Share

4.Wanita Simpanan

Ada saatnya Tuhan menempatkan kita di tempat yang tinggi.

Tapi ada saatnya Tuhan menempatkan kita dalam jurang yang dalam.

Jangan menyerah karena hidup tidak akan berhenti jika kau menyerah.

* * * * *

Flora meletakkan tiga piring berisi Spanakopita. Makanan yang terbuat dari adonan tepung dengan isian bayam dan keju feta. Tepat saat itu dua orang pria yang baru saja bangun tidur. Arion dan Xander duduk di kursi mereka dengan mata yang masih mengantuk. Tapi ketika mencium aroma Spanakopita yang lezat membuat mata mereka melebar.

Flora duduk di kursi tepat di hadapan mereka berdua. “ Karena kalian sudah mengijinkan aku tidur di sini, maka aku ingin membalas kebaikan kalian dengan menyiapkan sarapan.”

“Baguslah. Kalau kau ingin balas budi kau memang harus bekerja di sini.” Ucap Xander dengan dingin.

Mata Flora berkedip menatap pria yang sedang menikmati sarapannya. Dia tidak menyangka akan melihat Xander yang berbeda pagi ini. Semalam pria itu begitu lembut padanya. Tapi sekarang berubah menjadi bongkahan es batu yang dingin.

Terdengar tawa Arion yang melihat ekspresi terkejut Flora. Dia bisa membayangkan Flora yang sedang berpikir jika Xander ada dua orang yang berbeda. Mendengar suara tawa Arion membuat wanita itu melayangkan tatapan tajam padanya.

“Kau pasti terkejut, Flora. Memang seperti inilah Xander. Dia itu layaknya ular yang bermulut manis. Menjeratmu tanpa kau sadari, barulah dia mengeluarkan taringnya. Tapi percayalah setelah kau mengenalnya dengan baik, Xander adalah pria yang baik.” Jelas Arion kembali menyantap sarapannya.

“Apakah dia juga melakukannya padamu?” tanya Flora.

“Aku tidak perlu menjeratnya dia sudah seperti anjing yang mengikutiku.” Jawab Xander.

“Sialan kau, Xander!.” Arion melemparkan sendok ke arahnya.

Namun Xander berhasil menghindar hingga sendok itu berakhir di lantai. Flora hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua pria di hadapannya.

“Kau juga akan mengerjakan pekerjaan yang lainnya, Flora. Itu namamu, bukan?” tanya Xander.

“Benar itu namaku. Pekerjaan apa?”

“Kau akan tahu saat pengacaraku membuatku surat perjanjian.”

Mata Flora melotot kaget. “Pengacara? Surat perjanjian?”

Flora jadi semakin penasaran dengan pekerjaan yang dimaksud oleh Xander. Mengapa harus mendatangkan pengacara? Wanita itu merasa aneh dan curiga dengan pekerjaan yang akan ditawarkan Xander.

* * * * *

Flora yang baru saja turun dari bus kembali menelpon Karolos untuk kesekian kalinya. Namun nomor pria itu tidak kunjung aktif. Flora mendengus kesal karena Karolos tiba-tiba menghilang. Pria itu harus menjelaskan mengapa dia bertindak jahat kepada Flora. Mengapa pria itu menipu dirinya.

Wanita itu menatap daerah Vatatzi tempat Karolos tinggal. Dia ingat pria itu pernah mengajaknya kemari untuk mengambil barang-barangnya sebelum akhirnya tinggal bersama dengan Flora.

Kaki wanita itu melangkah melewati gang dan menghampiri sebuah ruang kecil yang terletak di sudut jalan. Rumah kecil dan sederhana itu tampak sepi dan bahkan tampak kotor sekaan sudah lama tidak dibersihkan. Flora menghampiri pintu berwarna kecoklatan. Mengetuknya serta memanggil Karolos. Namun sayangnya tidak ada jawaban sama sekali. 

