Share

Bab 2 - Pulang ke Sheffield

Bab 2 - Pulang ke Sheffield

Bagian 1

Setelah Muhanov dan Andreana menikah, Muhanov langsung membuat perencanaan untuk perjalanan mereka ke Kota Sheffield. Sebelum itu Muhanov harus menyelesaikan beberapa hal seperti memasukkan data keluarga dan kependudukan yang nantinya akan dimasukkan di data Keluarga Vangarian.

Prosesnya berlangsung selama 2 hari, agak lama untuk kerajaan mengurusnya karena agak sibuk untuk persiapan ulang tahun perdamaian. Setidaknya Muhanov bisa menyelesaikannya agar dia bisa mendapatkan Surat izin Perjalanan yang biasa dimiliki oleh para Petualang, Pedagang, dan Orang-orang khusus seperti dirinya yang ingin melakukan perjalanan keluar dari Kerajaan.

Meskipun Briton adalah anggota Negara Meja Bundar dan Surat itu tidak diperlukan, hanya saja Muhanov memerlukannya jika suatu saat ada hal yang tidak diinginkan saat memasuki kota dari Kerajaan tertentu. Hal ini membuat Andreana jadi tidak sabar.

“Aku ingin pulang, aku ingin pulang, aku ingin pulang, Muhanov!” teriak Andreana.

Andreana merengek-rengek kepada Muhanov yang masih menulis formulir untuk mendapatkan Surat Izin Perjalanan. Dia menggoyang-goyangkan tubuh Muhanov sampai dia tidak bisa menulisnya

“Sabar sedikit.” kata Muhanov sambil melepas kedua tangan Andreana yang mengganggu dia menulis.

“Kau tidak perlu menulis itu kan? Lagipula Briton dan Vangarian sekarang sudah berdamai. Kita semua kan bebas kalau jadi warga dibawah Aliansi Meja Bundar”. ucap Andreana.

“Meskipun begitu, aku harus membuat ini”.

“Kenapa?”

“Karena aku anggota keluarga Kerajaan Vangarian.”

Andreana langsung memasang muka cemberut.

“Aku ingin pulang, aku ingin pulang, aku ingin pulang!” teriak Andreana lagi.

Muhanov tidak menghiraukan rengekan Andreana, setelah selesai dia menulis dia berdiri dan langsung ingin memberikan formulir ini kepada petugas yang ada di Kantor Surat. Saat Muhanov ingin membuka pintu, gagang pintunya ditahan oleh Andreana.

“Andreana, aku tahu kau tidak sabar. Tapi ini kewajibanku, aku tidak mau menyusahkan Sofia.” ucap Muhanov

Andreana langsung cemberut, dia melepas gagang pintunya dan langsung tidur-tiduran di kursi. Yah mungkin Muhanov merasa bahwa memang terlalu lama dia mengurusnya karena banyak kesibukan di Kerajaan, tapi dia berharap hari ini bisa selesai agar Andreana tidak cemberut terus.

Tapi Muhanov masih memiliki masalah lain, yaitu Elizabeth, seorang ‘demi-human’ ras kucing sekaligus Manusia-Peliharannya masih belum mau menerima Andreana jadi sedikit masalah baginya. Elizabeth sendiri tidak mau melayani Andreana meskipun dia sudah menjadi istrinya. Karena itu Elizabeth tetap mengikuti kemanapun Masternya pergi dan tidak mau menemani Andreana yang ditinggal di ruangannya untuk mengurus surat izin tersebut meskipun Muhanov menyuruhnya untuk menemani Andreana.

“Sampai kapan kau mau membenci Andreana terus?” tanya Muhanov.

“Aku tidak menerimanya Master, aku tidak akan menerimanya.” jawab Elizabeth.

“Tapi dia sudah mengizinkanmu untuk ikut ke kampung halamannya.”

Elizabeth tidak mau menjawab dan memalingkan mukanya.

“Yah asal kau tidak membuat Andreana marah”. kata Muhanov sambil mengelus kepala Elizabeth “Aku tidak akan memaksamu untuk menambah simbol perintah sihir Manusia-Peliharaan kepada Andreana.”

“Tunggu.” kata Elizabeth langsung berdiri “Master berencana untuk memberikan simbol perintah sihir Manusia-Peliharaan kepada Andreana?”

“Iya, karena kau menolaknya dan sering—kau tahu, menggeram setiap dia mendekatimu atau mendekatiku.”

