Angel kini sudah berada di taman kompleks yang memang di sana banyak orang yang sedang jogging pagi.
Sebenarnya Angel tidak terlalu suka berolahraga, apalagi berolahraga pagi seperti ini.
Cuma saja Angel sedikit kesal dengan Nick, sehingga Angel lebih memilih berjalan sendiri karena merasa suntuk juga di apartemen.
"Kenapa Nick minta dingertiin terus sama Angel?! Padahal Nick sendiri nggak pernah ngertiin Angel! Angel cuma mau jalan-jalan sama seperti pasangan yang biasanya, berjalan santai di hari Minggu biar senang-senang," ucap Angel dengan kesal.
"Tapi dia lebih milih tidur!" lanjutnya lagi sambil memandang kesal ke depan.
"Oke! Angel tahu kalau Nick itu bekerja di saat malam dan pulang saat subuh. Tapi, dia bisa, kan, sekali-kali keluar jalan sama Angel?"
Angel mengerucutkan bibirnya sambil terus berjalan dengan begitu kesal.
"Ishhhhhh! Mau cari daddy baru. Tapi udah nyantol sama Nick!" gumamnya dengan begitu kesal dan mulai berlari pelan.
Tampak dari jauh sana, Evie tengah berdiri sambil memicingkan kedua matanya dan memperhatikan Angel yang sedari tadi berlari pelan sambil terus menghentakkan kakinya di atas aspal.
"Loh... Bukannya itu Angel?" tanya Evie.
Evie semakin memicingkan matanya untuk menajamkan penglihatannya dan detik berikutnya dia langsung tersenyum dengan lebar.
"ANGELLLLL!"
Angel yang mendengarkan namanya dipanggil dengan keras langsung menoleh dengan cepat.
Evie tersenyum dengan lebar dan berlari cepat menghampiri Angel, sedangkan Angel memicingkan matanya.
Wajah Angel langsung terkejut saat dia sadar kalau ternyata orang yang baru saja memanggilnya adalah sahabatnya, Evie.
"Aduhhhhhh!" pekik Angel dengan begitu ketakutan saat dia melihat Evie setengah berlari menghampirinya.
Angel menggigit bibir bawahnya karena merasa begitu gelisah.
"Heh!"
"Ha?!"
Kini Evie berdiri tepat di depan Angel sambil menatap sahabatnya itu dengan tatapan mengintimidasi.
"Lo ngapain di kompleks ini?"
"Ya... Aku kesini lari, lah. Emangnya mau ngapain lagi coba?" tanya Angel, dia berusaha bersikap tenang.
"Jauh banget lo larinya. Perasaan bagian sini berbeda arah sama apartemen lo," ucap Evie.
"Hum-"
"Lo ada apa-apa, yah?!" potong Evie untuk menebak dan tidak lupa dia menunjuk Angel.
"Ishhhh! Mana ada?! Nggak ada apa-apa!" pekik Angel sambil menatap kesal Evie.
"Terus ngapain disini?"
"Angel mau aja pindah haluan buat jogging, bosan aja di kompleks apartemen terus," jawabnya berbohong.
Evie mulai berkacak pinggang saat mendengarkan jawaban sahabatnya itu.
"Sejak kapan lo jogging? Sejak kapan lo suka jogging?!" Evie menatap Angel dengan tatapan curiga.
"Evieeeeeee! Ishhhhh! Introgasi terus deh!" pekik Angel.
"Jawab jujur jawaban gue, Ngel!" tegas Evie.
Angel mengalihkan pandangannya sambil berusaha untuk mencari ide agar dia bisa mengalihkan topik pembicaraan, dia takut salah bicara dan buka kartu kepada Evie.
"Eh... Kamu kesini sama siapa?" tanya Angel, dia mengalihkan pembicaraan.
"Gue ke sini sendiri aja, sih," jawab Evie.
Angel tersenyum tipis.
"Untung cepat aja lupanya," batin Angel di dalam hatinya sambil tersenyum dengan begitu menang.
