Share

PENGKHIANATAN YANG MENYAKITKAN

Saat memasuki ruang utama club, Milly bersembunyi di belakang teman-temannya. Para pria yang mencari kesenangan mulai berdatangan.

Ada yang sekedar minum, mengobrol dengan para pekerja dan ada juga yang asyik bertaruh di meja judi.

Ini adalah salah satu malam paling mencekam dalam hidup Milly. Dia tahu persis apa yang akan terjadi jika seseorang tertarik lalu membookingnya. Apa yang dia jaga selama ini akan hancur dalam sekejap mata. Dia hanya berharap malam ini dia aman.

***

Milly bersyukur semalam tidak terjadi apa-apa padanya. Siang ini semua teman se-profesi Milly berkumpul untuk sekedar makan siang bersama.

Yang tinggal di mess hanya ada 5 orang saja, sebagian yang lain memilih untuk tinggal di rumah mereka masing-masing.

"Semalam kalian dapat tamu, apa mereka puas dengan servis kalian?" tanya Demy pada Maya dan Lita, keduanya hanya tersenyum malu.

"Pasti kalian juga dapat uang tip kan?" tanya Demy lagi.

"Disini gak usah malu-malu, kita biasa saling tukar cerita kok," kata Tania kali ini, salah satu senior di mess itu.

"Heum ... semalam, aku dapat tamu mahasiswa, dompetnya tipis, jadi ... gak dapat apa-apa deh," kata Maya mulai berani bercerita.

"Oh ya? Huh, mereka itu harusnya rajin-rajin belajar," gerutu Demy.

"Oh iya Milly, semalam kamu gak dapat tamu?" kata Tania pada Milly, Milly hanya diam, tak begitu mengerti dengan alur obrolan teman-temannya.

"Banyak yang mau, tapi bos sengaja simpan dia buat bos Richie!" celetuk Demy, Milly tidak mengerti, siapa pula Bos Richie itu? Dia pasti lelaki hidung belang yang haus akan keperawanan! Pikir Milly dengan liar.

"Heh, buat bos Richie? Gue yakin, dia gak akan pernah mau dilayani wanita-wanita macam kita ini, pacarnya aja artis, dia datang kesini cuma untuk bertaruh," cibir Tania.

"Iya sih, tapi bos bilangnya begitu," sahut Demy.

"Heum, bos Richie itu siapa?" tanya Lita penasaran.

"Dia itu salah satu tamu Vvip disini, tapi sampai saat ini dia cuma datang untuk sekedar minum-minum atau berjudi saja, dia tidak pernah booking siapapun di antara kami. Dia itu ganteng, gagah, kaya raya! Sempurna lah pokoknya," cerita Tania, Maya dan Lita cukup penasaran dengan sosok Richie tapi tidak dengan Milly, dari tadi dia hanya memikirkan ibunya dan memikirkan nasibnya.

"Waah, beruntung ya kalau ada yang bisa menarik perhatiannya," kata Lita penuh antusias.

"Mana mungkin dia tertarik dengan kita? Pacarnya itu Daniar, tahu kan? Aktrtis cantik yang terkenal dengan bakatnya yang memukau itu!" tukas tania.

"Aaah iya iya, tahu! Wah, menarik ya ...." Lita dan Maya sama-sama berdecak, semakin penasaran saja dengan sosok Richie yang memiliki akses spesial di club sebagai Vvip guest.

"Hey Milly, jangan berharap banyak ya," kata Tania menggoda, Milly tidak mengerti apa-apa, dia hanya bengong.

"Kalau lo bisa menarik perhatian bos Richie, gue akan memberi lo hadiah!" kata Demy menantang.

Milly hanya tersenyum getir, dia tidak peduli dengan apapun, dia hanya ingin pulang pada ibunya. 

***

Richie senang sekali, malam ini Daniar menyempatkan waktu untuk mengunjungi rumahnya. Bahkan Daniar memasak sesuatu untuk Richie. Aktris cantik itu sedang bergelut di dapur di kediaman kekasihnya.

"Aku cuma bisa bikin omelet, gak apa-apa ya?" kata Daniar yang sedang sibuk berkutat di dapur.

"Omelet yang kamu buat akan sangat spesial dari makanan apapun yang pernah ku coba!" goda Richie yang turut menemani Daniar di dapur.

"Hehe ...." Daniar hanya tersipu, senyumnya membuat Richie tergila-gila.

Richie memeluk Daniar dari belakang, dia ingin bermanja manja ria dengan Daniar yang selama ini lebih sibuk dengan pekerjaannya.

"Iiih, sayaaang ... kalau kamu begini kapan jadinya omeletku," kata Daniar manja dan itu malah membuat Richie semakin erat memeluknya.

"Kapan kita bisa begini setiap hari?" bisik Richie pelan, namun mengalun lembut di telinga Daniar. Membuat malam ini begitu terasa biru.

"Secepatnya!"

"Besok?" goda Richie.

"Hehe, besok? Sabar sayang ... aku masih banyak pekerjaan, nanti kalau semua job-ku sudah selesai, aku akan fokus dengan hubungan kita ini, lalu kita bisa segera merencanakan pernikahan."

Kriiing, ponsel Daniar berdering, Richie bisa lihat kalau yang menghubungi pacar cantiknya itu adalah sutradara yang belakangan dirumorkan menjalin hubungan spesial dengan Daniar. Richie langsung tampak jealous.

"Bukannya kerjasama kalian sudah selesai?" tanya Richie dengan nada sinis lalu melepaskan pelukannya.

"Kita lagi merencanakan projek baru!" tukas Daniar.

Kriiing, ponselnya terus berbunyi.