“Master kejam, kenapa kau mau melakukan itu.”

“Tidak ada pilihan lain bukan, sekarang dia adalah istriku. Kalau kau masih bersikap begitu dan Andreana mulai risih. Aku akan melakukan itu. Kecuali kalau kau mau pilihan kedua.” Muhanov berdiri dan menatapnya dengan ekspresi sangat marah, “Aku akan menjualmu.”

Elizabeth tidak bisa berkata apa-apa saat Muhanov mengatakan kalimat itu, bisa dibilang dia sangat shock saat mendengar kalimat “aku akan menjualmu”. Dia langsung duduk dan tangannya gemetar. Telinga kucingnya juga turun dan ekornya mulai melambai

“Aku serius.” kata Muhanov sambil menatap wajah Elizabeth, “Aku tidak peduli dimarahi Sofia nantinya jika aku menjualmu.” Muhanov memegang dagu Elizabeth dan melihat wajahnya yang ketakutan, “Apalagi kau masih memiliki harga jual jika aku menjualmu di tempat perbudakan Elizabeth. Wajahmu yang manis, tubuhmu yang montok, dan buah dada besarmu ini harganya pasti sangat mahal dari harga budak pasaran jika aku menjualmu ke pria bejat di luar sana!”

Elizabeth langsung merinding saat Muhanov mengatakan hal tersebut. Ekornya melambai pelan, dia sangat ketakutan karena ancaman itu. Dia bahkan ingin menangis tapi dia menahannya. Elizabeth tidak punya pilihan lain selain harus menuruti Masternya. Sekalipun tanpa mantra perintah Manusia-Peliharaan, Elizabeth tidak akan bisa mengeluh jika Muhanov mengatakan hal tersebut.

Nama Muhanov tiba-tiba dipanggil oleh petugas. Dia lalu pergi mengambil surat kepada petugas dan kembali lagi melihat Elizabeth yang masih duduk sambil menunduk dengan telinganya masih turun

“Elizabeth.” panggil Muhanov membuat ekor Elizabeth tiba-tiba berdiri, dia sedikit kaget saat dipanggil “Ayo pergi, urusan kita selesai. Sekarang aku bisa membawa Andreana ke Kampung Halamannya. Apa kau ikut?”

Elizabeth mengangguk.

“Bagus. Asal kau tahu, aku tidak peduli denganmu sekarang. Kecuali jika kau masih ingin tetap bersamaku. Jangan membuatku melakukannya. Apa kau paham?” tanya Muhanov

“Baik, Master.” jawan Elizabeth dengan lirih.

Elizabeth lalu mengikuti Masternya dengan telinganya masih turun dan ekornya melambai.

Bagian 2

Andreana masih melamun sambil tersenyum memandangi tampilan status yang dia tampilkan. Meskipun senyumnya terlihat lelah tapi dia merasa bebannya sudah hilang

Tampilan yang dia lihat adalah tampilan [Relationship] yang memperlihat sebuah kotak seperti tampilan [Party], tapi tampilan ini terlihat berbeda dan memiliki posisi yang berbeda. tampilan itu adalah tampilan khusus yang digunakan jika ada seseorang sudah menikah.

"Sudah 2 minggu sejak pernikahan kita dan kau masih memandangnya?" tanya Muhanov.

"Tidak apa-apa kan." jawab Andreana sambil senyum-senyum sendiri.

Meskipun begitu dia tidak mengabaikan Muhanov yang memberikannya Sup hangat yang baru saja dimasak.

"Masih sekitar 1 hari lagi untuk sampai ke Kota Sheffield." kata Muhanov sambil duduk di sampingnya.

Andreana meletakkan mangkuknya dan memeluk tangan kiri Muhanov

"Kau gugup bertemu dengan orang tuaku? Terutama Ayahku?" ucap Andreana sambil tertawa kecil

"Tidak." jawab Muhanov.

"Benarkah? Orang tuaku itu Templar sejati lho dan punya keyakinan kuat serta bisa mudah membujuk orang untuk ikut dengan Templar. Ah mungkin Elizabeth akan lebih mudah dibujuk dan dia bisa jadi Templar."

"Kenapa kau malah membawa-bawa Elizabeth?"

Andreana tersenyum saat melihat alis Muhanov mengerut karena marah

"Hahaha aku bercanda, jangan marah begitu." Andreana lalu berdiri "Aku membawamu ke kota kelahiranku untuk melayat saja sebenarnya. Setidaknya aku ingin kau menemui kekasihku dulu yang gugur dalam perang. Secara kasarnya kau yang membunuhnya."

