Share

5.Meminta tolong (2)

Sesampainnya di kelas Disa mulai meredakan tangisnya.

"Lu kenapa Dis?" tanya Yara penasaran.

"..." Disa diam seribu kata, dia menatap kosong ke bawah.

"Dia butuh waktu" kata Fia sambil mengelus punggung Disa.

"Gue serahin Disa ke elu jangan buat dia nangis dan ajak bicara gue mau beli teh anget" kata Fia dan berjalan pergi meninggalkan Disa dan Yara di dalam kelas. Seisi kelas hanya menatap ke arah mereka bingung.

"Dis lu kenapa?" tanya Yara sambil menatap Disa sedih.

"..." Disa masih diam membisu tak mau bicara.

"Dis bicara dong jangan buat gue takut" kata Yara dengan raut sedih.

"Gue takut Yar" kata Disa sambil menatap ke arah Yara dengan raut wajah sedih dan takut.

"Takut kenapa? Bilang sama gue" kata Yara sambil menatap Disa penuh tanda tanya.

"Gue... gue gak bisa bilang sekarang" kata Disa dan tangisnya pun mulai pecah kembali.

Yara yang melihat Disa kembali menangis pun mulai kelabakan, bingung ingin melakukan apa.

"Disa kenapa Yar?" tanya salah satu teman kelas mereka saat melihat Disa yang menangis.

"Gak apa-apa, dia cuma baper liat film tadi" kata Yara ngawur.

"Film apaan? Dia 'kan baru keluar dari uks" kata orang tadi sambil menatap aneh Yara.

"Haha, apa namanya gue lupa..." kata Yara sambil mencari alasan yang tepat tidak seperti tadi.

Di sisi lain, Fia baru sampai di depan kelas tapi dia di buat bingung saat melihat bayaknya orang yang mengerumungi Disa.

"Kenapa?" tanya Fia dengan datar saat sudah sampai di sana.

"Tadi gue liat Disa nangis terus gue tanya sama Yara tapi jawabannya aneh" jelas salah satu teman sekelasnya.

"Emang apa jawabannya?" tanya Fia dengan bingung.

"Kata Yara, Disa nangis karena baper liat film" kata orang tadi.

"..." Fia menatap Yara dengan tatapan yang sulit di artikan dan di balas oleh Yara dengan senyuman tak berdosa.

'Bego' batin Fia memaki Yara.

'Mampus gue' batin Yara.

"Bubar" kata Fia dengan datar.

"Lah? Terus Disa kenapa?" tanya salah satu teman sekelasnya.

"Kalau gue kasih tau emang lu pada bisa bantu?" tanya Fia dengan datar.

"Ya gak sih" jawab orang tadi sambil mengaruk tengkuknya.

"Kalau gitu bubar, apa perku gue yang buat lu pada bubar dari sini?" tanya Fia dengan nada suara dingin dan senyum sinisnya.

Teman-teman sekelasnya yang melihat perubahan sikap Fia pun mulai merasa takut dan bubar dari sana.

"Dia punya jiwa psikopat apa gimana ya?" gumang salah satu teman sekelasnya tapi masih bisa di dengar oleh Fia.

"Kalau gue punya jiwa psikopat orang yang pertama gue bunuh elu" ucap Fia dengan datar.

"Hehe, gue cuma bercanda elah"kata orang tadi dengan senyum canggungnya.

"..."Fia menatap orang tadi dengan datar.

'Bodo, kabur lah' batin orang tadi saat melihat tatapan maut yang di berikan oleh Fia.

"Aduh, gue kebelet mau ke belakang dulu. Bye Fia yang manis" kata orang tadi dan berlari pergi dari hadapan Fia.

Fia mulai menenangkan diri dan mendekati Disa.

"Dis" panggil Fia.

"..." Disa tak menyahuti karena dia masih menangis.

"Minun dulu, tenanggin diri lu" kata Fia sambil mendekatkan teh yang tadi dia bawa kepada Disa.

Disa hanya menurut dan mulai meminum teh yang di berikan Fia.

Beberapa saat kemudian Disa mulai tenang.

"Coba lu ceritain kenapa lu bisa nangis" kata Fia dengan nada tenang.

"Waktu aku pingsan itu sebenarnya aku gak pingsan tapi aku berpindah dimensi" kata Disa mulai cerita.

"Maksud lu? Gue gak paham" kata Yara tak paham.

"Waktu ada guru tadi kak Rita dateng dan minta bantuan" ucap Disa dengan raut wajah sedih.

'Udah gue duga' batin Fia sambil menatap ke arah lain.

"Terus?" tanya Yara mulai penasaran.

"Terus aku bilang kalau kami bisa bantu ya kami bantu" kata Disa sambil menatap ke arah Yara dan Fia bergantian.

"Setelah itu aku di bawa kak Rita ke masa saat kejadian dia meninggal" kata Disa dan air matanya mulai keluar lagi.

"Lu lanjutin nanti, gak enak kalau bahas di sini" kata Fia dengan datar saat mengetahui ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka.

"Iya" kata Disa sambil menundukan kepala.

"Dan lu... jaga Disa baik-baik" kata Fia kepada Yara sambil menatap dengan tatapan mengancam

"Hehe, iya-iya" kata Yara sambil mengaruk kepalanya.

"Gue balik" kata Fia dan berjalan menuju bangkunya berada.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status