“Perkenalkan, nama saya Andros.”
Terdengar suara lantang dari salah satu anak baru disekolah Permata Indah, dia dan kedua temannya terlihat agak menyeramkan dengan perawakan tubuh tinggi dan tegap. Namun, di balik semua itu wajah mereka nampak sangat menarik berpadu dengan style yang terlihat sangat cool.
“Saya Brendi.”
“Dan saya Draynes.”
“Bil, apa hanya perasaanku, atau mereka kelihatan agak menyeramkan," bisik Sandra taman sebangku Nabila, yang akrab di panggil Bila.
“Mana aku tahu Dra" jawab Bila singkat, takut ketahuan Bu Ningsih, guru yang selalu menghukumnya di depan kelas.
Disaat-saat seperti itu, tanpa disengaja Bila dan anak baru yang bernama Andos itu saling bertemu pandang. Tatapan matanya yang tajam berhasil membuat Bila merinding sejenak.
Agar tidak terlalu lama terjebak dalam keadaan seperti itu, Bila pun memutuskan untuk mengalihkan pandangan matanya kearah lain.
“Ini anak seram juga,” gumam Bila dalam hati sambil melirik anak baru itu, memastikan bahwa dia sudah tidak melihat kearahnya lagi.
Bila memutuskan melihat untuk yang kedua kalinya, lalu saat dilihat ternyata orang tersebut masih saja melihatnya dengan tatapan yang tajam namun tanpa ekspresi.
Merasa masih di perhatikan, Bila pun memutuskan untuk memfokuskan matanya dengan buku pelajaran yang sedari tadi terbengkalai oleh perkenalan anak baru itu.
Walaupun sedang tidak fokus sekalipun, Bila tetap berusaha untuk berpura-pura sibuk dengan kegiatan membaca bukunya.
Baru saja Bila berhasil menemukan titik fokus yang sedari tadi di perjuangkan, samar-samar perempuan itu malah mendengar bisikan-bisikan halus dari tempat duduk yang ada di sebelahnya.
Semua itu tentu saja berhasil menganggu konsentrasi yang tadi sempat mendarat di pikirannya. Bila yakin, suara itu pasti berasal dari Putri dkk yang sedang membicarakan anak baru yang terlihat menyeramkan itu.
Maklumlah, Putri dkk sudah menjabat sebagai Ratu Gosip se-SMA Permata Indah, dengan rentang nilai 100 banding 100. 100 untuk nilai ceramah gosipnya dan 100 untuk informasi yang telah di perolehnya.
Bila hanya bisa menggelengkan kepala saat melihat Putri terus-menerus tersenyum kearah ketiga anak baru itu. Entah apa yang sedang orang itu pikirkan sehingga membuatnya tak berhenti tersenyum.
“Astaga, Putri malah tersenyum melihat orang yang menyeramkan seperti mereka,” pikir Bila dengan tatapan yang aneh.
Tiba-tiba terdengar suara lonceng berbunyi sebanyak lima kali pertanda semua guru harus segera berkumpul untuk melaksanakan rapat. Bila yakin untuk hal seperti ini Putri pasti sudah mengetahuinya tinggal tunggu saja reaksi dari Putri dkk.
“Bener kan aku bilang, akan ada rapat mendadak hari ini,” seru Putri dengan semangat.
Sedangkan Bu Ningsih sudah membereskan barang-barangnya untuk bersiap pergi meninggalkan kelas untuk memenuhi panggilan rapat.
Sebelum guru satu itu keluar, ia sudah berpesan agar tidak ada satu anak pun yang keluar dari kelas kecuali sudah mendapat izin dari ketua kelas selama lonceng istirahat belum berbunyi.
Baru saja guru yang satu itu keluar dari ruangan kelas, terdengar suara bising dari segala penjuru. Mulai dari grup Putri dkk hingga menyebar ke seluruh ruangan.
