Share

Mantan

Menjadi mantan lebih menyenangkan dari pada menjaga jodoh orang lain.

Kelas XII IPA 1 seperti pasar saat mengetahui ada PR fisika. Masing-masing pada berhamburan mencari contekan. Naya yang baru tiba terasa aneh melihat teman-teman nya yang sibuk merebut buku.

"Ada apaan sih?" Tanya Naya pada Fano yang saat ini sedang sibuk mengigit sedotan air mineral.

Fano mengeluarkan buku dari dalam tas dan di berikan nya kepada Naya. "Nih pr fisika buat mantan tersayang udah gue kerjain. Jadi Lo nggak usah seperti mereka yang rebutan buku gue untuk nyontek. Cukup merebut hati gue aja Nay."

Naya yang baru mengerti langsung tersenyum. Tau saja Fano kalau Naya akan merengek mintak di kerjain pr Nya. "Terimakasih mantan tak dianggap." Jawab Naya

"Iya, lain kali otak nya di jemur biar nggak beku terus nggak bodoh deh." Ucap Fano yang masih setia mengigit sedotan air mineral

"Jaga ya ucapan Lo, gue cuma bodoh dalam bidang ini dan Lo nggak bisa mengklaim gue bodoh karena gue pintar dalam bahasa Inggris!!"

"Oh iya, bicara bahasa Inggris gue kadang selalu mikir Lo itu kewarganegaraan apa sih Nay? Soal nya nilai bahasa Indonesia Lo selalu remedi."

"Bodoh ah Fan, pergi Lo. Gue lagi pengen sendiri nggak mau di ganggu dulu." Lanjut Naya langsung membaringkan kepalanya di atas meja

"Lo sakit ya Nay?" Tanya Fano

"Gue cuma lagi butuh sendiri aja Fan."

Tiba-tiba bel masuk berbunyi membuat semua siswa berhamburan menuju tempat masing-masing.

"Selamat pagi Ananda-ananda sekalian. Kembali lagi bertemu dengan saya dalam pelajaran mengenang sang mantan. Eh salah maksud saya sejarah." Ucap pak Harry.

Seluruh siswa tertawa mendengar sapaan pak Harry. Memang guru satu ini selalu saja ada bahan untuk membuat pelajaran nya di sukai oleh murid-murid.

"Baiklah Ananda-ananda ku sekalian buka buku kalian semua, kita akan masuk ke materi selanjutnya menyambung materi Minggu lalu. Saya akan menjelaskan dengan cepat karena saya hanya mempunyai waktu 1 jam saja. Ngerti atau tidak saya harap kalian mengerti dengan sendirinya seperti dia yang harus mengerti bahwa menjadi mantan lebih menyenangkan di bandingkan menjadi penjaga jodoh orang lain." Ucap pak Harry sambil menarik turun kan kacamata nya.

Semua siswa kembali tertawa. Ah entah lah, guru nya ini mungkin terlalu lama sendiri makanya semua hal yang ia ucapkan selalu jadi bahan untuk baperan.

"Nyatanya punya mantan rasa pacar itu lebih menyenangkan dari pada pacar rasa teman pak." Sambung Fano dari arah belakang.

Pak Harry yang ingin melanjutkan materi langsung menoleh ke arah Fano. "Oh iya, hari ini saya lupa untuk mengabsen hubungan kalian. masih mantan atau sudah berkembang menjadi balikan?" Tanya pak Harry dengan tampang mengejek

Iya, kandas nya hubungan percintaan antara Naya dan Fano tersebar luas sampai ke telinga guru. Kalian harus tau, sebegitu artis nya Fano disekolah sampai-sampai dari hubungan pacaran nya sampai sudah menjadi mantan tetap saja mereka jadi sorotan dan jadi bual-bualan.

Banyak komentar positif dan negatif nya dari berita mereka pacaran hingga berita mereka putus. Tapi itu semua tak di perduli kan mereka sama sekali.

"Masih otw menuju jodoh yang dirahmati Allah pak." Balas Fano yang sukses langsung dapat tatapan tajam dari Naya.

