Share

Tawaran Permainan

"Apa!" kata Gerand tidak percaya.

Seorang Gerand Yosefa diminta untuk berkenalan dengan seseorang yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Anak dari teman Mamanya.

Menjodohkan, Gerand pikir itulah yang terjadi. Ah tapi tidak, mereka hanya minta untuk berkenalan dan membiasakan diri satu sama lain.

Jadi itu akan terjadi?

Selama ini bahkan orangtua Gerand sama sekali tak pernah membicarakan tentang pernikahan atau semacamnya.

Lalu tiba-tiba sekarang Gerand bahkan disuruh berkenalan dengan seorang wanita?

Yang lebih menyebalkan lagi adalah orang yang bertanggung jawab atas perjodohan adalah si brengsek Deny Felixa, yang tidak lain adalah sepupunya sendiri yang lebih muda.

Menurut informasi yang Gerand dapatkan dari Mamanya sendiri, wanita yang akan di perkenalkan dengannya adalah teman Deny.

Gila. Itulah yang langsung dipikirkan Gerand.

Siapa yang akan melakukan perjodohan gila seperti itu?

Padahal Papa dan Mama Gerand terus mengelak saat Gerand membicarakan perjodohan. Karena dia tidak akan pernah menyinggung sedikitpun mengenai kegiatan gila itu.

Sial, Gerand tak mungkin akan terjebak sebuah keadaan rumit dan gila, kan?

Hanya saja tak lama setelah itu sebuah senyuman pun muncul dari sudut wajah Gerand. Jika orang tuanya ingin dia bertemu dengan seorang perempuan atau bahkan menikah, Gerand sudah mendapatkan orang yang tepat.

"Tidak perlu repot Ma, Pa. Kalau soal wanita, bahkan istri, Gerand sudah punya orang yang cocok. Mau Gerand perkenalkan?" Gerand bertanya, menatap lurus ke arah orang tua tak terduga sekaligus sepupunya yang sedang menatap dengan aneh.

Tentu saja, Deny selalu menjelma menjadi keponakan yang baik hanya dengan mendengarkan. Lalu sekarang dia merasa tidak bisa lagi diam.

Bagaimana bisa orang brengsek seperti Gerand sudah punya calon istri?

Bukankah perempuan sama, hanya sebagai kepuasan dan permainan.

Lalu tiba-tiba bajingan itu seperti membicarakan calon istri?

Itu adalah hal teraneh dan paling gila yang pernah dipikirkan Gerand.

Hei ayolah, perjodohan gila ini benar-benar lebih gila juga. Akan tetapi yang lebih gila lagi adalah bagaimana Gerand Yosefa bisa memiliki 'itu'...?

Itu..., Calon istri?

Hebat!

"Wanita, calon istri!?" ucap Deny secara spontan.

Hal tersebut pun langsung mendapat tatapan mematikan dari Gerand sehingga Deny langsung terdiam kembali.

Banyak hal yang harus digarisbawahi, salah satunya adalah Deny yang takut akan amarah kakak sepupunya itu. Jadi ya begitulah.

"Apa maksudmu Gerand. Wanita, siapa dia, apakah dia berasal dari keluarga baik-baik?" Tanya tuan Yosefa.

Siapa lagi kalau bukan Papa Gerand.

"Tentu saja. Tidak hanya berasal dari keluarga yang baik tetapi dia juga orang yang berpendidikan. Cerdas dan cantik."

Sontak Deny pun melotot saat mendengar kata-kata Gerand yang terdengar sangat halus. Rasanya seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari perutnya.

Entah kenapa, tiba-tiba saja terasa mual. Deny mual setelah mendengar Gerand yang brengsek bicara lembut!

Sejak kapan seseorang seperti Gerand Yosefa bisa berbicara seperti itu?

"Tolong tenang, Deny," kata Gerand yang tampak tanpa ekspresi.

Serius, orang itu memperburuk keadaan dengan wajah menjijikkan itu.

"Oke, abaikan saja aku. Silakan lanjutkan."

Setelah mengatakan itu Deny pun langsung mengambil kopinya lalu menyesap minuman tersebut. Kalau mendapat peringatan seperti itu, Deny akan diam dalam sekejap.

Pasti sangat merepotkan jika Gerand marah pada padanya.

Itu terdengar seperti seorang monster yang bisa mencabik habis tubuh Deny!

Mengerikan, bukan?

"Jawab pertanyaan Papa, Gerand."

Kali ini yang berbicara adalah Nonya Yosefa. Orang tua satu itu sedang menatap lurus anak satu-satunya tersebut.

Jangan sampai anak itu hanya beralasan untuk menghindari bertemu dengan putri dari rekan bisnis keluarga mereka.