Muhanov terdiam beberapa saat

"Oo... Hooo." gumam Muhanov pelan.

"Jangan gugup begitu, dia sudah meninggal. Dia juga tidak akan menghantuimu karena kau sudah merebut kekasihnya." kata Andreana sambil tertawa kecil.

Tetapi Muhanov tidak bisa tertawa dengan humor gelapnya

"Kau lucu kalau terlihat gugup Muhanov." kata Andreana sambil menyentil hidung Muhanov

"Bercandamu tidak lucu Andreana." ucap Muhanov

"Benarkah? aku rasa lucu kok."

Andreana lalu berjalan masuk ke dalam tenda, dia melihat bayangan Andreana mau mendekati Elizabeth yang sedang tidur, tiba-tiba dia peluk Elizabeth dan membuatnya kaget. Elizabeth terdengar menggeram tapi habis itu dia jadi tenang setelah dipeluk Andreana.

"Dasar Andreana, seharusnya dia jangan mengagetkan Elizabeth seperti itu. Untung saja Elizabeth tidak otomatis mencakarnya."

Selama Elizabeth tetap patuh kepada Muhanov seperti yang pernah dia ancam dulu, Andreana akan baik-baik saja menjahili Elizabeth untuk sementara waktu.

“Permisi.” kata seorang bapak ikut duduk di depan perapian bersama istrinya

“Ah Silahkan.” kata Muhanov sambil memberikan dua mangkuk kepada sepasang suami istri tersebut

“Maaf ya, kami jadi merepotkanmu.”

“Tidak apa-apa.”

Mereka berdua adalah sepasang suami istri yang baru saja memiliki anak. Mereka bertemu dengan Muhanov saat mereka tidak bisa mendapatkan petualang yang mau menerima misi pengawalan ke kota Sheffield. Berhubung Muhanov juga akan ke kota Sheffield, Muhanov menerima misi mereka tanpa dibayar. Apalagi Andreana juga hafal rute jalan di Hutan Serangga, jadi mereka bisa melewati hutan tersebut tanpa bertemu dengan monster.

“Maaf kami belum berkenalan dengan baik tadi. Namaku Jack Turner dan ini istriku Tia. Jika kami boleh bertanya, siapa namamu Petualang?” tanya Jack.

“Aku bukan Petualang, aku hanya bekas tentara. Namaku Muhanov, Muhanov Merlinstone.” jawab Muhanov

Wajah mereka langsung sedikit kaget ketika mereka mendengar nama Merlinstone. Istrinya berbisik kepada suaminya tapi setelah itu mereka berdua tersenyum kepada Muhanov.

“Ada apa?” tanya Muhanov.

“Maaf, kami hanya sedikit terkejut mendengar nama margamu.” kata Jack.

“Kau tidak sopan.”

“Maafkan kami. Tapi aku tidak menyangka jika dirimu dari Keluarga Bangsawan Merlinstone.”

“Hmm.”

Muhanov merasa mereka adalah korban keluarga Merlinstone saat perang, meskipun perang sudah usai tentu saja kenangan pahit yang mereka derita saat perang dulu masih ada. Tapi sepertinya mereka juga tidak terlihat canggung saat Muhanov menawari mereka teh hangat setelah makan malam tadi.

“Ngomong-ngomong, eee… Tuan Merlinstone—”

“Muhanov saja tidak apa-apa.” kata Muhanov memotong kalimat Jack.

“Baiklah. Muhanov, untuk apa kau ke Sheffield?”

“Mengunjungi kampung halaman istriku saja. Kalau kalian kenapa disini?”

Suami istri itu lalu menatap satu sama lain.

“Kami ingin pergi ke Sheffield untuk membawa putri kami yang baru lahir untuk didoakan. Kami disarankan oleh biarawati dari kota kami jika bayi kami ingin mendapatkan berkah dan rahmah Tuhan lebih banyak, maka kami harus meminta doa dari Grand Master. Berhubung Grand Master selalu berkumpul di pusat Istana Templar di kota Sheffield, jadi kami berencana kesana.. Hanya saja kesulitannya adalah jalan menuju tempatnya, kami bisa saja melewati jalan yang lebih jauh tanpa melewati Hutan Serangga, tapi kami tidak memiliki kereta yang bisa membawa kami. Jadinya kami memasang selembar misi agar kami bisa diantarkan ke kota Sheffield menembus Hutan Serangga. Kami berterima kasih Tuan sudah membantu kami.”

