Share

Benaran Mantan?
Benaran Mantan?
Penulis: Pena Baper

Fano Arga Tara

Jika kita memang sepaket pasti kita akan sepakat terus walau udah beda status.

"Eh biji kuaci nggak usah bersuara, berisik gue mau tidur!!" Ucap seorang cowok dengan suara Ngantuk nya.

Naya menghentikan aksi nyanyi nya dan memutar mata nya dengan malas. "Bodoh!! Nggak peduli gue." 

"Ayolah mantan, beri gue waktu untuk tidur sebentar aja. Gue nggak ada tidur dari tadi malam."

"Seriusan Lo?" Naya menarik kursi nya untuk lebih dekat dengan Fano. "Kok bisa Lo nggak ada tidur? Ngapain aja Lo Fan?" Tanya Naya dengan muka penasaran.

Fano menempelkan jari telunjuk nya di bibir Naya."Ssstttt, anak TK nggak boleh tau urusan orang dewasa."

"Kurang ajar Lo banci!! Lagi serius juga gue." Ucap Naya yang sudah emosi meladeni ucapan Fano.

"Stop!! Stop panggil gue banci ya Nay." Ucap Fano dengan membulat kan matanya kearah Naya. "Gue ini cowok tulen, bukti nya aja gue bisa suka sama Lo dan jadiin Lo pacar gue dulu walau sekarang Lo udah masuk dalam daftar mantan sih." Fano memukul dadanya dengan bangga.

Naya memasang muka mengejek nya. "Oh ya? Bukan nya kemaren itu gue Nerima Lo karena..."

"Lo mau liat dulu ya Nay dedek gue baru Lo percaya gue ini tulen kalau Lo kasi rangsangan sedikit." Potong Fano yang kini sudah bersiap untuk membuka celana nya.

"Apaan sih Fan. norak tau!!" Ucap Naya dan berlalu pergi dari situ takut Fano akan bicara lebih intim lagi pada nya.

Sedangkan Fano hanya tertawa melihat ekspresi Naya. Entah kenapa hanya Naya yang mempunyai ciri khas yang buat ia selalu ingin menganggu ketenangan Naya dan membuat ia marah.

Cewek yang kini sudah masuk dalam daftar mantan nya itu. Selalu saja punya daya tarik sendiri untuk selalu ia dekati tanpa bosan dan tanpa mengungkit perihal putus mereka.

Nama lengkap nya Naya Aryani. Cewek yang anti sekali dengan minyak kayu putih, jauh dari kata cantik tapi mampu membuat Fano Arga Tara mengklaim nya sebagai pacar dengan banyak kali penolakan.

Entah lah, bagi Fano itu Naya mempunyai tempat ternyaman tersendiri. Mungkin itu adalah daya tarik yang di Anugrahi oleh Tuhan kepada nya. Jangan salah ya, walaupun ia tak memiliki wajah yang cantik bagaikan bidadari tapi cowok yang mengincar nya dari kalangan cowok ganteng bagaikan pangeran. Salah satunya ya seperti Fano itu.

Setelah kepergian Naya, Fano kembali membaringkan badannya di kursi untuk melanjutkan ritual tidurnya yang sempat terganggu tadi.

Kalian semua harus tau bahwa Fano mempunyai IQ di atas rata-rata. Walaupun ia tidur dan tiba-tiba guru suruh mengerjakan soal ia selalu bisa menjawab nya dengan benar.

"Woy Fan kebo aja sih Lo." Ucap Riko teman nya Fano dari SMP yang entah darimana datangnya itu.

"Apaan sih, tadi Naya ini Lo pula lagi. Ganggu aja sih gue mau tidur juga." Ucap Fano yang kesal karena tidur nya terganggu.

"Guna rumah Lo buat apa sih kalau sekolah Lo mau tidur juga."

"Buat gue numpang makan." Jawab Fano ketus

"Gile Lo bang. Lo pikir rumah Lo restoran apa cuma buat makan aja."

"Serah deh malas gue." Balas Fano dan berjalan meninggalkan Riko.

