Share

7

Ting!

Bundahara💸

Raga bunda masih ada urusan, kemungkinan malem ini gak pulang ayah juga masih ada kerjaan di singapura jadi belum bisa pulang kamu baik-baik sama Dania ya, jagain calon mantu bunda jangan bandel,

Loveyou😘

(Read)

Dania hanya tersenyum melihat isi Pesan itu lalu beranjak berjalan, menuju dapur untuk mengambil minum.

Ketika Dania hendak duduk tiba-tiba sebuah lengan kekar melingkar sempurna di pinggangnya, yang membuat Dania terpelonjak kaget lalu berbalik badan dam menatapnya.

"Raga?"

"Em Ga, gue cuma ambil minum ko tenggorokan gue seret banget makanya gue turun kebawah."

"Dan iya lo pasti lupa bawa HP ya? tadi bunda ngabarin kalo malem ini dia gak bisa pulang masih ada urusan." Ucapnya lalu melepaskan tangan Raga dari pinggangnya. "Yaudah ya, gue keatas dulu ngantuk, good night Raga." Lanjutnya lalu berjalan meninggalkan Raga.

Baru beberapa langkah Raga sudah kembali memeluknya dari belakang lalu menyembunyikan wajahnya di celuruk leher Dania sambil menghirup aroma mint khas Dania.

"Kenapa lo diem?" tanyanya

"Ga, apa sih awas ih geli.."

Lalu Raga pun melepaskan pelukannya Dan beralih menatap wajah gadisnya yang tampak biasa saja dan santai.

"Raga lo kenapa sih? kesambet?" tanyanya

"Lo tau Selli nelpon gue dan lo juga tau gue pergi nemuin Selli?" tanyanya penuh selidik dan yakin

"Hahha apasih Ga, orang dari tadi tuh gue tidur ada-ada aja deh lo, udah ah gue ke atas mau tidur ngantuk." ucapnya mengelak lalu Kembali melangkahkan kakinya

"Padahal gue lebih suka yang lo ngomel-ngomelin gue waktu gue salah, bukan gini gue tau lo sakit." ucap Raga sontak membuat Dania memberhentikan langkahnya dan diam di tempat.

Lalu Raga menghampiri Dania dan menatap gadis itu sendu.

"Udah tau gue sakit, masih aja di lakuin." ucapnya tersenyum

"Emang kalo gue ngomelin lo, bakal lo dengerin? yang ada kalo gue ngomelin lo tuh lo dengerin pake kuping kanan keluar kuping kiri, gak akan masuk ke otak lo Ga." ucapnya menjeda sejenak perkataannya dan mengatur nafasnya dalam-dalam. "Perkataan gue bagi lo itu cuma angin lewat, dan apa lo pernah pikirin perasaan gue sedikit aja, waktu lo berusaha berulang kalinya coba nyakitin perasaan gue? bahkan perasaan gue itu cuma hamparan debu yang gak berarti apa-apa buat lo Ga."

"Gue ngerti ko Ga, gue ini cuma orang asing yang lo tarik paksa masuk ke dalam hidup lo." lirihnya

"Lanjutin Ga, lanjutin jatah nakal lo, berlari kemanapun yang lo mau, kalo lo udah cape dan gak mau berlari lagi lo liat kebelakang masih ada gue." ucapnya menjeda perkataannya "Kalo belum terlambat." ucapnya melangkahkan kakinya meniki tangga.

Sedangkan Raga yang hanya berdiam mematung di tempatnya

"Gue tidur di kamar tamu jadi lo bisa tidur di kamar lo, night Raga." ucapnya lalu berjalan menuju kamar tamu.

Raga tertunduk lemas sungguh ia sangat mencerna baik-baik perkataan gadisnya apa selama ini Raga sudah keterlaluan? entahlah pikirannya sungguh kacau.

Kini Dania tengah duduk di depan cermin, dan menatap dirinya sendiri di cermin dengan sendu, miris satu Kata yang menggambarkan perasaannya saat ini.

Tak terasa air mata pun mulai berjatuhan membasahi pipi Dania.

Tak lama

Ceklek

"Dan?" Panggil Raga yang baru saja memasuki kamar tersebut.

Dengan cepat Dania pun menghapus air matanya gusar, lalu menatap Raga dengan senyumannya, entahlah senyum apa.

"Kenapa Ga?" Tanyanya lembut

"Gue kira lo udah tidur." ucapnya seraya berjalan menghampiri Dania

Lalu bertekuk di hadapan Dania Dan mengambil alih kedua telapak tangannya.

