Second Destiny (Indonesia)

Second Destiny (Indonesia)

By:  Renko  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 ratings
17Chapters
2.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Hunter, seorang mahasiswa yang tengah meniti karirnya di kota besar, tiba-tiba saja terpesona oleh Savana, seorang wanita yang memiliki kepribadian yang menawan. Namun, ketertarikan Hunter terhadap Savana berubah menjadi sebuah konflik ketika dia mengetahui bahwa wanita itu telah memiliki seorang anak. Di antara perasaannya yang bertentangan, Hunter harus memutuskan apakah dia akan mengabaikan perasaannya atau mencoba untuk mengatasi rintangan tersebut dan memperjuangkan cintanya kepada Savana.

View More
Second Destiny (Indonesia) Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Iis_lintang
hay aku datang lagi......... ngga bosen2 sama karya renko......... renko jg jangan bosen aku kintilin terus............
2021-09-02 20:57:38
1
user avatar
Barra Della
selalu suka cerita author 😍
2021-02-19 09:37:11
1
user avatar
intan
savana yg di tembak aku yg deg degan☺☺
2021-01-29 20:00:01
1
user avatar
Amylian_Uly
Ada yg berubah deh....
2021-01-22 00:45:25
1
user avatar
Intan Sahante
menunggu lanjutannya☺
2021-01-21 22:33:57
1
user avatar
Nuril Karomah
pastikan updatenya tiap hari thor
2021-01-17 21:55:50
1
user avatar
Renko
Hai, ini karya ke-2 Renko di Good Novel. Karya pertama judulnya Fake Marriage. Semoga karya2 Renko membekas di hatimu~
2021-01-15 14:51:40
2
17 Chapters
Bab 1: Pelanggan Tetap
Embusan angin mengayunkan rambut sebahu seorang wanita di Union Street. Waktu seakan-akan terjeda, mempersilakan Hunter untuk menikmati parfum beraroma manisnya karamel dan hangatnya sebuah pertemuan. Inilah yang dilakukan Savana di tengah kota yang penuh dengan kesibukan, menuntun seorang wanita renta hingga mencapai seberang jalan. Dari pemandangan itu awal permulaan Hunter terpesona dengan sosok Savana. "Terima kasih banyak," ucap sang nenek. "Bukan apa-apa. Sampai jumpa lagi besok," ucap Savana, menundukkan kepala seraya tersenyum sebelum beranjak pergi. Jantung Hunter masih berdegup kencang, semakin menggila ketika melihat bagaimana cara Savana tersenyum. Memang wanita idaman dan tipenya; cantik, tulus, dan pekerja keras. Kenapa dia bisa tahu kalau Savana pekerja keras? Karena wanita itu adalah salah satu pelanggan tetap di tempat dia bekerja paruh waktu. Ada saatnya Savana merasa kacau di depan laptop, ada pula saatnya melangkah terburu-buru seolah tidak ada jeda di dalam hi
Read more
Bab 2: Menantikan Pertemuan
Bagaikan membuka gerbang kemenangan, celah pintu lemari semakin membentang lebar. Aku menghirup aroma yang menyejukkan ini. Rasanya membuatku tidak bisa menahan diri lagi. Suasana hatiku sangat bagus."Savana, aku tidak menyangka jika kau akan mengajakku pergi berkencan," nada suaraku rendah berucap seperti seorang pria yang berkarisma.Sehelai kemeja menemani langkahku berhadapan dengan cermin, "Baiklah. Aku akan menyetujuinya. Tapi jangan salahkan aku jika kau terpesona padaku," ucapku sedikit tersipu malu, kemudian menyapu rambutku seraya berkata, "Karena aku adalah Hunter, seorang lelaki tampan."Suasana hening sebentar sebelum aku tertawa geli. Aku sulit menahan bagaimana senangnya hatiku. Tidak ada yang tahu betapa aku sangat menantikan hari ini. Berjumpa dengan Savana!Aku mengenakan kemeja, lalu memadukannya dengan sweter berwarna abu-abu. Rambutku sudah tertata rapi. Bahkan khusus untuk hari ini aku sampai
Read more
Bab 3: Pendengar Savana
