Share

Shassy ... dan Shassy

"Ehm!" dehem Keen.

Shassy dan Raka pun menghentikan aktifitas mereka. 

Shassy pun langsung menunduk malu, saat Keen semakin mendekat ke arah mereka.

"Ada apa Keen?" tanya Raka.

Keen pun langsung menatap Shassy sesaat, dan kemudian menatap Raka kembali. "Mama memintaku membawa Shassy ke dalam, ada sesuatu yang ingin di bicarakan."

Shassy pun melangkah maju, tapi dengan cepat, Raka berdiri di depan Shassy. "Katakan pada Tante, Shassy tidak enak badan. Jadi aku akan mengantarkannya pulang sekarang," tegas Raka.

"Mas," lirih Shassy.

Raka pun langsung menoleh, dan menatap tajam Shassy.

Shassy yang ingin membujuk Raka agar mengizinkannya menemui tante Tiara pun, akhirnya hanya bisa menunduk.

"Baik," sahut Keen sambil berbalik meninggalkan tempat tersebut.

'Ah, kenapa aku jadi seperti orang yang ketahuan selingkuh,' batin Shassy.

Raka pun langsung menoleh dan berbalik menatap Shassy. "Sayang, maafkan aku ya," ujar Raka sambil mengusap wajah Shassy.

Shassy pun mengangguk perlahan.

"Baiklah, ayo kita tinggalkan tempat ini," ujar Raka.

"Iya," sahut Shassy.

Akhirnya mereka pun masuk ke dalam mobil, dan meninggalkan tempat tersebut.

**

Di dalam ruang tamu keluarga Keen.

"Kak, di mana Kak Shassy?" tanya Dira sambil berjalan menghampiri Keen.

"Dia pergi," tukas Keen dengan nada yang kasar.

"Pergi ke mana Kak?" imbuh Dira.

Keen pun tak menyahut dan langsung pergi ke lantai atas, masuk ke dalam kamarnya.

            Setelah masuk ke dalam kamar, Keen segera menutup pintu kamar  dan mematikan lampu utama kamar itu.

Keen hanya menyisakan satu lampu tidur yang ada di dekat ranjangnya, membiarkan lampu tersebut tetap menyala. 

"Tap, tap, tap!" Suara langkah kaki Keen berjalan ke arah balkon.

Setelah sampai di balkon, Keen langsung menatap ke arah gerbang utama rumah tersebut.

Keen langsung mengacak-ngacak rambutnya, saat mengingat kejadian yang terjadi di dalam kamar itu dan begitu pun kejadian di tempat parkir tadi. 2 hal yang berlawanan itu, membuatnya pusing dan gelisah.

"Wanita itu mulai membuat aku gila," gumam Keen.

Keen pun diam cukup lama, dan kemudian ...

"Wanita sialan, dasar penggoda!" geram Keen, saat terlintas bayangan Shassy dan Raka yang sedang berciuman.

**

Keesokan harinya …

              Shassy pun bekerja seperti biasanya,  tak ada yang salah hari itu. Hingga …

Tring!! Ponsel Shassy berbunyi.

Shassy pun segera mengangkat ponselnya tanpa melihat nama yang tertera di dalam ponsel tersebut.

"Halo," sapa Shassy.

"Halo Sayang," sahut Raka,

"Eh, Mas ... ada apa? Tumben kamu telpon jam segini, emang lagi gak sibuk ya?" tanya Shassy sambil terus menatap layar komputernya.

"Kenapa? Kamu gak suka kalau aku menelpon?" goda Raka.

"Ah, kamu tuh ya ... ya suka lah, tapi inikan waktunya kerja, nanti—" Kalimat Shassy terputus, ketika tiba-tiba ponsel yang sedang di letakkan antara bahu dan telinganya itu di tarik oleh orang lain.

"Halo ... halo Shass," ujar Raka yang terus memanggil Shassy, karena Shassy tiba-tiba saja memutus kalimatnya.

"Pak," ujar Shassy sambil menatap Keen yang saat ini menatap tajam ke arahnya.

Keen pun tak menyahut sedikitpun, dan langsung membawa ponsel tersebut sedikit menjauh.

"Halo," sahut Keen.

"Halo Keen, ternyata itu kamu," ujar Raka dengan santai.

"Kamu tau kan, ini waktunya kerja. Di kantor ini di larang bermain ponsel saat waktu kerja," tegas Keen.

"Tapi kan dia itu calon ipar kamu."

"Apa seperti itu cara bekerja kamu? Tapi di sini berbeda, semua karyawan di sini sama. Bagaimana pun hubungan di luar, saat di dalam perusahaan semuanya sama." imbuh Keen yang bicara tegas seperti sebelumnya.

"Baiklah, aku salah. Tapi sore ini aku ingin dia pulang cepat, aku ingin mengajak dia dan kamu pergi."

Keen pun menautkan alisnya yang tebal.

"Sudahlah, nanti malam kita bertemu di tempat yang aku kirimkan, oke?"

"Hemm," gumam Keen.

"Sudahlah, jangan bersikap dingin seperti itu. Aku akan memberikan proyek yang menarik untukmu," bujuk Raka.

"Baiklah," sahut Keen.

Keen pun segera mematikan panggilan tersebut, lalu mengembalikan ponsel tersebut pada Shassy.

"Kamu tau apa kesalahanmu?"

Shassy pun menunduk. "Iya Pak, saya tau."

"Sudahlah ... Kamu segera siapkan berkas, kita akan rapat 10 menit lagi," ujar Keen sambil memijat-mijat keningnya.

"Baik Pak," sahut Shassy yang masih menunduk di hadapan Keen.

Keen pun segera berbaik dan pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Huh, dasar bos killer! Bikin jantungan saja." teriak Shassy.

