darah."Sebaiknya Tuan membersihkan diri terlebih dahulu saja," jawab Perawat yang melihat Vikky dengan pakaiannya yang berlumuran darah.Vikky hanya menganggukan kepalanya saja meng-iyakan perkataan Perawat tadi, ada perasa
Aku, namaku Hanna di jauhkan oleh teman teman ku karna aku lumpuh.Hahaha... klise sekali.Aku hanya lumpuh bukannya menyusahkan mereka, lemah sekali pikiran mereka yang menjauhi ku.Aku lumpuh pun bukan kemauan ku.Takdir ini yang mempermainkan ku.Takdir yang membuatku seperti ini.Salahkan lah takdir ini, jangan salahkan diri ini.~~~Hanna pun bangun dari tidurnya. Sepertinya, efek obat itu sudah mulai menghilang."Mah, Pah, Hanna haus, Hanna mau minum," gumam Hanna.Hanna yang masih setengah sadar mulai mencoba menggerakan kakinya untuk turun dari tempat tidur."Loh, kaki ku kenapa?" gumamnya yang masih belum sadar kalau dia sebenarnya lumpuh.Ia pun menyentuh kakinya, "Kenapa mati rasa, kenapa gak bisa bergerak?""Mamah! Papah! Kaki Hanna kenapa gak bisa di gerakin mah?!" teriak Hanna histeris.Alexander dan Giselle yang baru saja tiba dari mengisi perutnya di kantin, kaget meliha
Aku, mau tidak mau, hanya bisa menerima keadaan.Mereka yang dahulu menyanjungku menghilang.Dan dia yang dahulu selalu bilang "aku menyayangi" mu pun menghilang.Bagai di telan bumi, mereka hilang tanpa kabar.Hanya karna aku lumpuh.Benar benar klise sekali pemikiran mereka.Inilah ujian yang sesungguhnya, ujian tentang siapa yang pergi meninggalkan ku.Dan siapa yang bertahan dikala aku terpuruk dalam luka ku.~~~Hanna dan Elle pun kembali ke kamar. Tawa mereka menggema disana, entah apa yang mereka perbincangkan sampai mereka tertawa begitu kerasnya.Saat kembali ke kamar Hanna tak mendapati keberadaan Papahnya disana, hanya Mamahnya saja lah yang pada saat itu sedang duduk di sofa dekat jendela."Mah, Papah kemana?" Tanya Hanna."Papah pulang, nanti jam 12 Papah ada meeting dengan klien," jawab Mamah Giselle berbohong. sebenarnya, Papah Alexander pergi mencari dokter syaraf terbaik di negerinya
Yap... Dia pun pergi.Hahahaa... Semudah itu ia pergi.Seperti membalikan telapak tangan ya.Kukira dia akan bertahan karna kekurangan ku.Tapi ternyata kekurangan ku lah yang menjadi alasan kepergiannya.Cinta mu tak begitu kuat sayang.Cinta mu hanya bualan belaka.~~~Pagi pun datang.Elle masih duduk memeluk kaki di atas tempat tidurnya, merenungi apa yang ia lihat kemarin sore."Aku gak habis pikir, kenapa Vikky jadi kaya gitu, jadi kepikiran terus deh kalo kaya gini.""Lebih baik aku ketempat Hanna, mungkin disana aku bisa cuci mata."Elle pun bergegas membersihkan dirinya dan pergi ke rumah sakit, memesan taxy online seperti biasanya.Saat Elle baru saja membuka pintu rumahnya untuk keluar, tiba-tiba Vikky sudah berdiri menunggu Elle di depan gerbang rumahnya."Mau apa dia kesini?" gumamnya.Elle menghela nafasnya dan mulai berjalan ke arah gerbang."Elle bisa kita
