Share

2

"Ragaah lo nakal banget sih."

"Gue gak nakal Sayang, bibir lo yang nakal godain gue."

Deg!

Pemandangan yang sungguh menyayat hatinya Dania, melihat sang kekasih sedang bercinta dengan wanita lain.

Sakit, sudah dipastikan hatinya teramat sakit sampai kapan ia harus berada Dalam lingkaran setan. Raga keterlaluan ya, sungguh Raga keterlaluan. Dania cape batinnya sudah Mati rasa begitupun dengan mentalnya.

Dengan perasaan yang sudah tidak dapat diartikan lagi, Dania memutar badannya hendak meninggalkan tempat itu, Tapi tanpa sengaja ia menyenggol sebuah vas bunga.

Brak

"Siapa tu?" tanya Raga dari Dalam gudang

Merasa tidak ada sahutan lantas Raga pun beranjak keluar menghampiri sumber suara.

"Ganggu aja!" ketus sang wanita.

Dengan cepat Dania pun berlari meninggalkan tempat itu tapi Raga sudah keburu melihat gadis itu Dan langsung mengejarnya.

Dania menyusuri koridor dengan langkah cepatnya, Kini wajahnya sudah basah oleh air matanya, Dania hancur sungguh, hatinya sangat sakit sudah beruLang Kali Dania memergoki kekasihnya seperti itu.

"Dania!" teriak Raga Tapi tidak dihiraukan oleh gadis itu, Dania terus saja melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan Raga.

"Dania berhenti!"

"Gue bilang berhenti Dania, berhenti!" panggilnya yang Terus menggapai langkah Dania Dan tap! Berhasil Kini Raga tengah mencekal pergelangan tangan Dania,

Dan dengan refleks Dania justru menapar Pipi Raga.

Plak!

Tidak, sungguh Dania tidak berniat untuk menapar Raga, itu semua murni karna refleks.

Sekilas ia melihat telapak tangannya yang Baru saja menampar sang kekasih, Dania sungguh kaget.

Tapi dengan cepat Raga membawa Dania kedalam pelukannya Dan menciumi puncak kepala Dania.

Dania pun hanya diam Tak berkutik, sungguh ia sangat kehabisan Kata-Kata.

"Sorry," Ucapnya seraya mengeratkan pelukannya

Dania tidak membalasnya Dia hanya diam membisu.

Sampai akhirnya Raga melepaskan pelukannya lalu beralih menatap Dania.

"Dan, lo percaya kan sama gue? Gue mohon jangan pergi." Ucapnya menatap sendu wajah Dania yang sudah basah oleh air matanya.

"Ga, gue cape, boleh gue egois buat kali ini aja. Gue bener-bener cape, sakit Ga." Ujarnya juga menatap wajah Raga sendu penuh arti.

"Nggak, lo gak boleh nyerah, lo gak boleh pergi."

"Maaf." lirihnya Kembali memeluk Dania

"Maaf buat apa Ga? Maaf lo gak bisa balikin hati gue yang udah hancur karna ulah lo!" tukasnya

"Kata maaf lo itu gak ada artinya kalo lo terus mengulangi kesalahan yang Sama, berulang-ulang Raga."

"Gue manusia Biasa Ga, gue gak sekuat yang lo pikir, gue rapuh."

"Gue cape Ga,"

"Gue mau kita cukup sampe sini Ga,"

"Nggak, lo Gak Boleh pergi! Lo gak akan bisa pergi dari Hidup gue Dania Vloreta Aurelia." tegasnya memeluk erat tubuh Dania.

"Lo milik gue satu-satunya, lo gak Boleh pergi, gue mohon."

"Gue cape Raga gue cape, lo pikir gue gak cape? Setiap Hari harus ngeliat lo mesra-mesraan sama perempuan yang berbeda, lo kasarin gue, lo Ga pernah peduliin gue, kadang gue bingung Ga, motivasi lo pacarin gue apa? Kalo lo Emang gak Cinta Sama gue Kenapa lo gak Lepasin atau biarin gue lepas dari Hidup lo."