Kemudian Shassy pun segera melakukan semua yang diperintahkan oleh Keen.

**

                    Setelah pulang kerja, Shassy pun pergi ke tempat parkir seperti biasa. Ia pun segera mengeluarkan motor maticnya dengan santai. Hingga ...

"Kamu mau ke mana?" tanya Keen.

"Saya mau pulang," sahut Shassy dengan santai.

"Apa kamu tidak punya janji?"

"Janji?" gumam Shassy  sambil mengerutkan keningnya.

Keen pun menghela nafas. "Ayo ikut aku."

"Tidak Pak, saya mau pulang. Saya mau segera istirahat," tolak Shassy.

Keen pun segera menatap Shassy dengan tajam.

"Maaf Pak, tapi ini sudah waktunya pulang kerja. Jadi saya tidak akan menuruti perkataan Anda," sahut Shassy sambil menatap ke arah lain menyembunyikan rasa takutnya pada Keen.

"Kamu mau ikut, atau dipaksa?" ancam Keen.

Mata Shassy pun membulat mendengar kalimat Keen. 

"Aku hitung sampai tiga, satu ... dua ...."

Shassy langsung mengangkat tangannya dan membuka buku jarinya lebar. "Baiklah, saya ikut Anda."

Keen pun tersenyum mendengar keputusan Shassy, dan melihat Shassy yang mengembalikan motornya ke tempat semula.

"Heh, menyusahkan saja," gerutu Shassy sambil masuk ke dalam mobil Keen.

Keen pun langsung mengemudikan mobilnya meninggalkan perusahaan dengan cepat.

"Kamu tidak senang?" tanya Keen. 

'Pakek tanya lagi, ya jelas gak senanglah. Dasar batako!' teriak Shassy di dalam hati.

"Tidak, Pak. Tapi, kita mau ke mana?" sahut Shassy sambil menunjukkan senyum palsu.

"Bukankah kamu ada janji dengan Raka," jawab Keen.

shassy pun langsung menepuk jidatnya. "Jadi ini karena mas Raka?"

"Kalau bukan dia, menurutmu karena apa?" sahut Keen.

"Astaga, pantas saja hari ini dia tidak protes saat aku menolak ajakannya, ternyata karena ada Bapak," ujar Shassy sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ssssst" Keen langsung mengerem mobil itu.

Shassy pun sempat terpental saat mobil itu berhenti mendadak.

"Hah, ada apa Pak?" tanya Shassy yang kebingungan, ia pun terus menatap sekitar, mencari tau jika ada sesuatu yang tertabrak atau sejenisnya.

Keen lalu menatap ke arah Shassy. "Jadi, Kamu menolaknya?" 

"Tentu saja, Bapak kan tau sendiri bagaimana sifat mas Raka itu. Anda dan mas Raka mah enak, mau libur ... tinggal libur, mau santai ... tinggal santai. Lha kalau saya dan para pegawai kecil lainnya kan harus kerja ekstra."

"Jadi kamu benar-benar menolaknya?" tanya Keen sekali lagi.

"Iya, Pak, memangnya ada apa sih?" tanya Shassy yang kelihatan bingung dengan tatapan aneh Keen.

Lalu ...

Tringgg! Bunyi ponsel Shassy.

"Halo," sahut Shassy.

"Halo Sayang, kamu dan Keen sudah sampai mana?" tanya Raka.

"Kamu nakal ya," sahut Shassy dengan nada manja.

"Hahhaha," tawa Raka, "Ya mau bagaimana lagi, lalu  kalian sudah sampai di mana?"

"Aku masih di jalan bersama Pak Keen," sahut Shassy.

'Sial sekali,' batin Keen.

"Berikan telpon ini pada Keen." ujar Raka.

Shassy pun menatap Keen. "Pak, mas Raka ingin bicara."

Keen pun mengambil ponsel milik Shassy. "Ya," sahut Keen.

"Kamu cepatlah sedikit, dan hati-hati membawa calon iparmu."

"Hemm." sahut Keen.

"Jangan sampai kamu membawa kabur calon iparmu," ujar Raka dengan santai.

Keen pun mengernyitkan dahinya, dan tak menjawab sedikitpun.

"Kenapa kamu tidak menjawab? Jangan-jangan kamu benar-benar ingin merebut iparmu? Hahaha," ujar Raka sambil tertawa santai.

Keen tau kalau Raka itu tidak sedang bercanda dengan dirinya, semua kalimat itu adalah sebuah sindiran untuk dirinya.

"Ah, mana mungkin mas, kamu jangan bicara aneh-aneh," sahut Shassy yang takut kalau Keen akan marah.

"Kamu dengar sendiri kata kekasihmu ini."

"Baiklah, kalau begitu aku tunggu kalian." ujar Raka.

Kemudian Raka segera mematikan panggilan tersebut, dan Keen pun segera melemparkan ponsel tersebut ke arah Shassy.

Dan Keen pun mengemudikan kembali mobilnya ....

*

               15 menit kemudian, akhirnya mereka pun sampai di tempat yang di tuju.

"Ini ...." ujar Shassy gelisah.

"Ayo masuk, kita lihat apa yang di inginkan oleh Raka," ujar Keen yang juga agak tidak senang dengan tempat yang dipilih Raka.

                Mereka pun masuk ke dalam sebuah tempat yang bernuansa jepang itu. Dan saat mereka memasuki tempat tersebut, terlihat seorang wanita yang sedang memakai pakaian khas jepang dan mengobrol santai dengan Raka.

"Sayang," panggil Raka yang segera berdiri dan menghampiri Shassy.

Shassy pun menyungging senyum canggung di bibirnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
R Shadow
sial😱😡😭
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status