Nick kini berjalan ke arah parkiran, tetapi langkah kakinya terhenti karena seseorang menahan pergelangan tangannya dengan cepat.
"Lo mau ke mana?" tanya Hilde.
"Apart," jawabnya singkat.
"Sialan!" Hilde menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Lo tadi katanya mau lembur. Ngapain tiba-tiba mau balik ke apart?!"
"Gue nggak mood pas jumpa jodoh lo tadi."
"Siapa, anjir?!" tanya Hilde bingung.
"Jolie," jawab Nick dengan tenang dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Hilde.
"Anj! Lo kalau bicara jangan semena-mena. Ya kali kalau dia jodoh gue! Bangsat lah!" kesal Hilde.
Nick hanya tersenyum tipis dan kembali melangkahkan kakinya untuk berjalan menuju parkiran.
"Lo beneran nggak tinggal di sini?!" Hilde kembali memastikan.
Nick tidak menggubris pertanyaan sahabatnya itu dan lebih memilih untuk melanjutkan langkah kakinya.
"Sialan!" maki Hilde.
"..."
Hilde tiba-tiba menyunggingkan senyuman menyeringai nya saat dia kembali mengingat sesuatu yang bisa membuat pria itu berhenti.
"Jangan lupa kirim salam sama baby gue!"
Nick langsung menolehkan kepalanya dengan cepat, alisnya terangkat naik.
"Baby Angel," lanjut Hilde.
"Besok jangan lupa urus surat pemecatan lo."
"Eh, Anj! Kenapa langsung main pecat aja?! Sialan!"
Nick mengangkat kedua bahunya dengan acuh dan melangkahkan kakinya untuk berjalan masuk kedalam mobilnya.
"Nick!"
Nick masih tidak peduli dengan teriakan sahabatnya itu dan lebih memilih untuk menancap gas mobilnya dengan cepat.
"Dajjal!" pekik Hilde.
***
Nick melangkahkan kakinya untuk berjalan masuk ke dalam apartemen, tetapi keningnya langsung mengerut saat dia melihat sebuah objek yang ada di depannya.
"Kenapa belum tidur?" tanya Nick.
Angel langsung menolehkan tubuhnya saat dia mendengarkan pertanyaan itu.
"Nick!" pekik gadis mungil itu dengan gembira dan berlari dengan cepat untuk menghampiri Nick.
Angel memeluk Nick dengan begitu erat sambil terus menatap pria itu dengan tatapan yang terlihat begitu manja.
"Aku kira kamu lembur sampai pagi," ucapnya sambil perlahan mendongakkan kepalanya.
"Kenapa belum tidur?" tanya Nick, dia tidak peduli dengan ucapan wanita itu.
"Tiba-tiba aja insom aku kambuh," ucapnya dengan manja sambil tersenyum kecil.
"Nonton film horor lagi?"
Angel menganggukkan kepalanya dengan cepat sebagai jawaban.
Nick menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil menatap Angel dengan tatapan tajamnya.
"Ihhhhhh! Kamu jangan marah sama aku!" pekik Angel dengan begitu manja.
Jari telunjuk gadis mungil itu terus menoel-noel kedua pipi Nick dengan gemas.
Angel langsung melepaskan pelukannya.
"Kamu capek kerja, kah?" tanya Angel tiba-tiba.
Nick langsung menatap wanita itu dengan tatapannya yang terlihat datar, tetapi Angel langsung tersenyum dengan begitu lebar.
Nick menarik pinggang sugar baby-nya dengan lembut.
"Mau sembuhi gue?" tanya Nick tenang.
"Nggak."
Nick mengerutkan keningnya karena dia baru saja ditolak oleh Angel secara langsung.
Angel tersenyum dengan begitu lebar saat dia melihat wajah kebingungan sang daddy.
Angel perlahan berjinjit dan tidak lupa dia memperhatikan setiap inci pahatan wajah pria tampan yang ada di depannya itu.
