Share

4.Meminta tolong (1)

Beberapa hari setelah kejadian waktu itu. Mereka sudah memutuskan untuk membatalkan rencana untuk menulusuri sekolah mereka.

Disinilah mereka sekarang dalam kegiatan belajar mengajar. Hingga kedatangan sosok yang kemarin baru mereka kenal.

'Hai' sapa kak Rita yang berada di samping Disa.

"Hai kak" jawab Disa tanpa mengalihkan pandangannya.

'Aku boleh minta bantuan sama kamu?' tanya kak Rita dengan nada penuh harap.

"Bantuan? Kalau bisa kami bantu kami usahain bantu kak. Memangnya minta bantuin apa?" tanya Disa heran.

'Boleh minta tanganya?' tanya kak Rita sambil menjulurka tangannya di depan Disa.

"Tangan?" kata Disa dengan bingung.

'Hm, aku mau nunjukin sesuatu' kata kak Rita dengan nada sedih.

"Oh, ini" kata Disa dan kak Rita mulai memegang tangan Disa.

Setelah itu...

{ Disa POV }

Disa tiba-tiba berpindah ke tempat yang tak dia ketahui bahkan tempat ini sangat gelap tak ada pencahayaan sama sekali.

Disa memutuskan berjalan walau ada rasa takut di dirinya. Baru beberapa langkah bisa dia lihat ada satu buah lilin yang menyala di tempatkan di dalam teko yang ada di film aladin tapi ini lebih besar dan tak ada penutupnya.

Disa mengambil lilin tadi sebagai pencahayaannya saat dia mengambil lilin tadi tiba-tiba tubuhnya seperti berpindah tempat.

Saat Disa membuka mata dia sedikit terkejut karena dia berada di kelasnya tadi tapi dalam keadaan kosong tak ada orang satu pun. Dengan tergesah-gesah Disa berlari keluar kelas dan betapa terkejutnya dia sekolahannya yang saat ini sangat berbeda tak seperti yang dia kenal.

"Aku di mana?" tanya Disa kepada dirinya sendiri.

"Disini sangat sepi, bahkan satu manusia tak ada" katanya sambil melihat sekelilingnya.

Disa memutuskan untuk berkeliling siapa tau dia bisa menemukan seseorang yang bisa membantunnya.

Saat di belokan koridor Disa mendengar bisik-bisik seseorang dengan semangat Disa berlari ke arah tersebut.

Tapi saat Disa mendengar ucapa bebarapa lelaki tadi, dia merasa terkejut.

'Gimana sampek di sini lancar?' tanya salah satu di antara mereka yang berpenampilan cukup berantakan.

'Hm, lancar bentar lagi dia dateng' kata yang lainnya dengan senyum puas.

'Bego amat sih tuh cewek' kata yang lainnya menimpali.

'Gak papa yang penting dia udah masuk perangkap' kata cowok yang tadi.

"Apa maksudnya? Perangkap?" tanya Disa bingung sambil menatap ke arah tiga cowok tadi.

Saat Disa sedang sibuk memikirkan ucapan para lelaki tadi. Tiba-tiba ada yang berjalan di sampingnya tapi bagikan tak terlihat, orang itu menghiraukan kehadirannya.

Saat Disa melihat ke arah orang tadi betapa terkejutnya dia.

"Kak Rita?" Kata Disa tak percaya dengan raut wajah terkejut.

"Jangan-jangan perempuan yang mereka bicarain kak Rita" kata Disa dengan raut wajah terkejut.

'Hai' sapa Rita dengan senyum manisnya.

'Hai' balas ketiga lelaki tadi dengan senyum jail, tapi Rita tak tau maksud dengan itu semua.

"Mau apa mereka?" ucap Disa dengan geram dan was-was.

'Mana buku aku' kata Rita sambil menyodongkan tangannya.

'Ada di sana' kata salah satu cowok tadi sambil menunjuk ke arah tempat Disa.