"Loh kok kabur sih Fan. Nggak sopan banget Lo jadi orang."

Fano terus melangkah mengabaikan ucapan dari Riko. Sungguh, saat ini ia sangat membutuhkan tidur. Sekilas ia melihat arloji nya yang masih menunjukkan jam 11.00. masih lama lagi waktu untuk pulang.

"Gue ngantuk gila. Guru juga sih udah tau rapat nggak mau pulangin murid nya." Omel nya sambil terus berjalan melewati koridor.

Tiba-tiba ada ide yang melintas di kepalanya membuat ia tersenyum memandangi kantor guru. Ia melihat kanan dan kiri memandangi sekitarnya. Setelah merasa aman ia segera masuk ke dalam kantor guru dengan mengendap.

Ia menyapu sekeliling nya mencari sesuatu. Saat matanya menemukan yang di cari ia kembali tersenyum sambil mendekati benda itu. Fano melihat arloji di tangan nya yang menunjukkan pukul 11.10.

"Setelah ini kalian harus berterima kasih sama gue karena udah buat kalian semua pulang lebih awal dari seharusnya." Ucap nya sambil menekan tombol bel

Dan ketika bel berbunyi 3 kali semua siswa berhamburan keluar kelas. Iya, jika bel berbunyi sebanyak 3 kali maka itu adalah alarm surga bagi siswa karena itu menandakan pulang.

"Ketahuan banget sih yang nunggu jam pulang." Ucap Fano ketika sudah berada di luar kantor guru sambil melihat sekolah seketika menjadi lautan baju putih abu-abu yang berhamburan untuk pulang.

"Terimakasih bapak dan ibu sekalian karena telah pulang kan kami lebih awal. Saya sungguh tersanjung untuk itu." Ucap nya sambil membungkuk kan badan seperti memberi hormat.

Fano kemudian bertukar posisi menjadi dihadapan nya. Jika ada dua orang maka kini posisi mereka sedang berhadapan. Iya, saat ini Fano sedang berdialog sendiri.

"Aahhaha, iya Fano. Saya tau kalian lelah untuk belajar makanya saya pulang kan lebih awal agar kalian bisa istirahat." Ucap Fano sambil memperagakan gaya salah satu guru dan tak lupa ia mengelus kepalanya sendiri.

Fano tersenyum menyadari kelakuan nya tadi seperti orang gila yang berbicara sendiri.

Tak lama dari itu Fano segera kembali ke kelas untuk mengambil tas nya dan pulang secepatnya. Siswa yang lain juga sudah banyak yang pulang terbukti dengan sudah sepi nya sekolah dalam waktu 5 menit.

**

"Ayo dong Nay temanin gue ya." Ucap 

Tania dengan penuh memohon.

"Tania sayang Lo nggak liat apa ini udah jam 8 malam loh. Dan Lo mau ngajak gue keluar dengan jam segini? Mau pulang jam berapa? Gue nggak percaya dengan kata bentar Lo itu."

"Ya elah Nay bentar dong juga kok. Banci aja nih ya jam segini belum dandan Nay. Nggak usah kan dandan mandi aja belom."

"Gila Lo!! Lo sama kan gue sama banci?" Ucap Naya yang tak terima karena disamakan dengan banci.

Tania hanya nyengir kuda menanggapi ucapan Naya Membuat Naya menghela nafas panjang menghadapi sahabat nya ini.

"Udah ayo." Ucap Naya kemudian.

"Oke, yuk Beby."

Mereka pun pergi mengunakan taksi online yang dipesan oleh Tania. Di sepanjang perjalanan ke mall Tania terus bicara namun tak di respon oleh Naya sama sekali. Naya asik melihat jalanan kota di malam hari.

Setalah taksi berhenti Tania membayar nya sedangkan Naya sudah keluar terlebih dahulu.

"Ini yang terakhir ya Tania. Gue nggak mau ikut Lo lagi kalau mau pacaran. Bosen gue dari dulu sampai sekarang jadi obat nyamuk Lo." 

