Beberapa orang mengobrol, dari arah pintu masuk, terlihat seseorang yang sangat menarik perhatian.
Rey datang dan melangkah, semua lampu di redup kan, Hingga Rey terlihat seperti bintang paling terang.
Dia seperti mutiara di laut dalam, menyerap segala hal yang bercahaya, wajah pria ini sangat tampan!
Soni berbisik di dekat telinga Jason, "jika manusia ini masuk industri perfilman pasti dia langsung menjadi super star."
Jason balik berbisik, "Dia masuk industri film? Apakah ayah nya yang keras itu tidak akan meledak kan industri perfilman negri ini dengan rudal?"
Wajah Rey yang tampan dan dingin hingga minus 20 derajat. Bahkan ketika dia tersenyum, dia tidak akan meremehkan nya. Sama seperti monster, saat tidak marah, kau harus tetap waspada. Namun ketika dia tiba-tiba dalam keadaan tinggi, dia akan bersiap menghabisimu. Kali ini, Rey mengenakan kaos V-neck hitam ketat, mem
Hossh... hossh... Jalanan begitu sepi, di bawah guyuran hujan dan langit kelam. Anya mempercepat langkah kakinya yang berlari tanpa alas kaki. lelah sekali, tapi ia tak peduli. Terus Menerjang semak-semak belukar yang basah dan menguarkan aroma kengerian. Kemudian ia merasakan kakinya yang sakit seperti ingin terlepas. Anya menghentikan langkahnya sebentar, memeriksa telapak kakinya yang mulai berdarah. Dengan meringis kesakitan ia melanjutkan langkahnya yang kini sedikit tertatih. Brugg... Anya tersungkur, ia tak sanggup lagi. Benar-benar tidak sanggup lagi berlari! tenaganya seolah terkuras habis. Anya mencoba bangkit kembali, tapi kakinya seperti tertanam dan tak bisa di gerakkan. "Tolong aku! Tolong!" Teriaknya parau di keheningan malam. Tak ada jawaban. Air matanya deras mengalir bercampur dengan
Seperti suara hujan, atau air?Anya menajamkan pendengarannya dengan mata yang masih terpejam. Siapa yang berisik? Mengganggu orang tidur saja.Perlahan ia mulai membuka kelopak matanya, cahaya matahari yang berhasil lolos dari celah horden membuat matanya menyipit, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Kemudian ia mencoba bangkit untuk duduk. Kepalanya terasa sangat pusing dan hampir ingin meledak. Anya memejamkan mata, berharap rasa sakit yang bersarang di kepalanya bisa sedikit mereda.Ia tak bisa tidur, benar-benar tidak bisa tidur!Anya memperhatikan tubuhnya yang masih ada di bawah selimut. Matanya terbelalak. Menyadari pakaian yang menempel di tubuhnya berbeda dengan yang ia kenakan semalam.Siapa yang mengganti pakaiannya?Kemudian ia menyingkap seluruh bagian selimut. Luka yang ada di kakinya juga sudah tampak di perban.Siapa yang telah me
Pria tampan itu bernama Rey Zang, dia adalah salah satu CEO paling terpopuler di kota X saat ini. Bayangkan saja, dia sudah menjadi jajaran orang palin kaya urutan ke 2 di kota X hanya dalam tempo satu tahun. Pria matang berusia 26 tahun itu menggeluti bisnis game online yang tengah naik daun saat ini.Rey membuka kotak rokok berbahan logam, mengeluarkan sebatang rokok dari dalamnya, menyalakannya, kemudian menghisapnya dalam-dalam kemudian meniupkan gumpalan asap. Dia meraih ponsel di atas meja, menekan salah satu nama di kontaknya dan memerintah, "Geri... Selidiki asal usul gadis kecil yang ku temukan tadi malam, secepatnya ya! Aku tunggu!"Lalu sambil membawa rokoknya, ia kembali masuk ke salah satu kamar, meregangkan semua ototnya hingga menjadi tegang dan kekar.Dia menemukan pistol di pakaiannya, membongkarnya lalu memasangnya lagi, kemudian mengisinya dengan peluru dan menekan pelatuk, kemudian mengarahkannya ke a
Sebenarnya Rey belum tahu apa sebenarnya yang dia inginkan dari gadis kecil itu, namun melihat wajahnya yang ketakutan di bawah tatapan mata dinginnya seolah menjadi kesenangan tersendiri bagi Rey."Siapa nama mu?"Anya terhenyak, "An-Anya tuan muda." Jawabnya terbata karena gugup."Hum... Berapa usiamu?"Semua ini jadi terdengar seperti wawancara kerja. "18 tahun." Jawab Anya lagi dengan lebih tenang sekarang."Delapan belas?" Mata Rey membelalak tak percaya, sebelumnya ia mengira gadis itu berusia sekita anak sekolah menengah pertama, antara 14-15 tahun, untuk ia menahan diri mati-matian untuk tidak menyentuhnya.Anya mengangguk mantap, wajah Rey yang begitu dekat dengan wajahnya membuat dadanya berdebar aneh, aroma parfum yang menguat dari tubuh pria itu seolah membiusnya hingga membuat tulang-tulang sendinya lemas seolah tak bisa di gerakkan."Jadi kau 18 tahun?" Pikiran liar langsung memenuhi otak Rey, jadi masih boleh jika
