Share

6

Drtt ... drt ...

Suara dering ponsel membuat Dania terbangun dari tidurnya, lalu mengambil ponsel yang berada di nakas tepat di sampinh tempat tidur.

Drtt ... drt ...

Selli is calling...

"Selli?" gumamnya lalu mengangkat telponnya

"Hallo Ga? Nanti malem jadi kan ke rumah gue? di rumah juga lagi gak ada siapa-siapa."

Deg!

Tut ... tut ...

Dengan cepat Dania pun memutus sambungan telponnya lalu meletakan Kembali ponselnya Raga ke tempat semula, dan mencoba menahan air matanya yang sudah berkaca-kaca.

Ceklek

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka lalu menampilkan segerombolan laki-laki, yang tak lain adalah Raga dan kawan-kawan.

Mereka pun berjalan mendekat ke arah Dania.

"Udah enakan?" Tanya Raga lembut yang hanya di balas anggukan oleh Dania.

"Eh Bu boss, nih Kita bawain buah-buahan hhe.." ucap Onil cengengesan

"Iya, makasih banyak ya." ucapnya tulus sambil tersenyum manis

"Gilaa senyumnya bi-" ucapnya terpotong kala mendapat tatapan tajam dari Raga.

"Bikin lo tambah Cinta boss, nah iya itu." gelagatnya seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Em Ga,"

"Kenapa ada yang sakit?" Tanyanya cepat

"Nggak ko, gue mau ke toilet dulu deh." ucapnya lalu beranjak

"Mau gue anterin?" tawarnya

"Gak usah." Tolaknya lalu berjalan menuju toilet.

Sampainya di Dalam toilet, Dania pun melihat dirinya di sebuah cermin, dengan susah payah Dania menahan air matanya agar tidak tumpah di depan Raga dan temen-temennya.

"Gue itu pacar lo, Tapi gak berarti apa-apa dalam hidup lo." ucapnya sendu sambil menatap ke arah cermin di depannya

"Gue ada, tapi lo buat seolah-olah gue gak ada."

"Gue di samping lo, tapi hati lo entah untuk siapa Ga,"

"Gue ada tapi seakan lo gak pernah harapin gue dalam hidup lo, dan secara gak langsung lo juga yang buat gue masuk dalam hidup lo."

"Gue bener-bener gak ngerti Ga, kenapa perasaan lo Sama Sekali gak bisa gue tebak?" Ucapnya lalu menghapus jejak air matanya lalu berjalan keluar dari toilet dan menghampiri Raga yang sedang brcanda tawa bersama teman-temannya.

"Udah?" Tanyanya yang lagi hanya di balas anggukan dan senyum tipis oleh Dania.

"Lo istirahat gue Sama yang lain di bawah, kalo ada apa-apa panggil gue." Ucapnya lalu mencium Sekilas puncak kepalanya Dania

"Ekhem, yang masih bocil harap tutup matanya." Celetuk Onil.

"Gue masih kecil gue skip." uvap Jefan

"Gue gak liat mereka gue liat jendelaa." Seru Bima

"Bacot aja lo pada, Dan cepet sembuh ya?" ucap Raka lalu beranjak keluar kamar diikuti yang lain

"Bu boss, cepet sembuh yaaa?" ucap Onil Dan Bima bebarengan

"Dania cepet sembuhh byee!" Ucap Jefan.

Dan kini hanya ada Dania seorang diri.

Sungguh hatinya sesak, Tapi Dia tidak mau terlalu meikirkannya, karna itu hanya akam membuat hatinya Semakin sakit.

Perlahan Dania pun mulai memejamkan matanya lalu tertidur.

Kini jam sudah menunjukan pukul 7 malam, terlihat para lelaki yang tengah bercanda tawa di ruang TV .

"Gengs gimana kalo Kita tebak-tebakan?" Celetuk Onil

"Nah iya, boleh tuh." timpal Jefan

"Sekuy lah." Seru Bima

"Woy, boss Ka, ngikut gak?"

Yang di sebut namanya pun hanya berdehem sebagai jawaban.

"Oke lo semue tebak ni, Kenapa sapi bisa jalan sendiri?" ucap Onil

"Goblog, ya karna dia punya kaki lah." ucap Bima

"Salah."

"Ya karna dia mandiri, gak mau nyusahin orang lain makanya jalannya sendiri." Ucap Jefan

"Salah."

"Karna dia udah gede, makanya bisa jalan sendiri." Seru Raka

"Salah, kalo lo boss?"