Muhanov baru tahu ada hal semacam itu.

“Kalau soal itu, aku punya kenalan Grand Master yang bisa mendoakan bayimu.” kata Muhanov

“Eh benarkah?” ucap Jack dengan terkejut.

“Ya, dan kalian sudah menemuinya saat pertama kali aku menerima misimu. Dia adalah istriku, Andreana Merlinstone, atau dulunya dikenal dengan nama Andreana Sheffield, Grand Master Templar—begitulah dia menyebutnya”

Kedua orang tersebut langsung terkejut dan langsung bersyukur. Mereka terlihat sangat gembira saat Muhanov menyebut ada Grand Master yang selama ini bersama mereka. 

Keesokan harinya setelah Muhanov memperkenalkan istrinya kepada mereka dan menjelaskan apa yang mereka inginkan, Andreana langsung menyetujuinya. Kedua orang tersebut lalu membawa bayi mereka dan diletakkan di atas kotak yang disediakan oleh Muhanov.

Kotak itu diberi alas yang kulitnya berasal dari pohon apel dan selalu dibawa oleh Andreana, dia melipat beberapa handuknya dan ditaruh di bawah tubuh bayi tersebut agar dia merasa empuk.

Andreana lalu mencabut pedangnya dari sabuknya. Dia lalu berlutut dan memeluk pedang tersebut sambil mengarahkan wajahnya ke tubuh bayi itu

“Wahai Tuhan yang menciptakan kami. Terima kasih karena Tuhan memberikan kesempatan kepada anak ini untuk lahir. Ya Tuhanku, penuhilah hati anak ini dengan cahaya dan kebaikan sekalipun jalannya penuh liku, berikanlah meskipun sedikit setitik cahaya dan jadikan mereka hamba-hamba-Mu yang pantas menerima nikmat.” ucap Andreana dengan lembut

Pedang Andreana mengeluarkan sinar bewarna hijau, sinar tersebut lalu menyelimuti Andreana bersama bayi tersebut. Aura hijau tersebut menyelimuti mereka selama satu menit, setelah selesai Andreana menaruh kembali pedang tersebut ke sabuknya dan mencium kening bayi itu.

“Terima kasih Grand Master Templar Andreana Merlinstone. Kami tidak menyangka bisa mendapatkan kesempatan yang begitu langka seperti ini” kata sang istri, Tia sambil memeluk anaknya.

“Sudah menjadi tugasku melakukan hal ini. Tapi kenapa kalian tidak mengenalku?” tanya Andreana.

“Maafkan ketidak sopanan kami, Grand Master” kata Jack sambil berlutut diikuti oleh Tia, “Kami benar-benar tidak tahu. Maafkanlah dosa-dosa kami karena tidak mengenalmu”

“Yah, tidak apa-apa. Wajar saja kalian tidak mengenalku karena aku dulu sering terjun ke medan perang.”

Andreana lalu mendekati Muhanov yang sedang menyiapkan kereta kudanya.

“Sudah selesai?” tanya Muhanov.

“Ya.” Andreana tersenyum saat melihat sepasang suami istri itu terlihat bahagia sambil membawa bayinya “Aku senang punya kesempatan melakukan ini.”

“Memangnya kau jarang?” 

“Begitulah, saat perang berlangsung. Aku tidak pernah memiliki kesempatan bertugas sebagai biarawati meskipun awalnya aku ditugaskan seperti itu. Ujung-ujungnya aku malah berada di medan perang dan bertemu denganmu disana.” kata Andreana sambil membantu Muhanov merapikan kotak di dalam keretanya “Aku juga bersyukur bayi itu lahir tanpa perlu mengetahui kejamnya perang.”

“Begitu ya?” 

Setelah merapikan perkemahan dan memasukkan semuanya ke dalam kereta, kedua orang tersebut masih ikut dengan Muhanov ke Kota Sheffield. Mereka berbincang-bincang sebentar dengan Andreana sambil mengajak sepasang suami istri itu ikut doa bersamanya sepanjang malam.

Setelah berjam-jam mereka menelusuri jalan hutan, akhirnya mereka sudah keluar dari hutan dan terlihat Kota Sheffield. Kampung halaman Andreana. Andreana begitu sangat senang saat dia bisa melihat gerbang kota tersebut.

