Rain pun bingung kenapa mereka ada di sana, Rain pun berpikir kalau rumah sebesar ini pasti di pasangin CCTV, dia pun lengah dalam masalah ini, dan ternyata ini tidak semudah yang dia bayangkan.
Namun dia tetap berusaha untuk keluar dari tempat ini, Rain berusaha tetap tidak terjadi apa-apa dan dia jalan dengan santai menuju Bibi Fetrin dan lainnya yang sudah menunggu di gerbang untuk menghalangi Rain keluar dari rumah besar dan mewah ini.
“Hai” ucap Rain dengan senyum ramah, namun muka mereka semua sangat tegang dan bahkan sangst serius menatap Rain.
Beberapa hari cukup untuk Bibi Fetrin mengenal Rain karena dia selalu membantu Rain karena itu perintah dari Laura, karena sekarang Rain adalah anak Bosnya yaitu Laura, mangkanya dia selalu membantu Rain untuk semua masalah ketika Rain di rawat, namun tidak untuk kali ini.
“Mau ke mana Rain ?” tanya Bibi Fetrin dengan santai
“Mau pergi Bi” jawab Rain dengan santai
“Pergi ke mana ?” tanya Bibi Fetrin
Rain pun bingung ingin menjawab apa, karena kalau dia ingin menjawab ingin keluar dari sini Bibi Fetrin pasti tidak memperbolehkannya.
Dan tiba-tiba saja ada yang berbicara, persis di belakang Rain
“Mau ke mana Rain ? tanya orang tersebut yang tidak lain adalah Laura
Rain melihat ke belakang kalau yang bicara adalah Laura, Rain pun bertambah bingung karena dia tidak bisa menjawab, karena waktu itu pernah Laura bilang pada Rain kalau Rain tidak boleh keluar dari sini, sebelum Rain menerima kalau sekarang dia adalah bagian dari keluarga Abigail.
“Bunda kan sudah pernah bilang sama kamu, kalau kamu tidak boleh keluar dari rumah ini, sebelum kamu menerima kalau sekarang kamu bagian dari keluarga Abigail” ucap Bunda Laura
“Tapi Bunda aku memang harus keluar dari sini” ucap Rain dan dia pun sudah terbiasa memanggil Laura dengan sebutan Bunda karena dia selalu di paksa oleh Laura dan lama klamaan Rain terbiasa memanggil Laura dengan sebutan Bunda
“Fetrin bawa dia masuk ke kamar barunya dan kunci kamar tersebut sampai dia menerima kalau dia sekarang adalah bagian dari keluarga Abigail” ucap Laura dengan tegas karena dia sama sekali tidak suka dengan penolakan.
“Baik Bos” Jawab Fetrin dan dia langsung membawa Rain dengan sopan, namun Rain menolaknya
“Bi aku engga mau Bi” Ucap Rain menolak untuk di bawa kembali masuk ke dalam
“Tuan muda harus ikut saya, ini adalah perintah dari Bos langsung” Ucap Fetrin yang mengharuskan membawa Rain masuk kembali ke dalam
“Bi jangan panggil saya Tuan muda, karena saya bukan Tuan muda kalian” ucap Rain dengan kesal
“Tapi sekarang kamu adalah Tuan muda kami” Ucap Bibi Fetrin
“Aku tidak mau masuk lagi ke dalam Bi, aku meu keluar” Ucap Rain
“Tidak bisa Tuan muda, ini perintahdari Bos, kami harus membawa Tuan muda ke dalam” Ucap Fetrin
“Aku engga mau Bi” Ucap Rain yang masih menola untuk di bawa ke dalam
“Bawa paksa dia, tapi jangan sampai menyakiti Tuan muda kalian, karena kalian akan tahu apa akibatnya” ucap Laura dan dia pun langsung berbalik dan masuk kembali ke dalam
“Ayo Tuan muda jangan mempersulit kami, saya mohon” Ucap Bibi Fetrin
Melihat Bibi Fetrin memohon Rain pun jadi tidak tega, biar bagaimana pun kemarin Bibi Fetrin telah banyak membantu Rain, jadi Rain langsung berjalan ke dalam dengan tidak senang dan terpaksa sambil di antar oleh Bibi Fetrin dengan aman.
