Share

Aku Menyebutnya Lara

Aku masih berteman benci, menatap sayu mata suamiku yang sedang duduk bersandar di dinding kamar sambil termangu. 

Aku memilih menjauh. Ketimbang duduk berjajar yang membuat dadaku terasa sesak. 

"Besok," ucapnya lirih memulai pembicaraan kami yang sebelumnya hening.

Aku membelalakkan mata, keningku berkerut mencoba mencerna ucapannya.

"Apa?" tanyaku, berpura-pura tidak memahami maksud ucapannya yang begitu singkat.

"Pernikahanku dengan dia digelar," jawabnya dengan suara serak. 

Kini Teguh yang kukenal kejam seolah beruba

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status