"Kenapa hidungnya mancung banget, sih?" tanya Angel sambil menatap hidung mancung milik Nick.
"Random lo," sinis Nick.
"Ihhhh!"
Angel tertawa kecil dan perlahan menarik pergelangan tangan Nick agar pria itu duduk di atas sofa.
Angel tersenyum lebar dan detik berikutnya dia duduk di atas pangkuan Nick.
"Kiss."
Angel mengerucutkan bibirnya dan tidak lupa nada suaranya terdengar begitu manja pada daun telinga Nick.
"Gak mood," kata Nick.
Angel yang mendengarkan penolakan itu langsung mengerucutkan bibirnya dengan cepat, kedua bola matanya menatap tajam Nick.
"Apa, sih!" kesalnya, lalu kemudian berdiri dari posisi duduknya.
Baru saja gadis cantik itu ingin melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, tetapi Nick langsung dengan cepat menarik pergelangan tangan Angel dan detik berikutnya dia melayangkan sebuah ciuman yang begitu intens pada bibir mungil Angel.
Angel perlahan memejamkan matanya sambil merasakan bibir kesayangan daddy-nya itu bergerak pada bibir tipisnya.
Tautan bibir itu terjadi begitu saja dan dia merasakan adanya sensasi kupu-kupu yang melayang pada perutnya itu, dia suka permainan Nick.
Angel tidak bisa berbuat lebih selain hanya terus merasakan ciuman intens itu.
"..."
Nick perlahan menggerakkan tangannya untuk bergerak masuk ke dalam kaos tipis milik Angel.
Angel mendesah pelan saat dia merasakan tangan kekar itu berhasil menjelajah pada setiap kedua areola gadis mungil itu.
"Besok shopping, yah," ucap Angel tiba-tiba dengan nada suara pelannya disela-sela permainan panas mereka berdua.
Nick langsung menghentikan aktivitasnya sambil menatap Angel dengan tatapan datarnya.
"Pantas aja lo mainnya nafsu, ternyata ada maunya," sinis Nick.
"Ehe..." Angel menyengir dengan lebar sambil mengedipkan kedua matanya berkali-kali.
"Yaaaaaaaa..." rengeknya.
Nick masih setia untuk menatap Angel dengan tatapan datarnya.
"Yah... Aku mau shopping. Aku enggak bohong kalau emang liptint ku habis," ucapnya dengan nada manja sambil memajukan bibir bawahnya.
Nick tiba-tiba bergerak dengan secepat kilat untuk memberikan ciuman yang begitu kasar pada bibir Angel.
"Mmhhhhh!"
Awalnya Angel menerima perlakuan itu dengan senang hati, tetapi 3 menit berikutnya dia langsung memberontak dengan begitu cepat karena dia merasa kehabisan oksigen.
Nick melepaskan tautan bibir mereka, sedangkan Angel langsung dengan rakusnya meraup banyak oksigen untuk masuk ke dalam paru-paru nya.
Angel langsung menatap tajam pada Nick.
"Nggak usah beli liptint. Sekali gue cium lo, itu bibir langsung merah gitu aja," ucapnya dengan tenang.
"Nickkkkkkkk!"
"Hum... Besok shopping."
"Yesssssssss!"
Angel langsung berteriak dengan begitu senang dan ternyata perjuangannya untuk menggoda sang daddy tidak sia-sia.
