Share

Lamaran dari Raka

"Masa sih ada hujan mawar?" gumam Shassy sambil mengambil setangkai mawar yang ada di hadapannya.

         Tiba-tiba ada sebuah tangan yang memeluk Shassy dari belakang. Shassy pun dengan cepat menginjak sepatu orang yang ada di belakangnya, lalu menarik sikunya ke belakang dan mengenai tepat ke perut orang yang ada di belakangnya.

"Hah, rasakan kamu!" teriak Shassy sambil menjauh dari orang yang ada di belakangnya.

Lalu Shassy pun terkejut melihat orang yang ada di belakangnya tadi.

"Ishhh!" desis orang tersebut sambil memegangi perutnya terlihat kesakitan.

"Kamu Mas," ujar Shassy sambil mendekat ke arah Raka, "Kamu sih, ngagetin aku," ujar Shassy sambil mengusap-usap perut Raka.

Raka pun segera berdiri tegap, sedangkan Shassy masih terus mengusap-usap perut Raka. 

"Iya benar, di situ ... aduh, aduh," ujar  Raka yang kini tengah menggoda Shassy.

              Para karyawan yang ada di kantor tersebut mulai mendekat dan berdiri mengelilingi Shassy dan Raka, seolah sedang melihat pertunjukan drama ...

Shassy yang terlambat menyadari kalau dirinya sedang di tatap oleh banyak orang pun, segera mengganti sikapnya.

Shassy segera berdiri tegap dan menatap tajam ke arah Raka. "Kamu mempermainkan aku?"

Raka lalu tersenyum dan memeluk Shassy kembali. "Kalau iya, kenapa?"

Shassy pun berusaha melepaskan dirinya dari Raka, tapi Raka semakin erat memeluk pinggangnya.

"Mas, lepaskan. Malu tau ...." lirih Shassy.

"Aku tidak malu," ujar Raka. Lalu Raka menatap para pegawai yang mengelilingi mereka, "Hei, apa menurut kalian, ini hal yang memalukan?"

"Tidak," ujar para karyawan serempak.

Lalu ...

"Memalukan!" sahut seseorang dari arah lain.

Shassy, Raka dan semua orang pun menatap ke arah orang yang baru keluar dari lift itu.

Raka pun tersenyum sinis. "Apa maksudmu Keen?"

"Ini perusahaan, bukan taman," tegas Keen.

Raka pun segera berjalan dengan santai ke arah Keen. "Maaf kalau begitu, hari ini aku minta izin pada kamu, karena akan membuat  heboh perusahaan kamu."

Keen mengernyitkan keningnya saat mendengar ucapan Raka.

"Karena kamu diam saja, aku anggap kamu menyetujui permintaanku," imbuh Raka sambil tersenyum cerah ke arah Keen.

PLOK! PLOK! PLOK! Raka menepuk tangannya 3 kali.

Lalu munculah beberapa orang yang masuk ke dalam ruangan tersebut. Orang-0rang itu lalu membagikan sekotak coklat pada setiap orang yang ada di ruangan itu.

Para karyawan pun terlihat senang menerima hadiah dari Raka. 

"Anggap saja, ini hadiah perkenalan dariku untuk semua teman Shassy," ujar Raka sambil tersenyum ramah ke arah semua orang.

"Terima kasih," ujar salah satu teman Shassy yang kemudian diikuti oleh yang lain.

Wajah Shassy pun memerah karena mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Raka tersebut.

"Mas," lirih Shassy.

Raka pun segera menatap  Shassy, kemudian ia berlutut di hadapan Shassy. "Sayang, maukah kamu menjalani hubungan yang lebih serius denganku?" tanya Raka sambil membuka sebuah kotak, dan menawarkannya pada Shassy.

Wajah Shassy pun  semakin memerah, saat semua orang berseru, agar ia  menerima cincin yang ada di kotak tersebut.

"Mas ...." ujar Shassy sambil mengulum senyum di bibirnya.

"Ayo cepat, kakiku hampir keram," kelakar Raka.

"Ah, Mas ...." sahut Shassy malu-malu.

Raka pun tersenyum senang, saat mengetahui Shassy yang tengah malu-malu.

"Terima! Terima!" seru teman-teman kantor Shassy.

Akhirnya Shassy pun mengulurkan tangannya, dan Raka pun dengan cepat memakaikan cincin tersebut ke jari manis Shassy. Tapi ...

"Eh," ujar Raka saat cincin tersebut tidak muat di jari manis Shassy.

Shassy pun menahan tawa saat melihat Ekspresi wajah Raka. "Makanya, lain kali kalau mau membelikan aku cincin kasih tau aku dulu, biar bisa pas."

Raka pun berdiri.

Shassy pun segera melepas cincin tersebut dari jari manisnya dan memakainya di jari kelingking.

Raka pun segera menggenggam tangan Shassy dan mengecup punggung tangan wanita kesayangannya itu. 

"Baiklah, setelah ini aku janji, kita akan mencari cincin pernikahan kita bersama-sama," ujar Raka dengan tatapan mesranya.

Shassy pun mengangguk pelan.

Semua orang yang ada di ruangan itu pun bertepuk tangan dan bersorak senang atas momen tersebut.

             Keen yang melihat hal tersebut dari kejauhan, hanya bisa mengepalkan tangannya karena menahan amarah yang ada di dalam hatinya.

 **

Sore harinya ...

