“Jadilah diri kamu sendiri. Siapa lagi yang bisa melakukannya lebih baik ketimbang diri kamu sendiri?”
~ Frank J Giblin ~
* * * * *
Arion sedang bekerja di kamarnya. Pria itu tampak begitu serius ketika sedang bekerja. Berbeda sekali ketika dia sudah berada di hadapan wanita. Penyakit playboy-nya pasti akan kambuh. Pria itu mengamati desain kapal pesiar terbaru yang akan dibuat oleh Tyronne Seaways. Dia meneliti desain itu hingga begitu detail. Memberikan catatan-catatan agar diperbaiki. Pasalnya Tyronne Seaways tidak asal membuat armada yang mereka keluarkan. Sebab kualitas dari armada itulah yang mampu membawa nama salah satu cabang perusahaan Tyronne Group menjadi besar.
Setelah selesai, Arion pun m
Setiap orang memiliki masa lalu yang berbeda-beda. Entah itu baik atau buruk. Tak ada seorang pun yang mengetahuinya. Karena masa lalu itu tersimpan rapat di dalam kotak. * * * * * “Tidak.” Ucap Flora dengan ekspresi yang lelah. Bagaimana dia tidak lelah ketika Arion sudah mengajaknya berjalan selama lebih dari satu jam memasuki toko demi toko. Flora layaknya patung yang hanya berdiri di hadapan pria itu sementara Arion menempelkan pakaian, sepatu serta tas yang cocok untuknya. Flora memandangi tas belanjaan yang ada di atas meja, Bahkan Flora
Seharusnya kau memperjuangkan perasaanmu, Xander. Kebahagiaan itu tidak akan datang dengan sendirinya. Kita harus berlari untuk meraihnya. Jika tidak kau tidak akan pernah bisa merasakan kebahagiaan itu. ~ Flora Comino ~ * * * * * Flora sedang duduk di salah satu kursi yang berada di dalam restoran Varoulko, salah satu restoran mewah di Yunani. Kali ini Flora sedang membantu Xander untuk menemani pria itu makan malam dengan rekan bisnisnya. Sebelumnya Xander menjelaskan jika pria yang menjadi rekan bisnisnya ini berusaha menjodohkan putrinya dengan dirinya. Karena itu Xander merasa risih dengan sikap terselubung pria itu. Sehingga jika rekan bisnisnya ini melihat kemesraan antara dirinya dan Flora, Xander berharap dia bisa berhenti melakukan hal itu.
Nulla tenaci invia est via.~ Bagi orang yang mau terus berjuang, tidak ada jalan yang tidak bisa dilewati. ~* * * * *Flora keluar dari kamar. Baru saja mau tidur dia sudah merasa haus. Karena itu dia ingin pergi ke dapur untuk melepas dahaganya. Setelah turun ke lantai satu, Flora berjalan menuju dapur. Langkahnya terhenti saat melihat Arion berada di dapur. Pria itu baru saja meletakkan gelas yang diminumnya. Tatapan Arion masih sama seperti saat mereka kembali dari tempat perbelanjaan.“Arion.” Panggil Flora.Pria itu hanya bergumam lalu berjalan m
Watak seseorang layaknya sebuah batu yang keras. Hanya Tuhan yang mampu membelah hati sekeras batu itu.* * * * *Flora dan Xander sudah menghabiskan setengah sandwich mereka ketika Arion sampai di meja makan dengan penampilan yang sudah rapi. Setelan coklat mahogany-nya tampak begitu cocok dikenakan oleh pria itu."Nyaris saja. Satu menit lagi, sandwich-mu akan kumakan." Ucap Flora terkekeh."Oh, God. Aku sudah kesal sama Xander yang selalu
"When love feels like magic, you call it destiny. When destiny has a sense of humor, you call it serendipity".Ketika cinta terasa seperti sihir, kamu menyebutnya takdir. Saat takdir berubah menjadi sebuah humor, kamu menyebutnya kejutan yang menyenangkan* * * * *Flora melangkah memasuki rumah saat hari sudah gelap. Bertemu dengan Mareva membuat Flora lupa dengan waktu. Mereka terlalu asyik membicarakan banyak hal. Flora yang hendak berjalan menuju tangga terhenti ketika mendengar suara pintu kulkas yang tertutup. Dia menoleh dan mendapati Arion menatapnya. Pria itu meletakkan gelas yang hampir kosong di tangannya. Kemudian dia berjalan menghampiri FLora.“Dari mana?” tanya Arion.&
Meskipun orang yang kita sayangi sudah tiada,Tapi kenangan akan mereka akan selalu melekat dalam hati.* * * * *Pagi harinya, Flora mondar-mandir di dalam kamarnya. Setelah mengingat kejadian semalam, wanita itu tidak mampu menghadapi Arion. Apalagi harus pergi berdua dengan pria itu. Flora tidak yakin dia mampu melakukannya. Dia harus mencari alasan yang tepat agar dia tidak jadi pergi bersama dengan Arion.“Mungkin aku harus berpura-pura sakit.” Gumam Flora.Iris wanita itu langsung melebar. “Itu adalah ide yang bagus. Aku akan mengatakan pada Arion jika kepalaku sakit sekali. Dengan begitu pria itu tidak jadi mengajakku pergi.”
Kita berdiri di tengah kabut,Tidak tahu berjalan ke arah mana.Melangkah cepat atau lambat,Akan menentukan takdir membawa kita.* * * * *Arion memandang hasil karyanya bersama dengan Flora dengan tatapan tak percaya. Mulutnya menganga melihat patung pasir berbentuk naga dengan ukuran yang besar. Patung naga itu dibentuk dengan sangat detail. Bahkan Flora membuat sisiknya dengan sangat detail. Tidak terasa membutuhkan waktu tiga jam untuk membuatnya.Beberapa orang yang melihatnya juga sama terpesonanya seperti Arion. Mereka bahkan mengabadikan patung pasir itu dengan kamera smartphone mereka.Tatapan Arion tertuju pada wanita ya
“Kehidupan kami sama halnya dengan kehidupan orang lain, Flo. Kehidupan kami juga tidak sempurna seperti yang kau bayangkan. Kami juga memiliki masalah-masalah berat yang kami hadapi.”~ Arion Kavakos ~* * * * *Flora sudah duduk di dalam kursi pesawat kelas satu. Ini pertama kalinya dia merasakan nyamannya duduk di kursi penumpang kelas satu. Tapi sayangnya dia merasa tidak menikmati semua pelayanan terbaik yang didapatkannya. Dia terlalu mencemaskan kondisi Xander. Wanita itu menoleh dan melihat Arion duduk tenang dan mematikan ponselnya setelah menerima satu telepon.“Apakah Xander baik-baik saja?” tanya Flora.Arion menoleh menatap wanita yang duduk di s