Evie tiba-tiba mendelikkan kedua matanya dengan cepat.
"Jawab pertanyaan gue! Lo mau ngapain di kompleks sini?!"
"Damn! Kukira Evie lupa sama pertanyaannya!" batin Angel di dalam hatinya dengan begitu kesal.
"Ck, Angel beneran Evie. Angel cuma mau lari aja karena badan Angel udah gendutan," jawabnya dengan random.
Evie langsung dengan cepat memperhatikan badan Angel.
"Iya, sih. Badan lo emang kayak gendutan dikit," gumam Evie.
"Tuh kannnnnnn!"
Angel langsung berlari dengan cepat karena dia tidak ingin untuk berlama-lama bersama dengan Evie karena bisa saja dia semakin diinterogasi oleh Evie.
"HYAAAAA! KOK GUE DITINGGAL?!"
***
Sudah berjam-jam Angel dan juga Evie berlari bersama di sekitar kompleks dan kini mereka beristirahat di sebuah kafe.
"Lo mah nggak usah jogging terus, Ngel. Baru jogging 2 jam lebih dan lo udah makan junk food lagi," ucap Evie saat setelah dia menyeruput minumannya.
"Habisnya aku suka, sih," jawab Angel manja.
"Ck, pantesan besar. Kalau nggak makan waffle yang ada makan junk food."
Angel hanya menyengir saat mendengarkan penuturan dari sahabatnya itu.
"By the way... Kayaknya gue harus balik," gumam Evie.
"Kenapa cepat banget?"
"Gue mau ada acara sama mama."
"Ah... Oke deh kalau gitu."
Evie menatap Angel.
"Lo mau gue anter pulang?" tawar Evie.
"Ha?! Nggak usah!" tolak angel cepat.
Evie kembali memicingkan kedua matanya dan menatap Angel dengan tatapan curiga nya.
"Angel mau balik lari lagi soalnya," jawab Angel saat menyadari tatapan curiga dari Evie.
"Hum... Ya udah deh kalau begitu," gumam Evie yang langsung percaya begitu saja.
Angel hanya berdehem pelan sambil menatap kepergian Evie yang sudah perlahan menjauh dari posisinya.
Angel langsung menghela nafas lega dan tidak lupa dia mengelus dadanya.
"Hyaaa! Hampir aja ketahuan sama Evie. gimana kalau misalnya tadi ketahuan?! Matilah akuuuuuu!" pekik Angel sambil menghela nafas kesal.
Ting!
Notifikasi pesan masuk pada ponsel Angel, Angel dengan cepat melihat notifikasi pesan nya.
"Nick ngirim pesan buat aku? Berarti dia udah bangun," gumam Angel, lalu kemudian memakan burger nya dengan cepat.
Drttttt!
"Nah kan! Langsung malah telepon kayak gini!" kesal Angel dan mulai mengangkat panggilan telepon dari Nick.
"Di mana lo?!"
"Ih! Kenapa langsung main gas aja?!"
"Bukan itu jawabannya, Ngel!" Nick menghela nafas frustasi di seberang sana.
"Di cafe belakang apartemen."
"Tunggu gue di sana."
"Emangnya kamu mau ke sini?"
"Hum..."
Nick langsung memutuskan sambungan telepon mereka berdua secara sepihak.
Angel menatap layar ponselnya dengan begitu kesal.
"Ih! Ini orangtua kurang ajar banget, sih! Dia nelpon terus bicara singkat, habis itu matiin sambungan teleponnya seenak dia!" kesal Angel.