Dan sesampainya di dalam, Rain bertemu dengan Tania, dia melihat Rain membawa tas besar seperti ingin pergi dari rumah ini, lalu Tania pun bertanya “Rain, kamu mau ke mana ? kok bawa tas segala ?” tanya Tania yang sedang menduga kalau Rain ingin keluar dari rumah ini
Rain pun tidak menjawab ertanyaan Tania dia hanya diam saja. “Fetrin bawa Rain ke dalam kamarnya, dan jangan biarkan dia pergi dari rumah ini” ucap Laura dengan tegas yang sambil duduk dan menonton film di ruang menonton
“Ayo Tuan muda” ucap Bibi Fetrin sambil bungkuk dan mempersilahkan Rain untuk berjalan duluan
“Bi, Bibi Fetrin yang tahu kamar aku, aku tidak tahu, jadi Bibi Fetrin yang jalan duluan” ucap Rain
“Bibi Fetrin, biar aku saja yang mengantar Rain ke kamarnya” ucap Tania dengan senyum
“Baik Non” Jawab Bibi Fetrin
“Ayo ikut aku” ucap Tania dengan senyum sambil berjalan duluan dan di ikuti oleh Rain dari belakang
Mereka berjalan menuju kamarnya Rain dengan hening tanpa suara sedikit pun, dan sesampainya di depan kamar, Tania bilang kalau ini adalah kamarnya Rain. Kamarnya Rain sudah menggunakan alat canggih, tidak ada lagi menginci pintu menggunakan kunci, melainkan dengan pin angka untuk mengaksesnya. Bahkan semua ruangan di rumah ini sudah menggunakan pin untuk mengakses masuk ke dalam, dan bahkan menggunakan sidik jari.
“Ini kamar baru kamu” Ucap Tania dengan senyum namun Rain masih tidak senang dan bahkan dia tidak senyum, karena sekarang yang dia inginkan adalah keluar dari rumah ini.
“Oh iya, sebelum amu masuk ke dalam, kamu harus mendaftarkan sidik jari kamu dan pin yang akan kamu gunakan untuk kamu mengakses kamar kamu ini” Ucap Tania dengan senyum menjelaskan ke Rain, namun Rain masih tetap saja tidak berekspresi apapun, ekspresi dia hanya datar saja.
“Sini tangan kamu, aku daftarin sidik jari kamu dulu” Ucap Tania sambil memegang tangan Rain dan setelah itu memegang jari yang akan di daftarkan sidik jarinya dan setelah itu menempelkan ke scanner sidik jari, dan setelah itu Tania mendaftarkan sidik jarinya juga di kamar Rain, supaya dia bisa mengakses masuk dan keluar kapan saja dia mau.
Dan setelah dua sidik jari terdaftar Tania menyuruh Rain untuk mendaftarkan pin yang dia mau untuk mengakses kamarnya itu, dan dengan muka dan ekspresi datarnya Rain memencet angka satu satu satu dua, itu adalah tanggal lahir Rain dan juga tanggal lahir Tania dan bahkan Tania menggunakan pin tersebut di kamarnya. Tania pun melihat angka yang di masukan Rain itu sama dengannya.
Setelah itu Rain dan Tania masuk ke dalam, Rain yang ekspresinya sejak tadi hanya datar saja, kali ini dia terbengong dan bahkan dia berhenti berjalan dan berdiri di depan pintu kamarnya yang canggih itu yang bisa menutup sendiri.
Rain melihat kamar untuknya sangat besar dan bahkan di lengkapi kasur yang besar, laptop keluaran terbaru, video game, komputer tercanggih dan bahkan di kamarnya sendiri ada home teater untuk menonton, ini kamar yang sangat menakjubkan dan kamar impiannya dan sekarang dia mendapatkannya, namun dia merasa sangat tidak senang karena ini datang dengan begitu saja.
