"Dia menderita GDM?" Papa Galih terhenyak kala mengetahui bahwa orang yang dia cari itu menderita GDM.
"Iya, Pak," jawab Bayu dengan lugas.
GDM atau Gangguan Depresi Mayor adalah suatu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus tertekan atau kehilangan minat dalam beraktivitas, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup sehari-hari.
Kemungkinan penyebabnya termasuk ketegangan yang bersumber dari kombinasi kondisi biologis, psikologis, dan sosial. Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa faktor ini dapat menyebabkan perubahan dalam fungsi otak, termasuk aktivitas abnormal dari sirkuit saraf tertentu dalam otak.
Papa Galih kembali fokus membaca informasi yang telah Bayu dapatkan untuknya, tapi perasaannya seolah berkhianat tanda bahaya apakah ini?
Menghampiri ke kantornya tentu bukan pilihan yang baik, mengingat Agasa memberikannya cuti sampai beberapa hari ke depan. Papa Galih meraih kunci mobil yang be
BRAK~~~Pintu ruangan Agasa terbuka tanpa ketukan terlebih dahulu. Membuat pemilik ruangan menghentikan sejenak pekerjaan. Atensinya tertuju sepenuhnya pada wanita berbalut gamis warna maron."Kamu kenapa, Li?" tanya Agasa pada Vilia Khaerani sekretaris Agasa.Vilia tidak langsung menjawab pertanyaan dari sang pemilik Firma Hukum itu. Dia harus mengatur ritme napasnya terlebih dahulu."Li, ada apa sih? Kamu kesambet apa?" kelakar Agasa."Firman kecelakaan, Pak," pena yang sedari tadi yang digenggam oleh pengacara kondang jatuh terhempas begitu saja.Matanya membola sempurna, jantung berdegup cukup kencang."Jangan asal bicara kamu, Vilia," sergah Agasa.Yang membuat Agasa lebih tercengang ketika menyadari wanita di hadapannya ini adalah wanita yang menjunjung tinggi sebuah kebenaran.Vilia kembali ingin memberikan sebuah pembenaran, tapi Agasa bangkit lalu mengambil jasnya yang dia sampirkan di sandaran kursi kerjanya."Dim
Kini yang tersisa di ruangan dengan didominasi warna putih itu hanya dua lelaki yang saling menatap satu sama lain."Gue bisa meluk lo, nggak?" tanya Firman pada Akbar dengan nada bergetar.Air mata mulai tergenang di pelupuk matanya yang dalam satu kedipan akan tumpah ruah.Akbar mendekat kemudian merentangkan tagannya, mendekap erat seorang Firman Afif. Air mata keduanya pun luruh tak terhentikan."Gue lemah, Bar. Gue lemah," keluh Firman dalam dekapan Akbar."Dan lo butuh Ayu untuk kuat, lo butuh dia," Firman semakin mengeratkan pelukannya kala mendengar ucapan Akbar."Gue nggak sepolos Ayu," ucapan Akbar lontarkan membuat kening Firman berkerut dalam. Dia mengurai pelukannya."Maksud, lo?" tanya Firman dengan polosnya.Firman memang polos dan akan seperti itu sampai kisah mereka tamat."Gue tahu apa yang tidak Ayu ketahui selama ini," jelas Akbar.Akbar tahu, kalau selama ini Firman tidak benar-benar pergi meninggalkan
"Kamu yakin sudah menemukan Firman?" tanya Papa Galih dengan kilatan keraguan yang terpancar dari kedua manik matanya.Ayu mengangguk mantap atas pertanyaan yang papanya ucapkan, Papa Galih menilik tajam ke dalam netra mata milik Ayu mencoba mencari sedikit saja kebohongan tapi yang dia dapatkan hanya kejujuran."Dia, di mana?" tanya Papa Galih.Ayu pun menuntun papanya untuk duduk di sofa yang berada di ruang tamu agar anak bapak itu nyaman dalam bertukar cerita.Papa Galih mendengar cerita Ayu mulai dari awal sampai akhir dengan seksama. Kemudian pria paru baya itu bisa menyimpulkan bahwa ada yang Ayu belum ketahui soal Firman."Kamu belum tahu tentang penyakit yang di derita Firman?" tanya Papa Galih.Dengan polosnya Ayu hanya memberi jawaban lewat gelengan kepala."Jadi Firman itu mengalami gangguan depresi mayor, penyebabnya bisa banyak hal. Dugaan sementara Papa, tentu saja batalnya pertunangan dia dan Bella," yang dikatakan mungkin sa
Setelah dirasa semua urusannya dengan Agasa sudah selesai, Ayu lekas berpamitan entah ke mana wanita cantik itu setelah ini, hanya dirinya yang tahu."Udah clear semuakan urusan kita, Om?" tanya Ayu seraya beranjak dari duduknya."Iya udah selesai," jawab Agasa setelah memastikan tidak ada lagi yang mereka lewatkan."Kalau gitu aku pamit dulu," sahut Ayu sambil meraih punggung tangan pria berusia matang untuk dicium sebagai tanda perpisahan.DEG~~~Timbul rasa aneh yang merasuki sukma Agasa Maha Putra kala Ayu, mencium punggung tangannya. Dia bagaikan sedang dicium oleh tujuh bidadari dalam saat yang bersamaan. Lelaki itu pesona, dia tergugah akan paras cantik Ayu.Andai Atthar tak memasuki ruangannya mungkin pria itu tak akan menyadari kalau Ayu sudah tidak berada di ruangannya.Lelaki itu sungguh dibuat takjub oleh pesona anak dari sahabatnya itu. Apakah Ayu akan menorehkan bahagia di sisa hidup Agasa atau justru Agasalah yang akan kembali