“Apakah dia memang merencanakan penipuan ini sejak awal dan sekarang dia menghilang tanpa jejak? Betapa bodohnya dirimu, Flora tertipu oleh pria brengsek seperti Karolos.” Flora merutuki dirinya sendiri.

Wanita itu meraih kartu nama penagih hutang yang dia masukkan dalam saku celananya. Sekarang satu-satunya orang yang bisa menolongnya adalah Xander. Flora bergidik ngeri membayangkan perjanjian apa yang akan dibuat oleh Xander. Apakah dirinya harus menjadi budak sex untuk melunasi hutang Karolos?

Kepala Flora menggeleng keras. Dia berharap Xander tidak sekeji itu. Namun tetap saja kekhawatiran membuatnya takut. Akhirnya wanita itu berbalik pergi kembali ke rumah Xander.

* * * * *

Arion berjalan masuk ke dalam ruangan Xander. Pria itu langsung duduk di hadapan Xander sebelum pria itu memintanya. Xander yang terbiasa dengan kedatangan Arion hanya mendongak menatap pria itu sekilas sebelum akhirnya kembali melanjutkan pekerjaannya meneliti dokumen di meja.

“Tugas apa yang kau rencanakan untuk Flora, Xander?” Arion tampak penasaran sejak semalam. Dia bukanlah tipe orang yang bisa menahan rasa penasarannya.

“Rahasia.” Jawab Xander singkat membuat Arion mendengus kesal.

“Ayolah, Xander. Beritahu aku. Sejak kapan kapan main rahasia denganku. Aku saja selalu memberitahu rahasiaku padamu.”

“Kau sendiri yang memberitahuku. Bukan aku yang memintanya.” Xander mengangkat kedua bahunya tidak peduli.

“Tetap saja. Bukankah kita bersahabat?” bujuk Arion.

Xander menghela nafas berat. Dia mengalihkan perhatiannya pada pria dengan setelan berwarna biru muda.

“Apa kau tidak akan pergi sampai aku memberitahumu?” tanya Xander.

Arion menganggukkan kepalanya. “Tepat sekali. Aku tidak akan berhenti bertanya sampai kau mau memberitahuku.”

Xander menghela nafas berat. Dia pun mengambil dokumen yang dia simpan di laci mejanya. Pagi tadi pengacaranya sudah membuatkan surat perjanjian seperti yang diperintahkannya semalam. Dia menyerahkan dokumen itu kepada Arion. Dengan mata berbinar Arion membuka dokumen itu dan membacanya. Seketika mata Arion terbuka lebar saat mengetahui isinya.

“Kau pasti bercanda.” Ucap Arion tidak percaya.

“Aku sampai membuatkan surat perjanjian, jelas itu bukan candaan, Arion. Aku serius.” Wajah Xander terlihat tidak menunjukkan ekspresi sedang bercanda.

Arion tahu Xander tidak bercanda. Dia tahu sahabatnya itu tidak pernah bercanda. Tapi dia terkejut dengan tindakan Xander.

* * * * *

Malam harinya ketika Xander dan Arion pulang, Flora menantikan kedua pria itu dengan gugup di ruang tamu. Bahkan wanita itu duduk dengan gelisah menerka-nerka pekerjaan yang akan ditawarkan Xander. Dia berharap pria itu hanya menjadikannya pembantu saja. 

Xander dan Arion duduk di sofa di dekat Flora. Wanita itu bisa melihat dokumen yang dibawa oleh Xander.

“Jadi pekerjaan apa yang kau bicarakan pagi ini, Xander?” tanya Flora.

Pria itu meletakkan dokumen itu di atas meja dan meletakkan pena di atasnya. “Bacalah. Jika kau setuju, tanda tangani.”

Flora menyingkirkan pena itu dan mengambil dokumen itu. Dia membacanya dengan seksama. Seketika matanya membulat sempurna membaca pekerjaan yang disebutkan dalam surat perjanjian itu.

“Wanita simpanan?” ucap Flora terkejut menatap Xander.