"Nick mana, sih?! Katanya mau datang ke sini. Ish... Apa dia bohong sama aku?!" tanya Angel, dia merasa bosan menunggu.Sembari menunggu kedatangan Nick, Angel lebih memilih untuk meminum coffee-nya sambil menatap lurus ke depan.Angel mengangkat cangkir coffee-nya dan detik berikutnya dia menghirup aroma coffee tersebut dengan dalam-dalam."Wuahhhh! Enak kali lah!" pekiknya sambil tertawa kecil.Seseorang menghampiri Angel, lalu kemudian duduk di depan Angel sehingga membuat Angel langsung reflek mengangkat pandangannya.Nick tengah duduk di depan Angel sambil melipat kedua tangannya di depan dada."Daddyyyyyyyyy!"Angel tersenyum lebar."Kenapa lama?" Nick menatap Angel dengan tajam.Angel mengerucutkan bibirnya dengan lucu."Ih... Mana ada Angel lama?! Orang Angel cuma lari beberapa jam doang," jawabnya dengan manja."Lari atau makan?" Nick mengangkat alis kanannya dengan tinggi sambil menatap junk food yang ada di
“Tumbenan banget lo mau jadi bartender, biasanya juga ogah banget buat jadi bartender,” ledek Hilde saat melihat bosnya itu sedang meracik minuman.“Lagi mood,” jawab Nick singkat.“Halah!” Hilde mendecih sinis. “Mood apaan? Bagus kalau lo ke dance floor aja, goyang-goyang disana bareng cewek-cewek jalang,” lanjut Hilde.Nick yang mendengarka itu hanya mendecih sinis sambil tersenyum sinis. Hilde memutar bola matanya dengan malas saat melihat reaksi Nick.“Ya kali gila... Pemilik bar jadi bartender. Gila banget nggak, sih?” ledek Hilde.“...” Nick hanya diam dan lebih memilih untuk meracik alkohol untuk tamu VIP-nya.“By the way Nick. Kenapa Angel nggak pernah datang ke bar lagi, sih?” tanya Hilde.Nick langsung menghentikan aktifitasnya untuk meracik alkohol dan menatap tajam tepat pada kedua bola mata Hilde.“
Kini Angel dan kedua orang tuanya terduduk sambil menyantap sarapan pagi mereka bertiga.“Bagaimana dengan sekolah kamu, Nak?” tanya ibu Angel, Choi Anneliez.“Hum... Baik-baik aja kok, Ma,” jawab Angel sambil mengunyah rotinya.“Kamu nggak ada masalah dengan sekolahmu?” tanya sang mama lagi.“Gak ada,” jawab Angel lagi.“Kalau ada masalah sama sekolah kamu, kamu bilang aja sama mama ataupun papa,” kata sang mama dengan nada suaranya yang begitu lembut.Angel tersenyum tipis sambil membatin di dalam hatinya.“Apaan mau bilang, bahkan aku aja kurang perhatian dari mama dan papa,” batin Angel sambil tersenyum kecut.“Tapi papa lihat-lihat, kamu gak pernah sedikitpun pakai kartu ATM-mu. Kamu pernah pakai, sih. Tapi kamu make kartumu jarang banget,” sahut sang papa, Lay Hwang.“Gimana mau pakai kartunya, orang semua belanjaan aku dibaya
Angel kini sudah berada di dalam mobil Nick menuju perjalanan pulang ke apartemennya.Nick sekilas melirik Angel yang sedaritadi hanya terdiam dan tidak berbicara sedikitpun.“Tumben banget bocah sebiji ini diem,” batin Nick.“Ngel,” panggil Nick.“Ha?!” Angel langsung menatap Nick dengan cepat.“Tumben banget diem dan nggak banyak bicara.”“Ah... Lagi nggak mau bicara aja, Dad. Takut Angel ganggu daddy buat nyetirnya,” jawab Angel sambil tersenyum lembut.Nick menatap Angel beberapa detik untuk memperhatikan mimik wajah curiga wanita itu, hingga pada akhirnya Nick menghembuskan nafasnya dengan panjang.“Mau kemana dulu?” tanya Nick tiba-tiba.“Ha?!”Nick langsung menepikan mobilnya.“Kok berhenti?” tanya Angel heran sambil menatap Nick.Nick membalas tatapan Angel.
