Helaan nafas keluar dari bibir Chrissy, wanita itu mencoba untuk keluar dari tempat yang terpencil. Kadang, Chrissy memikirkan bagaimana bisa Nevan memiliki rumah yang bahkan orang lain saja tidak akan tau. Dan jika pun ada yang tau, sudah dipastikan kalau mereka akan menganggap Chrissy itu setan alas yang berlirik, dan mengganggu warga. Hidupnya begitu berat, kedua orang tuanya begitu tega dengan Chrissy. Yang satu gila harta, yang satunya ingin menjual anaknya sendiri dengan orang asing hanya karena uang. Kalau saja dia punya pilihan, sudah dipastikan jika Chrissy akan bunuh diri sejak dulu. Setelah Nevan pergi, semuanya berubah. Hidup Chrissy berubah, pandangan Chrissy juga berubah. Barang terlarang, minuman alkohol bahkan sudah menjadi sahabat untuk Chrissy. Dulu, hampir setiap kalau Chrissy membutuhkan barang terlarang untuk membuatnya tenang. Selain mendengar ucapan kasar kedua orang tuanya, Chrissy juga sering mendengar kedua orang tuanya bertengkar hanya masalah sepele. Mere
Merasa bosan dengan apa yang dia lakukan, akhirnya Chrissy pun memutuskan untuk keluar dari rumah ini. Berhubung rumah ini juga bisa dikata tengah kota, Chrissy rasa … dia akan aman-aman saja. Dia bukan perempuan lemah, dia adalah perempuan kuat selama ini. Ibu dan ayahnya juga sudah berpisah cukup lama, kekerasan model apapun juga Chrissy rasakan. Hanya saja perempuan itu masih tidak percaya jika keduanya hanya mengharapkan warisan dari oma yang saat ini atas nama Chrissy. Mereka hanya memiliki satu anak, tetapi ayahnya juga sudah menikah dan memiliki anak. Sedangkan ibunya? Chrissy bahkan berpikir jika ibunya adalah wanita setia. Dimana ayahnya mengkhianatinya hingga menikah, sedangkan ibunya tidak tertarik dengan pernikahan. Nyatanya … Chrissy salah. Mengenakan topi dan juga hoodie milik Nevan, dia pun tersenyum tipis di balik masker hitam yang dia kenakan. Dia bisa melihat banyak orang, ke darahnya berlalu lalang di sekelilingnya. Dia tidak lagi melihat pohon hijau dan juga mende
“Jadi kasusnya sudah sampai mana?” tanya Auristella penasaran.Perempuan itu memutuskan datang ke tempat tinggal Chrissy untuk mengetahui masalah Chrissy yang sudah dua minggu hilang. Dan betapa terkejutnya Auristella ketika tahu jika Chrissy tinggal satu rumah dengan Nevan. Ya!! Nevan!! Ingin protes masalah ini, tapi perempuan itu tahu jika kedatangannya bukan untuk mempermasalahkan Nevan dan juga Chrissy tinggal dalam satu rumah. “Udah jauh banget dan lo pasti nggak tau.” jawab Nevan asal, hingga membuat Chrissy mau tidak mau melempari laki-laki itu dengan bantal. Jika saja ada sepatu atau golok, mungkin Auristella akan melemparinya dengan itu. “Bisa diem nggak?” Nevan mengangguk. “Bisa.”“Kalau bisa diem!!”Nevan mendengus, dia pun langsung menggeser duduknya untuk lebih dekat dengan Chrissy. Lebih tepatnya menempel layaknya lintah di bahu CHrissy. Meskipun perempuan itu selalu mendorong tubuh Nevan untuk pergi. Bukannya risih yang ada Chrissy geli sendiri dengan sikap Nevan akh
Edgar mengepalkan tangannya ketika melihat Chrissy dan juga Nevan semakin dekat. Laki-laki itu masih tidak terima dengan apa yang dia dengar beberapa hari yang lalu, dimana chrissy kembali menjalin hubungan dengan Nevan.Ya, perempuan itu sudah kembali ke sekolah. Meskipun harus berhadapan dengan banyak guru karena hilangnya Chrissy selama dua minggu. Belum lagi ketika perempuan itu masuk harus membuat gaduh dan terlambat, itu sebabnya banyak guru langsung memburu Chrissy akan hal ini. Dan sekarang di depan matanya sendiri, Edgar melihat Chrissy yang sibuk main basket? Sedangkan selama ini yang Edgar tahu perempuan itu paling jago ketika main basket. Dan di depan Nevan kenapa menjadi perempuan bego yang tidak tahu basket?“Sialan!!” umpat Edgar kesal.Zacky yang ada di sampingnya pun menoleh, melempar satu kotak rokok tepat di hadapan Edgar. “Lo bilang selangkah lagi, kok sekarang dia balik sama mantannya?” tanya Zacky penasaran.“Gue juga nggak tau dia kenapa balik sama mantannya!!”
