Share

Meninggal dalam Kecelakaan

Sosok pria jangkung berjalan mantap di koridor rumah sakit. Kehadirannya menarik banyak perhatian orang-orang yang dilewatinya. Aura karismatik memancar dari tubuhnya tegap yang dibalut setelan jas mahal biru gelap. Wajah tampan nan dingin lelaki itu semakin memperkukuh karismanya sebagai seorang presdir sebuah perusahaan.

Aleandro Gilren, siapa yang tidak mengenal sosok Presiden Direktur yang setiap minggunya menghiasi majalah-majalah bisnis.

Dengan wajah tampan dan karisma seorang Presdir, banyak wanita yang rela melemparkan diri di bawah kakinya.

Aleandro memandang lurus ke depan dengan ekspresi acuh tak acuh, tidak memedulikan hiruk pikuk di sekitarnya. Di belakangnya, asisten dan sekretarisnya mengikutinya, serta seorang pengacara dan asistennya. 

Seorang dokter paruh baya buru-buru menghampirinya diikuti suster yang mendampinginya.

“Tuan Gilren, senang bertemu dengan Anda.” Dokter itu mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Aleandro.

Aleandro menghentikan langkahnya dan menyambut jabat tangan dokter itu.

“Dr. Kenneth.”

“Apa Anda ingin menjenguk istri Anda?” Dokter Kenneth bertanya.

Aleandro hanya mengangguk sopan menjawab pertanyaan dokter istrinya itu.

Istri Aleandro Gilren adalah Yunifer Amora, gadis yang dinikahinya setahun lalu karena sebuah.


Aleandro tidak mencintai istrinya ini bahkan sangat tidak menyukainya. Mereka menikah karena sebuah kecelakaan. Dua bulan yang lalu Yunifer tertangkap kamera tengah berselingkuh di sebuah hotel dan itu dimuat di koran.

Reputasi Aleandro jatuh setelah skandal itu diberitakan.

Aleandro kehilangan mukanya karena perbuatan istrinya dan langsung menceraikannya, namun Yunifer bersikeras tidak mau bercerai dan bahkan mengancam akan bunuh diri.

Aleandro sudah menoleransinya selama sebulan dan menyiapkan tunjangan yang cukup besar untuk Yunifer.

Tapi Yunifer tetap menolak dan bahkan mengadu pada kakeknya. Aleandro habis kesabaran karena ulah istrinya dan akhirnya membawa masalah mereka ke pengadilan. Tetapi Yunifer tidak datang ke sidang perceraiannya dan pergi ke kota C.

Tidak lama kemudian Aleandro mendapat kabar bahwa Yunifer mengalami kecelakaan di kota C. Setelah itu dia kemudian di bawa dan rawat di Rumah sakit terbaik di kota S dalam kondisi koma selama hampir dua Minggu.

Itu menunda sidang perceraian mereka.

Aleandro kali tidak akan tertipu lagi dengan permainan Yunifer yang ingin menunda perceraian mereka. Setelah menyelesaikan proyek penting, dia langsung menuju ke rumah sakit dengan membawa pengacaranya.

Aleandro belum menjenguk Yunifer sejak mendapat kabar kecelakaannya karena mengurus proyek terbaru yang di keluarkan perusahaannya sehingga dia tidak tahu kondisi terkini Yunifer.

“Anda seharusnya menghubungi saya, agar bisa menyambut Anda.” Dokter Kenneth menuntun Aleandro dan rombongannya ke kamar rawat VIIP Yunifer.

“Saya hanya singgah sebentar. Anda tidak perlu repot-repot mengantar, Dokter,” ujar Aleandro.

“Oh, baiklah.” Dokter Kenneth ingin bertanya lebih lanjut mengapa Aleandro hanya menjenguk istrinya sebentar padahal dia belum datang sekalipun menjenguk istrinya yang mengalami kecelakaan besar.

Tetapi Dokter Kenneth mengurungkan niatnya untuk bertanya.

Skandal istri Aleandro Gilren telah menjadi bulan-bulanan di media sosial mau pun di berita karena Aleandro Gilren sangat terkenal sebagai pengusaha muda paling  sukses di Ibukota.

Sudah pasti dia tidak ingin melihat istrinya lebih lama.

Aleandro dan Dokter Kenneth menyusuri lorong rumah sakit menuju ke kamar rawat VIIP Yunifer.

Aleandro tiba-tiba menghentikan langkahnya melihat sosok berpakaian pasien berjalan dengan susah payah tanpa bantuan siapa pun di lorong rumah sakit. Wanita itu bahkan dengan kasar menolak suster yang ingin membantunya.

Aleandro mengernyit melihat beberapa orang-orang berbisik-bisik menatapnya.

“Alen, ada banyak orang mengenal Yunifer, tapi apa yang dia lakukan keluar dengan kondisinya seperti itu. Apa dia ingin menarik simpati?”

Sekretarisnya yang bernama Sherly, sekaligus teman masa kecilnya berbisik di sampingnya.

Aleandro mengernyit semakin tidak senang. Dia mempercepat langkahnya mendekati Yunifer. Begitu dia hampir tiba di depan wanita itu. Tubuh Yunifer tiba-tiba terhuyung akan jatuh. Aleandro dengan sigap menangkapnya sebelum dia jatuh ke lantai.

“Apa lagi yang coba lakukan kali ini!"

Suara Aleandro menyimpan kemarahan. Wanita bodoh ini menggunakan segala cara untuk menarik simpati.

Dia menatap dingin wajah Yunifer yang pucat pasi. Wanita itu mengerjapkan matanya menatapnya dengan linglung.

“Kau siapa?” gumamnya sebelum pingsan di pelukan Aleandro.