"Pak, ini dokumen yang Anda minta," ujar Shassy sambil meletakkan dokumen tersebut di atas meja Keen.

Keen lalu melirik ke arah  cincin yang melingkar di jari kelingking Shassy.

"Apa Kamu senang?" tanya Keen.

"Hah, senang apa Pak?" tanya Shassy yang bingung dengan pertanyaan Keen,

"Ah, bukan apa-apa," jawab Keen sambil mengalihkan pandangannya.

'Apa sih maksud laki-laki ini, aneh sekali,' batin Shassy.

"Baiklah kalau begitu Pak," ujar Shassy sambil membereskan buku yang berantakan di atas meja Keen, "Oh, iya Pak, semua pekerjaan saya sudah selesai dan ini sudah waktunya pulang, jadi saya izin untuk pulang." ujar Shassy yang masih sibuk membersihkan meja Keen.

"Memangnya Kamu ada acara apa?" tanya Keen.

"Eh, itu Pak, saya dan teman-teman akan pergi bersantai setelah ini," ujar Shassy.

Keen pun menatap Shassy. "Apa ini tentang kejadian tadi siang?"

Shassy pun tersentak dan kemudian tersenyum canggung. "Ah, iya Pak, biasa ... teman-teman meminta traktiran untuk hal itu."

"Kamu tidak mengundangku?" tanya Keen.

"Ha?" Shassy terkejut mendengar ucapan Keen.

"Kenapa? Jadi, kamu tidak berniat mengundangku?" tandas Keen.

"Ah, maaf, bukan begitu Pak maksud saya."

"Jadi kamu mengundangku?" tanya Keen yang setengah memaksa.

Shassy pun akhirnya menarik bibirnya, dan tersenyum palsu ke arah Keen. "Tentu saja, pasti saya akan mengundang Anda. Kalau nanti Bapak ada waktu luang, saya sangat berharap Bapak bisa ikut bersantai bersama kami."

"Baiklah, nanti aku akan datang, tapi mungkin agak sedikit terlambat." ujar Keen.

"Baik Pak, terima kasih." ujar Shassy dan segera meninggalkan ruangan tersebut.

"Ah, laki-laki itu memang suka menyusahkan saja. Ah sudahlah, terserah kalau dia benar-benar mau datang," gerutu Shassy di dalam hati.

**

               Malam itu sesudah semua orang pulang kerja, Shassy dan beberapa teman kantor yang dekat dengannya pun sudah berkumpul di salah satu restoran.

Mereka pun segera masuk ke dalam sebuah ruangan yang tertutup.

"Baiklah, gaess! Karena tadi siang Shassy baru di lamar ... maka malam ini, kalian boleh pesan apa pun sepuasnya," ujar salah satu teman Shassy.

"Selamat untuk Sekertaris terkuat!" seru teman-teman Shassy dengan kompak.

        Akhirnya Shassy dan semua teman-temannya pun makan dan minum-minum bersama.

Shassy yang mendapat tantangan untuk minum 5 gelas beer pun, menyelesaikan tantangan tersebut dengan sukses. Tapi akhirnya ...

"Shass ... Shass," panggil salah satu teman Shassy sambil menggoyang-goyangkan tubuh Shassy.

"Iya, aku mau 1 gelas lagi," ujar Shassy yang sudah mabuk berat.

Terlihat beberapa teman Shassy pun juga sudah mabuk dan mulai menceracau tidak jelas.

Lalu ...

Klak! Keen pun membuka pintu ruangan tersebut.

Mata Keen membulat, ketika melihat Shassy yang sudah berantakan.

"Dia mabuk?" tanya Keen pada teman Shassy yang masih sadar.

"Iya Pak," sahut orang tersebut.

"Kamu bayar," ujar Keen sambil mengeluarkan black card dari dalam dompetnya, "Aku akan membawa Shassy pulang."

Teman Shassy pun hanya bisa melihat saja, ketika Keen menggendong Shassy dan membawanya pergi dari tempat tersebut.

**

               Setelah 10 menit mengendarai mobil, akhirnya Keen pun sampai di parkiran salah satu gedung tinggi di tengah kawasan elit yang ada di Jakarta.

Keen pun segera menggendong Shassy memasuki gedung tersebut.

"Ah, wanita ceroboh. Bisa-bisanya dia minum seperti itu," gerutu Keen  sambil menggendong Shassy masuk ke dalam apartemen miliknya.

Keen pun segera membaringkan Shassy di atas ranjang kamar tersebut.

"Hah, dasar wanita," gerutu Keen.

            Tak lama kemudian, Shassy pun bangun dari ranjang tersebut lalu memeluk Keen dari belakang. 

"Ah, kamu sedang apa?" tanya Shassy.

"Aku sedang ganti baju, lepaskan aku," ujar Keen.

Shassy pun semakin erat memeluk Keen. "Ah, tidak. Aku ingin mengusap perut kamu."

Shassy pun memasukan tangannya ke dalam kemeja Keen dan mulai mengusap perut Keen dengan lembut.

"Kamu tau, apa yang kamu lakukan ini sangat berbahaya, aku bisa saja—"

Kalimat keen terhenti, ketika Shassy tiba-tiba saja menarik tubuhnya dan membuat Keen terjatuh di atasnya.

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Muhammad Haris
mantap sekali cerita nya
goodnovel comment avatar
ibo abbi
mantap bro
goodnovel comment avatar
Desy Destyani
hadeuuhhh nunggu gratisan ini mahal banget 14 Koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status