Share

4. Kepergok

"Keberatan?"

"Dengan senang hati, Pak."

Dela, sekretaris barunya James tersenyum riang sambil berlari kecil untuk mengunci pintu. Ia dengan hati berbunga akan menuruti permintaan bos tampannya. Siapa yang bisa menolak pesona James Baskoro, CEO muda idaman wanita lajang seperti dirinya.

Setelah mengunci pintu, Dela wanita muda berambut pirang itu mulai membuka kancing kemejanya satu persatu. Sejak Doni menghubunginya, satu minggu yang lalu, ia mulai gencar melakukan perawatan tubuh dan wajah di salon kecantikan langganannya. Dari ujung kaki hingga ujung rambut, ia bahkan sempat panik ketika satu jerawat tumbuh di pipinya. Menurut keterangan Doni, James menyukai wanita yang berpenampilan sempurna dari wajah serta bentuk tubuh yang proporsional. Dela bahkan rela memperketat dietnya untuk menjaga keindahan lekuk tubuhnya. Kemarin ia sempatkan untuk luluran agar kulitnya terlihat lebih glowing, tidak lupa ia membeli parfum mahal yang bisa membuat laki-laki semakin tertarik untuk menghidu tubuh séksinya. Menjadi sekretaris James Baskoro adalah impiannya. Bagaimana tidak, selain gaji yang besar, James terkenal royal kepada wanita yang bisa menyenangkan dirinya. Dela sudah melihat wajah James di majalah bisnis dan media infotaiment, ia langsung terpikat dengan ketampanan cowok blasteran itu dan kini kesempatan untuk berduaan merajut kasih terbuka lebar untuknya. Dela berusaha keras mengikuti seleksi yang di lakukan sangat ketat oleh Doni untuk mencapai di posisi ini.

"Masih virgin?"

Gerakan tangan Dela yang sedang membuka kancing bajunya segera terhenti, ia grogi dengan pertanyaan James yang tidak disangkanya. Namun Dela sangat pandai menyembunyikan kekalutannya. Ia langsung melepas kemeja yang melekat di tubuhnya sambil berkata. "Saya tidak virgin, tapi saya bisa memberikan kepuasan seperti yang Bapak inginkan." Dela tersenyum menggoda melihat ekspresi wajah James yang tidak menandakan kecewa, ia berlanjut membuka pengait bra dan langsung melepasnya.

Mata James melebar melihat keindahan buah dàda sekretaris barunya yang masih kencang dan padat. Gerakan jatuhnya kedua benda kenyal ketika penyangganya terlepas, terlihat sangat séksi. Benturan gunung kembar dari sisi satu ke sisi lainnya akibat gerak langkah tubuh pemiliknya membuat rasa lapar di perut James tergantikan oleh rasa haus syahwatnya. James melonggarkan dasi di lehernya yang terasa mencekik, mendadak tubuhnya terasa panas. Ia menunggu kejutan apa yang akan diberikan oleh Dela sebagai perkenalan di hari pertamanya bekerja.

"Umur berapa?"

"23 tahun, Pak."

"Baru lulus?"

"Setengah tahun yang lalu, Pak." Dela berjalan mendekati James, ia sudah tidak sabar untuk menerima sentuhan tangan James di seluruh tubuhnya. Sudah lama ia tidak menikmati kehangatan ranjang. Tubuh Dela mendamba, berharap James akan membawanya melayang mengarungi kenikmatan surga dunia yang memabukkan.

"Pak …." suara Dela sudah serak, menandakan ia sudah bernafsu.

"Kenapa?" James terkekeh. "Bukankah kamu tadi bilang akan menunjukkan kelebihanmu, kamu sudah lupa?"

Dela menggigit bibir bawahnya yang membuat bibir Dela semakin terlihat sensual. Otaknya berpikir keras, kelebihan apa yang ingin ia tunjukkan kepada James?

"Waktumu terbatas, sebelum jam makan siang, Desi."

"Dela, Pak, nama saya Dela bukan Desi."

James mengibaskan tanganya ke atas. "Whatever, show me now!"