"Aku angkat dulu ya!" kata Daniar lalu pergi agak menjauh membuat Richie curiga dan semakin kesal. Momen romantisnya malam ini harus terusik oleh sutradara itu. Richie sangat kesal.

***

Richie menjalani rutinitasnya seperti biasa.

Dia sedang memeriksa beberapa laporan dari para stafnya, dia duduk di depan laptopnya.

Saat berkonsentrasi seperti itu dia sangat terlihat keren, siapa pula yang tidak terpikat dengannya. Lebar kening, segurat alis yang cukup tebal, dua pasang mata yang tajam, hidung mancung, bibir tipis dan rahang yang tegas, wajahnya begitu presisi. Selain itu, Richie juga selalu ditunjang dengan penampilan rapi dan klinis, he's the spesial one.

Cktt, tiba-tiba ada yang membuka pintu tanpa permisi, awalnya Richie kaget dan kesal tapi saat tahu itu adalah Nyonya Almira, Richie tak jadi meras kesal. Perempuan bergaya santun itu adalah ibunya.

"Ibu ...." sapanya, Richie agak heran karena Almira datang dengan muka masam.

"Hubungan kamu sama Daniar itu serius gak sih?" tanya Almira setibanya disana, tampak jelas kalau saat ini dia sedang marah.

Richie tidak mengerti apa maksud pertanyaan Almira, dia hanya mengerutkan dahi.

"Ya serius lah!"

"Oh ya? Terus dia anggap kamu apa? Kamu gak tahu atau pura-pura gak tahu? Daniar itu sudah lama berhubungan dengan sutradara itu!" kata Almira penuh emosi.

"Itukan cuma issu ...." sanggah Richie, hanya itu lah tanggapan Richie. Dia memang selalu percaya pada Daniar.

"Is apa? Udah ramai diberitakan kok."

"Karena mereka kerjasama bareng, orang-orang punya kesimpulan seperti itu, ibu gak usah dengar kata orang-orang."

"Kalau begitu, cepat ikat dia! kalau kamu benar cinta sama dia jangan biarkan orang lain berkesempatan buat merebutnya!"

Richie hanya tersenyum, ibunya memang gencar membujuk Richie untuk segera menikah. tapi Richie masih ingin menunggu Daniar, dia tidak mau wanita lain.

"Kalau Daniar gak mau, Ibu akan segera hubungi Kayla! Dia masih nunggu kamu sampai saat ini!" lanjut Almira.

Almira kemudian duduk di sofa yang ada di pojok ruang kerja Richie. Richie bangkit, berjalan mendekat dan duduk disamping ibunya itu.

"Richie cuma cinta sama Daniar, Ibu sabar ya ... dia cuma perlu menyelesaikan beberapa pekerjaan lagi kok, setelah itu ... kami akan segera menikah," kata Richie membujuk.

"Secepatnya ya!"

"Iyaa ...."

***

Sudah hampir setengah jam Richie menunggu Daniar keluar dari lokasi syutingnya, dia menunggu di dalam mobil yang dia parkirkan tak jauh dari tempat Daniar bekerja. Richie mulai merasa bosan menunggu.

Tak lama Daniar keluar dari sana, yang membuat Richie terhenyak, saat ini Daniar keluar dengan Abdi, sutradara yang selama ini ramai digosipkan dengan Daniar. Keduanya bergandeng tangan. Jelas sekali tampak oleh mata kepala Richie sendiri.

Hatinya hancur, ternyata yang dikatakan orang-orang itu benar. Daniar sendiri juga tidak tahu kalau Richie hari ini ingin menjemputnya, dan inilah yang terjadi ....

Richie keluar dari mobilnya.

Dengan segera dia hampiri Daniar yang terpaku saat tahu ada Richie disana, sedangkan Abdi? Dia bersikap biasa saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Mata Richie menatap tajam menghakimi Daniar yang terlihat sangat kaget saat itu.

"Aku tunggu di mobil yaa ...." kata Abdi sedikit berbisik lalu dia berlalu begitu saja meninggalkan Daniar dan Richie yang mulai bersitegang.

"Bukannya kerjasama kalian sudah selesai?" tanya Richie, saat ini perasaannya hancur sekali.

"Heum, kita lagi haunting lokasi baru buat film selanjutnya," Daniar mencoba berdalih, dia sangat kelihatan canggung.

"Film selanjutnya? Bukannya gak ada lagi kerjasama di antara kalian? Bukannya kita punya rencana buat fokus ke pernikahan kita?" Richie mulai menaikan intonasi bicaranya, Daniar bingung, dia sangat terpojok, sepertinya dia memang sudah berkhianat pada Richie.

"Ayo pulang!" ajak Richie lalu meraih tangan Daniar tapi Daniar masih diam.

"Maafin aku ...." kata Daniar lalu menunduk, tampak jelas dia sedang merasakan penyesalan yang sangat dalam, Richie menatapnya tajam.

Tidiit tidiit

Abdi membunyikan klaksonnya, entah apa maksudnya.

"Aku butuh dia Rich, dia sangat membantu aku buat menapaki karir lebih tinggi lagi," kata Daniar dengan sangat berat hati, Richie mati rasa, Richie mulai bisa menyimpulkan situasi menyesakkan yang terjadi saat ini.

"Maaf, maaf aku harus pergi!" gumam Daniar.

Daniar melepaskan tangannya lalu pergi dari sana, masuk ke dalam mobil Abdi yang sudah menunggu.

Byaaaar ....

Saat ini hati Richie sudah tak berbentuk lagi, benar-benar hancur berkeping keping. Pengkhianatan ini sungguh sangat menyakitkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status