Angel terduduk dengan cepat dan tidak lupa pandangannya langsung melirik ke arah samping."Ishhh! Kok masih tidur, sihhhh?!"Angel mengerucutkan bibirnya dan perlahan berjalan menuju kamar mandi.Angel membasuh wajahnya dan kembali menghampiri Nick yang masih tertidur pulas."Tidurnya pulas banget, sih. Kan, Angel nggak tega bangunin Daddy," gumamnya sambil mengerucutkan bibirnya."Daddy..." bisiknya pada daun telinga Nick."...""Daddy-nya Angelll! Sekarang udah pagi! Bangun, daddy..." bisiknya lagi dengan suara lembut."..."Angel langsung menghembuskan nafasnya dengan kesal dan mengerucutkan bibirnya."Daddyyyyyyyyy!!"Nick yang sudah mulai terganggu dengan suara Angel langsung membuka matanya.Nick perlahan memicingkan matanya."Jangan ganggu, Ngel. Gue la
Angel kini sudah berada di taman kompleks yang memang di sana banyak orang yang sedang jogging pagi.Sebenarnya Angel tidak terlalu suka berolahraga, apalagi berolahraga pagi seperti ini.Cuma saja Angel sedikit kesal dengan Nick, sehingga Angel lebih memilih berjalan sendiri karena merasa suntuk juga di apartemen."Kenapa Nick minta dingertiin terus sama Angel?! Padahal Nick sendiri nggak pernah ngertiin Angel! Angel cuma mau jalan-jalan sama seperti pasangan yang biasanya, berjalan santai di hari Minggu biar senang-senang," ucap Angel dengan kesal."Tapi dia lebih milih tidur!" lanjutnya lagi sambil memandang kesal ke depan."Oke! Angel tahu kalau Nick itu bekerja di saat malam dan pulang saat subuh. Tapi, dia bisa, kan, sekali-kali keluar jalan sama Angel?"Angel mengerucutkan bibirnya sambil terus berjalan dengan begitu kesal."Ishhhhhh! Mau cari daddy baru. Tap
"Nick mana, sih?! Katanya mau datang ke sini. Ish... Apa dia bohong sama aku?!" tanya Angel, dia merasa bosan menunggu.Sembari menunggu kedatangan Nick, Angel lebih memilih untuk meminum coffee-nya sambil menatap lurus ke depan.Angel mengangkat cangkir coffee-nya dan detik berikutnya dia menghirup aroma coffee tersebut dengan dalam-dalam."Wuahhhh! Enak kali lah!" pekiknya sambil tertawa kecil.Seseorang menghampiri Angel, lalu kemudian duduk di depan Angel sehingga membuat Angel langsung reflek mengangkat pandangannya.Nick tengah duduk di depan Angel sambil melipat kedua tangannya di depan dada."Daddyyyyyyyyy!"Angel tersenyum lebar."Kenapa lama?" Nick menatap Angel dengan tajam.Angel mengerucutkan bibirnya dengan lucu."Ih... Mana ada Angel lama?! Orang Angel cuma lari beberapa jam doang," jawabnya dengan manja."Lari atau makan?" Nick mengangkat alis kanannya dengan tinggi sambil menatap junk food yang ada di
“Tumbenan banget lo mau jadi bartender, biasanya juga ogah banget buat jadi bartender,” ledek Hilde saat melihat bosnya itu sedang meracik minuman.“Lagi mood,” jawab Nick singkat.“Halah!” Hilde mendecih sinis. “Mood apaan? Bagus kalau lo ke dance floor aja, goyang-goyang disana bareng cewek-cewek jalang,” lanjut Hilde.Nick yang mendengarka itu hanya mendecih sinis sambil tersenyum sinis. Hilde memutar bola matanya dengan malas saat melihat reaksi Nick.“Ya kali gila... Pemilik bar jadi bartender. Gila banget nggak, sih?” ledek Hilde.“...” Nick hanya diam dan lebih memilih untuk meracik alkohol untuk tamu VIP-nya.“By the way Nick. Kenapa Angel nggak pernah datang ke bar lagi, sih?” tanya Hilde.Nick langsung menghentikan aktifitasnya untuk meracik alkohol dan menatap tajam tepat pada kedua bola mata Hilde.“
