Share

TOLONG JANGAN LAKUKAN ITU

Sudah lebih dari 15 menit, Eden membelakangi Katnis. Tak ada suara. Sehingga membuat Eden berkeinginan untuk menoleh. Dan benar saja, Katnis sudah tidak ada. 

"Sial! Pandai sekali dia," ucap laki-laki yang dikenal sebagai Ghost Assasin itu kesal.

Eden menyusuri tanah lapang yang luas mencari Katnis. Sepanjang pinggiran jalan sejauh mata memandang, yang nampak terlihat hanya rerumputan tanpa ada rumah penduduk di sekitaran. Mau lari kemana dia, pikir Eden sambil menebarkan pandanganya keseluruh area. 

Dan akhirnya, jejak Katnis tercium. Dia melihat Katnis sedang berusaha menuruni sungai kecil yang ada di bawah sana. Kemudian, Eden memutari jalan. 

"Gadis bodoh! Kau pikir kau bisa lari dariku!" Umpatnya. 

Sementara itu, Katnis berusaha payah menyebrangi sungai kecil yang airnya tidak terlalu deras, namun cukup membuat langkah Katnis tidak dapat bergerak cepat. 

Sambil sesekali melihat ke belakang, khawatir kalau pria itu ada di dekatnya, Katnis perlahan melangkahkan kaki melewati bebatuan kecil nan licin. 

Aku tidak mau dijual! Aku harus melarikan diri, batin Katnis. 

Katnis memperhatikan tapaknya sambil mengangkat sedikit kain baju agar mudah dia melangkah. Dan ketika wajahnya menatap ke arah seberang, dia tercengang karena melihat laki-laki yang menakutkan sudah ada di seberang sana, sedang menunggunya. Karena terkejut, Katnis pun terpeleset. Dia tergelincir ke dalam sungai. 

Dengan cepat, Eden terjun bebas ke sungai dan menolong Katnis yang terus terombang-ambing terbawa arus. Padahal, sungai ini tidak terlalu dalam. Namun, dalam keadaan panik, Katnis tidak bisa menyeimbangi tubuhnya yang terbawa arus. 

Tidak butuh upaya berat, Eden sudah mampu menyelamatkan Katnis. Katnis kini sudah berada dalam genggamnya kembali. 

Eden membopong Katnis di atas pundaknya, bak mengangkat karung beras. Tubuh Katnis yang ramping sangat mudah diangkat olehnya. 

"Lepaskan aku!" teriak Katnis sambil memukul-mukul tubuh pria itu. 

"Lepaskan aku! lepaskan aku!" 

Tak dihiraukan. Eden terus berjalan menuju mobil. 

Dan kemudian, ia memasukan Katnis ke dalam mobil kembali. Kedua tangan Katnis diikat. Lalu, ia pun kembali melanjutkan perjalanan. 

Sementara Katnis, harus rela tubuhnya basah kuyup akibat tergelincir ke dalam sungai. 

Sepanjang perjalanan, Katnis menangis tanpa suara. Dia sangat ketakutan kalau dirinya sebentar lagi akan sampai kepada penadah gadis-gadis yang akan dijual ke luar negeri. 

"Tolong lepaskan aku ... " mohonya. Tapi tetap saja tidak berpengaruh apa-apa pada Eden. Dia masih berkonsentrasi menyetir. 

Jarum penunjuk minyak di dashboard sudah hampir menunjuk ke huruf E. Bahan bakar mobil ini hampir habis. 

Dua ratus meter di depan, Eden melihat ada plang penunjuk untuk mengisi bahan bakar. 

****

"Jangan berulah!" ucapnya penuh penekanan. Dan kemudian dia mengikat tangan Katnis di setir kemudi menggunakan borgol baja. Katnis terlihat pasrah. Lalu, Eden keluar dari mobil untuk mengisi bahan bakar. 

Sambil menunggu tangki bahan bakar penuh terisi, Eden menuju mini market yang masih berada di area tempat pengisian bahan bakar ini. Dia pun membayar tagihan untuk bensin dan juga membeli beberapa makanan ringan dan juga minuman kaleng. 

Dari pintu kaca mini market, Eden melihat ada sebuah SUV berhenti di belakang mobilnya. Terlihat normal, karena ini memang tempat pengisian bahan bakar. Namun, setelah ada seorang pria yang mengintip ke jendela mobil miliknya, itu yang membuat keadaan tidak menjadi biasa. 

Dengan santai, Eden berjalan mendekati kendaraanya setelah membayar semua tagihanya. Lalu, dia melepas selang pengisian bahan bakar yang sudah selesai dari mobilnya. 

Tatapan penuh intimidasi terhunus dari tiga pasang mata laki-laki bertubuh besar, yang keluar dari SUV itu. 

Dengan tenang, Eden melangkah jalan menuju pintu mobil. 

Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Katnis, ketika pintu mobil terbuka, Katnis berteriak pecah, "Toloooong!" 

Seketika membuat ketiga pria menoleh tajam ke arah mobil. Seseorang menarik kerah baju Eden. "Hei siapa perempuan itu!" Tanyanya tajam. 

"Bukan urusanmu!" Sahut Eden dingin. 

"Keparat!" Pria itu hendak memukul Eden. Namun tangan Eden lebih cepat memutar lengan pria itu, hingga dia terpelanting. 

Kejadian itu membuat kedua rekan dari pria itu marah. Mereka menyerang Eden secara bersama dari dua sisi. Eden berhasil menghindari pukulan pria yang dari sebelah kanan. Lalu menghantam balik pria yang di sebelah kiri. 

Jurus mematikan dari ilmu bela diri krafmaga yang dia kuasai, mampu melumpuhkan dengan cepat lawan-lawannya. 

Melihat ketiga pria-pria itu tersungkur jatuh, Eden cepat masuk ke dalam mobil, lalu mengendarai kendaraanya, meninggalkan tempat itu. 

"Lepaskan aku! Lepaskan! Tolong!" Katnis meronta. Mencoba menarik-narik borgol baja yang mengikat kedua tanganya. Akam tetapi, itu hanya perbuatan yang sia-sia untuknya. 

Sementara Eden tidak peduli dengan apa yang dilakukan Katnis. Dia hanya terus berkonsentrasi kepada setir kemudinya saja. 

Setelah lelah sendiri, Katnis pun terdiam. Tenaganya habis karena teriakan.

"Makan," kata Eden, sambil memberikan roti isi untuk Katnis. 

Katnis hanya melirik saja. Tanganya tidak bergerak untuk menerima roti pemberian Eden. 

Karena tidak ada tanggapan, Eden meletakan roti itu di atas dashboard. 

Tidak lama kemudian, karena perut Katnis yang sudah tidak mampu menahan lapar, Katnis pun terpaksa mengambil roti itu. Eden melirik, sambil tersenyum tipis. 

Akhirnya mobil pun mengakhiri perjalanan panjang yang tak berujung. Eden dan Katnis sudah memasuki kota. Eden menghentikan kendaraanya di sebuah motel. 

Katnis tercengang. "Mau apa kita ke sini?" ucap Katnis. Wajahnya memucat lantaran perasaan takut yang terus berselimut. 

Apa aku akan dibunuhnya di sini? Lalu dimutilasi? Atau ... argh! Gejolak berat dalam batin Katnis menumpuk banyak pertanyaan yang membuat hatinya menciut. 

Eden menoleh Katnis, lalu dia memukul leher Katnis, seketika itu Katnis pun pingsan. 

Dan kemudian, Eden membuka ikatan tangan Katnis. Lalu dia membopong Katnis masuk ke dalam motel. 

"Masih ada kamar kosong?" Tanya Eden kepada pelayan motel. 

Seorang petugas pelayanan hotel, menghunuskan tatapan penuh penilaian memandang Eden. 

"Apa dia mati?" tanya pelayan itu. 

"Dia mabuk," jawab Eden sekenanya. 

Dan setelah cukup lama memandangi Eden, pelayan itu memberikan kunci kamar. "Bayar di muka," ucapnya. Dan kemudian, Eden mengeluarkan sejumlah uang kertas lalu diletakan di atas meja. 

Eden pun beranjak menuju kamar. 

Eden meletakan Katnis yang masih belum sadarkan diri di atas ranjang. Lalu, dia menutup godeyn yang melapisi jendela kamar dan mematikan lampu. 

Eden membuka jaket kulitnya. Sehingga nampak jelas bentuk tubuhnya yang sangat atletis dari kaos ketat yang dia kenakan. 

Sesekali, dia melirik Katnis yang masih terpejam. Eden memang sengaja membuat Katnis pingsan agar Katnis tidak berteriak ketika bertemu pelayan kasir motel. 

Setelah memastikan semuanya aman, Eden pun beranjak ke dalam kamar mandi. Dia meyiram semua tubuhnya untuk membuat relax otot-otot yang tegang. Sekaligus membuat dingin hawa badan yang panas. 

Sementara itu, Katnis perlahan mulai sadar. Pelupuk matanya sudah bergerak. Dan kemudian, Katnis pun berhasil membukanya. 

Pandangan pertama yang dia lihat ketika membuka mata adalah sebuah ruangan asing dengan pencahayaan minim. "Di mana aku?" Gumamnya. Sesaat kemudian, Eden pun keluar dari kamar mandi. 

"Mau apa kau?" Katnis tercengang, dia menggeser tubuhnya memojok ke ujung ranjang. 

"Tolong jangan apa-apakan aku ... " mohonya. 

Tatapan mata Eden yang terhunus tajam tanpa pencerahan, membuat Katnis semakin ketakutan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status