Dela mengambil ponsel dari saku rok spannya, ia mendapatkan ide untuk menari erotis sebagai perkenalan dengan bos barunya. Setelah alunan musik genre RnB yang ngebeat terdengar, Dela mulai meliuk-liukkan tubuh séksinya yang sudah polos bagian atasnya dengan sangat luwes. Gerakan erotis, kulit mulus serta buah dàda yang menantang sungguh perpaduan yang membuat adrenalin James bergetar. Dela berjalan mendekati James sambil menyibak rambut panjangnya ke belakang. Ia langsung duduk di pangkuan James. "Bagaimana, Pak, Bapak suka?" Dela mengusap dàda bidang James.

"Not bad." James diam, tak bereaksi. Ia ingin melihat Dela frustasi karena menunggu sentuhannya.

"Pak, touch me." Dela mendesah.

"Apa?" James pura-pura tidak paham.

"Pak James, touch me now please …." Dela semakin frustasi.

Senyuman James mengembang di bibirnya, satu lagi wanita bertekuk lutut di kakinya, mengemis mengharapkan sentuhannya. "Sure, Dewi."

"Dela, Oak." Dela protes karena James salah memanggil namanya. Jangan salahkan James, terlalu banyak wanita di hidupnya sehingga ia tidak mampu mengingat nama mereka satu persatu.

"Berdiri."

"Apa, Pak?" Dela bingung.

"Berdiri dan buka semua penghalang itu." James menuding rok ketat yang masih menempel di tubuh Dela.

"Siap, Pak." Dela langsung berdiri lalu dengan cepat membuka resleting roknya. Ia menarik serta celana dalam tipis yang menerawang berwarna merah, kedua benda itu jatuh di ujung kakinya, Dela langsung mengangkat sebelah kakinya lalu membuang rok dan celana dalamnya menggunakan ujung high heelsnya ke sembarang arah.

James menggeleng melihat kelakuan calon sekretarisnya.

"Pak." Dela yang sudah polos tdn sehelai bensng pun, menarik tangan James untuk mengikutinya ke arah sofa. Tak menunggu lama, Dela langsung menyerang bibirJames dengan ganas. Dela berjinjit karena tubuh James yang tinggi. Jantung Dela berdetak kencang ketika merasakan bibir James yang terasa manis, lamunan fantasi untuk bercinta dengan James akhirnya terwujud. Napas Dela terengah ketika James mendorong tubuhnya.

"Kamu nggak sabaran banget, sih?" James tersenyum mengejek.

"Itu impian saya, Pak."

James melongo mendengar jawaban Dela yang absurd.

"Saya sangat menantikan momen ini, bercinta dengan Bapak adalah impian saya." Tanpa malu, Dela melepas jas yang dikenakan James lalu mendorong tubuh James jatuh di atas sofa, ia lalu naik ke atas tubuh James." Pak, sentuh saya, saya butuh sentuhan Bapak. Terserah Bapak mau menilai apa, saya bisa gila karena Bapak nganggurin saya dari tadi. Please Pak, touch me right now." Dela yang duduk mengangkang, mulai membuka kancing kemejanya James.

"Dena, Dena, ck, ck, ck. Gila, kamu frontal banget, sih?" James berkelakar.

"Dela, Pak, Dela." Dela sudah tidak sabar dipermainkan oleh James, ia menarik tangan James untuk meremas salah satu buah dàdanya, bibirnya langsung membungkam bibir James yang bagai candu.

James yang sedang tertawa langsung diam karena disumpal oleh bibir Dela.

'Gila, gue mau di perkosa. Ya Lord … dunia memang sudah terbalik.' batin James sambil menikmati bibir dan buah dàda Dela.

Erangan Dela tertahan karena ciuman panjangnya. Tanganya bergerak mulai membuka sabuk James. Ia sudah tidak sabar menikmati keperkasaan James yang hebat sesuai dengan rumor yang beredar.

"Ya Tuhan, apa-apaan ini?!" suara seorang wanita membahana setelah suara pintu dibuka dengan kasar.

"B-bunda."

"James Oliver Baskoro!"

TBC.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status