Raga pun hanya diam mencerna baik-baik perkataan gadisnya, benar semua benar apa yang dikatakan gadisnya benar ia sudah terlalu Dalam menyakiti hati gadisnya.

"Gue cape Raga," lirihnya tertunduk lemas lalu

Brukk

Happ

Tubuhnya Dania goyah, Dia pingsan namun dengan cepat Raga menangkapnya lalu menggendong Dania ala Bridal style Dan pergi dari sana.

***

Setelah kejadian disekolah tadi Raga membawa Dania ke Apartemen nya, sebenarnya ia ingin membawa Dania kerumahnya Tapi sudah pasti bundanya akan mengintrogasinya, mengingat Dania itu sudah bundanya anggap sebagai anaknya sendiri.

Kini terlihat seorang perempuan yang tengah terbaring diatas tempat tidur dengan Raga yang duduk disampingnya sambil mengelus surai rambut Dania.

"Eung," erangnya seraaya merasakan pusing dikepalanya lalu mengedarkan pandangannya menatap laki-laki yang tengah bersamanya Saat ini.

"Dan, lo udah bangun, nih minum gue bikinin Teh anget.." Ujarnya seraya menyodorkan secangkir Teh hangat.

Namun Dania malah diam tidak menerimanya, Dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Gue Mau pulang." Ucapnya dingin

"Iya nanti gue anterin lo pulang sekarang lo minum dulu nih, trus istirahat." Ucapnya lembut

"Gue Mau pulang sekarang Raga." Ketusnya

"Jangan ngebangkang gue Terus Dania, lu ikutin apa Kata gue!" Tegasnya seraya mengeraskan rahangnya.

"Tapi gue Mau pulang Raga."

"Gue bilang diem, lo istirahat."

"Gue Mau pulang." katanya lalu beranjak dari tempat tidur tersebut dengan cepat Raga mengehempaskan Kembali tubuh Dania keatas tempat tidur itu.

"Gue bilang nurut, ya nurut Dania."

"Jangan buat gue lakuin Hal yang gak pernah lo pengen."

Ucapnya seraya mendekatkan wajahnya kearah wajah Dania, Kini Tubuhnya Raga berada diatas Tubuhnya Dania dengan Kedua tangannya yang ia Jadikan sebagai tumpuan agar tidak menindih tubuh sang gadis.

Dania pun dibuat ketakutan oleh perkataan Raga, yang ia tau Raga tidak pernah bermain-main atas perkataannya.

"Ra-Raga, lo ma-mau ngapain?" Tanyanya cemas lalu menutup sedikit matanya dengan nafas beratnya.

Cup

"Mpph,"

Tanpa Kata Raga mencium Sekilas bibir Dania, lalu melumatnya pelan Dan menggigit bibir bawahnya Dania yang berhasil mendatangkan ringisan kecil gadis itu,

Darah segar pun mengalir dibibirnya Dania

"Raga sakit," lirihnya

Namun Raga tidak menghiraukannya Dia Semakin liar melumat bibir tipisnya Dania yang sudah berlumur Darah, lalu Dia Kembali menggigit kecil bibir bawahnya Dania agar gadis ITU membuka mulutnya, Dan berhasil.

"Mppph," selanya lalu Dania memukul-mukul punggung lakI-laki tersebut agar melepaskan tautannya, Dania sungguh sudah kehabisan nafas, dengan cepat Raga pun menyudahi aktivitasnya Dan menatap sang gadis lalu mengelap Darah yang bercucuran dibibir gadisnya.

"Sorry, I'm doing this because i don't want you to go." Ucapnya lalu membawa Dania kedapam dekapannya.

"Lo cukup nurut Sama gue Dan, gue janji gak akan lakuin lebih dari ini Sama lo Selagi lo nurut Sama gue."

"And I promise I won't let you go out of my life."

Gue Sayang Sama lo Ga, Tapi gue cape. Batinnya lalu matanya mulai terpejam.

Mereka pun tertidur dengan Dania yang tertidur diatas dada bidangnya Raga sambil memeluknya.

...Tbc...


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status