Share

Bab 3

Lupakan segala kenangan buruk dan fokuslah mengejar mimpimu!

***

Seorang lelaki dengan postur tubuh di atas seratus delapan puluh sentimeter menunggu di pintu keluar. Kulitnya putih berseri. Seulas senyuman menawan terukir di bibirnya begitu melihat Qeiza muncul dari pintu itu sembari menarik sebuah koper.

Lelaki tersebut berlari menyongsong sosok yang dinantikannya. Sebelah tangannya gesit mengambil alih koper dari pegangan Qeiza.

“Aku senang kau akhirnya memutuskan untuk bergabung bersamaku, Ae Ri,” ujarnya.

Wajahnya tampak kian bercahaya dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.

Qeiza memperhatikan sosok yang berjalan di sampingnya lewat lirikan sudut matanya. Lelaki itu memakai setelan casual berupa celana berwarna gray dan kemeja putih berbahan lembut dengan lengan yang digulung hingga ke siku. Mempertontonkan otot kekar pemiliknya.

Qeiza tidak pernah menduga ia akan seberuntung itu. Dianugerahi seorang kakak laki-laki bernama Dae Hyun. Ketampanan Dae Hyun selalu mengingatkan dirinya pada aktor terkenal Park Bo Gum.

“Kau sengaja tidak masuk kerja hanya untuk menjemputku, Oppa?” tanya Qeiza.

“Tentu saja,” sahut Dae Hyun. “Aku tidak akan membiarkan adikku yang secantik Nam Gyu Ri ini tersesat di negara asing.”

“Aku tidak sebodoh itu, Oppa!” rungut Qeiza. “Kau lupa kalau aku baru saja meninggalkan negeri ini dalam hitungan bulan?”

Qeiza pulang ke Korea Selatan dan terbang ke Indonesia hanya untuk mengurus proses perceraiannya dengan Ansel. Setelah sidang ikrar talak, ia pun balik lagi ke Korea Selatan, lalu bertolak menemui Dae Hyun sesuai janjinya.

Dae Hyun mengelus kepala Qeiza yang terbalut hijab. “Dunia selalu berubah dari waktu ke waktu, bahkan setiap detik,” komentarnya.

“Oh ya? Secepat itukah kota ini beralih rupa?”

“Kau lihat saja nanti,” kata Dae Hyun. “Aku yakin kau akan terperangah.”

“Hem … aku jadi tidak sabar,” tukas Qeiza. “Aku merindukan ruang belajarku.”

Qeiza menatap serius pada Dae Hyun. “Kau tidak membuang semua peralatanku, kan?”

“Hahaha ….”

Dae Hyun hanya menanggapi pertanyaan Qeiza dengan kekehan tawa. Bagaimana mungkin ia membuang barang pribadi milik Qeiza? Dia merawat semua hal tentang Qeiza dengan sangat telaten sebagaimana ia menyayangi sosok Qeiza.

***

“Hem … baunya enak,” komentar Qeiza.

Dae Hyun menghidangkan wafel yang baru saja diangkat dari pemanggangan. Kepulan asap putih yang bersambut dengan embusan angin itu langsung menyebabkan aroma lezat menguar, menerjang hidung Qeiza.

“Aku belum terbiasa memasak ini,” aku Dae Hyun, “tapi, aku harap rasanya tidak terlalu buruk.”

Qeiza segera menyumpal mulutnya dengan sepotong wafel yang sudah disiraminya dengan saus madu.

“Hem … ini sangat lezat, Oppa!” puji Qeiza. “Kau berbakat untuk menjadi koki.”

Pujian Qeiza mampu menarik lebar kedua sudut bibir Dae Hyun hingga membentuk senyuman yang sangat menawan.

Sesaat Qeiza terpana. 'Ya Tuhan! Kalau saja dia bukan kakakku,' batinnya.

“Kenapa?” tanya Dae Hyun. “Sausnya berlepotan ya di mulutku?”

Dae Hyun sedikit grogi dipandangi oleh Qeiza. Maklum, mereka adalah kakak adik yang tidak benar-benar terikat hubungan darah.

Qeiza menggeleng. “Tidak!” bantahnya. “Aku hanya merasa sedang menikmati sarapan pagi dengan Park Bo Gum.”

“Ck! Apa setiap wanita sebegitu tergila-gilanya dengan pemain drama encounter itu?”

Dae Hyun mendecak. Sudah sering kali ia mendengar para gadis membandingkan dirinya dengan aktor tersohor itu.

“Apa aku harus alih profesi jadi aktor juga ya?” kelakarnya, masih dengan senyuman yang dapat membuat jantung kaum hawa berdebar-debar.

“Tidak, tidak!” sergah Qeiza cepat.

“Lo, bukannya wajahku cukup tampan untuk terjun ke dunia itu?”

“Sekali tidak, tetap tidak,” tegas Qeiza. “Nanti aku tidak bisa menemuimu dengan bebas, apalagi bisa sarapan bersama sepagi ini.”

“Hahaha ….”

Dae Hyun tertawa. Entah kenapa, Qeiza selalu berhasil membuat mood-nya berada dalam kondisi yang sangat baik. Sungguh sebuah keputusan yang tepat kedua orang tuanya mengangkat Qeiza sebagai anak, walaupun pada awalnya ia sedikit keberatan.

“Maafkan aku, Ae Ri!” lirih Dae Hyun sedetik kemudian.

“Huh? Maaf? Untuk apa?” Qeiza tak mengerti mengapa Dae Hyun tiba-tiba saja meminta maaf kepadanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status