"Kenapa lo masih sabar? kenapa lo masih bertahan?" tanyanya lirih

"Gue cuma punya kesabaran Ga, gue gak punya apa-apa buat mencintai lo. Dan gue bukan bertahan, gue cuma mempertahankan sesuatu yang harus gue pertahanin. Cinta lo dan hubungan kita." jelasnya tersenyum sendu

"Em, Ga? Kalo misalnya udah gak ada yang mau di bicarain. Bisa tinggalin gue sendiri gak? gue ngantuk banget mau istirahat." lanjutnya

Raga pun tak bisa berkata apa-apa, dia hanya bisa berdiam Padahal Sebelum menemui Dania banyak Sekali yang mau dia bicarakan Tapi semenjak dia mendengar rintihan hati Dania mulutnya seakan terkunci, pikirannya seakarn berhenti sejenak.

"Gue keluar Dan, sorry and good sleep." ucapnya keluar dari kamar tersebut.

Dania yang melihat itupun hanya tesenyum miris, bahkan saat Dania mengeluarkan isi hati dan unek-unek yang ada di kepalanya Raga hanya diam.

***

"Belajar yang rajin, gue gak masuk kelas mau ke rooftop."

"Kenapa?"

"Males."

"Yaudah gue masuk dulu." ucap Dania lalu memasuki ruang kelasnya

"Daniaa!"

"Apasih Feb?"

"Kata kak Bima lo kemaren sakit bener?"

"Gila lo sejak kapan pake embel-embel kak hahha..."

"Biar keliatan muda aja sih gue hahha.."

"Eh btw beneran lo sakit?" Lanjutnya

"Gue gapapa ko cuma demam biasa, mungkin efek kehujanan waktu itu."

"Sorry ya, gue gak jenguk lo abisnya pacar lo larang gue buat nemuin lo ganggu katanya gitu."

"Iya gapapa, sorry ya lo kan tau Raga gimana."

"Iyaiya deh."

"Eh ko lo bisa tau gue sakit dari kak Bima?"

"Dia nelpon gue."

"Cieee, yang dulunya bilang benci banget sekarang diem-diem lagi PDKT." goda Dania

"Dania apasih gue tuh tetep benci ya sama dia, yakaleng gue PDKT sama buaya cap kodok kea dia iewwh.." Serunya

"Jangan terlalu benci Feb ntar kalo suKa ribet."

"Kaya lo sama Raga gitu?"

"Ko jadi gue sama Raga sih, ini tuh lo sama kak Bima haha.."

"Kantin kuy,"

"Gass."

"Eh Dan, lo bukannya sekertaris Osis ya? tapi ko gue gak pernah liat lo ikut kumpul atau rapat Osis gitu sih?"

"Sekertaris Osis tuu bukan cuma satu Feb, jadi Kita udah kebagian tugas masing-masing."

"Ooh yaudahlah."

Setelah mereka sampai di kantin terlihat Kantin Saat ini sangat ramai.

"Eh Dan, itu temen-temennya Raga tapi kayanya pacar lo gak ada deh."

"Iyaya, yaudah samperin aja yuk?" ucap Dania lalu berjapan menghampiri meja Raka dkk.

"Eh Bu boss, nyariin si boss pasti ya?" celetuk Onil

"Iya, Raganya mana?"

"Dia tadi ke toilet bentar, tar lagi juga nongol sini duduk aja dulu bareng kita." ucap Bima

Dania Dan Feby pun ikut duduk bergabung dengan mereka.

"Eh ada bitch, seneng ya di lindungi banyak cowo sekaligus." ucap Selli yang menghampiri Dania

"Kalian di kasih apa sih Sama dia? tubuhnya pasti ya?" lanjutnya nyinyir

"Udah deh Sell, mending lo pergi sono Sayang tuh Sama muka cantik lo tapi kelakuan Kaya nenek sihir." ceketuk Jefan

"Gue gak ada urusan Sama lo, urusan gue Sama si jalang ini." ucapnya menunjuk ke arah Dania

"Lo-"

"Udah Feb, biarin aja anggap aja dia lagi mirror."

"Maksud lo apa?!" Bentaknya menunjuk wajah Dania, Dania puj beranjak lalu berdiri menatap wanita di depannya ini dengan sinis.

"Ko lo marah? lo ngerasa? Padahal gue gak ada bilang nama lo tuh."  sindirnya

"Lo itu emang bitch, lo emang pantes jadi Jalangnya Raga, lo pikir Raga serius sama lo? Haha.. mimpi lo bitch lo itu adalah anak yang gak di harepin."

"Maksud lo?"

"Buktinya orang tua lo gak pernah kan namanya ngurusin lo, apalagi kalo bukan gak di harepin? Gue kesian sama lo, bisa-bisanya lo mikir kalo Raga itu serius sama lo."

Plak

"Gausah bawa-bawa orang tua gue!" tegasnya berhasil menampar pipi Selli

"Dania!" suara serak tajam milik seseorang yang berjalan menghampiri Dania.

...Tbc...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status