Share

Dia Sudah Pernah Mengecewakanmu

Dengan berderai air mata Ayu kembali menuju kamarnya yang berada di lantai dua kediaman orangtuanya ini. Kemarin Yudi berpamitan ingin pergi ke luar kota untuk mengurus salah satu cabang cafenya yang tengah dilanda masalah, lalu kenapa ada gugatan cerai?

Sapaan yang terlontar dari Papa Galih maupun Mama Kinanti, Ayu abaikan begitu saja. Tak ada yang dia sahuti. Awan hitam penuh nestapa kian banyak yang berada di atas kepalanya.

Manik mata Ayu tertuju pada bocah kecil yang masih terlelap pulas di pertengahan ranjang berukuran king size miliknya.

Tatapan nanar dan senyum getir tercetak dalam garis wajah cantiknya. Atensi Ayu beralih ke handbag yang semalam dia gunakan. Dengan langkah gontai dia mendekati Zaskia, malaikat kecilnya yang telah menemani hidupnya selama hampir enam tahun. Ayu duduk di bibir ranjang tak jauh dari posisi Zaskia berbaring.

Kemudian Ayu mendaratkan satu kecupan singkat di kening Zaskia Azzahra Khumairah, "Ibu, nggak akan ninggalin kamu seperti Papa dan Ayahmu. Ibu, janji!"

Kemudian wanita yang masih berselimutkan mendung itu kembali mengeluarkan undangan dari dalam handbagnya. Ayu yakin jika undangan yang dia dapatkan semalam dari Akbar adalah penyebab datangnya surat gugatan cerai Yudi atas dirinya.

Tangisnya kembali tumpah sesak dalam dadanya semakin menjadi. Ayu meremas kuat kain berlapis di depan dadanya berharap sesak dalam dadanya berangsur menghilang, tapi nahas dia merasa dadanya semakin terhimpit.

"Jahat kamu, Kak!" Ayu memaki lelaki yang telah menjadi suaminya selama 6 tahun. Ternyata dia salah mengira cinta Yudi padanya semu, palsu, dan tidak nyata.

"Jadi semua itu benar? Semalam itu memang dia?" suara bariton hadir mengagetkan Ayu dalam isak tangisnya yang terdengar memilukan.

Sosok Thareq Akbar Satria datang bak pahlawan, menawarkan pundaknya untuk menjadi sandaran bagi Ayu. Tanpa sepatah kata Ayu menghambur masuk dalam dekapan Akbar dan pria berparas rupawan itu mengerti kalau ini adalah kelanjutan dari drama undangan aqiqah semalam.

Mata Akbar terfokus pada map merah yang sedari tadi berada tak jauh dari posisi Ayu, tapi Akbar paham ini adalah privasi rumah tangga Ayu dan Yudi.

Dirasa telah tenang dalam dekapan Akbar, Ayu pun mengurai pelukannya bersama Akbar.

"Ini," Ayu menyodorkan map merah yang sedari tadi mengusik rasa penasaran Akbar. Akalnya ingin menolak untuk membuka map tersebut, tapi tangannya seolah berkhianat.

Kedua manik mata Akbar telihat membeliak kala membaca point demi point yang Yudi berikan sebagai alasan dia menggugat cerai sang istri.

"Yu, lo harus ingat satu hal dia selingkuh dan nggak ada pembenaran di atas kesalahan." Akbar bangkit lalu meninggalkan Ayu seorang diri. Dia bukan tega, namun dia tahu Ayu butuh waktu sendiri, dia harus menenangkan pikirannya.

Mama Kinanti dan Papa Galih saling menatap satu sama lain, ada hal yang aneh pagi ini. Ke mana putri semata wayang mereka yang cerewet? Kenapa juga Akbar turun sendiri?

"Bar, Ayu mana? Kok, kamu turun sendiri?" tanya Mama Kinanti, kedua bola mata indah wanita paru baya itu menilik tajam ke dalam netra mata Akbar.

"Ayu berangkat sendiri, Pa, Ma."

Kedua orangtua Ayu itu yakin kalau putri semata wayang mereka tidak sedang dalam keadaan yang baik-baik saja.

"AYU!" seru nyaring Papa Galih, tapi yang dipanggil namanya tak sedikit pun menampakkan batang hidungnya, mengindahkan panggilan sang papa pun enggan dia laksanakan.

Tak ingin larut dalam semua ekspektasinya pasangan suami istri yang telah mengarungi biduk rumah tangganya selama 27 tahun lamanya akhirnya melesat menuju kamar Ayu.