Melihat Rain terdiam berdiri di depan pintu, Tania bertanya “Rain ada apa ?’ Tanya TaniaRain pun masih terdiam dan bahkan dia tidak sadar kalau dari tadi Tania memanggilnya“Rain” panggil Tania lagi dan Rain masih belum sadar jugaRain tersadar ketika pandangannya terhalang oleh wajah cantiknya Tania yang berada sangat dekat dengan wajahnya, Rain pun langsung kaget dan mundur beberapa langkah.“Kamu kenapa kok diam ?” Tanya Tania“Engga apa-apa” Jawab Rain yang sudah tersadar dari keterkejutannyaDan setelah itu Tania menjelaskan kamar canggih ini, kalau Rain membutuhan sesuatu dia tinggal menggunakan telefon yang ada di samping tempat tidurnya dan juga Tania menunjukan lemari yang sudha penuh dengan baju-baju yang sangat bagus dan pasti sangat mahal-mahal dan keluaran terbaru dari berbagai brand terkenal yang ada di dunia.“Ini baju-baju kamu” Ucap Tania menunjukan baju-baj
“Aku tidak ingin makan, yang aku ingin sekarang adalah keluar dari rumah ini” Ucap Rain tanpa melihat ke Tania“Kalau kamu engga makan, nanti kamu sakit loh” Ucap Tania dengan lembut sambil duduk bersama Tania di depan kaca besar yang menghadap pemandangan yang indah di luar“Aku tidak peduli, biarkan aku mati di sini” Ucap Rain dengan putus asa yang masih melihat daun-daun yang seolah tersenyum padanya dan memberi tahu kalau ini adalah takdir kamu“Kamu jangan bicara seperti itu, itu tidak baik” Ucap Tania menasihati Rain“Aku tidak bisa menerima ini semua, ini bukan yang aku harapkan” Ucap Rain dengan mata yang berkaca kaca“Ini takdir kamu Rain” Ucap Tania dengan serius dan lanjut bilang “Rain dengar aku,” Ucap Tania namun tidak di tanggapi oleh Rain. Karena melihat dirinya di tanggapi oleh Rain, Tania langsung memalingkan wajahnya Rain hingga menghadap persis ke
Dan Dokter tersebut juga menjelaskan tentang Medical Xpress mejelaskan bahwa kmatian bisa terjadi pada hari ke empat puluh sampai enam puluh, tergantung daya tahan tubuh seseorang. Dan dokter itu bilang kematian dapat terjadi perlahan dan menyakitkan aibat kegagalan fungsi organ tubuh.Dan Bunda Laura yang mendengarkan itu pun menangis karena Rain hampir saja mati jia tidak mendapatkan pertolongan medis dengan cepat.Lalu Bunda Laura menyuruh dokter untuk merawat Rain dengan perawatan yang terbaik yang ada di rumah sakitnya dan doketr pun mengiyakan dan menyanggupi.Dan setelah itu Dokter tersebut mengebarkan rumah sakit miliknya langsung dan menyuruh mereka membawa alat-alat terbaik dan perawat terbaik yang ada di rumah sakitnya, dan juga rumah sakit yang dokter ini miliki adalah rumah sakit ternama di Indonesia dan bahkan rumah sakit terbagus yang ada di indonesia dan Asia.Dan setelah itu tidak lama kemudian semua yang di pesan dokter tersebut dan dokt
Mendengar itu Kak Ara pun langsung masuk ke kamar mandi dan menangis karena tidak menyangka kalau adik-adiknya akan melakukan itu, karena tadi pada saat mereka memberi uang itu mereka bilang mereka punya simpanan, ternyata itu hanya tipu daya mereka saja supaya Kak Ara mengambil uang yang mereka beri.Mengingat itu semua Kak Ara pun tidak tahan dan menangis kembali lalu di tenangkan oleh Mira kembali.Kak Ara menyesali karena dia tidak bisa menahan adiknya itu untuk tidak pergi, sementara Om Erik yang baru pulang entah dari mana itu melihat kalau Kak Ara menangis dan dia langsung masuk ke kamar Kak Ara dan bilang “Sudah lah engga usah anak engga berguna seperti itu di tangisin, orang kaya Rain itu tidak pantas di tangisin” Ucap Om Erik yang tidak sadar diri kalau dirinya lah beban keluarga sebenarnya dan bahkan dia selalu meminta uang pada Kak Ara.Dan Kak Ara hanya bilang “Ini bukan urusan Om Erik, jadi om Erik tidak usah ikut campur, lagian j