Aku tidak beranjak dari posisiku. Lebih memilih untuk menyerahkan kantong kertas mini cantik pada Savana di depan pintu rumah saja. Melangkah jauh sampai ke dalam, bukan tindakan yang baik ketika kami baru saja mengenal, bukan? Meskipun bagiku kami tidak hanya satu kali bertemu, akan tetapi bagi Savana mungkin sebaliknya. Savana meraih kantong yang disodorkan, kemudian mengeluarkan benda yang terdapat di dalamnya. Ada gurat kelegaan yang tampak di wajah itu. "Maafkan aku harus membuatmu datang sendiri untuk mengantarkan ponselku. Seharusnya aku yang menjemput, tapi suatu kejadian membuatku tidak bisa datang. Ayo, masuklah ke dalam dan biarkan aku menuangkan teh hangat untukmu." "Tidak perlu. Aku akan langsung perg
Read more
Bab 4: Berteduh dari Hujan
Aku mendapatkan sif siang hari ini. Sepanjang perjalanan menuju tempat bekerja, pikiranku tidak berhenti mencemaskan kejadian kemarin. Savana enggan menjawab pertanyaanku yang menginginkan agar kami semakin dekat. Padahal pertemuan pertama kami seharusnya berjalan baik, akan tetapi keinginanku telah membuat semuanya menjadi kacau. Apa yang dipikirkan Savana tentangku setelah kemarin? Mungkinkah aku dicap sebagai lelaki aneh yang ingin mendekati seorang gadis? Aku meremas rambutku dengan frustrasi, "Kau sangat bodoh, Hunter." Gerakan tanganku berhenti ketika melihat pemandangan baru di depan mata. Seorang anak kecil tengah menatapku dengan ekspresi datar. Terlebih dari pemandangan itu, aku juga melihat Savana. Mereka berdua saling bergandengan tangan.
Read more
Bab 5: Patah Hati
Aku memperhatikan Sunny yang masih tidur pulas meski sudah berpindah tangan. Anak perempuan ini sangat lucu dan juga cantik seperti ibunya. Hanya melihat seperti ini saja sudah membuatku merasa senang. "Sunny terlihat begitu nyenyak." "Tadi dia bermain banyak. Mungkin terlalu lelah dan butuh mengisi dayanya kembali." Aku menganggukkan kepala tanpa melepaskan pandangan dari Sunny. Sebelumnya aku sering menjaga keponakanku. Jadi, aku tahu persis bagaimana anak seusia Sunny ketika bermain. Lama kami berteduh hingga sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depan kafe. Dari sana muncul satu sosok pria yang pernah aku temui. Pria itu datang menghampiri kami menggunakan payung berwarna hitam. 
Read more
Bab 6: Ketahuan Menyukai
Savana yang menghubungiku saja sudah bisa menghangatkan hati. Apalagi saat aku melihat huruf demi huruf yang terpampang di pesan masuk. Aku tidak bisa menyembunyikan kalau aku tersipu malu saat ini.[Savana: Terima kasih sudah menemaniku sampai Jacob datang. Oh, jaketmu ada padaku. Aku akan mengembalikannya saat kita bertemu nanti.]Dahi mengerut dalam saat aku mulai menyadari kalau jaketku masih ada bersama Savana. Gawat! Bagaimana jika Jacob tahu sang istri mengenakan jaket seorang pria?Aku segera membalas pesan itu dan bertanya, apakah semuanya baik-baik saja? Sangat bagus jika hubungan rumah tangga Savana retak, tetapi aku bukan pemeran antagonis yang menginginkan hal itu terjadi.Tidak lama kemudian pesan masuk tampil di layar. Sebaiknya aku mendapatkan kabar gembira karena kalau tidak, aku akan menyesal seumur hidup karena telah membuat Savana bersedih.[Savana: Ya. Semuanya baik-baik saja di
Read more
Bab 7: Akibat Menyatakan Perasaan
Savana tampak sangat terkejut mendengar pernyataanku. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini, aku sama sekali tidak tahu. Aku juga tidak ingin menebaknya karena hanya akan menggoyahkan kepercayaan diriku."Apa kau memiliki hubungan istimewa dengan seorang pria? Atau adakah pria yang menempati hatimu saat ini?"Savana masih terdiam saat menghadapi keberanianku. Tidak dapat berkata-kata. Meskipun begitu aku tidak mundur lagi untuk mengatakan bagaimana perasaanku yang sesungguhnya."Tidak. Untuk apa kau bertanya?" tanyanya seolah masih tidak percaya.Aku berpikir sesaat sebelum keyakinan semakin tumbuh di hatiku, "Selama jawaban itu masih sama, aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu. Entah kau suka atau tidak, aku ingin kau mempertimbangkan kesungguhanku."Tiba-tiba Savana bangkit dari duduknya dan membuatku terbengong, "Maaf, Hunter. A-aku harus pergi bekerja sekarang."