"Iya iya, ini yang terakhir dan nanti juga yang terakhir. Akan banyak yang terakhir nya Nay. Gue udah bosen dengar Lo ngomong itu Mulu tiap kali gue ajakin keluar bareng cowok gue."

Naya hanya diam saja mendengar ucapan sahabat nya itu. Ya emang benar seperti itu. Tapi ia akan selalu ikut ketika Tania memohon untuk di teman kan.

"Dimana sih cowok Lo? Jadi Dateng nggak sih Tan?" Tanya Naya setelah mereka sampai ditempat yang sudah di janjikan oleh Tania dan pacarnya itu.

"Jadi kok Nay." Jawab Tania dengan terus menyapu sekeliling mencari sosok yang ia tunggu. " Nah itu dia Nay." Tunjuk Tania pada sosok cowok berbadan tinggi sekitar 168 cm tidak terlalu putih tapi cocok untuk poster dirinya.

Cowok itu melambaikan tangan dengan sedikit senyuman pada Tania. Tania membalas nya dengan sangat kegirangan membuat Naya menarik sudut bibirnya melihat tingkah sahabatnya itu.

Tiba-tiba ponsel Naya berbunyi membuat si empunya segera mengambil ponsel nya itu dari dalam tas nya. Naya mendengus saat melihat nama yang menelpon nya itu.

"MANTAN TERINDAH." Ucap Tania sambil tertawa terbahak bahak.

"Sejak kapan Lo alay kayak cabe gini sih Nay." Sambung nya lagi di sela tawa nya.

Naya menajamkan mata nya kearah Tania yang sudah lancang membaca privasi nya itu. Sungguh bukan dia yang membuat nama itu. Dan sudah dipastikan si kampret itu lah pelakunya.

"Udah tau gue nelpon sok banget sih nggak mau di angkat Nay. Mau sok ngatris ya Lo?" Ucap seseorang membuat Naya mengalihkan tatapannya dari Tania.

Naya melotot kan matanya ketika tau siapa si pemilik suara itu. "Eh banci, ini kerjaan Lo kan bajak hp gue. Lo kan yang ngubah nama Lo si banci jadi kayak gini. Mantan terindah apaan ha maksud nya?"

"Duh, apa nama nya kurang cute ya Nay. Atau perlu gue ubah lagi jadi mantan tersayang biar tambah cute?"

"Cute, cute gigi Lo. Tau ah kesel gue jadi nya." Ucap Naya sambil berlalu pergi

"Lah Nay, gimana ceritanya nih Lo kabur gitu aja? Nggak jadi temanin gue?" Teriak Tania dari arah belakang

"Bodoh, Gue mau pulang." Jawab Naya sambil terus berjalan menghiraukan panggilan dari Fano di belakang nya yang terus mengejar nya.

"Santai aja keles Nay. Gitu banget sih marah nya. Padahal kan cuma gue gantiin nama aja di ponsel lo bukan gue perkosa Lo." Ucap Fano yang kini berhasil membuat langkah kaki Naya terhenti dengan menahan lengan Naya.

Naya melotot kan mata nya. Sungguh emosi nya sudah ingin meledak saat ini menghadapi Fano. Tapi ia harus tau diri untuk marah, disini sedang ramai orang dan ia tak ingin membuat Fano malu.

"Mau Lo apa sih Fan?" Ucap Naya setelah menetralkan rasa marah nya.

Fano tersenyum sebentar dan menarik Naya agar lebih dekat dengannya.

Sontak perlakuan Fano tadi membuat Naya kaget. Selama ini ia tak pernah melakukan hal seperti ini.

Naya menarik tubuh nya untuk sedikit menjauh dari Fano. Tapi ketika Naya menarik tubuh nya Fano lebih cepat mencium kepala Naya sekilas membuat Naya jadi diam mematung.

"Buat Lo yang udah mau jadi mantan yang paling dewasa." Ucap Fano dan menarik Naya yang masih diam mematung itu keluar dari mall.

Bodoh amat ia di liatin banyak orang. Ia tak perduli karena ia melakukan apa pun yang membuat ia senang bukan yang membuat orang lain senang. Urusan bakalan di omelin sama Naya nanti akan ia urus.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status