"Gak."

"Cupu lo semua, nyerah nih?"

"Oke, jawabannya karna sapi ada huruf i coba kalo di ganti huruf u pasti bakal serem." ucap Onil menjelaskan

Krik ... Krik ...

Lalu teman-temannya pun hanya memutar bola matanya malas, melihat kelakuan temannya yang satu ini.

"Gue heran sama lo Ga, bisa-bisanya model beginian masuk Cyclops." celetuk Bima

"Eeuh lambemu minta tak sleding." Ucap Onil

"Gak tau gue amnesia." ujar Raga

"Keluarkan Onil dari Cyclops sekarang juga." ucap Bima dengan Semangat 86

"Setuju!"

"Setuju!"

"Setuju!"

"Dahla lu semua fake friend." ucapnya histeris

"Lo gak mau nyanyi Nil?" Tanya Jefan

"Gak"

"Yaudah biar gue aja."

"KUTERTAWA.."

"MEMBAYANGKAN BETAPA BAHAGIANYA MELIHAT SI ONIL TERSISKA."

"Tersiksa njirr hahaha.."

"Oh Oke ralat ulang-ulang."

"Lu semua ikutin gue Oke?"

"Asiyapp."

"KUTERTAWAA..."

"Kutertawaa..."

"MEMBAYANGKAN, BETAPA BAHAGIANYA MELIHAT SI ONIL TERSIKSA."

"Membayangkan, betapa bahagianya melihat si Onil Tersiksa."

"Dahla lu semua anjing!" Maki Onil

"Cabut lo semua." ujar Raga dingin

"Wah lo ngusir kita Ga?" tanya Onil

"Iya."

"Astagfirullah, jahat kamu mass." ucapnya histeria

"Najis, cabut sono lo pada."

"Iyaiya elah, tau yang Mau grepe-grepe mah beda hahha.." celetuk Bima

"Yaudah kita cabut, titip salam buat Dania cepet sembuh bye." ucap mereka lalu beranjak keluar.

Raga pun langsung beranjak menuju kamarnya.

Dan terlihat seorang gadis polos yang sedang tertidur pulas, seorang gadis yang telah menemani hari-harinya selama setahun belakangan ini dan seorang gadis yang berupang Kali telah dia sakiti.

Raga pun menghampirI Dania Dan mencium Sekilas puncak kepalanya Dania.

"Sweet dream baby, Sorry gue harus pergi." ucapnya lalu bergegas mengambil jaketnya dan pergi dari sana.

Setelah kepergian Raga, Dania pun membuka matanya ya, Dania tidak tidur dia hanya berpura-pura.

Dalam hatinya ada rasa sesak, sesak mengetahui bahwa kekasihnya akan menemui wanita lain, dan meninggalkannya sendiri yang notabenya sedang sakit.

"Gue Emang gak berarti apa-apa di Hidup lo Ga, tapi apa gak bisa lo hargain sedikit aja perasaan gue. Sakit Ga, sakit." ucapnya lirih

****

Sedangkan di tempat lain Kini terlihat seorang wanita yang tengah menunggu seseorang di depan rumahnya dengan pakaian yang bisa di bilang minim, sangat minim.

Tin! Tin!

Terdengar suara klakson mobil, dan menampilkan sorang pria yang langsung berjalan menghampirinya

"Langsung masuk aja yuk?" ajaknya yang langsung bergelayutan di lengan pria itu.

Mereka pun masuk ke dalam rumah itu.

"Lo duduk bentar ya gue ambilin minum."

Tak lama

"Nih, oh ya lo lama banget sih gue nungguin lo dari tadi tau." ucapnya manja seraya menggigit bibir bawahnya

"Lupa." ucapnya dingin

"Ko lupa sih, Padahal'kan tadi siang gue udah telpon lo."

"Maksud lo?"

"Iyakan tadI siang gue nelpon lo, tapi malah lo matiin gitu aja."

Deg!

Apa ini bahkan dari Pagi pun Raga belum mengecek ponselnya, tidak.

"Terus lo bilang apa?" tukasnya

"Gue cuma bilang ntar malem lo jadi kan ke rumah gue, gitu doang."

"Akh sial!" umpatnya lalu beranjak keluar.

"Raga lo Mau Kemana?"

"Cabut."

"Raga ih baru juga dateng." sebalnya

Sedangkan Raga kini tengah melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, bak orang kesetanan.

"Sial!" umpatnya seraya memukul-mukul setir mobilnya.

...Tbc...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status