"Apa?!" Anya mengulangi pertanyaannya lagi dengan mata membulat lebar, padahal pria itu telah mengatakannya dengan bahasa yang juga di mengerti oleh dirinya, namun ia tetap bertanya-tanya dalam kepalanya, apa maksudnya dengan menjadi mainannya?"Mainan apa maksud mu?""Hum ... Itu sama seperti kekasih, jadi teman tidurku?""Ah!" Anya berteriak, "Tidak mau, itu dosa, tidak boleh tidur bersama kalo tidak ada ikatan pernikahan." Jelasnya dengan mata berapi-api.Rey terlihat tampak berpikir, selama ini ia sama sekali tidak terpikir untuk menikah dengan wanita manapun, jika dia bisa tidur dengan banyak wanita, kenapa juga dia harus menikah, merelakan dirinya hanya setia dengan satu wanita saja, itu bukan gaya hidupnya, mungkin suatu saat, tapi bukan untuk saat ini. Ia ingin bersenang-senang menikmati kesuksesaanya, untuk apa harus tersiksa dalam sebuah ikatan.Itu pasti akan sangat merepotkan, ia jadi teringat akan kedua orang tuanya yang tinggal di te
Saat malam hampir menjelang pagi, Anya tak mampu lagi untuk terjaga, ia benar-benar sangat mengantuk dan akhirnya jatuh tertidur.Sedangkan Rey malah baru saja terbangun dari tidurnya yang lelap, setelah mencium bibir Anya semalam, akhirnya ia bisa memejamkan mata dengan tenang, dan pagi ini ia bisa bangun dengan perasaan lebih baik. Ia melangkah keluar dari ruang kerjanya sambil menguap. Bibi Eni yang terlihat muncul dari arah lain buru-buru mendekat."Apakah semalam tuan muda tidur disini?" Tegurnya tanpa ragu, mereka sangat dekat, bahkan wanita paruh baya itu bertanya layaknya seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya."Benar Bi, aku tidak mungkin tidur di kamar ku kan? Ada gadis aneh itu di dalam sana.""Maksud tuan, nona Anya?""Tentu saja, siapa lagi."Mendengar jawaban itu, bibi Eni malah tersenyum penuh arti, tidak biasanya tuan mudanya itu menyia-nyiakan kesempatan untuk meniduri seorang wanita, yang biasanya
Ekor mata Rey melirik, seringai kecil menyembul di sudut bibirnya, merasa menang, gadis itu sebentar lagi pasti tunduk dengan perintahnya."Ada apa?" Tannya nya pura-pura tak peduli."Apa kau sungguh-sungguh dengan perkataanmu?" Anya balik bertanya dengan nada hati-hati, matanya membulat lebar, membuat Rey semakin gemas."Kalo iya kenapa?" Rey masih bicara dengan nada ketus. Rupanya ia senang sekali membuat gadis kecil itu ketakutan."Bisakah kau melupakan semuanya?""Maksudnya?" Hati Rey berbunga-bunga, akhirnya gadis itu menyerah juga."Maksudnya, bisakah aku mengganti rugi dengan cara lain?"Sekarang Rey benar-benar merasa di atas angin. "Tentu saja.""Kalo begitu, jadikan aku salah satu pelayan di rumah ini, tidak di gaji juga tidak apa-apa.""Apa?" Rey merasa keki sekaligus kesal, rupanya dia terlalu terbuai oleh harapannya sendiri tadi. "Bukan itu yang ku tawarkan, tapi pilihannya adalah, kau mau tidur denganku tanpa
Anya baru saja keluar dari kamar dengan menggunakan dress selutut warna nude yang tampak anggun. Ia merasa bingung, ketika ia tiba di meja makan, tiba-tiba mendengar keributan. Setidak nya ia cukup mendengar pertengkaran yang terjadi antara Rey dengan seorang pria tua yang di sebutnya Ayah.Ternyata pria itu sama menderitanya dengan dirinya, nyatanya meski hidup dengan bergelimang harta, Rey memiliki masa lalu kelam yang membuatnya tak bisa melupakannya begitu saja. Anya kini memahami, kenapa sikap pria itu yang terkadang terlihat sangat sedih, gembira, dan marah dalam waktu yang hampir bersamaan."Selamat pagi...." Ujar nya dengan suara lirih tapi cukup untuk membuat Nyonya Ana juga Tuan Han menoleh ke arahnya.Dengan gerakan ragu-ragu ia membungkukkan sedikit badannya untuk memberi hormat."Ah...." Tentu saja Nyonya Ana merasa terkejut, matanya terbelalak dan mulutnya menganga. Kemudian ia menatap ke arah suaminya yang juga melakukan hal y