Seketika dunianya hancur. Ketakutannya pun benar-benar terjadi. Dia benar-benar akan menjadi budak sex bagi Xander. Bahu Flora terkulai lemas. Hidupnya benar-benar hancur sekarang. Nyawa wanita itu seakan melayang dari tubuhnya.

Ya, Tuhan. Sebenarnya apa kesalahanku hingga aku harus mendapatkan ujian yang begitu berat seperti ini? Flora menangis dalam hatinya.

Xander menganggukkan kepalanya. “Benar sekali.”

Flora menggelengkan kepalanya. Dia melindungi dada dengan kedua tangannya. “Aku tidak mau. Bukankah sudah kukatakan aku tidak akan menjadi penghangat ranjangmu?”

Arion tertawa mendengar penolakan Flora. Namun Xander justru memicingkan matanya.

“Apakah aku mengatakan jika kau menjadi wanita simpananku, kau akan tidur denganku?” tanya Xander.

Flora bernafas lega karena Xander tidak berpikiran mesum. “La-lalu apa maksudmu dengan wanita simpanan?”

“Kau akan menjadi kekasih pura-pura selama aku memintanya. Kau akan menyingkirkan para wanita yang terobsesi padaku.Melihatmu melawan pria kemarin, aku yakin kau pasti mudah mengusir para wanita mengerikan yang berusaha mendekatiku untuk menjadikanku milik mereka.” Jelas Xander.

“Kalau itu tugasnya, aku bisa melakukannya. Tapi...” Flora menggigit bibir bawahnya karena ragu ingin mengatakannya.

“Tapi apa?” tanya Xander.

“Tapi jika kau membantuku menyelesaikan masalah lainnya, apakah kau mau memperpanjang kontrak kerja ini?” tanya Flora berharap lebih.

“Masalah apa?” Xander memicingkan matanya.

“Sebenarnya seseorang telah menipuku dan menggunakan namaku untuk berhutang. Karena aku dipecat dari pekerjaanku jadi aku tidak bisa membayarnya.”

“Berapa jumlahnya?”

“Sepuluh ribu Euro.” Flora menundukkan kepalanya saat mengatakan jumlah hutangnya yang besar.

“APA! Sepuluh ribu Euro? Bagaimana bisa kau memiliki hutang sebanyak itu? Kau sedang tidak mencoba menipuku bukan?” curiga Xander.

Flora menggelengkan kepalanya. Dia mengambil kartu nama yang diberikan oleh penagih hutang Kemudian memberikannya pada Xander.

“Sudah kukatakan bukan aku yang berhutang. Aku... aku ditipu oleh kekasihku. Aku tidak tahu dia berhutang sebanyak itu atas namaku. Aku berani bersumpah akan membayar hutang itu padamu jika kau mau membantuku.” Flora mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan.

“Biar aku yang membantumu.”

Seketika Flora dan Xander menoleh ke arah Arion. Pria yang sedari tadi hanya menjadi penonton akhirnya angkat suara. Arion melipat kakinya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

“Aku akan membayar seluruh hutangmu Flora, tapi kau juga harus menjadi wanita simpananku.” Ucap Arion.

“Mengapa kau juga membutuhkan Flora sebagai wanita simpanan? Bukankah kau selalu memikat para wanita?” heran Xander.

“Justru karena terlalu sering memikat para wanita, makanya banyak wanita buas yang tidak ingin berpisah dariku. Karena itu aku juga membutuhkan bantuan Flora. Bagaimana, Flora?”

Hanya mengusir para wanita buas yang ingin menerkam mereka. Itu pekerjaan yang mudah bagi Flora. Akhirnya wanita itu menganggukkan kepalanya.

“Aku setuju.” Ucap Flora dengan sangat yakin.

Wanita itu mengambil pena yang disediakan oleh Xander. Dia menuliskan syarat tambahan di mana Arion akan membayarkan hutangnya sampai lunas. Kemudian dia membubuhkan tanda tangannya. Setelah itu giliran Xander dan Arion yang menuliskan tanda tangan mereka. Maka perjanjian mereka pun dimulai.

* * * * * 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status