Papa Galih dan Mama Kinanti terhenyak kala melihat keadaan Ayu berderai mata? Lalu bagaimana reaksi Papa Galih ketika mengetahui Yudi kembali melempari putri kesayangannya menggunakan arang panas? Putri yang dia jaga sepenuh hati kembali harus terluka hatinya karena kesalahan yang sama dari sang menantu.

Sebelum mulai sesi introgasi dengan sang putri, Mama Kinanti terlebih dahulu memindahkan Zaskia ke kamar utama.

"Kamu kenapa, Nak? Kalau kamu ada masalah, cerita ke Mama dan Papa!" sudah tiga kali Papa Galih menitah putri semata wayangnya agar mau berbagi bebannya, tapi wanita yang memiliki manik mata jernih itu terus saja menunduk sambil terisak. Pangkal bahunya bergerak naik turun seirama dengan isak tangisnya.

"Pa, itu!" seru Mama Kinanti, lalu menunjuk map merah yang kembali berada dalam pangkuannya. Ikatan batin antara ibu dan anak adalah suatu hal yang tak perlu lagi diragukan. Mama Kinanti yakin kalau beban yang harus Ayu bagi pada mereka ada di sana.

Mama Kinanti memberikan sentakkan di bahu sang suami saat Papa Galih hanya menatap map merah tersebut tanpa mengambil ataupun membukanya. Papa Galih mengulurkan tangannya untuk meraih map merah yang berada di atas pangkuan Ayu, dua manik mata Papa Galih rasanya ingin jatuh terurai saat ini juga. Terasa teriris sembilu, ingin saja dia mati.

Papa Galih melempar map itu kesembarang arah, tapi segera dipungut lagi oleh sang istri. Sejurus dengan Papa Galih, Mama Kinanti pun tercengang bukan kepalang kala melihat surat gugatan cerai dari Yudi.

"Akhirnya apa yang Papa takutkan terjadi lagi, kan?" bentak Papa Galih dengan nada nyaring. Mendengar bentakan sang papa, Ayu lantas mengangkat kepalanya, menatap sendu pria yang telah membesarkannya, pria yang telah dia nobatkan sebagai cinta pertamanya.

Sedangkan Mama Kinanti, dia tak bisa berbuat banyak kecuali mengusap punggung Ayu naik turun.

Napas Ayu semakin lama semakin tertarik. Oksigen terasa mengikis seiring dengan ritme jantungnya yang bertalu-talu.

"Tidak seharusnya, kamu menerima Yudi lagi masuk dalam hidupmu. Dia telah menorehkan luka dalam hatimu untuk kedua kalinya."

Penekanan kembali Papa Galih tujukan pada sang putri. Suci Indah Ayu adalah sosok wanita yang mempunyai hati selembut kapas, dia begitu mudahnya menerima dan memaafkan Yudi yang telah menorehkan luka di hatinya.

Ayu akan selalu menjadi budak cinta untuk Yudi Eka Setiawan. Menerima begitu saja ketika disakiti dan dengan mudahnya memaafkan ketika diperhatikan.

Manik mata Ayu menatap sendu pigura yang tadi jatuh berserakan, apakah ini muara untuk bahtera rumah tangga yang telah mereka arungi selama 6 tahun dan menghadirkan Zaskia di tengah-tengah mereka.

"Penuhi keinginan dia, bercerailah!" Papa Galih memberikan Ayu ultimatum tegas, membuat Mama Kinanti medelikkan matanya menatap horor sang pelabuhan hati.

Perceraian akan ditempuh jika kedua bela pihak setuju atau tidak ditemukan lagi jalan untuk bersatu. Bagi Mama Kinanti masalah rumah tangga Ayu dan Yudi masih bisa diperbaiki, terlebih lagi ada Zaskia yang akan menjadi pemersatu mereka.

Kini Ayu sadar bahwa masalah hari ini adalah teguran dari Tuhan atas kesalahannya yang telah mempermainkan ikatan pernikahan. Tidak seharusnya Ayu melakukan hal seperti itu, karena Tuhan ada diantara mereka, para malaikat pun ikut menjadi saksi atas pernikahan mereka. 

Ayu menghapus jejak kebasahan yang sejak tadi membasahi pipinya. Dia tilik wajah Mama Kinnanti dan Papa Galih secara bergantian.

"Pa, Ma, aku ....,"

Bersambung...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status