Naya sebelumnya tak terkenal, tak ada guru dan siswa lain yang mengenal nya. Tapi saat ia berhubungan dengan Fano namanya melonjak tinggi hingga satu sekolah. Sebegitu berpengaruh nya nama Fano bukan?

Tak jarang juga, setiap guru yang masuk selalu mengungkit tentang hubungan mereka yang sudah kandas itu. Entah di sengaja atau tidak dari pihak sekolah, Naya dan Fano selalu di pertemukan dalam 1 kelas selama tiga tahun berturut-turut.

Dan begitulah, setiap guru yang masuk akan selalu ada absen untuk hubungan mereka yang kapan akan berkembang menjadi balikan mengingat mereka yang seperti tak pernah terjadi apa-apa di masa lalu.

**

Fano melirik jam dinding dalam kelas nya. Sesekali ia juga melihat ke arah Naya yang sejak tadi pagi berdiam diri tanpa berniat untuk membagi nya kepada Fano.

Fano melangkah ke meja Naya ia sungguh tidak kuat lagi untuk menahan nya. Bodoh amat kalau bakalan di amuk oleh Naya.

"Nay." Panggil Fano saat sudah berada disamping Naya

"Hmmm." Gumam Naya

"Nay." Panggil Fano lagi

Naya menoleh ke arah Fano menunggu kata selanjutnya.

"Nay, gue lapar." Ucap Fano kemudian sambil memegang perutnya.

Naya mengangkat satu alis nya. "Terus?"

Fano mengulurkan sebelah tangannya, "Mintak uang dong, upah ngerjain pr fisika tadi." Ucapannya dengan tampang tak berdosa.

Naya mendengus kesal, seharusnya ia tau ini akan terjadi karena ini bukan hal baru lagi buat Fano mintak di upah Karena mengerjakan pr Naya.

Naya mengeluarkan uang lima ribu dari saku nya. "Nih, buat tahan sebulan ya Fan."

Fano melihat uang yang diberikan Naya tadi. "Lo sehat Nay? Lo ngasi nya lima ribu cuy, cukup beli nasi Urap doang tanpa ada air nya. Dan Lo nyuruh tahan sebulan?"

"Dengar ya Fan, jaman gue kecil dulu kalau gue ngeluarin uang monyet serasa gue adalah orang kaya karena dapat beli banyak jajan."

"Yah bocah di samain waktu dia kecil. Ini udah jaman nya semua serba mahal. Cabe aja di pasaran mahal, kecuali cabe-cabean sih."

"Ya udah deh kalau nggak mau balikin uang nya, repot amat sih Lo Fan." Ucap Naya sambil meminta kembali uang dari Fano

"Sorry Stroberi ya, barang yang sudah di tangan gue nggak bisa di kembalikan lagi."

"Bahasa Lo Fan, kaya note di market aja, barang yang sudah di beli tidak bisa di tukar atau di kembalikan. Harap periksa kembali barang belanjaan anda."

"Udah ah, gue mau ke kantin lapar banget sumpahku nungguin Lo sadar dari galau Lo itu, bahasa nya lagi pengen sendiri padahal bilang aja baru di putusin pacar." Ucap Fano dengan nada mengejek sambil berlalu meninggalkan Naya.

"Sok tau Lo pancang kayu." Teriak Naya dari dalam kelas tapi masih bisa di dengar oleh Fano yang sudah berada di luar kelas.

**

Naya sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur nya. Jam menunjukkan pukul 22.32 tapi mata Naya tidak mau tertutup.

Naya melihat notifikasi chat grup dari teman-temannya di grup kelas yang seperti nya sedang ramai. Entah lah apa yang sedang mereka bahas sampai selarut ini. Dari sekilas pandang Naya hanya menebak bahwa mereka sedang membahas pr besok.

Naya tak ingin ambil pusing masalah pr karena pasti tugasnya sudah di kerjakan oleh Fano. Dan besok ia harus merelakan kembali uang jajan nya melayang ke dalam saku Fano seperti biasanya.