Untungnya kondisi itu tidak bertahan lama karena Laska segera turun tangan dalam menertibkan suasana kelas, termasuk dengan Putri dkk. Laska sang ketua kelas sekaligus sahabat Bila dari kecil sampai saat ini.
Perlahan Laska pun mendekati ketiga anak baru itu dengan tersenyum. Tradisi itu sering ia lakukan ketika menyambut orang-orang penting termasuk siswa baru di kelas ini. Senyuman ramah adalah sebagai tanda sambutan dari seluruh kelas atas kedatangan mereka.
“Andros, Brendi dan Draynes, selamat datang di kelas kami. Silahkan pilih tempat duduk kalian, tentu tidak enak bukan melihat kalian hanya berdiri di sini,” jelas Laska tenang dan terlihat santai terhadap mereka.
Brendi dan Draynes membalas senyuman Laska sebagai ucapan terima kasih atas sambutan yang telah orang itu berikan. Tetapi tidak dengan Andros, dia masih saja memperlihatkan wajah tanpa ekspresi.
“Dia kelihatan sangat dingin, lebih mirip ice prince,” ujar Bila setengah berbisik kearah Sandra.
Perkataan Bila membuat ia pun langsung tertawa dengan suara yang tidak terlalu terdengar oleh orang lain termasuk ia sendiri.
Sandra sebenarnya tak beniat untuk tertawa sedikitpun, perkataan Bila tak terdengar lucu. Hanya saja saat melihat ekspresi Bila yang terkenal tomboy, yang tak mengenal rasa takut sekarang malah terlihat sangat aneh dengan ekspresi kalutnya, membuat Sandra jadi tersenyum tipis.
Anak baru itu ternyata benar-benar sangat menakjubkan, sehingga bisa berpengaruh pada Bila secepat ini. Akan tetapi Sandra yang terkenal dengan rasa hormatnya kepada guru, tak terkecuali dengan Laska yang menjabat sebagai ketua kelas, membuat ia tak ingin tertawa lepas. Meskipun sering terlupakan kalau-kalau terdapat situasi yang tidak mendukung.
Tanpa mereka sadari Andros yang sedari tadi diam dengan wajah dinginnya langsung saja berjalan kearah Bila dan Sandra yang masih sibuk dengan pembicaraan mereka sendiri.
Tak ada orang yang menduga bahwa Andros akan pergi mendekati Bila dan Sandra, sebab sedari tadi ia hanya diam, terkesan lebih tidak peduli akan situasi yang terjadi.
Sandra akhirnya sadar bahwa ada orang yang sedang melihat mereka dari jarak cukup dekat ketika sebuah tangan menyentuh meja yang ditempati mereka berdua. Menyadari hal tersebut Sandra pun langsung terlonjak kaget sambil melihat kearah sang pemilik tangan, dimana nampaklah wajah Andros yang kian terlihat menyeramkan.
Melihat sikap Sandra yang terlihat aneh, Bila pun segera berdiri dan berbalik arah bermaksud untuk melihat wajah orang yang telah menganggu obrolannya dengan Sandra.
Sekilas Bila nampak sedikit terkejut saat wajahnya berhadapan langsung dengan Andros yang terlihat semakin menyeramkan. Namun, dengan segera Bila menetralkan wajahnya kembali.
Bila tidak mau sampai terlihat ketakutan dengan orang yang ada dihadapannya ini, walaupun ia tadi sempat dibuat merinding ketika melihat kearah matanya yang tajam.
Bila memang terkenal akan perilakunya yang keras, terlihat tomboy tetapi masih berpenampilan sama seperti gadis lainnya. Hanya satu hal yang telah lama menjadi prinsip hidup perempuan tersebut.
‘Ia tidak mau kalau ada orang yang beranggapan bahwa seorang perempuan itu lemah dihadapan lelaki, terutama sesama perempuan. Karena baginya setiap orang memiliki kedudukan serta hak yang sama.’