“Aku pulang!” teriak Andreana.

Setelah itu, Andreana langsung turun dari kereta kuda dan berlari dengan sangat cepat.

“Andreana! Tunggu!” panggil Muhanov

Andreana tidak menghiraukan panggilan Muhanov dan langsung berlari menuju gerbang kota tersebut.

“Istrimu benar-benar semangat sekali ya?” Kata Jack saat ikut duduk disamping Muhanov untuk melihat Kota Sheffield dengan jelas

“Ya aku tidak menyangka dia masih bisa lari secepat itu.” kata Muhanov

Untuk seseorang yang sudah berumur 45 tahun, Andreana masih terlihat sangat luwes.

Andreana terlihat melambai-lambai tangannya saat Muhanov hampir sampai ke gerbang kota tersebut. Dibelakangnya ada para penjaga kota yang menjaga gerbang Kota Sheffield.

“Lama sekali Muhanov.” kata Andreana.

“Kau bercanda ya?” jawab Muhanov.

Andreana tertawa tapi setelah itu ada seorang pria berjalan mendekati Andreana. Tubuhnya kekar dan besar sekali, rambutnya mirip dengan Andreana, merah pekat dengan pirang di ujungnya. Dia memakai baju bangsawan tapi kancingnya dibuka sehingga terlihat dengan jelas otot-otot yang terbentuk dari leher sampai perutnya.

“Muhanov, ini pamanku. Reo Sheffield. Dia yang bertugas sebagai Kepala Penjaga kota Sheffield” kata Andreana memperkenalkannya.

Muhanov lalu turun dari kereta sambil mendekati Reo, “Namaku—”

“Muhanov ya? Keponakanku sering bercerita tentangmu. Kau terlihat sedikit kurang dari ekspektasiku, tapi karena aku sering mendengar cerita keponakanku—sampai telingaku sakit mendengarkan namamu yang diulang-ulang sama dia—aku rasa kau benar-benar pria yang cocok untuk dia nikahi.” kata Reo “Namaku Reo Sheffield, seperti yang keponakanku bilang, aku Kepala Penjaga Kota ini. Jadi meskipun kau berasal dari Keluarga Merlinstone, kau tidak akan diganggu oleh orang-orang disini.”

Reo Sheffield langsung memberikan aura yang sama seperti istrinya, terlebih lagi auranya juga hampir mirip dengan ayah Andreana.

“Apa maksudnya.” tanya Muhanov.

“Yah bagaimana ya? Meskipun perang masih usai, kadang masih ada rasa ‘perang dingin’ antara orang-orang yang berasal dari Varangian, tapi sekarang!” kata Reo sambil menepuk bahu Muhanov dengan keras “Keponakanku sudah menjadi bagian dari keluarga Merlinstone, jangan khawatir kau diterima baik disini. Ha ha ha ha ha.”

Muhanov sepertinya paham apa yang dimaksud Reo, dia merasa ada hawa kebencian dari beberapa penjaga. Tapi meskipun begitu para penjaga mau membantu Muhanov saat dia meminta tolong memanggilkan taksi kepada Jack dan Tia.. 

“Terima kasih Muhanov dan Grand Master Andreana. Semoga Tuhan memberkati kalian.” kata Jack sambil mengepalkan tangan ke dadanya dan menunduk..

“Semoga Tuhan memberkati kalian semua” kata Andromeda membalas seperti yang mereka lakukan.

Suami istri itu lalu pamit untuk pergi dan berterima kasih karena sudah mengawal mereka. Andreana melambaikan tangan kepada mereka setelah sepasang suami istri itu sudah pergi bersama taksi. Jack dan Tia juga membalas lambaian Andreana.

Setelah itu Andreana mendekati pamannya.

“Paman, lihat-lihat.” kata Andreana sambil menampilkan panel [Information] kepada Reo.

“Iya aku sudah tahu, tanpa melihat panelmu pun aku juga bisa melihat panel [ID]mu yang sudah berubah nama marganya” kata Reo sambil mengelus kepala Andreana “Meskipun agak terlambat, selamat atas pernikahanmu Andreana.”

“Ya.” kata Andreana tersipu malu

Setelah itu Muhanov dan Andreana kembali naik ke kereta kuda. Mereka pamit kepada Reo dan langsung melanjutkan perjalanan menuju rumah Andreana. Rumah Andreana berada di pusat kota Sheffield, Rumahnya begitu besar dan halamannya sangat luas. Dia bisa melihat banyak sekali pohon beringin yang ditengahnya diberi seperti sungai kecil yang mengelilingi pohon tersebut.