'Ya udah ayo ambil' kata Rita dan berjalan ke arah tempat yang orang tadi tunjuk.

'Ayo' kata salah satu di antara mereka dan berjalan di depan Rita dan yang dua berjalan di belakang Rita.

Saat mereka berjalan ke arah tempat tadi, Disa di buat terkejut saat salah satu laki-laki yang berjalan di belakang Rita mengambil kayu dan mengangkatnya tinggi-tinggi untuk memukul Rita dari belakang.

"Kak Rita awas!" teriak Disa sambil berlari ke arah Rita tapi nihil tubuhnya menembus tubuh Rita begitu saja.

"Apa-apaan ini?" gumam Disa tak paham.

Bhuk

Disa mendengar suara hantaman itu, saat dia melihat ke arah belakang dirinya di kejutkan dengan sosok Rita yang sudah tak berdaya di atas lantai.

"Kak Rita!" teriak Disa dengan histeris.

'Bawa dia di gudang' kata salah satu pria tadi dengan nada menyuruh.

'Elah nyusahin lu, padahal elu yang nikmatin kita yang susah' kata yang lainnya dan mau tak mau membawa Rita ke gudang yang tadi di tunjuk.

'Entar juga kebagian' ucap orang tadi dengan tenang.

Disa masih mematung di tempat dan menatap ke depan dengan sorot mata kosong. Sekarang dia paham maksud dari kata-kata mereka tadi.

"Kak Rita!" teriak Disa setelah sadar dari diamnya. Setelah itu dia dengan cepat berlari ke arah tempat tadi. Disa mulai berjalan untuk mendekati tubuh kak Rita yang sedang terbaring lemah di atas lantai tapi langkahnya terhenti karena dia merasa tubuhnya terlempar ke tempat yang baru yaitu dekat batu besar yang ada di depan ruang guru.

Dia mulai berlari mencari sosok Rita. Saat dia berlari mencari sosok Rita betapa terkejutnya dia saat melihat keluar sekolahan lebih tepatnya jalan raya yang ada di sana.

Disana dia melihat tubuh rita yang tak berdaya dengan tubuh penuh dengan darah. Tak jauh dari sosok Rita ada sebuah mobil hitam dengan lampu yang masih menyala.

"Kak rita!" teriak histeris Disa sambil berlari ke arah tubuh Rita.

"Kak bangun" kata Disa dan ingin menyentuh tubuh tak berdaya Rita tapi tangannya menembus begitu saja.

"Kak Rita" kata Disa mulai meneteskan air matanya.

Saat dia memejamkan mata...

"Kak Rita!" teriak Disa sambil bangun dari tidurnya.

"Dis?" kata Yara bingung.

"Loh?" kata Disa kaget saat dia melihat ke sekeliling ruangan.

"Lu tadi tiba-tiba pingsan" kata Fia dengan datar.

"Tapi.." kata Disa tergantung dengan wajah sedihnya.

Fia yang melihat perubahan raut wajah Disa pun merasa heran.

"Lu mau kemana?" tanya Yara saat melihat Disa turun dari atas kasur uks dan berjalan keluar.

"Ke kelas" kata Disa dengan raut sedih.

"Tap-" kata Yara terpotong dengan tepukan di bahunya.

"Ikutin aja" kata Fia dengan raut serius setelah itu berjalan mengikuti langkah Disa dan di ikuti Yara di belakangnya.

Di sepanjang koridor Disa hanya menunduk dengan ekspresi sedih. Saat dia melewati gudang yang tadi. Tiba-tiba dia teringat kejadian tadi setelah itu air mata yang dia tahan sendari tadi pun turun begitu saja.

Fia yang melihat itu pun dengan segera menghampiri Disa dan memeluknya.

"Tenangin diri lu" kata Fia dengan nada lembut.

"Disa kenapa Fi?" tanya Yara sambil menatap heran ke arah Disa.

"Jalan dulu" kata Fia dan menuntun Disa jalan ke arah kelas mereka berada.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status