Lumayan mirip dengan HAM ya?
“Kenapa, ada yang salah dari kami berdua?” tanya Bila dengan ekspresi wajah yang terkesan lebih berani.
Tetapi, Andros sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari Bila dan masih dengan wajah tanpa ekspresi miliknya.
“Baiklah, mungkin kamu hanya sedang sakit gigi atau sedang menghemat suara. Ayo Dra, kita pindah tempat duduk saja, orang ini mungkin ingin duduk disini. Sebagai anggota kelas yang baik kita harus menghormati keinginan siswa baru, walaupun dia sama sekali tidak mau bicara dan meminta dengan baik-baik. Maksudku, setidaknya dia bisa meminta izin," ujar Bila terlihat sedang membereskan buku dan peralatan sekolahnya, bersiap pergi meninggalkan tempat tersebut diikuti Sandra yang masih terlihat sedikit ketakutan.
Sandra tak melakukan apapun saat Bila mengajaknya pergi meninggalkan tempat tersebut, ia yang sebenarnya juga memiliki sifat yang hampir mirip dengan Bila terasa tak bisa berkutik dihadapan orang baru itu.
Walaupun sebenarnya ia merasa aneh saat Bila langsung ingin pergi dan merelakan tempat duduk mereka. Sandra pikir Bila terkesan menghindari Andros.
“Tu-tunggu, kenapa kita yang harus pergi, memangnya...,”
Perkataan Sandra jadi terhenti saat Andros tiba-tiba memegang tangan Bila, hal itu tentu saja berhasil membuat keduanya sangat terkejut.
Semua itu terjadi bukan hanya karena Andros yang tiba-tiba berani memegang tangan Bila, tetapi juga disebabkan oleh gengaman tangannya yang terlalu kuat dan kasar. Sepertinya Andros sudah kehilangan kesabarannya saat itu, sehingga berhasil membuatnya berani bertindak kasar.
Seluruh penghuni kelas nampak sedang menyaksikan kejadian itu dengan penuh saksama. Brendi dan Draynes pun langsung bertindak, jangan sampai Andros membuat kekacauan di kelas dan dihari pertama mereka.
Tidak ketinggalan juga dengan Laska dan Putri, mereka pun turut melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Brendi dan Draynes.
Jadi..., Apalagi yang akan terjadi setelah itu...?
Anda ataupun saya tak akan pernah tahu akan apa yang ada dihadapan sana.
***** sana.
‘Kalau Laska mungkin akan membantuku, berbeda dengan Putri ,dia bahkan hanya mencaci maki telingaku.’“Andros,” panggil Brendi yang terlihat sedang memegang bahunya.Sedangkan Andros masih saja memegang tangan Bila walaupun tidak sekuat dan sekasar tadi. Lain lagi dengan Draynes, dia hanya diam dengan wajah tanpa ekspresinya, namun tidak terkesan menyeramkan.“Sandra, bawa Bila pergi dan berhentilah membicarakan orang lain.”Laska pun segera memberikan perintah terhadap mereka.Laska, orang itu memang benar-benar menjaga reputasinya sebagai ketua kelas dan sangat bertanggung jawab. Tapi... kejadian itu bukanlah sepenuhnya kesalahan Bila, bahkan dengan semua perlakuan Andros, seharusnya orang itu yang disalahkan.Bagaimana bisa ia memperlakukan seseorang seperti itu?Hanya saja apa yang dilakukan Laska adalah untuk menghindari keributan. Meskipun mungkin cara Laska melakukannya bisa menimbulkan berba
Andros malah melihat Draynes dengan tatapan yang lebih tajam lagi dari sebelumnya, hingga berhasil membuat-ku merasakan penglihatan yang dulu pernah ku- miliki.‘Waktu itu aku masih sangat kecil, aku memang sering mendapatkan berbagai macam penglihatan. Entah karena apa, tapi setiap kali penglihatan itu muncul selalu saja memperlihatkan semua hal yang sangat menyeramkan, hingga membuatku sampai mengalami demam panas yang tinggi. Tidak hanya itu, aku bahkan sering berteriak ketakutan setiap penglihatan itu muncul.Tetapi itu dulu, dan sekarang seharusnya penglihatan seperti itu tak pernah datang lagi semenjak Ayah dan Ibu berusaha untuk mengobatiku. Hingga akhirnya aku bisa sembuh sepenuhnya.’“Tidak…!!!”Terdengar suara teriakan dari mulut Nabila, secepat itu pula Andros melepaskan gengaman tangannya.“Bila.”Andros terlihat sedikit kaget saat melihat Bila yang hampir kehilangan seluruh kesadarannya.