Saat mereka sudah hampir sampai dengan pintu depan, disana terlihat 2 orang yang berdiri menunggu. Ternyata yang sudah menunggu mereka adalah ibu Andreana, dia juga ditemani oleh seorang demi-human ras kucing di sampingnya dengan memegang tubuh dan tangannya.

Andreana lalu turun dari kereta kuda dan memeluk nenek tua itu

“Ibu, aku pulang.” kata Andreana.

“Selamat datang Andreana. Bagaimana perjalananmu?” tanya nenek membalas pelukan Andreana.

“Yah menyenangkan sekali—Ah Ibu. Muhanov Merlinstone sudah menjadi suamiku.”

Muhanov lalu berlutut di depan ibu Andreana dan mencium punggung tangan ibunya

“Selamat pagi, Nyonya Rim Sheffield.” kata Muhanov

“Ya ampun, Muhanov. Kau sekarang sudah menjadi menantuku. Kenapa kau masih memanggilku Nyonya? Panggil saja aku ibu, karena aku juga ibumu sekarang” kata Rim sambil menepuk lengan Muhanov

“Ya, ibu.”

“Jadi, bagaimana? Apakah anakku merepotkanmu di Vangarian?”

“Ibu!” kata Andreana marah.

“Tentu saja tidak, bu.” jawab Muhanov.

“Benarkah? Aku tidak percaya. Andreana ini kan anaknya tidak suka diam, sejak kecil sudah nakal, tomboi, dan suka lari kesana-kemari.” kata Rim sabil tertawa pelan, “Pasti dia sudah membuat keributan di rumahmu. Aku bisa melihatnya di wajahmu!”

“Ibu! Kenapa kau malah cerita seperti itu!” teriak Andreana marah sambil menahan malu.

Muhanov tersenyum melihat ekspresi Andreana, “Tidak ibu. Dia sudah menjadi istri yang baik bagiku”

“Benarkah itu? Aku tidak percaya jika aku melihat wajahmu. Tapi ingat, jka dia nakal, laporkan kepadaku dan aku akan langsung memarahinya!” kata Rim.

“Duuuhh ibu ini!” ucap Andreana kesal.

Rim dan Muhanov tertawa bersamaan.

“Tapi” kata Rim sambil memegang tangan Muhanov “Dia sudah menjadi wanita yang hebat sekarang, dan juga sudah menikah. Aku sangat bersyukur. Terima kasih Muhanov karena sudah mau menerimanya.” Rim lalu mencium tangan Muhanov dengan hidungnya

“I… Iya.” kata Muhanov, dia jadi salah tingkah ketika seseorang yang paling tua menciumi tangannya.

“Kalian pasti sangat capek pada perjalanannya kan? Sirly, tolong panggilkan pelayanmu yang lain dan bantu membawa barang-barang mereka.” kata Rim.

“Baik Master.” jawab Sirly.

Sirly sang gadis kucing itu lalu memanggil teman-temannya. Mereka lalu satu per satu datang dan mulai membawa keluar barang yang ada di dalam kereta. Elizabeth juga ikut membantu pelayan tersebut untuk mengeluarkan barang-barangnya, setelah itu Elizabeth turun dari kereta dan berdiri di belakang Muhanov.

“Ah siapa gadis di belakangmu Muhanov.” Rim menunjuk Elizabeth

“Ini Elizabeth. Dia manusia-peliharaanku.” jawab Muhanov

Elizabeth membungkuk di depan Rim.

“Kau gadis yang manis, Elizabeth.” kata Rim sambil mengelus kepala Elizabeth, setelah itu dia menoleh ke Andreana, “Andreana, apa rencanamu setelah ini?”

“Aku akan melayat dan mengembalikan pedang Excalibur ke Kardinal.” jawab Andreana.

“Oh begitu. Kalau begitu istirahatlah dulu. Kakakmu sekarang tinggal disini untuk menemaniku.”

Andreana lalu mengantarkan Muhanov dan Elizabeth menuju ke ruangan pribadinya. Mereka melewati lorong yang penuh dengan potret manusia. Masing-masing potret tersebut ada tanggal di bawahnya dan kedua ujung bawahnya diberikan sebuah lilin. 

“Siapa mereka?” tanya Muhanov.