Kini Angel dan kedua orang tuanya terduduk sambil menyantap sarapan pagi mereka bertiga.“Bagaimana dengan sekolah kamu, Nak?” tanya ibu Angel, Choi Anneliez.“Hum... Baik-baik aja kok, Ma,” jawab Angel sambil mengunyah rotinya.“Kamu nggak ada masalah dengan sekolahmu?” tanya sang mama lagi.“Gak ada,” jawab Angel lagi.“Kalau ada masalah sama sekolah kamu, kamu bilang aja sama mama ataupun papa,” kata sang mama dengan nada suaranya yang begitu lembut.Angel tersenyum tipis sambil membatin di dalam hatinya.“Apaan mau bilang, bahkan aku aja kurang perhatian dari mama dan papa,” batin Angel sambil tersenyum kecut.“Tapi papa lihat-lihat, kamu gak pernah sedikitpun pakai kartu ATM-mu. Kamu pernah pakai, sih. Tapi kamu make kartumu jarang banget,” sahut sang papa, Lay Hwang.“Gimana mau pakai kartunya, orang semua belanjaan aku dibaya
Angel kini sudah berada di dalam mobil Nick menuju perjalanan pulang ke apartemennya.Nick sekilas melirik Angel yang sedaritadi hanya terdiam dan tidak berbicara sedikitpun.“Tumben banget bocah sebiji ini diem,” batin Nick.“Ngel,” panggil Nick.“Ha?!” Angel langsung menatap Nick dengan cepat.“Tumben banget diem dan nggak banyak bicara.”“Ah... Lagi nggak mau bicara aja, Dad. Takut Angel ganggu daddy buat nyetirnya,” jawab Angel sambil tersenyum lembut.Nick menatap Angel beberapa detik untuk memperhatikan mimik wajah curiga wanita itu, hingga pada akhirnya Nick menghembuskan nafasnya dengan panjang.“Mau kemana dulu?” tanya Nick tiba-tiba.“Ha?!”Nick langsung menepikan mobilnya.“Kok berhenti?” tanya Angel heran sambil menatap Nick.Nick membalas tatapan Angel.
“Bro!”Nick langsung melirik Hilde dengan malas.“Hari ini ada bocah yang ulang tahun dan katanya mau pesan bagian balkon. Dia mau booking bagian balkon sama mau pakai kolam yang ada di lantai dua,” jelas Hilde.“Ck... Dan lo nanya sama gue?” tanya Nick datar saat setelah dia mendecih sinis.“Iya lah, gue nanya sama lo!” jawab Hilde. “Boleh, kan?” tanya Hilde sambil menaik turunkan alisnya secara bergantian.“Lo tahu dengan jawaban gue, kan?” tanya Nick sinis.“Iya?” jawab Hilde dengan sedikit ragu.“Gak!” tegas Nick, dia langsung berjalan pergi menjauhi Hilde.“Astaga Nickkkk!” rengek Hilde sambil mengekori Nick dari belakang.Nick langsung menghentikan langkahnya saat dia mendengarkan reng
Angel yang tadinya tidur dengan santai langsung terbangun dengan cepat dari posisi berbaringnya dan berubah menjadi posisi duduk dengan tegak, dia tiba-tiba teringat sesuatu yang penting."Astagaaaa! Aku lupa sama Evie! Pasti dia bakalan cariin aku!"Angel menggigit bibir bawahnya karena merasa begitu khawatir dan tidak lupa dia memukul kepalanya dengan kesal."Kenapa aku bisa lupa sama dia cobak?! Aduh!"Angel mengitari pandangannya kesana-kemari atau lebih tepatnya dia sedang mencari sesuatu yang tak lain adalah alat komunikasinya, handphone."Ponsel aku di mana? Perasaan aku tadi simpannya di area sini deh. Kenapa malah nggak ada?!"Angel terus bergerak ke sana kemari untuk mencari keberadaan ponselnya dan tidak lupa dia mengacak-acak rambutnya dengan begitu frustasi."Mana enggak ada jam di sini lagi!" Angel kembali mengeluh karena di dalam ruangan itu tidak ada