“Sudahlah, tenangkan dirimu. Lebih baik kita masuk, nanti mereka pasti akan kembali kesini, dan aku akan memulainnya,” Ungkap Ratu Meralda menetralkan keadaan.Sementara itu Naomi sama sekali tidak menjawab, dan pergi begitu saja memasuki villa menyeramkan itu jauh meninggalkan Ratu Meralda dibelakangnya.Ratu Meralda terlihat sangat marah atas kejadian dimana Andros bersama dengan gadis tadi. Kemarahan tersebut terlihat semakin memuncak saat matanya berubah lagi, lalu dengan sendirinya kembali seperti sedia kala.Disisi yang lain Andros, Brendi dan Draynes masih membawa Nabila, tetapi kali ini tujuan mereka adalah rumah milik Sandra. Mereka memang tidak tahu secara pasti dimana letak rumah Sandra sebenarnya, namun dengan kemampuan penciuman tajam mereka, sudah lebih dari cukup untuk menemukan rumah kediaman Sandra.Rumah Sandra adalah pilihan terbaik dibandingkan rumah milik Bila sendiri karena mungkin Sandra bisa membantu merawat Nabila. Tak
Tenanglah Andros, apa kau sudah lupa, aku adalah ibumu. Tidak ada seorang ibu mana pun yang membiarkan anaknya dihukum. Untuk itu, aku masih memiliki pilihan ketiga yang sangat khusus untukmu,” tambah Ratu Meralda sangat tenang dan penuh kepastian.“Apa pilihan darimu?”Andros sudah kembali seperti biasanya, tidak dengan mata merahnya lagi.“Bersabarlah Andros kendalikan emosimu dan dengarkan ini baik-baik. Kau boleh tinggal disini, asalkan kau bisa menerima Naomi sebagai pasangan hidupmu. Hanya itu Andros, tapi jika kau berani macam-macam gadis yang bersamamu turut menjadi taruhannya.”“Pilihan macam apa itu?”Andros masih terus berusaha mengendalikan emosinya. Awalnya ia memang tak ingin membuat pikirannya menjadi buruk, tapi..., setelah mendengar Ratu Meralda bicara demikian, Andros seperti tak bisa lagi menahan segala amarah yang ada. Akan tetapi bagaimana pun ia harus terus menahannya.“Aku memang ibumu Andros, tapi aku juga seorang Ratu. Per
"Andros,” panggil Brendi mencoba untuk menenangkannya.Tetapi Andros sama sekali belum menjawab maupun bereaksi. Andros kelihatan sedang berusaha mengendalikan emosinya, jangan sampai ia kehilangan kesadarannya ditempat ini.Meskipun semua itu terasa sangat sulit dilakukan, mata Andros terlihat masih berwarna merah darah pekat, bahkan hampir menutupi seluruh tubuhnya saat itu. Seketika itu juga ruangan dalam villa tersebut terlihat sangat menyeramkan dengan aura merah darah pekat disekitar tubuh Andros.Beruntung kondisi tersebut tidak berlangsung lama karena Andros berhasil mengendalikan diri, meskipun matanya masih dalam keadaan yang sama. Namun setidaknya aura cahaya yang menyeramkan itu berhasil dihilangkannya tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.“Andros, tenanglah, kendalikan dirimu.”Draynes mencoba untuk menenangkan Andros sambil terlihat sedang mendekatinya dengan berjalan sangat berhati-hati. Semua itu dilakukan karena hanya ialah yang memiliki