"Gerand akan membawanya besok malam, jadi santai saja. Pilihan Gerand adalah yang terbaik. Nama wanita itu Regianis. Dia yatim piatu tapi bisa hidup mandiri setelah lulus dari universitas dan pandai bela diri. Regi juga bekerja sebagai sekretaris Gerand."

"Bukankah orang itu karyawan baru. Kamu percaya pada wanita secepat itu, Gerand? Kamu bahkan belum lama berkenalan. Lalu kamu hanya ingin berpura-pura menikah saja?" tanya nonya Yosefa.

Sementara itu Gerand hanya menatap lurus dan meminum kopinya. Lain lagi dengan Deny yang tanpa sadar hanya menggaruk kepalanya yang bahkan sama sekalitak tidak terasa gatal.

Kondisi ini lebih buruk dari yang dibayangkan Deny.

Padahal kan akan lebih baik ikuti saja apa yang diinginkan oleh Paman dan Bibi. lagipula, belum tentu mereka akan menikah.

Cacat dan ingat. Apa yang terjadi bukanlah praktik jodohan. Hanya untuk memperkenalkan Gerand kepada seorang wanita. Itu saja.

Ya..., meski Ujung-ujungnya akan ke arah itu juga sih.

Tapi ya tenang saja, keputusan akhir tetap ada di tangan Gerand. Jika orang itu merasa tidak suka maka mereka orang tersebut bisa menolak.

Deny jadi penasaran dengan penampilan orang yang membuat Gerand bisa mengucapkan kata 'calon istri'.

Apakah orang itu cantik dan seksi?l

But never mind, teman yang akan diperkenalkan Deny adalah seseorang yang setara dengan model papan atas. Jika Deny menunjukkan foto orang itu, Gerand pasti akan jatuh cinta pada pandangan pertama.

Sayangnya, belum sempat Deny berbicara, Gerand sudah lebih dulu mengamuk dan berbicara.

Kalimat yang sangat menjijikkan bagi Deny karena dilontarkan oleh seorang Gerand Yosefa.

"Gerand tahu orang seperti apa Gerand yang akan dinikahi Pa, Ma. Kalau kalian tidak percaya lihat saja besok malam, Gerand pastikan setelah melihat orang itu kalian pun tidak melarang," kata Gerand dengan sangat percaya diri.

Setelah itu semua orang perlahan pergi ke kamar masing-masing setelah berdiskusi tentang bisnis. Seperti biasa, apapun itu akan berakhir dalam pembicaraan bisnis juga.

Tak lama setelah itu nonya dan tuan Yosefa pun pergi menyisakan dua saudara sepupu tersebut.

Tanpa membuang waktu Deny pun langsung berbicara kepada Gerand. Kali ini dia tidak bisa diam lagi. Bahkan jika itu harus membuat sepupunya itu marah sekalipun.

Apa yang akan dia bicarakan seserius biasanya.

"Jadi, kamu akan menikah, Kakak?"

"Panggil aku seperti biasa Deny. Jangan pakai Kakak. Aku jijik mendengarkannya," ucap Gerand malas.

Benar sekali, biasanya Deny hanya akan menyebut nama tanpa embel-embel apapun. Lalu ketika Gerand mendengar pria itu menyebut kata 'kakak', Gerand merasa jijik.

"Baiklah Gerand. Aku sedang tidak mood untuk bermain-main jadi lanjutkan saja. Siapa orang beruntung dan malang yang telah mendapatkan hatimu. Oh iya lupakan, tidak ada yang namanya nikah kontrak, kan?” tanya Deny sambil menatap lurus ke arah sepupunya tersebut.

“Orang itu sudah lama jadi incaranku. Bukan nikah kontrak. Seorang Regianis terlalu mudah untuk ditargetkan dalam hubungan kontrak seperti itu. Cerdas dan bisa bela diri tidak sesederhana sekaligus serumit wanita pada umumnya."

"Wow. Jadi kamu terjebak, tolong jangan bilang kamu terserang oleh senjatamu sendiri. Itu sangat menyedihkan."

Deny tampak meringis saat mengatakan ini. Jangan seperti itu, makan senjatamu sendiri.

Aish seorang Gerand Yosefa bukanlah orang yang lemah sehingga dia mudah kalah dari seorang wanita.

Itu adalah sebuah keharusan dan kenyataan yang mutlak.

"Ingin bermain denganku, Deny?"

Deny Felixa hanya mengangkat alis saat mendengar kata-kata Gerand.

Game, Deny selalu bersemangat tentang hal-hal seperti itu.

"Kedengarannya menarik, Kak. Kalau begitu aku pasti akan bergabung."

Segera, senyum miring segera muncul di wajah kedua orang itu.

Itu akan sangat menarik.

Kita lihat saja duet maut antara dua orang sepupu yang punya sifat tak jauh berbeda.

Apa yang ada dalam pikiran mereka?

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status