Terlintas ide untuk mengerjakan Fano dari otak nya. Ia yakin makhluk satu itu pasti belum tidur terlihat saat dia beberapa kali membalas chat di grup kelas.

To: Fano_Arga

Fano

Tak menunggu lama ponsel Naya kembali berbunyi tanda ada pesan masuk. Naya segera melihat ponsel nya itu.

From: Fano_Arga

?

Naya mendengus kesal saat mendapati balasan dari Fano

To: Fano_Arga

Kok jadi nya ngesalin ya gue chat Lo cuma di balas tanda tanya doang.

Tak lama setelah pesan yang di kirimkan Naya tadi, ponsel Naya kembali berbunyi menanda ada pesan masuk lagi.

From: Fano_Arga

Apa?

Naya sedikit tersenyum karena balasan Fano tak seperti tadi. Jari-jari nya langsung menari bebas di atas keyboard ponselnya.

To: Fano_Arga

PR kimia gue sama biologi jangan lupa di kerjain?

Tak menunggu lama, Fano kembali membalas chat yang di kirim kan Naya

From: Fano_Arga

Y

Naya lagi-lagi mendengus kesal karena mendapat kan balasan yang super irit. Sumpah ya, lebih baik Fano nggak usah beli Kouta kalau balas chat cuma satu huruf doang.

Rasa kesalnya kepada Fano membuat ia enggan untuk membalas. Naya langsung menarik selimut dan tidur, melupakan niat awal nya yang ingin mengerjai Fano. Naya sudah tak ingin memikirkan si Fano yg pengiritan itu.

**

"Kusut amat sih tuh muka? Nggak sempat setrika ya?" Tanya Fano saat melihat ekspresi muka Naya

"Nggak!! Dari jemuran langsung di pakai." Ketus Naya

Fano tertawa terbahak-bahak saat  mendengar ucapan Naya. Ia sungguh yakin ini akibat balasan chat tadi malam.

"Santai aja lagi Nay kayak baru kenal gue aja deh Lo nya. Gue gitu kalau di chat biar nampak kesan misterius gitu." Ucap Fano sambil menarik turun kan alis nya

"Sok misterius!! Tau ah, bete gue sama Lo dasar gila, nggak waras, sinting, autis. Ahhhhhh!! semua lah yang sejenisnya Fan." Kesal Naya

Bukannya marah, Fano malah tertawa. Naya mempunyai ciri khas tersendiri untuk Fano. Entah lah, Fano pun tidak mengetahui nya yang jelas ia ingin Naya tetap menjadi tempat ternyaman baginya.

"Udah deh Nay nggak usah sok-sok mau marah gitu deh. Buruan naik kita bisa telat nih." Titah Fano

Naya langsung menuruti perkataan Fano. Gadis itu kini sudah duduk cantik di belakang.

"Udah belom?" Tanya Fano yang sudah siap untuk melaju kan motor nya.

"Belom Fan." Jawab Naya

"Ya Allah Nay, duduk tinggal duduk doang kok ribet banget kayak monyet mau lebaran sih?" Ucap Fano yang sudah kesal karena dari tadi cewek di belakang nya belum juga siap.

Fano menoleh kebelakang melihat Naya yang sedang memainkan kuku-kuku nya dengan santai seperti di pantai.

"Yang mana nya yang belum siap Nay? Lo udah duduk rapi kayak gini Lo bilang nya masih belum siap? Sumpah nggak ngerti gue sama jalan pikiran Lo." Fano menggeleng-geleng kan kepalanya melihat tingkah Naya

Naya menyengir kuda memasang wajah tak bersalah nya. "Fan, datang telat yuk. Lagi bosen gue mau datang cepat. Lagi pula udah lama juga nggak ngerasa manjat gerbang terus di hukum."

Fano menatap Naya tak percaya. Apa yang telah merasuki Naya hari ini? Apa ini efek karena chat nya di balas cuek tadi malam?

Entah lah, setiap hari selalu ada aja tingkah Naya di luar akal pintar nya itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status