Aleandro mengerutkan keningnya.

 Apa maksudnya tidak mengenalinya?

Apa dia mau bermain amnesia?

Menahan kemarahan di dalam dadanya, diam menggendongnya dengan gaya bridal style, lalu memerintah dengan dingin pada Dokter Kenneth. 

“Tunjukkan di mana kamarnya?”

“Mari ikuti saya.” Dokter Kenneth segera maju. Dia dapat merasakan suasana hati Aleandro tidak bagus.

***

Yuriel perlahan membuka matanya. Pemandangan langit-langit dan dinding kamar bercat putih masuk dalam penglihatannya. Sepertinya dia kembali ke kamar rawatnya.

“Anda sudah sadar?”

Yuriel mengerjapkan matanya lalu mengalihkan pandangannya menatap seorang dokter paruh baya yang berdiri di samping ranjangnya.

Dia mencoba untuk duduk, dan seketika mengerang kesakitan.

“Nyonya Yunifer, Anda belum boleh bisa bergerak.” Dokter itu buru-buru menghentikannya.

Yuriel sekejap menatapnya. “Kau panggil aku siapa?”

Dokter itu terlihat ragu-ragu. “Nyonya Yunifer?”

Yuriel mengerutkan keningnya.

 Apa dia disangka sebagai Yunifer?

 Berarti dokter itu mengenal Yunifer?

Yuriel mengalihkan pandangnya ke sekeliling kamarnya dan tatapannya jatuh pada sekelompok orang yang berkumpul di kamar rawatnya.


Tatapan terhenti pada sosok tampan yang duduk di sofa single dengan dikelilingi beberapa orang berjas dan seorang wanita cantik berdiri di sebelahnya.

Dia terlihat seperti seorang bos.

Yuriel mengerutkan bibirnya tidak senang. Dia merasakan ketidaksukaan terhadap keramaian, apalagi di ruang tertutup.

Yuriel mencoba untuk duduk dan dengan keras kepala mengabaikan larangan dokter Kenneth .

“Siapa orang-orang itu, mengapa mereka berkumpul di kamarku? Suruh mereka keluar!”

Emosi Yuriel sangat buruk sejak dia bangun. Entah mengapa dia memiliki kebencian terhadap orang-orang yang berada di sekitarnya. Itu mengingatkannya saat dia dilecehkan di ruang klub yang tertutup dan orang-orang berkerumun melecehkannya.

Beberapa orang di kamar itu terkejut. Ekspresi Aleandro tidak berubah. Dia bersedekap di sofa dengan wajah angkuh.

Yuriel menatapnya tidak suka. Sikapnya mengingatkannya pada sikap angkuh Thalia.

“Yunifer, apa kau mengingatku?”

Seorang wanita cantik mendekati Yuriel dan menatap kondisi tubuhnya prihatin.

“Haruskah aku mengingatmu?" Yuriel balik bertanya dengan dingin. 

“Oh, tidak. Apa kau benaran amnesia?”

Yuriel mengurutkan bibirnya menatapnya dengan ekspresi mencibir. Raut prihatin wanita itu terlihat palsu.

“Siapa kamu!” Dia membentak wanita itu melihat wajahnya yang teramat menjengkelkannya.

“Hentikan omong kosongmu.”

Yuriel mengalihkan pandangannya pada sosok yang duduk di sofa. Pria itu berdiri dan menghampirinya dengan langkah tegas.

“Berhenti berpura-pura dan segera tanda tangani surat cerainya sekarang juga. Kali ini aku sendiri yang akan mengawasimu menandatanganinya.” Aleandro meletakkan dokumen perceraian di depan Yuriel.

Yuriel melirik dokumen di depannya lalu menatap Aleandro dengan kening berkerut.

“Surat perceraian? Aku bahkan belum menikah. Kau siapa?”

“Jangan menguji kesabaranku dan segera tanda tangani suratnya sekarang juga.” Aleandro berkata tidak sabar.

“Aku bahkan tidak mengenalmu, mengapa aku harus menandatanganinya?” Yuriel melemparkan dokumen itu ke wajah Aleandro.

Bahkan jika orang itu adalah suami Yunifer, dia tidak membiarkannya menceraikan Yunifer begitu saja.

Raut wajah Aleandro dipenuhi dengan kemarahan. Sementara para bawahannya menahan napas dan berkeringat dingin. Mereka sangat tahu kemarahan bos mereka sangat menakutkan.

“Tuan Gilren, mohon tenang. Nyonya Yunifer baru saja sadar dari komanya karena kecelakaan. Emosinya mungkin tidak stabil.” Dokter Kenneth buru-buru menenangkan Aleandro.

Yuriel sekejap menoleh dan meraih kerah jas dokter itu begitu mendengar kata ‘kecelakaan’ .

 “Apa yang terjadi setelah kecelakaan itu!” Tatapan Yuriel seolah ingin menelan dokter itu bulat-bulat jika dia tidak segera menjawab pertanyaannya.

Dokter Kenneth ketakutan tatapan mengerikan Yuriel dan cengkeraman di kerahnya hampir mencekiknya. Dari mana dia mendapat tenaga begitu besar setelah mengalami kecelakaan?

Aleandro mengerutkan keningnya tidak senang karena ‘Yunifer’ mengabaikannya.

Dokter Kenneth buru-buru menenangkan Yuriel. “Nyonya, tenang. Anda selamat dari kecelakaan itu, sementara mobil Anda meledak bersama teman nyonya yang ada di dalam mobil.”


Komen (3)
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
kqkakakkakakalw
goodnovel comment avatar
Nabila Salsabilla Najwa
Bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
leonardo soso
??????????
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status