Chrissy mendesah ketika dia baru saja menghabiskan satu mangkok mie ayam ceker yang Nevan belikan. Awalnya, Nevan ingin mengajak Chrissy keluar rumah, tapi yang ada Chrissy menolak karena malas bertemu dengan banyak orang. Dia tidak merasa takut dengan ibunya, atau anak buah ibunya yang akan menangkap Chrissy dan membunuhnya. Atau mungkin memaksa Chrissy menikah dengan Edgar, yang katanya, akan menikahkan Chrissy dengan orang lain, untuk menikmati harta kekayaan Chrissy. "Masih mikirin ucapan mama?" tanya Nevan yang tahu wajah bingung Chrissy. Chrissy menggeleng. "Ucapan lo lebih tepatnya!!" "Yang tadi?" Chrissy menggeleng cepat, memang itu kenyataannya. "Lo gak perlu mikirin itu, yang penting selamatkan hidup lo dulu, baru lo mikir ucapan gue tadi." ujarnya. "Gue kepikiran!!" dengan Chrissy.Laki-laki itu menggeleng, tidak seharusnya Chrissy memikirkan hal ini. Lagian, itu bilang ucapan formal atau penting. Yang jelas apa yang Nevan rasakan, Nevan katakan itu bukanlah hal yang pe
Nevan menepis tangan laki-laki yang baru saja mengelandangnya layaknya kambing. Dia pun menatap laki-laki itu dengan sengit, dan mengusap sudut bibirnya yang berdarah. "Apa sih lo!! Main tarik aja, lo pikir gue hewan apa!!" omel Nevan. Laki-laki itu berkacak pinggang. "Harusnya gue tanya, kenapa lo ke cafe gue terus berantem? Lo pikir ini area tinju?" Alis Nevan terangkat, "Cafe lo? Sejak kapan?" "Sejak … lo nggak perlu tau." cetus nya. Beban kembali mendengus, jika saja laki-laki di depannya usianya tidak lebih tua dari Nevan. Sudah dipastikan jika Nevan juga akan menghajar laki-laki itu tanpa ampun. Tanpa basa-basi, Nevan pun mengambil beberapa lembar tisu dan juga sebotol air mineral, itung-itung luka yang dia rasakan tidak kembali mengeluarkan darah kembali. Menepuk pelan, nyatanya Nevan masih saja meringis kesakitan. "Itu tadi kenapa lo berantem!! Gue pikir lo punya tempat tersendiri buat berantem sama lawan lo." Sekali lagi!! Nevan kembali mendengus, menarik nafasnya dal
"Gimana?" tanya Bobby. Chrissy hanya meliriknya saja tanpa main mengatakan apapun. Dia baru saja keluar dari ruang kepala sekolah lima belas menit yang lalu. Melihat Chrissy yang tidak nyaman dengan semua ini, akhirnya Nevan pun mengajak Chrissy untuk pergi. Dia juga meminta Bobby untuk bersabar, dia akan bercerita nanti ketika semuanya sudah membaik. Lagian, Nevan juga tidak ingin mood Chrissy berubah kembali.Berada di rooftop sekolah, Nevan pun mengeluarkan satu kotak rokok dari saku jaketnya. Melemparkan rokok itu pada Chrissy, dan membuat perempuan itu langsung bingung."Sejak kapan lo merokok?" tanya Chrissy heran, tangannya mengambil kotak rokok itu dan mengambil satu batang dan nyha satu korek api di dalamnya. "Bukannya itu punya lo? Gue temuin di tumpukan buku lo di rumah." jawab Nevan. Kepala Chrissy menoleh sejenak. Dia pun menatap Nevan dengan nanar. Seingatnya, dia belum membeli satu kotak rokok pun selama hidup bersama dengan Nevan. Jangankan beli, pegang uang saja
“Untuk apa anda menemui saya?” kata Chrissy dingin.Laki-laki paruh baya dan beruban itu tersenyum kecil, dia pun menggaruk alisnya, yang diyakini Chrissy tidak gatal sama sekali. “Kita tidak sengaja bertemu, Issy.”“Ya. Tapi anda bisa melewati saya jika anda mau, tanpa harus menampakkan diri anda di hadapan saya.”Leonardo terkejut dengan hal itu, dia pun menatap putrinya dengan tidak percaya. Dia tahu jika pertemuan mereka tidak sengaja, bukan berarti Leonardo tidak boleh bertemu dengan putrinya kan? Bagaimanapun Leonardo itu ayah biologis Chrissy, jadi dia masih memiliki hak untuk bertemu putrinya. Pengadilan juga tidak melarang Leonardo untuk menemui atau membawa Chrissy, perempuan itu sudah tujuh belas tahun dan sudah bisa memilih mau tinggal dengan siapa. Sayangnya Chrissy malah lebih memilih tinggal dengan Lena dibanding dengan dirinya. Meskipun Leonardo pernah berharap Chrissy memilih tinggal dengan Leonardo. “Kamu putriku, bagaimana mungkin aku melewatimu.” ucap Leonardo den