Read more
Bab 8: Tekad Hunter
Dari kaca jendela yang menampakkan pelanggan kafe, aku melihat Savana tengah duduk dengan ekspresi muram. Aku belum pernah melihat dia yang seperti itu. Sepertinya akibat pernyataan yang aku ungkapkan kemarin. Apakah Savana begitu tidak ingin jika aku memiliki perasaan padanya?Aku bergegas masuk ke dalam kafe dan menghampiri Savana. Di saat itu pula tatapan mata kami bertemu. Perasaanku saat ini sulit dijelaskan. Tumpang tindih antara ingin melanjutkan perjuangan dan tidak ingin melanjutkan perjuangan. Alasannya adalah karena aku tidak ingin melihat pemandangan semacam ini."Lupakan saja.""Apa yang harus aku lupakan?" tanyanya bingung."Kau tidak perlu mengkhawatirkan bagaimana perasaanku padamu. Lupakan saja jika hal itu membuatmu tidak nyaman."Satu hal lagi yang paling penting, aku tidak ingin membuat hubungan kami menjadi jauh. Sangat sulit bagiku jika Savana tidak lagi memunculkan diri. Aku t
Read more
Bab 9: Cara Ilegal
Mulanya aku hanya memperhatikan mereka saja dari kejauhan. Pintu gerbang terlihat bergerak menampakkan sosok cantik Savana. Tidak lama mereka berdiri di sana sebelum Jacob masuk pula ke dalam rumah.Aku bergegas mendekati pagar yang telah tertutup rapat. Hanya suara pintu rumah yang terdengar setelah itu. Bagaimanapun aku mencuri dengar tetap saja suasana hening. Aku tidak bisa tahu aktivitas apa yang sedang mereka lakukan di dalam sana.Aku semakin gelisah lagi karenanya. Apalagi mengingat perlakuan buruk Jacob. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Savana? Apa yang harus aku lakukan untuk membantunya?Aku berjalan ke sana kemari sambil berpikir keras mencari jalan keluar. Sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk memanjat dinding. Aku beranjak ke sisi samping rumah mencari posi
Read more
Bab 10: Keributan Kecil
"A-aku kebetulan lewat." Alasan itu jelas tidak masuk akal untuk didengar. Mengalihkan suasana yang semakin canggung, aku kembali fokus pada tujuanku, "Savana sudah mengatakan agar kau segera pergi."Dari ekspresi itu Jacob tampaknya tidak senang dengan kehadiranku, "Kalau ada yang harus pergi, maka kau adalah orangnya."Memang benar di antara mereka, aku hanya orang asing yang tiba-tiba datang. Tetapi setelah Savana memberikan aku kesempatan, maka aku bukanlah orang asing lagi. Keberadaanku adalah bentuk dari perjuangan."Tidakkah kau mengerti kalau kau sudah ditolak? Pergilah sebelum kami memanggil polisi."Mata Jacob tampak merah setelah aku menyindirnya. Dia juga mengepalkan tangan seolah ingin melayangkan sebuah tinju padaku. Namun, aku sama sekali bergeming. Bagiku keberadaanku yang ingin membantu Savana, bukan sesuatu yang salah."Apa kau tidak mendengarnya? Savana ingin agar kau segera pergi
Read more
DMCA.com Protection Status