"Gak mungkin hantu kak, masa sih hantu mau bawa kak Bila kerumah kita? Kalau mau ngomong pakai logika dong," ujar seorang anak kecil yang langsung bergabung bersama Bila dan Sandra.Mendengar suara tersebut, sontak Bila dan Sandra pun langsung memastikan apakah suara itu termasuk salah satu makhluk yang baru saja mereka bicarakan tadi.“Albert, kamu bikin kaget saja. Jantung kakak hampir mau copot tahu."Sandra pun langsung memarahi adiknya.Memang benar, jantung Sandra seperti akan jatuh yang bisa menyebabkan seseorang mati.Beruntung Sandra tak punya riwayat penyakit jantung lemah. Kalau begitu, ia pasti akan pingsan saat orang tersebut juga!“Perasaan kakak tadi sedang takut, kenapa sekarang malah marah-marah?” tanya Albert terdengar sangat polos.Tentu saja, anak itu terlihat masih sangat polos, umurnya saja baru 6 tahun. Meski begitu, harus diakui jalan pikiran anak ini hampir mendekati sistem pikiran orang dewasa. Semua itu ia lakukan
Bila, apa kamu baik-baik saja?” tanya Sandra saat melihat keanehan kembali menyerang tubuh sahabatnya itu.“Tidak apa-apa, kepalaku hanya terasa sedikit pusing,” ujar Bila masih dengan memegang bagian kepalanya yang terasa berdenyut nyeri.“Ok, mungkin aku memang terlalu memaksakanmu, tapi sekarang tidak akan lagi. Lebih baik kamu beristirahat saja. Jangan terlalu banyak pikiran, termasuk apa yang sudah ku katakan. Seharusnya aku menjagamu, dan bukannya malah memperburuk keadaan dengan segala ocehan tak berujung ini. Aku benar-benar minta maaf.”Sandra kelihatan sangat menyesali perbuatannya. Harusnya ia memberi waktu bagi Bila memulihkan keadaan, bukannya malah membuat Bila semakin bertambah buruk.“Sudahlah Dra, jangan bersikap seperti itu. Aku kan memang sudah biasa seperti ini. Aku juga akan menuruti semua perkataanmu agar tidak memikirkan hal itu lagi. Kamu tenang saja, nanti setelah sakit kepalaku ini sembuh, aku yakin kita pasti bisa menemukan ha
“Memangnya kenapa?” Wajah Laska terlihat sangat aneh saat mendengar perkataan Sandra.“Ikut aku.”Tanpa tanggung-tanggung Sandra langsung menarik lengan Laska sehingga dia terpaksa harus mengikuti kemanapun gadis itu pergi.“Dra, kenapa kamu menarik lenganku, Naomi kan masih ada disana.”Laska langsung saja protes saat mereka tiba ditempat tujuan.“Kenapa sih kamu masih saja membicarakan anak baru itu, lagi pula memangnya dia peduli. Apa kamu tidak merasa ada yang aneh dari mereka? Mereka terlihat menyeramkan." bisik Sandra tidak lupa melihat kesegala penjuru arah, memastikan bahwa orang yang sedang dibicarakannya tidak ada disekitar mereka.“Dasar aneh."Laska hanya bicara pendek tak ingin masalah itu dibesar-besarkan, walaupun sebenarnya ia sama sekali tak setuju dengan pendapat Sandra mengenai anak baru itu.Sandra akhirnya berhenti mencari saat ia sama sekali tak menemukan siapapun yang berpotensi sebagai penyebar gosip