“Daftar Kepala Keluarga Sheffield.” jawab Andreana. 

“Wah banyak sekali.”

“Lihat ini Muhanov, ada ayahku.” kata Andreana sambil menunjuk potret ayahnya.

“Geehh.” kata Muhanov sambil sedikit terkejut. Kenangan jelek saat bertemu dengan ayah Andreana jadi teringat kembali.

“Sekarang potret terbaru keluarga Sheffield bukan ayahku lagi, tapi kakakku. Potretnya ada di sebelah ayahku.” kata Andreana menunjukkan seorang pria dengan rambut merah panjang dan berujung pirang seperti Andreana.

“Aku tampan sekali bukan?” kata seorang pria dari belakang dan mengagetkan mereka. “Oh maaf, maaf. Aku mengagetkan kalian ya?”

Pria tersebut langsung pergi sambil senyum-senyum.

“Dia?” tanya Muhanov.

“Kakakku, Andrew Sheffield, sekaligus pemimpin Keluarga Sheffield sekarang” kata Andreana, “—Hei kak! Aku sudah menikah lo! Ini suamiku.”

“Ya, ya, ya, selamat untukmu Andreana.” balas Andrew sambil terus berjalan pergi.

“Salam yang hangat.” kata Muhanov.

“Yah, sudahlah. Ayo lanjut jalan ke ruanganku Muhanov.” kata Andreana.

Sesampainya di Ruangan Andreana, mereka bertiga lalu masuk. Kamarnya juga ternyata sangat luas, kamar Muhanov sendiri tidak seluas ini.. Andreana lalu berlari menuju kasurnya dan memeluk boneka beruangnya

“Ahh kangennya. Enak sekali kalau sudah sampai di rumah.” kata Andreana

Andreana lalu berguling-guling di kasurnya. Lalu terdengar seseorang mengetok pintu

“Silahkan masuk.” jawab Andreana.

Ternyata Rim yang mengetoknya, dia datang menggunakan kursi roda sambil di dorong oleh Sirly.

“Andreana, jika kau siap dengan ‘itu’. Aku akan mempersiapkannya.” kata Rim.

Itu? Muhanov tidak paham apa yang dimaksud dengan Rim, tapi dia bisa melihat muka Andreana langsung merah dan berlari menuju ibunya.

“Jangan katakan keras-keras Ibu.” kata Andreana sambil menghampirinya.

“Aku pikir kau sudah langsung mau ‘itu’.” kata Rim sambil tertawa kecil.

“Pokoknya bukan sekarang. Sudahlah Ibu istirahat saja. Ibu kan sudah sangat tua.”

“Iya-iya.”

“Sirly, jangan buat ibuku keluar terus. Dia kan harus istirahat.”

Sirly lalu menunduk.

“Maaf Nona—maafkan aku lagi, maksudku Nyonya Ana—ini keinginan ibumu.” kata Sirly.

“Aku tidak peduli. Ibu istirahatlah, jangan keluar-keluar terus.” kata Andreana sambil menutup pintunya, mukanya masih memerah

“Apa ‘itu’ Andreana?”tanya Muhanov.

“Tidak ada, lupakan saja apa yang dikatakan ibuku.” kata Andreana menahan malu

“Baiklah, jadi aku akan tidur dimana?”

“Tentu saja tidur bersamaku.”

“Oh baiklah.”

Andreana langsung memerah lagi

“Tunggu—maksudku tidur bersamaku itu benar-benar tidur biasa ya, bukan ‘tidur’ itu.” ucap Andreana

“Hah, apa maksudmu ‘itu’ dari tadi?” tanya Muhanov

Elizabeth yang sepertinya paham apa maksud Andreana lalu menyentil tangan Masternya, Muhanov lalu menoleh ke Elizabeth, “Master, yang dia maksud adalah berset—”

Andreana langsung berlari dan menutup mulut Elizabeth

“TIDAAAAKKKKKKKK.” teriak Andreana.

Muhanov tidak mengerti apa yang sebenarnya Andreana pikirkan, tapi dia merasa akan membiarkannya saja karena Andreana terlihat sangat malu sekali. Apalagi kalau melihat Elizabeth dan Andreana sudah terlihat dekat—ah dia rasa tidak, Muhanov melihat ekor Elizabeth yang masih melambai-lambai.