Papa Galih menutup sambungan telpon dengan Mama Kinanti dengan guratan kekesalan di wajahnya. Reaksi berbeda justru diperlihatkan oleh Akbar terlebih lagi Firman, sebab Papa Galih sempat menyerukan nama Ayu dengan nada nyaring.Mereka takut kalau ada sesuatu yang buruk menimpa calon janda itu."Pa, Ayu kenapa? Dia baik-baik aja, kan? Pa ....,"Papa Galih dan Akbar mengulum senyum termanis milik mereka. Ternyata rasa Firman pada Ayu masih ada, rasa khawatir akan kehilangan Ayu juga masih terpatri dalam sukmanya."Ayu baik-baik aja, kok! Terima kasih sudah mengkhawatirkan putri Papa itu," sela Papa Galih.Tapi jawaban dari Papa Galih tidaklah membuat lega Akbar maupun Firman. Kalau Ayu baik-baik saja lalu kenapa Papa Galih berteriak menyerukan nama Ayu?Papa Galih seakan mengerti dengan makna tatapan kedua sahabat itu, "Ayu menolak menuntut Yudi atas haknya dan Zaskia," jelas Papa Galih.Firman hanya menatap datar Papa Galih, berbeda dengan Ak
Sudah terhitung lima hari, Firman dirawat di Rumah Sakit dan hari ini dokter yang menanganinya sudah mempersilahkan pria berumur 24 tahun itu untuk pulang dengan catatan dia masih harus konsul ke ahli jiwa untuk menyembuhkan depresinya.Dan sudah empat hari juga, Ayu dengan setia menguntit keberadaan Firman, bahkan ketika Firman tertidur dengan pulasnya dia sampai diam-diam memasuki ruang rawat sang pemilik hatinya, penggenap jiwanya.Seperti saat ini, wanita berbalut dress dengan warna baby pink dan blazzer itu sedang memperhatikan Firman yang tengah mengemasi barang-barangnya seorang diri. Ayu ingin membantunya, ingin sekali.Tapi pengalaman pahit diusir tanpa belas kasih membuat nyalinya mendadak ciut."Kalau lo mau masuk, ya masuk aja!" kemunculan Akbar yang tiba-tiba sontak membuat kedua pangkal bahu terangkat akibat terkejut."Gue masuk, lalu diusir lagi sama dia, gitu?" ucap Ayu dengan nada mengejek dirinya sendiri."Dia nggak akan ngusir l
Jarak dari Firma Hukum Agasa menuju rumah Firman memanglah terbilang cukup jauh. Butuh waktu 45-50 menit untuk tiba disana, apalagi memasuki jam pulang kantor seperti saat ini Agasa harus extra sabar untuk bisa menerobos kemacetan.Agasa memang pernah menganjurkan pada Firman, jika ingin mencari rumah carilah yang jaraknya dengan Firma tidak terlalu jauh, tapi pilihan Firman tetap jatuh pada rumah itu.Alasan pertama Firman memilih rumah itu adalah designnya mirip sekali dengan rumah impian Ayu dan alasan kedua jarak dari rumah itu menuju Angkasa Group sangat dekat dengan estimasi waktu 10-15 menit.Biarlah Firman yang harus menempuh jarak jauh asalkan Ayu tidak mengalami kesusahan ketika mereka telah menyatu dalam bingkai cinta yang halal. Karena Firman tahu dan sangat mengerti kalau Papa Galih telah mempersiapkan anak keduanya itu menjadi Presdir Angkasa Group menggantikan dirinya suatu saat nanti.Kereta besi yang Agasa kendarai mendadak berhenti ketika me
"Kamu ....,""Ayah!!!" pekik gadis cantik turun Suci Indah Ayu itu. Diseberang sana Firman masih terhipnotis oleh paras cantik yang dimiliki anak itu, Zaskia Azzahra Khumairah.Zaskia berlari sangat cepat untuk segera mencapai sang ayah, sosok yang begitu sangat dia rindukan. Sosok yang selama hidupnya hanya bisa dia pandangin fotonya.Firman tersentak kenapa panggilan ayah bisa gadis kecil ini sematkan pada dirinya? Apakah selama memata-matai Ayu ada hal yang dia lewatkan, tapi apapun itu Firman tak merasa gamang lagi. Senyumnya yang mengulum di bibirnya kian merekah kala mendengar pekik bahagia dari malaikat kecilnya.Firman mensejajarkan tingginya dengan Zaskia, menilik inchi demi inchi wajah gadis cantiknya itu, benar yang dikatakan Akbar beberapa hari yang lalu bahwa dia tidak memerlukan Tes DNA untuk membuktikan adalah miliknya. Semua yang ada pada dirinya menurun pada Zaskia Azzahra Khumairah."Panggil sekali lagi!" titah Firman seraya mencakup k