Hanna ku yang malang.Aku ingin menutup semua luka mu.Ingin kamu kembali seperti dahulu.Dengan semangat mu yang menggebu gebu.ku ingin dirimu seperti dahuluHanna sahabat ku.Malang nian nasib mu.Elle.~~~Usaha Papah Alexander mencari pengobatan terbaik untuk anaknya membuahkan hasil, ternyata keajaiban masih ada untuk anaknya.Hari ini adalah hari pertama ia therapy, dan kali ini Dokter yang menangani adalah Dokter Kevin.Dokter Kevin membantu Hanna dalam therapy, mulai dari berdiri hingga berpegangan pada tiang penyanggah.Hanna semua mengikuti instruksi yang dikatakan oleh Dokter Kevin, sampai di tengah tengah sesi therapy Hanna pun kehilangan keseimbangannya, namun ia bangkit kembali. Dan Elle yang menemani Hanna hanya bisa melihat saja dari kaca bagian luar.Elle melambaikan tangannya dan berkata " Semangat Hanna ".Hanna yang melihat Elle di balik kaca pun tersenyum. Betapa b
Cinta itu bukan dari mata turun ke hati.Melaikan dari hati yang merasakan suatu ketulusan yang pasti.Lalu memaksa membuka mata untuk melihat ketulusan tersebut.Dan mencintai itu adalah kata sifat, di cintai itu adalah kata kerja.Namun cinta itu bukanlah kata benda.Melainkan cinta itu adalah kata hati.Jadi cintailah sepenuh hati maka kamu akan merasakan ketulusan yang pasti.Hanna.~~~Pagi pun tiba, Hanna menjalankan jadwal teraphynya dengan lancar, tanpa hambatan sedikit pun.Sampai dimana saatnya Hanna selesai dengan jadwal teraphy, dan kini sedang konsultasi dengan Doker Ahli Tulang ternama di Negaranya.Dokter tersebut menyarankan Hanna agar meminum susu tulang dan makan makanan berkalsium agar dapat pulih dengan cepat.Elle dan kevin menunggu Hanna, duduk di luar ruangan dokter. Elle takut terjadi sesuatu terhadap Hanna. Khawatir dengan Hanna, Elle mulai bertanya tanya kepada Kevin.
Kenapa?Kenapa hati ini begitu sakit saat iniKenapa begitu pahit kenyataan ini.Orang yang ku pikir akan selalu adaperpaling begitu sajaDan, kenapa harus di depan ku kalian bercumbuHancur kurasa kepercayaan ini.Pergilah, jika itu kemauan mu.Aku terima keputusan mu, walau sakit bagiku.~~~Setelah beberapa menit Kevin mengendarai mobilnya, mereka pun sampai di tujuan. Tapi bukannya turun, Hanna dan Kevin malah terdiam dalam kecanggungan mereka masing masing.Elle binggung sampai kapan mereka akan ada di dalam mobil dan tidak turun."Jadi kita gak turun nih?" tegur Elle.Hanna dan kevin pun salah tingkah mendengar teguran dari Elle.Elle turun terlebih dahulu untuk membantu Hanna membuka pintu, disusul oleh Kevin yang segera pergi ke bagasi untuk mengambil kursi roda Hanna. Dan Hanna menutup mukanya yang memerah karna malu dengan tingkahnya."Permisi nyonya," ujar Elle
Hancur lebur persaan iniIngin aku berlariBerlari sejauh mungkin dari persaan iniKuharap semua ini hanya mimpiDan kuharap mimpi itu pergi dan tak kembaliAku menyesal mengenal muJika kau datang untuk memberiku rasa sakitSebaiknya kau tak perlu singgah di hati ini~~~Hanna pergi dengan hatinya yang perih, bagaikan luka yang tersiram air garam, itulah yang ia rasakan saat ini.Setelah Hanna rasa sudah cukup jauh dan tidak begitu banyak orang yang berlalu lalang, Hanna pun mulai menangis sejadi jadinya, menutupi wajahnya dengan kedua tangannya."Sudah kuduga di akan meninggalkan ku El," ucapnya dalam tangis.Elle yang awalnya memegang gagang kursi roda Hanna, sekarang beralih memegang pundak Hanna, mencoba untuk menghibur sahabatnya."Han, gak usah nangisin orang kaya gitu, dia gak pantes kamu tangisin Han," ucap Elle sembari memberi pelukan untuk Hanna."Sudah Han, cukup menangisnya, masih banyak