Lalu Bibi Fetrin menghampiri Tania dan Rain lalu bertanya pada mereka “Non Tania dan Tuan muda Rain ada yang bisa saya bantu ?” tanya Bibi Fetrin“Tidak ada Bi, Rain mau melihat kalian berlatih” Jawab Tania dengan senyum“Bi, apa Bibi fetrin hebat dalam bela diri ?” tanya Rain penasaran karena tadi Rain melihat kalau yang melatih para pria berjas itu adalah Bibi Fetrin“Rain, Bibi Fetrin ini sangat hebat dalam bela diri, di sini dia yang melatih mereka semua hingga mereka bisa hebat dan tak terkalahkan oleh bodyguard lain, dan bisa di bilang mereka adalah para bodyguard terbaik di Indonesia dan bahkan Asia” Ucap Tania dengan lembut sambil berjongkok di depan Rain“Benarkah ?” tanya Rain yang masih ragu“Iya” Jawab Tania dengan senyum sambil mengusap tangannya Rain dengan lembut“Bibi Fetrin” Ucap Rain“Iya, kenapa Tuan Muda Rain ?” tanya Bi
Rain kembali menyendiri lagi di kamarnya melihat daun-daun itu yang selalu menunggu sang fajar tiba, Rain selalu melihat dan memperhatikan daun-daun tersebut sampai sang fajar benar-benar tenggelam dan tidak meninggalkan warna jingganya yang indah.Hingga sang fajar berganti dengan bintang-bintang dan purnama yang sangat indah dan lagi-lagi Rain melihat kalau purnama itu tersenyum padanya sama seperti daun-daun saat menunggu sang fajar tiba , purnama itu seolah-olah bilang kalau ini takdir yang harus kamu jalani dan seoalh purnama itu bilangBerbahagialah Rain, meskipun segala kenyataan ini tak berjalan dengan baik sesuai kehendakmu. Tetap berbahagialah letika kamu mendapati keaikan dari sisi berbeda. Dari beberapa atau di setiap kejadian.Tetaplah teguh Rain, menenangkan, dan damai dia antara derasnya arus kehidupan. Dan percaya bahwa kamu bisa menghadapinya bukan menghuindarinya.Cahaya akan terbit di masa mendatang, jejak harapan terlimpahkan bagi mere
Rain memikirkan kata-kata itu, kemarin dia mengetahui kalau Tania menangis sepanjang hari karena Rain yang hampir mati karena tidak makan, Rain kasihan dengan Tania di tambah lagi dengan dia cerita tentang Papahnya yang selalu bermain dengannya dan membuat momen bahagia dengan Papahnya, Rain sebagai laki-laki dia tidak ingin membuat Tania bersedih lagi, jadi dia menuruti apa kata Tania, dia memakan makanan yang di bawa oleh Tania tadi.“Ya sudah aku makan, tapi aku makan sendiri saja” Ucap Rain sambil mengambil piring yang berisi makanan itu dari tangan Tania“Ya sudah” Jawab Tania dengan senyum dan senang akhirnya Rain mau makan jugaLalu Rain memakan makanan itu sambil dia memperhatikan langit yang di isi oleh bintang dan urnama yang indah yang membuat malam ini terang menderang, sementara Tania dia menunggu dan memastikan kalau Rain memakan makanannya dan menghabiskan makananya.Mereka menatap langit yang sama dengan senyuman ya
Rain terus merenungkan semua ini, karena terlalu merenung dia pun kelelahan dan dia tertidur di depan kaca besar itu dengan di saksikan oleh hujan yang baik itu.Dan karena kelelahan ke esokan harinya Rain belum juga terbangun padahal sang mentari telah terbit dan menyapanya, namun Rain masih tidur dengan nyenyaknya di depan kaca besar di kamarnya tersebut.Kemudian Rain terbangun ketika dia di bangunkan oleh Tania dan Bunda laura karena dia ingin berangkat bekerja.“Rain” Ucap Tania dengan lembut sambil menggoyang-goyangkan bahu Rain dengan lembut dan dengan mata yang masih mengantuk dia terbangun sambil mengucek matanya dan bertanya “Ada apa ?” tanya Rain yang masih mengantuk“Bunda mau berangkat bekerja, dia mau pamit sama kamu” Ucap Tania“Iya” Ucap Rain setelah itu dia bangun lalu dia mencium tangan Bunda Laura yang membuat Bunda Laura dan Tania terdiam sejenak karena sebelumnya, Bunda Laura tida