Setelah itu Muhanov lalu diajak berkeliling dengan Andreana, dia memperlihatkan seisi rumahnya yang sangat luas serta memperkenalkan beberapa anggota keluarganya yang tinggal disana untuk menemani ibunya yang sudah tua. Muhanov baru tahu jika Andreana adalah anak perempuan ketiga dari lima bersaudara kembar. 

Ibunya, Rim melahirkan 5 anak kembar, 3 anak perempuan dan 2 anak laki-laki. Mereka semua kecuali Andreana sudah menikah sejak lama dan di dalam Rumah itu ada keluarga yang berasal dari anak kedua, Mart Sheffield. Seorang Pria yang bertugas sebagai bendahara Templar, dia membawa beberapa keluarga dari saudara istrinya untuk tinggal di Rumah ini sebagai anggota pengurus bendahara Templar.

Lalu Andreana mengajak lagi ke satu tempat. Satu tempat yang harus wajib dikunjungi. Dia membawa Muhanov dan Elizabeth ke bawah tanah, disana ada sebuah ruangan kecil dan terdapat sebuah nisan besar. Di Nisan itu bertuliskan

Telah beristirahat dengan tenang, ayahanda kami yang tercinta. Fordoroano Sheffield.

“Andreana, ayahmu sudah meninggal?” tanya Muhanov.

“Ya, ayahku sudah meninggal 6 bulan lalu” kata Andreana sambil mengambil bunga yang ada di dalam keranjang di samping nisan itu dan menaburkannya.

“Kau tidak bilang ayahmu sudah meninggal.”

“Oh, aku tidak bilang ya? Aku tidak bilang…..? Tapi Muhanov, aku rasa itu tidak penting kan? Dia sudah meninggal.” ucap Andreana dengan sedih.

“Andreana…” gumam Muhanov sambil mendekati Andreana untuk merangkulnya dan menghiburnya.

Tapi ternyata Andreana langsung berbalik ke arahnya

“Tapi Sekarang ayahku sudah meninggal, kau sekarang bisa bebas melakukan apa yang kau inginkan dariku.” kata Andreana langsung tertawa “Tapi sebelum itu, kau juga harus ikut menaburkan bunga kepada ayahku. Pertemuan kalian memang singkat, tapi aku ingin kau bisa menghormati kepergian ayahku.”

Muhanov tidak paham apakah Andreana ini sedih atau tidak, tapi dia lalu mengambil bunga di keranjang dan menebarkannya di depan nisan itu.

Andreana lalu memegang batu nisan ayahnya sambil berlutut

“Ayah. Maaf. Aku tahu ayah ingin melihatku menikah. Maaf kalau anakmu ini tidak bisa memperlihatkan suaminya kepadamu. Meskipun ayah sudah di dunia yang berbeda dan kita tidak bisa saling berbicara satu sama lain. Aku sudah menikah dan membawa suamiku kesini.” ucap Andreana.

Andreana lalu menepuk punggung Muhanov karena dia malah hanya melihat batu nisan Ayah Andreana tanpa berkata apa-apa

“Ehm.” Muhanov lalu ikut berlutut “Namaku Muhanov Merlinstone. Aku adalah suami dari anakmu. Aku berjanji akan membahagiakan dan merawat anakmu dengan bai—IK.” Andreana memukul punggung Muhanov lagi “Jangan membuatku kaget Andreana.”

“Biasa saja, tidak perlu terlalu formal begitu. Lagipula ayahku tidak akan memarahimu. Dia sudah tidur dengan tenang, dia tidak akan tiba-tiba bangun jadi zombie dan menghajarmu. Sekalian saja bilang begini kepada ayahku ‘Hei pak tua, aku sudah menikahi anakmu, sekarang anakmu menjadi milikku untuk selamanya’ begitu. Huahahahahahaha.” Andreana langsung tertawa sambil menepuk punggung Muhanov lagi.

Muhanov benar-benar tidak bisa memahami humor gelapnya.

“Kau membuatku terlihat seperti predator perempuan Andreana.”

“Kata ayahku kau memang terlihat seperti predator perempuan kok dan oh ya, ‘Kau yang sudah tertidur di tanah ini tidak akan bisa melindungi anakmu dari terkamanku’ tambahkan juga itu dan sambil tertawa.”

“Andreana!”

Andreana tertawa dengan keras saat Muhanov jadi benar-benar salah tingkah. Andreana benar-benar suka membuat humor gelap yang tidak bisa dia pahami sama sekali lucunya dimana. Bahkan  fakta dia dia terlihat berduka, dia masih bisa tertawa dengan riang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status