“Bro!”Nick langsung melirik Hilde dengan malas.“Hari ini ada bocah yang ulang tahun dan katanya mau pesan bagian balkon. Dia mau booking bagian balkon sama mau pakai kolam yang ada di lantai dua,” jelas Hilde.“Ck... Dan lo nanya sama gue?” tanya Nick datar saat setelah dia mendecih sinis.“Iya lah, gue nanya sama lo!” jawab Hilde. “Boleh, kan?” tanya Hilde sambil menaik turunkan alisnya secara bergantian.“Lo tahu dengan jawaban gue, kan?” tanya Nick sinis.“Iya?” jawab Hilde dengan sedikit ragu.“Gak!” tegas Nick, dia langsung berjalan pergi menjauhi Hilde.“Astaga Nickkkk!” rengek Hilde sambil mengekori Nick dari belakang.Nick langsung menghentikan langkahnya saat dia mendengarkan reng
Angel yang tadinya tidur dengan santai langsung terbangun dengan cepat dari posisi berbaringnya dan berubah menjadi posisi duduk dengan tegak, dia tiba-tiba teringat sesuatu yang penting."Astagaaaa! Aku lupa sama Evie! Pasti dia bakalan cariin aku!"Angel menggigit bibir bawahnya karena merasa begitu khawatir dan tidak lupa dia memukul kepalanya dengan kesal."Kenapa aku bisa lupa sama dia cobak?! Aduh!"Angel mengitari pandangannya kesana-kemari atau lebih tepatnya dia sedang mencari sesuatu yang tak lain adalah alat komunikasinya, handphone."Ponsel aku di mana? Perasaan aku tadi simpannya di area sini deh. Kenapa malah nggak ada?!"Angel terus bergerak ke sana kemari untuk mencari keberadaan ponselnya dan tidak lupa dia mengacak-acak rambutnya dengan begitu frustasi."Mana enggak ada jam di sini lagi!" Angel kembali mengeluh karena di dalam ruangan itu tidak ada
Angel kini tengah berbicara dengan seseorang atau lebih tepatnya dia sedang ber teleponan dengan Evie."Halo, Vie.""Lo di mana, Ngel? Gue cari di lantai 2 bar. Tapi... Lo nggak ada di sana.""O... Ouh... Sekarang aku lagi di kamar. Aku pulang cepat karena Mama juga nyariin.""Bullshit lo! Mama sama papa lo baru aja telepon gue dan nanya tentang lo di mana!"Evie menggeram rendah di seberang sana saat mendengarkan kebohongan dari angel."What?! Dia nelpon kamu?!""Iya.""Dia ambil nomor kamu dari mana?!"Evie memutar kedua bola matanya dengan malas."Ck... Nggak usah basa-basi. Bilang sekarang kalau lo lagi di mana, sih?!""Di-""Udah dulu deh. Gue mau lanjut party lagi," potong Evie."Lo tenang aja kalau mama atau papa lo lagi nelpon sama gue. Gue bakalan bilang ka
"Eh... Lo udah datang aja," sapa Hilde sambil tersenyum lebar di saat Nick memasuki apartemennya."Baik hati kali lah, mau datang ke apartemen bawahan," ledek Hilde.Nick memutar kedua bola matanya dengan malas."Mau gue buati minum?! Atau makan?! Atau lo mau gue raciki alkohol?!" tawar Hilde atau lebih tepatnya berpura-pura menjadi pemilik apartemen yang baik.Nick langsung menatap Hilde dengan sinis.Hilde terkekeh meledek."Ah... Gue tahu. Lo mau gue buati atau racikin alkohol, kan? Win-""Gue udah bilang sama lo, Anjing! Jangan izini orang ke lantai dua! Dan lo masih izini bangsat!" tegas Nick, dia emosi dan kesal."Ah... Itu anu-""Bacot lo!" potong Nick sinis."Hyaaaa! Please Nick! Tolong jangan pecat gue. Lo jangan lupa kalau kita udah temenan dari lama! Ya kali lo mau pecat gue!" pinta Hilde sambil memasang wajah memelasnya."Seandainya Angel kemarin nggak ada di sana, lo jadi gelandangan hari ini," ucap Nick